NIM
: 1304103010033
Senyawa-senyawa fenol.
Senyawa fenol diduga berperan sebagai antioksidan sehingga dapat
memperpanjang masa simpan produk asapan. Kandungan senyawa fenol dalam
Senyawa-senyawa asam.
Senyawa-senyawa asam mempunyai peranan sebagai antibakteri dan membentuk
citarasa produk asapan. Senyawa asam ini antara lain adalah asam asetat,
atau asap cair. Dari satu kali proses dituai sebesar 54% asap; 30% arang. Arang
diambil setelah tungku dibuka. Asap cair yang dihasilkan grade ketiga: warna kuning
kecoklatan pekat dan beraroma kuat. Asap itu berguna sebagai Penggumpal Karet
pengganti asam semut, Pengganti Antiseptik untuk ikan, menghilangkan jamur dan
mengurangi bakteri patogen yang terdapat di kolam ikan, antiseptik, dan lateks.
4. Karena uap cair masih berwana gelap dan mengandung tar, asap cair diuapkan
kembali ke destilasi. Satu kali destilasi, asap cair berubah menjadi kuning bening.
Aromanya mulai berkurang sehingga asap kelas II itu diorentasikan untuk pengawetan
bahan makanan mentah seperti daging, ayam, dan ikan.
Asap disuling lagi untuk kedua kalinya. Hasilnya berupa asap cair yang berwarna
putih yang termasuk kelas satu. Lantaran tanpa aroma, asap cair itu digunakan sebagai
bahan pengawet bahan makanan siap saji seperti mie basah, bakso, dan tahu.
B. MANFAAT PEMBUATAN ASAP CAIR
Asap cair memiliki banyak manfaat dan telah digunakan berbagai industri, antara lain:
1. Industri Pangan.
Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma
yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya.
Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan
menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti
pencemaran lingkungan, proses tidak dapat dikendalikan, kualitas yang tidak
konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat
dihindari.Penggunaan asap cair untuk pengawetan bahan makanan seperti mie basah,
tahu, daging ayam, bakso, daging sapi segar, daging sapi asap, serta ikan untuk
meningkatkan keamanan pangan dan lingkungan khususnya dengan menggunakan
asap cair akan semakin besar peranannya dalam penyediaan dan pemenuhan protein
baik hewani dan nabati, dan mencegah penggunaan pengawet berbahaya seperti
formalin dan borak, dan mengembalikan kepercayaan masyrakat akan amannya bahan
makanan tersebut bila dikonsumsi. Keuntungan penggunaan asap cair menurut Maga
(1987) antara lain lebih intensif dalam pemberian citarasa, kontrol hilangnya citarasa
lebih mudah, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan pangan, lebih hemat
dalam pemakaian kayu sebagai bahan asap, polusi lingkungan dapat diperkecil, dan
DAFTAR PUSTAKA
Yunus,M. 2011. .Teknologi Pembuatan Asap Cair dari Tempurung Kepala Sebagai
Pengawet Makanan. Jurnal Sains dan Inovasi. 7(1) : 53 61