Akuntansi
PSAK, IFRS
(Ekstern) Stakeholder, Kreditur,
Serikat Pekerja, Pemerintah,
Manajemen(Internal)
Rupiah dan mata uang lain
Pedoman
Pengguna
Laporan
Keuangan
Mata Uang
dalam penyajian
laporan
Pencatatan
Asas Substance Over Form
Pajak
KUP, PP, KepMenkeu,
Fiskus
Rupiah
perpajakan
Batas Waktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan
1.
2.
3.
4.
5.
ekonominya
4 bulan setelah akhir tahun pajak
Akuntansi
Pajak
Ketentuan undang-undang
perpajakan
sebagai dasar menentukan pajak
keuangan
Pengguna
Sifat Informasi
Mata Uang
Penyajian
Pencatatan
pemegang
saham,
kreditur, fiskus
karyawan, fiskus, manajemen,
regulator, dan masyarakat
dapat digunakan oleh umum
Rahasia
dapat disusun dengan mata
wajib disampaikan dengan mata
uang rupiah, atau mata uang lain
uang selain rupiah
yang diizinkan
Asas Substance Over Form
memenuhi syarat dan ketentuan
mengutamakan substansi ekonomi
perpajakan
Batas Waktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan
Tujuan
Penyajian
Ciri-ciri
12.
ekonominya
4 bulan setelah akhir tahun pajak
akan menghasilkan under statedagar laporan tampak low profile. Laporan keuangan
fiskal umumnya kurang memberikan toleransi atau fleksibilitas pemilihan standar.
Ekualisasi (persamaan) perlakuan kepada semua Wajib Pajak menghendaki adanya
keseragaman penyelenggaraan dan pengaturan untuk keperluan penentuan laba yang
digunakan sebagai dasar penentuan besarnya pajak. Walaupun mengikuti prinsip
akuntansi, assesment pajak bergantung pada kebijakan dan putusan otoritas pajak yang
dapat mengesampingkan praktek dan pemikiran profesi dan ketentuan pajak yang
terutama didesain untuk kebijakan ekonomi dapat mengakibatkan pelaporan yang
dihasilkan menyimpang dari konsep Kewajaran penyajian yang digunakan dalam
akuntansi komersial.
C. Prinsip Akuntansi Sebagai Subyek Perbedaan Orientasi
Prinsip akuntansi yang menjadi fokus perbedaan orientasi antara pelaporan
keuangan fiskal dan pelaporan keuangan komersial adalah:
1. Penetapan Beban dan Pendekatan
Akuntansi komersial menghendaki pengakuan penghasilan pada saat realisasi
transaksi pertukaran dan pembebanan beban atau biaya dalam masa yang sama
dengan pengakuan penghasilan mendasarkan
(tanpa,
dalamkondisi
tertentu,
memperhatikan
yuridis
formalnya).
5. Terdapat alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan mengakibatkan variasi
dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar WP.
6. Informasi kualitatif, sedangkan fakta (yang tidak mendasar) yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya dikesampingkan.
E. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Fiskal
Dengan prinsip akuntansi dan ketentuan perpajakan yang mengatur tentang
pengukuran dan pengakuan maka timbul bagaimanakah Wajib Pajak melakukan
pembukuan agar terpenuhi kebutuhan untuk keperluan pelaporan komersial dan pajak.
Agar semua kebutuhan dapat terpenuhi pembukuan dapat diselenggarakan berdasarkan
standar akuntansi dan laporan keuangan fiskal yang disusun berdasarkan standar
akuntansi sedangkan untuk kepentingan perpajakan maka laporan keuangan fiskal dapat
dihasilkan melalui suatu rekonsiliasi antara standar akuntansi dan ketentuan perpajakan.
Laporan keuangan fiskal disusun setelah laporan keuangan komersial selesai. Jadi bisa
dikatakan bahwa laporan keuangan fiskal merupakan produk sampingan dari laporan
keuangan komersial.
