PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Retinitis pigmentosa dengan tanda karakteristik degenerasi sel epitel retina
terutama sel batang dan atrofi saraf optik, menyebar tanpa gejala peradangan.
Retina mempunyai bercak dan pita halus yang berwarna hitam. Merupakan
kelainan yang berjalan progresif yang omset bermula sejak masa kanak-kanak.
Umumnya proses mengenai seluruh lapis retina berupa terbentuknya
jaringan ikat secara progresif lambat disertai proliferasi sel pigmen pada seluruh
lapisnya. Terjadi pembentukan massa kebiru-biruan yang masuk ke dalam badan
kaca.
Retinitis pigmentosa merupakan kelainan autosomal resesif, autosomal
dominan, X linked resesif atau simpleks. Kebanyakan pasien tanpa riwayat
penyakit pada keluarga sebelumnya. Berjalan perlahan dan progresif. Pada bagian
perifer atau ekuator retina tertimbun pigmen berbentuk susunan tulang, dengan
pembuluh darah koroid yang dapat dilihat. Pigmen meluas ke arah sentral dan
perifer. Pada atrofi berlanjut maka sel ganglion retina terkena yang akan
mengakibatkan atrofi papil saraf optik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Retinitis pigmentosa adalah sekelompok kelainan yang diturunkan dengan
karakteristik peripheral vision loss dan night vision difficulty (nyctalopia) berjalan
progresif yang dapat menyebabkan central vision loss.
2.2 Etiologi
Retinitis pigmentosa merupakan kelainan autosomal resesif, autosomal
dominan, X linked resesif atau simpleks. Kebanyakan pasien tanpa riwayat
penyakit pada keluarga sebelumnya.
2.3 Epidemiologi
a. Frekuensi
Kejadian Retinitis Pigmentosa di seluruh dunia kira kira mencapai
1:5000. Terdapat 1 : 4000 penderita Retinitis Pigmentosa di USA,
sedangkan karier 1 : 100. Di Switzerland telah dilaporkan penderita
retinitis Pigmentosa sebanyak 1 : 7000.
Penelitian yang dilakukan oleh Grover et al menemukan bahwa pasien
dengan retinitis Pigmentosa yang berumur 45 tahun ke atas : 52%
mengalami perbaikan penglihatan pada satu mata, 25% memiliki tajam
penglihatan 20/200, dan 0,5% tidak dapat melihat.
b. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak daripada wanita.
c. Umur
Biasanya terdiagnosa pada dewasa muda. Dapat juga ditemukan pada
anak kecil dan dewasa usia 30 50 an.
2.4 Patofisiologi
Degenerasi sel epitel retina terutama sel batang dan atrofi saraf optik,
menyebar tanpa gejala peradangan. Retina mempunyai bercak dan pita halus yang
berwarna hitam. Merupakan kelainan yang berjalan progresif yang omset bermula
sejak masa kanak-kanak. Umumnya proses mengenai seluruh lapis retina berupa
terbentuknya jaringan ikat secara progresif lambat disertai proliferasi sel pigmen
pada seluruh lapisnya. Terjadi pembentukan massa kebiru-biruan yang masuk ke
dalam badan kaca.
Retinitis pigmentosa merupakan kelainan autosomal resesif, autosomal
dominan, X linked resesif atau simpleks. Kebanyakan pasien tanpa riwayat
penyakit pada keluarga sebelumnya. Berjalan perlahan dan progresif. Pada bagian
perifer atau ekuator retina tertimbun pigmen berbentuk susunan tulang, dengan
pembuluh darah koroid yang dapat dilihat. Pigmen meluas ke arah sentral dan
perifer. Pada atrofi berlanjut maka sel ganglion retina terkena yang akan
mengakibatkan atrofi papil saraf optik. dan terdapat beberapa pandangan pada
penyakit ini :
-
Intoksikasi fenotiazin
Sifilis
Rubela kongenital
Resolusi ablasi retina eksudatif
Defisiensi vitamin A
2.7 Diagnosis
Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan :
-
Funduskopi
Penumpukan pigmen perivaskular di bagian perifer retina. Terdapat atrofi
pigmen epitel retina arteri menciut, sel dalam badan kaca dengan papil
2.8 Penatalaksaan
2.9 Prognosis
52% mengalami perbaikan penglihatan pada satu mata, 25% memiliki
tajam penglihatan 20/200, dan 0,5% tidak dapat melihat.
BAB III
KESIMPULAN
atau simpleks.
Pria lebih banyak terkena daripada wanita, terbanyak ditemukan pada usia
dewasa muda, namun dapat juga ditemukan pada anak dan dewasa umur 30
50 an .
Gejala klasik Retinitis Pigmentosa :
Nyctalopia (tidak dapat melihat pada malam hari), hilangnya penglihatan;
biasanya perifer, dalam kasus lanjut kehilangan penglihatan sentral, photopsia