Anda di halaman 1dari 17

pengertian op-amp(operational amplifier)

Operational

Amplifier

operational amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satukomponen analog yang
sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling
sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar,
yaitu
rangkaian
penguat
inverting,
non-inverting
differensiator
dan
integrator.
I.
Pengertian
Dasar
Op-Amp
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang
sering digunakan dalam berbagai aplikasirangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling
sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar,
yaitu
rangkaian
penguat
inverting,
non-inverting
differensiator
dan
integrator.
Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan
feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara
umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif
menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op-amp
ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki
dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting.
Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika,
memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini
membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite).
Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp
dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada
tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi
input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp
LM741
mestinya
sangat
kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik
op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :

Aturan 1: Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan
2: Arus
pada
input
Op-amp
adalah
nol (i+
=
i=
0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.
II.
Karakteristik
Dasar
Op-Amp
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-amp adalah sebuah
differential amplifier (penguat diferensial), yang mana memiliki 2 input masukan yaitu input
inverting (V-) dan input non-inverting(V+), Rangkaian dasar dari penguat diferensial dapat dilihat
pada
gambar
1
dibawah
ini:
Gambar 1 : Penguat Diferensial
Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout = A(v1-v2) dengan
A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai input noniverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan
input
inverting
sebab
berlawanan
phasa
dengan
tengangan
vout.
Diagram
Blok
Op-amp
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial, lalu
ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan
kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas B. Gambar-2(a)
berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.
gambar 2 (a) : Diagram Blok Op-Amp

gambar 2 (b) : Diagram Schematic Simbol Op-Amp


Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2 (b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input
inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan Vee) namun banyak
juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp
pada gambar 2 (b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input
yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar resistansi
idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak
terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard

type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri
IC dengan insial atau nama yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741
buatan National Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung
dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan
op-amp lain.
http://josuru.blogspot.com/2009/06/pengertian-op-ampoperational-amplifier.html
Pdf : elisa.ugm.ac.id/user/archive/

BAB II
ISI
A.

APAKAH OP-AMP ITU?


Op-amp IC adalah peranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat

sinyal masukan baik DC maupun AC. Op-amp IC yang khas terdiri atas tiga rangkaian
dasar, yakni penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan
penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut emiter
push-pull).
Perhatikan, lazimnya op-amp memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya
demikian, tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
2. Penguatan lup terbuka - amat tinggi.

3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh
pembebanan.

Gambar 1. Blok diagram op-amp


Simbol op-amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada
Gambar1. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan
membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan
pada masukan ini akan digeser fasanya 180 o pada keluaran. Masukan tak membalik
dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan
ini akan sefasa dengan keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak
segitiga. Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau
pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak
selalu diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu
terpakai semuanya.
Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum
yang bukan menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan
seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan seterusnya. Meskipun kita dapat menggunakan opamp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih
baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian internalnya.
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level
(sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatif, dan penguat keluaran impedansi
rendah.
B. FUNGSI OP-AMP

Idealnya penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya


penguatan op-amp hanya mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka.
Dalam keadaan demikian tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan dan
penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2a.

Gambar 2.
Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukanmasukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum
catu. Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu. Itu terjadi karena
ada jatuh tegangan internal pada op-amp.
Keluaran dikatakan berada dalam keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan
(salah satu) sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam
modus lup terbuka dengan catu 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara 13,5 V sampai +13,5 V. Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil,
keluaran akan 0 V untuk selisih masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan
pada masukannya, maka keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level
tegangan di atas.
Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan
rangkaian detektor level. Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada
berbagai tipe rangkaian dalam modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar
2b. Komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan
membalik. Umpan balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan
derau.

Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam
rangkaian praktis. Dengan menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan membalik
seperti pada Gambar 2c, penguatan op-amp dapat diatur. Perbandingan resistansi RF
terhaadap Rin menentukan penguatan tegangan rangkaian dan besamya dapat
dihitung dengan rumus
Konfigurasi membalik tanda minus diabaikan dalam perhitungan misalkan Rin = 10 k
dan RF = 100 k tegangan masukan 0,01 V akan menghasilkan tegangan keluaran 0,1
V. Bila R ini diubah menjadi 1 k maka A, bertambah menjadi 100. Kini tegangan
masukan sebesar 0,01 V akan menghasilkan tegangan keluaran 1V. Bila RF dan Rin
sama besar, maka Av sama dengan 1, atau penguatannya satu. Hubungan langsung
dari keluaran menuju masukan juga menghasilkan penguatan satu, seperti terlihat pada
Gambar 2d. Dalam konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran sama dengan
tegangan masukan dan Av sama dengan + 1.
Salah satu fungsi yang penting untuk diingat adalah hubungan polaritas masukan
terhadap keluaran. Tegasnya, dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif
dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan negatif. Demikian
pula, jika masukan membalik lebih negatif dibandingkan dengan masukan
tak membalik, maka keluaran akan positif. Gambar 5 menunjukkan fungsi yang penting
ini, dengan .masukan tak membalik dibumikan atau nol volt.

Gambar 3.
Hubungan antara input dan output

C. KARAKTERISTIK DAN PARAMETER OP-AMP


Jika Anda paham akan karakteristik dan parameter peranti elektronik, tentunya
akan lebih mudah bagi Anda untuk memahami penggunaannya dalam rangkaian.
Dengan mengetahui apa-apa yang bisa diharapkan dari sebuah op-amp, Anda akan
dibantu dalam merancang dan memperbaiki rangkaian yang menggunakan op-amp.
Bagian ini akan menjelaskan informasi-inforimasi yang bertalian dengan karakteristik
dan prameter op amp yang dipakai dalam rangkaian pada umumnya.
Impedansi masukkan
Idealnya impedansi masukkan op amp adalah tak terhingga, namun dalam
kenyataannya hanya mencapai 1 M atau lebih, berberapa op amp khusus ada yang
memiliki impedansi masukkan 100 M, semakin tinggi impendansi masukkan semakin
baik penampilan op amp tersebut, pada frekuensi tinggi kapasitansi masukkan op amp
banyak berpengaruh lazimnya kapasitansi ini kurang dari 2 pF, bila sebuah terminal
masukkan op-amp dibumikan.
Impedansi Keluaran
Idealnya impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk setiap opamp. Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk kebanyakan
pemakaian, impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp akan dianggap
berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai
macam beban. Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang
rendah op-amp akan berperan sebagai peranti penyesuai impedansi.
Arus Bias Masukan
Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga besarnya, sehingga seharusnya tak
ada arus masukan. Namun, akan ada sedikit arus masukan pada khususnya dalam
ordo pikoampere sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini dikenal sebagai
arus bias masukan. Arus ini dapat menggoyahkan kestabilan op-amp, sehingga
mempengaruhi keluaran. Pada umumnya makin rendah arus bias masukan, kian

rendah pula kelabilannya. Op-amp yang menggunakan transistor efek medan (FET)
pada masukan-masukannya memiliki arus bias masukan terendah.