Dokumen
Dasar
Jurnal
Buku
Besar
Dicocokan
Neraca
Percobaan
Neraca
Percobaan
Rekonsiliasi
Laporan
Buku Besar
F. Hubungan Laporan Keuangan Fiskal Dengan Laporan Keuangan Komersial
Keu. Fiskal
Pembantu
Laporan keuangan fiskal (yang dilampirkan pada SPT) dapat disusun dengan
proses penyesuaian atau rekonsiliasi ketentuan perpajakan terhadap laporan keuangan
komersial. Untuk
riil). Selisih antara keduanya dicatat sebagai pos aktiva lain-lain di neraca yang secara
teoritisdapat dialokasikan dari waktu ke waktu. Dari praktek itu tampak SAK
memberikan kelonggaran kepada pengusaha untuk memilih metode akuntansi pajak
penghasilan.
LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL.
Akuntansi komersial atau disebut juga akuntansi keuangan merupakan aktivitas jasa yang
menyediakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Informasi ini diperoleh
melalui suatu proses akuntansi. Lebih lanjut informasi tersebut diperlukan oleh setiap entitas
usaha untuk mengetahui posisi dan hasil usahanya. Sehingga tujuan utamanya antara lain
untuk menyediakan laporan keuangan kepada manajemen dan pihak-pihak pemangku
kepentingan.
Sedangkan Akuntansi fiskal atau biasa disebut akuntansi pajak merupakan bagian dari
akuntansi keuangan yang menekankan pada penyusunan laporan perpajakan (Surat
Pemberitahuan (SPT)) dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau
kegiatan perusahaan. Atau dengan kata lain akuntansi pajak bertujuan menyediakan informasi
keuangan perusahaan yang ditujukan secara khusus kepada otoritas pajak sebagai salah satu
pemenuhan kepatuhan pajak (tax compliance).
Akuntansi komersial, dalam penyusunan dan penyajiannya, berpedoman kepada standar yang
berlaku umum, yaitu PSAK/IFRS. Sedangkan akuntansi pajak berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan. Purba dalam Izzudin (tanpa tahun penerbitan) menyebutkan terdapat
beberapa perbedaan mendasar antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak, diantaranya:
Laporan keuangan komersial dapat juga diubah menjadi laporan keuangan fiskal dengan
melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian dengan peraturan perpajakan. Koreksi
tersebut karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan
komersial dan laporan keuangan fiskal diperlukan adanya koreksi fiskal. Hasil dari koreksi
fiskal tersebut diungkapkan dalam rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan
keuangan fiskal. Ada dua jenis perbedaan yang perlu diketahui untuk melakukan rekonsiliasi
fiscal yaitu :
1. Perbedaan tetap
Perbedaan permanen (beda tetap) terjadi karena administrasi pajak menghitung laba fiskal
berbeda dengan laba pembukuan (menurut standar akuntansi) tanpa koreksi dikemudian hari.
Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan prinsip akuntansi
(ekonomi perusahaan) yang besifat permanen.
2. Perbedaan sementara
Perbedaan waktu terjadi karena adanya ketidaksamaan saat (waktu) pengakuan penghasilan
dan beban oleh administrasi perpajakan dan masyarakat profesi akuntan. Namun perbedaan
itu akan terkoreksi secara otomatis dikemudian hari. Dengan demikian tidak ada perbedaan
total laba fiscal dan laba pembukuan, yang terjadi adalah adanya perbedaan alokasi beban dan
penghasilan antar periode untuk tujuan fiscal dan akuntansi.
Untuk dapat menghitung dan mengakui pajak tangguhan berdasarkan PSAK No. 46 tentang
perbedaan sementara sebagai berikut:
Perbedaan antara accounting base yaitu nilai buku atau nilai tercatat aktiva dan kewajiban
menurut akuntansi dengan tax base yaitu nilai buku fiskal aktiva dan kewajiban yang
digunakan sebagai dasar pelaporan SPT PPh Badan.
