(F1314005)
Dony Pratomo
(F1314033)
(F1314060)
(F1314094)
COSO (1999)
reporting
yang
memiliki
karakteristik
yaitu
memiliki
Standards
Board
(ASB)
di
Amerika
Serikat telah
Mendeteksi
Ketidakberesan);
2 | Page
dan
Melaporan
Kesalahan-kesalahan
dan
in
Financial
Statement
Audit,"
(Pertimbangan
(Pertimbangan
Kecurangan
dalam
Audit
Laporan
Keuangan).
2. Standar Profesional Akuntan Publik
Pada
dasarnya
tanggung
jawab
akuntan
public
dalam
Jawab
Moral
(Moral
Responsibility),
yaitu
Jawab
tanggungjawab
di
Hukum
luar
(Legal
batas
Responsibility),
standar
profesinya
yaitu
atau
COSO
kecurangan
yang
dilakukan
diselidiki
dengan
oleh
cara
menelaah
Securities
and
tuduhan
Exchange
dalam
penelitian
tersebut
terkait
tentang
sifat,
menjadi
perhatian
terus-menerus.
Besarnya
kasus
kecurangan.
Dalam
kurun
waktu
(dua)
tahun
pendapatan
terus
bermunculan
sebagai
jenis
akhirnya,
konsekuensi
dari
kecurangan
adalah
5 | Page
dan
Pendeteksian
Fraudulent
Financial
Reporting
Perusahaan harus mengambil langkah-langkah komprehensif untuk
memproteksi sistem informasinya. Metode yang paling efektif untuk
memperoleh security system yang mencukupi adalah terletak pada
integritas (integrity) karyawan perusahaan.
Perusahaan dapat
kemungkinan
karyawan
melakukan
fraud
dengan
memperhatikan:
1. Hiring and Firing Practices, yakni dalam hal perekrutan maupun
pemberhentian karyawan harus menerapkan kehati-hatian dan
selektif.
2. Managing Disgruntled Employees, yaitu sebagian besar karyawan
melakukan fraud dengan alasan sebagai balasan atas kesalahankesalahan yang pernah ditimpakan kepada mereka.
3. Employee Training, adanya rasa percaya bahwa keamanan
merupakan
tanggungjawab
bersama
(manajemen
maupun
integritas
proses
pelaporan
keuangan
(financial
reporting).
2. Mengidentifikasi dan memahami faktor- faktor yang mengarah ke
fraudulent financial reporting.
3. Menilai
resiko
fraudulent
financial
reporting
di
dalam
perusahaan.
4. Mendesain dan mengimplementasikan internal control yang
memadai untuk financial reporting.
6 | Page
7 | Page
namun
dapat
dalam
dilakukan
prosesnya
dalam
(tiga)
Asset
bentuk
atau
kurang
saji)
dan
laporan
non-keuangan
yang
menyesatkan.
3. Korupsi/ Corruption (bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut pada
Sub Bab III. Korupsi). Dalam Fraud Tree, korupsi terdiri dari 4
(empat) macam, meliputi:
a. Benturan Kepentingan/ Conflict of Interest;
b. Penyuapan/ Bribery;
c. Gratifikasi Ilegal/ Illegal Gratuities; dan
d. Pemerasan Ekonomi/ Economic Extortion.
Fraud Tree sangat membantu akuntan forensic dalam memetakan,
mengenali, dan mendiagnosis fraud yang terjadi dalam lingkungan
kerja. Dengan memahami gejala-gejala penyakit fraud (red flags)
dan menguasai teknik-teknik audit investigative, akuntan forensic
dapat mendeteksi jenis fraud tersebut.
Perbedaan kondisi antar negara terutama dari segi iklim bisnis dan
birokrasi, menuntut auditor untuk mengembangkan fraud tree atas
tindak pidana yang sedang diperiksa dengan model dan metodenya
sendiri.
D. Akuntansi Forensik dan Jenis Fraud
8 | Page
dan
Fraudulent
memusatkan
Statement,
perhatiannya
pada
akuntan
cabang
forensic
hanya
Corruption
dan
elektronis,
terintegrasi,
dan
besar-besaran
atau
(tiga)
elemen
yang
muncul
bersamaan
dan
Masalah
yang
timbul
berasal
dari
kegagalan
personal/
9 | Page
yang
dimiliki
(Perceived
Opportunity).
Cerssey
peluang
Information
ini,
yakni
yaitu:
(a)
pengetahuan
Informasi
bahwa
Umum/
General
kedudukan
yang
(Rationalization),
yaitu
mencari
pembenaran
yang
muncul
adalah
bagaimana
kondisi
korupsi
di
Indonesia sekarang?