Tegangan Offset Keluaran


Tegangan offset keluaran (tegangan kesalahan) disebabkan oleh arus bias masukan.
Bila tegangan kedua masukan sama besar, keluaran op-amp akan nol volt. Namun
jarang ditemukan kejadian seperti ini, sehingga pada keluarannya akan ada sedikit
tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik penolan offset yaitu dengan
menambahkan arus atau tegangan offset masukan.
Arus Offset Masukan
Kedua arus masukan seharusnya sama besar sehingga tegangan keluarn nol. Tapi ini
tidak mungkin, karena itu harus ditambahkan arus offset masukan untuk menjaga
supaya keluaran tetap nol volt. Dengan perkataan lain, untuk. memperoleh keluaran nol
volt, sebuah masukan mungkin menarik arui lebih besar daripada lainnya. Arus offset ini
dapat mencapai 20 mA.
Tegangan Offset Masukan
Idealnya tegangan keluaran op-amp nol manakala tegangan kedua masukan nol.
Namun, berkenaan dengan penguatan op-amp yang tinggi, adanya sedikit
ketakseimbangan dalam rangkaian akan mengakibatkan munculnya tegangan keluaran.
Dengan memberikan sedikit tegangan offset pada sebuah masukannya, tegangan
keluaran dapat dinolkan kembali.
Penolan Offset
Ada bermacam-macam cara pemberian tegangan offset masukan untuk menolkan
kembali tegangan keluaran. Pabrik-pabrik op-amp telah memasukkan hal ini ke dalam
perhitungan dan dalam. lembaran data mereka telah diberikan rekomendasi terbaik
untuk op-amp-op-amp tertentu. Gambar 6 menunjukkan cara menolkan op-amp yang
khas. Terminal-lerminal offset nol telah diperlihatkan dalam Gambar 2 dan 3.
Prosedur berikut menjelaskan urutan kerja penolan tegangan keluaran.

1. Pastikan bahwa rangkaian telah dilengkapi dengan komponenkomponen yang


dihutuhkan, termasuk rangkaian penolan. (Rangkaian penolan biasanya tidak
ditunjukkan dalam diagram skematisnya).
2. Perkecil sinyal masukan sampai nol. Bila resistor masukan seri kira-kira 1% lebih tinggi
daripada impedansi sumber sinyal, tak perlu diapa-apakan lagi keadaan ini. Bila resistor
seri sama atau lebih kecil daripada impedansi sumber, gantilah setiap sumber Resistor
pengatur tegangan-offset dengan resistor yang sepadan dengan impedansinya.
3. Hubungkan beban pada terminal keluaran.
4. Masukan catu DC dan tunggulah beberapa menit agar rangkaian mantap keadaannya.
5. Hubungkan sebuah voltmeter yang peka (mampu memberikan pembacaan beberapa
milivolt) atau Osiloskop yang dikopel DC pada beban untuk membaca tegangan
kelu'aran (Vout).
6. Putarlah resistor variabel sampai Vout terbaca nol.
7. Lepaskan setiap komponen tambahan pada masukan dan hubungkan kembali
masukan-masukan sumber, pastikan tidak menyentuh resistor pengatur tegangan
offset, karena dapat mengubah nilainya.
Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali op-amp.
Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap pengaruh
ini dibandingkan rangkaian AC. Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan
arus offset dan tegangan offset, inilah yang disebut geseran. Drift yang disebabkan oleh
temperatur akan mengganggu setiap ketakseimbangan op-amp yang telah diatur
sebelumnya, akibatnya pada keluaran akan terjadi kesalahan.
Kompensasi Frekuensi
Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar rangkaian
internal, maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran akan diumpankan
kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi osilasi. Tidak jarang orang menambahkan
kapasitor kompensasi pada op-amp, entah secara internal maupun eksternal, tujuannya
adalah untuk mencegah osilasi ini dengan jalan menurunkan penguatan op-amp ketika
frekuensi dinaikkan.

Laju Lantingan
Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimurn tegangan keluaran opamp. Laju ini dinyatakan sebagai:
Op-amp 741 serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/ s, yang berarti tegangan keluaran
maksimum dapat berubah 0,5 V dalam Is. Kapasitansi membatasi kemampuan
"pelantingan" ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah diumpankan
masukan, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 5. Lebih kerap lagi, kapasitor
kompensasi frekuensi baik itu internal maupun eksternal, menyebabkan pembatasan
kemampuan laju lantingan di dalam op amp