Menurut PSAK No. 16 Par. 77 :
Apabila perusahaan memilih untuk menghitung PPh menurut laba akuntansi, selisih
perhitungan tersebut dengan utang-utang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak),
yang disebabkan perbedaan waktu, pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan
akuntansi dengan tujuan pajak, ditampung dalam akunpajak penghasilan yang
ditangguhkan, diketahui sebagai bagian dari aktiva lain yang dialokasikan pada beban pajak
penghasilan tahun-tahun mendatang.
Permasalahan :
Pelaporan keuangan komersial dan pajak masih memakai laporan keuangan belum
sesuai dengan ketentuan pajak dan akuntansi ?
Berdasarkan penelitian dalam pengajarannya, beberapa laporan perusahaan, toko buku
karangan buku masih memakai cara lama yang belum sesuai dengan standar akuntansi dan
pajak pelaporan, pembahasannya dan pengajarannya, sementara pelaporan pajak dan
akuntansi sudah satu pelaporan.
Berikut perbedaan pelaporan untuk laporan keuangan komersial dan Pajak :
Uraian
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Aturan Lama
Aturan Baru
Akuntansi Pajak
Akuntansi Pajak
Ada
Ada
Neraca
Aktiva Pajak Tangguhan
Tidak Ada
Ada
Hutang Pajak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
ada
ada
Ada
2.004.421.769
Ada
Ada
Ada
Laba-Rugi
Taksiran Pajak:
Kini
Tangguhan
PERHITUNGAN PAJAK KINI
Laba (rugi) komersial :
Perbedaan tetap dan sementara
Perbedaan tetap:
Sumbangan
22.039.714
Pendapatan jasa giro
(19.019.859)
3.019.855
Perbedaan waktu:
Selisih AT Fiskal & Komersial
(96.379.629)
Keuntungan atas pelepasan aktiva tetap
(14.000.000)
Laporan
keuangan
aturan
baru
menunjukkan
laporan
keuangan
komersial dan
fiskal
hanya
satu
laporan
keuangan
(khusus pajak
bisa dilihat di
SPT Tahunan
PPh Badan)
dapat
dibedakan
dua
macam,
yaitu:
1. Beda Tetap, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak boleh
dikurangkan pada penghasilan kena pajak, contohnya : sumbangan, entertain (tanpa daftar
nominatif), pengeluaran yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan dan lain2.
2.
Beda waktu, yaitu perbedaan pembebanan suatu biaya dimana jangka waktu pembebananya
berbeda.
Misal
Biaya penyusutan, perusahaan menetapkan masa manfaat aktiva 10 tahun, tapi berdasarkan
fiskal Cuma 4 tahun, maka akan terjadi pembebanan yang berbeda.Hal hal yang perlu
tercakup dalam laporan keuangan fiskal terdiri dari: 1.neraca fiskal; 2.perhitungan laba rugi
dan perubahan laba yang ditahan; 3.penjelasan laporan keuangan fiskal; 4.rekonsiliasi laporan
keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal; 5. ikhtisar kewajiban pajak. Wajib pajak
diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilampiri oleh
laporan keuangan.
Hubungan Antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal : Laporan
keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal memiliki peraturan atau prinsip masing
masing dalam menentukan biaya. Jika laporan keuangan komersial disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan
dalam jangka waktu tertentu, maka laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan peraturan
pajak yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan,
nsehingga terjadi perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.
Untuk mencocokan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial dan laporan
keuangan fiskal maka perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal / koreksi fiskal. Secara umum ada
dua cara untuk menyusun laporan keuangan fiskal: 1.Pendekatan terpisah (separated
approach) dimana wajib pajak membukukan segala transaksi atau informasi berdasarkan
prinsip pajak untuk penghitungan PPh terutang dan berdasarkan prinsip akuntansi untuk
keperluan komersial. Tapi pendekatan ini sangat jarang digunakan karena memakan banyak
biaya dan tenaga.
Penyimpangan yang terjadi dalam: Laporan Keuangan Komersial yakni pengambilan
keputusan yang tidak tepat oleh manajemen, dan opini yang buruk terhadap laporan keuangan
dari stakeholder. Sedangkan dalam Laporan Keuangan Fiskal adalah sanksi administrasi dan
sanksi pidana.