Mengutip
dari
pernyataan
salah
satu
Plt.
Wakil
Ketua
Komisi
10 | P a g e
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI),
Korupsi
artinya:
(2013:2)
menyebutkan
bahwa
korupsi
merupakan
mendefinisikan
korupsi
berdasarkan
pendekatan
negara
yang
dari
segi
materiil
perbuatan
itu
tindakan
yang
dilakukan
pada
jajaran
tingkat
tinggi
Corruption
(Korupsi
Skala
Kecil),
mengacu
pada
Misalnya:
Untuk
mengurus
urusan
administrative
(contoh: Akte kelahiran anak, e-KTP, SIM, Izin Buka Usaha, dsb)
akan dipermudah apabila ada uang tambahan atau istilahnya
uang pelicin untuk petugas pengurus.
13 | P a g e
oleh
menyalahgunakan
pengambil
posisi
keputusan
mereka
untuk
politik,
yang
mempertahankan
Expossure (Tekanan);
Opportunities (Peluang/ kesempatan);
Greeds (Keserakahan); dan
Needs (Kebutuhan).
utama
dalam
menjalankan
perekonomian
negara.
akan
mudah
melenggang
untuk
partai
melakukan
atas
sumber
daya
negara,
pada
gilirannya
akan
Indonesia
untuk
menjadi
mitra
bisnis
anak-anak
budaya.
Namun,
korupsi
merupakan
masalah
yang
perekonomian
dan
kelembagaan
yang
meningkatkan
DARI
TINJAUAN
SOSIOLOGIS
DAN
SOSIOLOGIS
ADITJONDRO
1. Korupsi dari Tinjauan Sosiologis
Prof. Syed Hussein Alatas, guru besar pada Jurusan Kajian
Melayu, Universitas Nasional Singapura merupakan penulis
perintis mengenai masalah korupsi di kawasan tersebut. Dari
kasus-kasus korupsi sekitar tahun 1970-1980-an yang dilaporkan
oleh Prof. Alatas, dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) Tipologi
korupsinya
tidak
banyak
berubah.
Beberapa
di
antaranya
merupakan penyakit kekanak-kanakan alias mencuri terangterangan; (b) Bahkan pemain-nya masih yang itu-itu juga
(meskipun sudah berganti nama); dan (c) Gebrakan membawa
sukses sesaat.
2. Korupsi menurut tinjauan sosiologis Aditjondro
16 | P a g e
sampai
sekarang
belum
terlaksana?
Kalaupun
rezim
pasca-Soeharto
tidak
berusaha
melakukan
mantan
penguasa
dengan
segala
cara
pemindahan kekayaan.
Mengamati Pemilu Tahun 2009, George Aditjondro menganalisis
rahasia di balik kemenangan Partai Demokrat, yang suara
pemilihnya naik tiga kali lipat dalam suatu periode pemerintahan
dari sekitar 7% menjadi sekitar 20%. Menurut Aditjondro,
penggalangan dana yang luarbiasa, serta besarnya pembelian
suara (vote buying) oleh para kadernya, memainkan peranan
dalam melonjaknya angka pemilu Partai Demokrat dan calon
presidennya. Aditjondro mencatat resistensi Partai Demokrat
terhadap penggunaan hak angket DPR untuk mengungkapkan
skandal Bank Century, dan keinginan petinggi-petinggi partai itu
untuk menutupi hal-hal yang mencurigakan dalam pemberian
dana talangan yang jauh melebihi yang sudah disepakati oleh
parlemen.
17 | P a g e
melihat
kebutuhan
akan
dana
kampanye
yang
jalan
bagi
korporasi-korporasi
raksasa
untuk
C. COST KORUPSI
Apa yang dimaksud dengan Cost Korupsi?
Korupsi membawa dampak yang buruk kepada masyarakat dalam
berbagai hal. Dalam kasus terburuk menyangkut biaya hidup.
Menurut Transparency International, cost korupsi dapat dibagi
menjadi 4 (empat) kategori utama, antara lain: politik, ekonomi,
social, dan lingkungan.
1. Dalam hal politik,
korupsi
menjadi
kendala
utama
untuk
menjadi
lebih
menerapkannya.
Hal
buruk
bagi
tersebut
negara
sangat
yang
menantang
sedang
untuk
kantong
mereka
daripada
mengutamakan
yang
adil
dan
mendistorsi
persaingan,
yang
pada
saling
percaya
dan
bersikap
apatis
dapat
menjadi
sistem
ekologi
menjadi
porak
poranda.
Dari
pertambangan, penebangan liar, dan perusahaan di dunia terusmenerus membayar suap sebagai imbalan atas kerusakan yang
tak terbatas.
19 | P a g e