Perbedaan Konsep Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal 1.Perbedaan
mengenai konsep penghasilan atau pendapatan Penghasilan (Income) menurut IAI (2007:13),
adalah Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan
atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Dari sisi fiskal, konsep penghasilan tidak jauh berbeda dengan konsep akuntansi, yaitu:
Segala tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh Wajib Pajak baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari Luar Indonesia yang bisa dikonsumsi atau menambah
kekayaan Wajib Pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun. Lebih lanjut fiskal
membedakan penghasilan tersebut menjadi tiga kelompok yang sesuai dengan UU No 36
Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu: a) Penghasilan yang merupakan Objek
Pajak Penghasilan b) Penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final c) Penghasilan
yang bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan Pengelompokan penghasilan tersebut akan
berakibat adanya perbedaan mengenai konsep penghasilan antara SAK dan Fiskal.
2.Perbedaan Konsep Beban (Biaya) Beban (expense) menurut IAI (2007:13), diartikan
sebagai Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Sisi Fiskal sendiri, mengartikan Beban sebagai biaya untuk menagih, memperoleh dan
memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan
penghasilan. Perbedaan inilah yang menyebabkan pihak fiskus sering berbeda pendapat
dengan wajib pajak dalam hal menentukan beban/biaya yang boleh atau tidak boleh
dikurangkan sehingga harus dikeluarkan/tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurangan
penghasilan.
3.Perbedaan dalam konsep Penyusutan dan Nilai Persediaan a)Konsep Penyusutan Perbedaan
utama antara akuntansi dengan undang-undang perpajakan adalah penentuan umur aktiva dan
metode penyusutan yang boleh digunakan. Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan
umur sebenarnya walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran Judgement.
Menurut IAI (2007) Akuntansi memiliki beberapa metode penyusutan yaitu: 1). Metode garis
lurus (Straight line method) yaitu, menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur
manfaat asset jika dinilai residunya tidak berubah. 2). Metode Saldo Menurun (diminishing
balance method) yaitu, menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat asset.
3). Metode Jumlah Unit (sum of the unit method), yaitu menghasilkan pembebanan yang
menurun selama umur manfaat asset.
Ketentuan perpajakan hanya menetapkan dua metode penyusutan yang harus dilaksanakan
wajib pajak berdasarkan pasal UU No 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan
yaitu berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun yang dilaksanakan secara
konsisten Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tidak berwujud dan
pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dilakukan juga dengan
memakai dua metode yaitu : metode garis lurus dan metode saldo menurun,
b) Konsep Nilai Persediaan Dalam UU PPh Indonesia, persediaan dan pemakaian persediaan
untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan (cost) yang dilakukan
dengan metode rata-rata (average) atau dengan metode mendahulukan persediaan yang
diperoleh pertama yang dikenal dengan first in first out (FIFO). Penggunaan metode tersebut
harus dilakukan secara konsisten. Secara akuntansi ada 3 jenis metode yang dilakukan untuk
menilai persediaan yaitu : FIFO, rata-rata tertimbang (weight average cost method) dan LIFO
SIKLUS AKUNTANSI & FISKAL
Pengidentifikasian dan pengukuran Data Kegiatan persh hrs dpt diukur dlm bentuk
satuan uang seperti rupiah, dolar dll, sehingga kegiatan persh tsb sering disebut dng transaksi
keungan atau transaksi akuntansi (accounting transaction) Pemrosesan Data /transaksi
keuangan diproses dlm kegiatan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran. Kegiatan
pencatatan (recoding) adalah pencatatan data keuangan menurut cara tertentu secara
kronologis. Kegiatan berikutnya penggolongan (classifying) dlm kelompok tertentu, seperti
kelompok beban listrik, beban gaji pegawai dsb. Terakhir kegiatan pengikhtisaran
(summarizing), adalah menyajikan hasil penggolongan ke dlm laporan keuangan.
Laporan Keuangan Lap. Keuangan (finacial statement) dihasilkan dari sistem
akuntansi seperti neraca(balance sheet), laporan laba rugi (profit and loss statement/income
statement). Laporan arus kas (statement of cash flow) dst. Lap. Lain yg dpt dihasikan
umumnya berkaitan dng pihak lain, seperti untuk kepentingan pajak. Analisis dan
Interprestasi Laporan Keuangan Untk pengambilan keputusan, perlu dilakukan analisis dan
interprestasi terhadap laporan keuangan. Analisis dilakukan dng cara menghub kan angkaangka yg ada pd lap. Keuangan dng memperhatikan tingkat perubahannya. Analisis
horizontal : perbandingan angka pos yg sama ant. satu tahun dng tahun yg lain., sedangkan
Analisis vertikal: perbandingan angka suatu pos dengan angka pos lain dlm tahun yg sama.
D. Perbedaan Metode dan Prosedur Akuntansi
1.
2.
Penghasilan diakui dalam akuntansi komersil, tetapi bukan merupakan objek pajak. Dalam
rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari Penghasilan Kena Pajak.
Contoh
Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura.
2.
Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersil tetapi pengenaan pajaknya bersifat
final. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total Penghasilan
menurut akuntansi komersial. Contoh :
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
negara, dll.
3.
tersebut mengurangi laba bersih, dalam fiskal tidak boleh dikurangkan dari total penghasilan
kena pajak.
komersil, kerugian tersebut tidak berpengaruh dalam perhitungan laba bersih tahun berikut.
Secara fiskal rugi tahun sebelumnya, dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak tahun
sekarang.
4.
Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersil sebagai biaya atau pengurang
penghasilan bruto, tetapi dalam fiskal pengurangan tersebut tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto. Dalam SPT tahunan PPh, merupakan koreksi fiskal positif yang diatur
dalam Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Contoh :
Pajak Penghasilan.
Dalam penyusunan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang mengatur tentang
pengukuran dan pengakuan berarti dapat dipertanyakan bagaimana suatu laporan keunagan
dapat memenuhi baik untuk keperluan pelaporan komersial maupun laporan fiscal. Dalam
penyampaian SPT pajak badan diharapkan agar dapat melampirkan laporan keangan, tetapi
untuk keperluan komersial perusahaanpada umumnya jarang sekali membuat laporan
keuangan. Seadangkan untuk penyampaian SPT orang pribadi tidak perlu melapirkan laporan
keuangan.
Susunan laporan keuangan fiscal :
1.
2.
3.
4.
Untuk pengawasan, konfirmasi, dan klarifikasi maka di buat buku tambahan, seperti piutang,
hutang dll
5.
Akhir periode akuntansi di susun neraca percobaan yang di sesuaikan terhadap fakta pada
akhir tahun dan catatan penutup.
6.
7.
8.
Setelah laporan keuangan diatur dalam kketentuan perpajakan akan menghasilkan laporan
keuangan fiscal.
Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan
perpajakan dan digunakan untuk keperluan penghitungan pajak. Akuntansi pajak tercipta
karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam undang-undang perpajakan dalam
mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah. Prinsip-prinsip dasar akuntansi dapat
digunakan atau berlaku bagi akuntansi pajak, hanya karakteristik dan tujuan pelaporan
keuangan fiskal yang berbeda. Ketentuan perpajakan mempunyai kriteria tentang peraturan
dan pengakuan komponen yang terdapat dalam laporan keuangan. Pengukuran tersebut tidak
selamanya sejalan dengan prinsip akuntansi komersial, karena terdapat argumentasi dari
motivasi laporan keuangan fiskal untuk memperkecil erosi potensi pengenaan pajak dan
memberi dorongan untuk merealokasi dalam bentuk-bentuk investasi.
Tiga pendekatan dalam penyusunan laporan keuangan fiskal adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
D.
1.
2.
Proses penyusutan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan estimasi dan berbagai
pertimbangan.
3.
4. Laporan keuangan terutama menekan makna ekonomis setiap transaksi atau peristiwa.
5.
Terdapat alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan mengakibatkan variasi dalam
pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar wajib pajak.
6.
Pajak
Persediaan
Akuntansi
Pajak
rendah.