Gambar 4. penolan off set

Gambar 5. contoh laju dan bentuk gelombang


Pada frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi,
pembatasan-laju lantingan lebih sering terjadi. Laju lantingan adalah parameter
penampilan-sinyal besar. Biasanya laju lantingan dinyatakan pada penguatan satu. Opamp dengan laju lantingan lebih tinggi memiliki lebar-jalur yang lebih besar.
Tanggapan Frekuensi
Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan yang.diberikan
pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar 8 menunjukkan kurva
penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi. Dalam modus lup terbuka,
penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi. Bila frekuensi naik
10 kali maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya. Titik breakover terjadi pada 70,7%
penguatan maksimum. Lazimnya lebar-jalur dinyatakan pada titik di mana penguatan
turun 70,7% dari skala maksimumnya. Karena itu, lebar-jalur lup terbuka sekitar 10 Hz
untuk contoh ini.
Untungnya, op-amp biasanya memerlukan umpan balik yang sifatnya degeneratif dalam
rangkaian-rangkaian penguat. Umpan balik inilah yang memperlebar jalur rangkaian.
Untuk penguatan lup tertutup sebesar 100, lebar-jalur meningkat sampai kira-kira 100
kHz. Bila penguatan diturunkan menjadi l0, lebar-jalur akan melebar menjadi 100 kHz,
Titik penguatan satu terjadi pada 1 MHz, titik ini disebut frekuensi penguatan satu.
Frekuensi penguatan satu merupakan titik acuan, pada titik inilah kebanyakan op-amp
dinyatakan oleh pabriknya.

Perkalian Penguatan Lebar jalur


Perkalian penguatan lebar-jalur atau gain-bandwidth product (GBP) sama saja dengan
frekuensi penguatan satu. Sifat ini tidak hanya memberitahu kita akan frekuensi atas
yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan kita menentukan lebar-jalur lebar-jalur
frekuensi) pada suatu nilai penguatan yang diketahui.

Gambar 6. penguatan tegangan dan tanggapan frekuensi


Sebagai contoh lihat Gambar 6. yang menunjukkan kurva tanggapan frekuensi untuk
op-amp yang dikompensasi frekuensi (seperti 741), bila Anda mengalikan penguatan
dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan sama dengan
frekuensi penguatan satu:
GBP

= penguatan x lebar-jalur

= frekuensi penguatan satu

= 100 x 10 kHz

= 1000000 Hz

(1 MHz)

Atau
GBP

= 10 x 100 kHz

= 1000000 Hz

(1 MHz)

Karena itu bila kita ingin mengetahui batas atas frekuensi atau lebar jalur suatu
rangkaian dengan penguatan sebesar 100, tinggal kita bagi saja frekuensi penguatan
satu dengan penguatannya:

Derau
Sebagaimana rangkaian elektronika lainnya, op-amp juga peka terhadap derau. Derau
luar dijangkitkan oleh peranti listrik atau berasal dari derau bawaan komponenkomponen elektronik (resistor, kapasitor, dan sebagainya) yang beroperasi dalam
daerah frekuensi dari 0,01 Hz sampai beberapa MHz. Derau luar ini dapat ditindas
asalkan rangkaian dirakit dengan benar. Derau internal opamp ditimbulkan oleh
komponen-komponen internal, arus bias, dan juga drift. Derau-derau ini ikut diperkuat
oleh op-amp, sebagaimana halnya tegangan offset dan tegangan sinyal. Penguatan
derau dinyatakan dalam
penguatan derau = 1 + RF/Rin
Derau internal dapat diperkecil dengan menggunakan resistor masukan seri dan
resistor umpan bahk sekecil mungkin yang masih memenuhi persyaratan rangkaian.
Pemintasan resistor umpan balik dengan sebuah kapasitor kecil (3 pF) juga akan
menurunkan penguatan derau pada frekuensi-frekuensi tinggi.
Perbandingan Penolakan Modus Sekutu (CMAR = Common Mode Rejection Ratio)

CMRR adalah suatu sifat yang bertalian dengan penguat diferensial. Bila tegangantegangan yang sama fasanya diumpankan ke dalam masukan-masukan penguat,
keluaran akan nol. Hanya perbedaan tegangan pada masukan yang akan
menghasilkan keluaran. Sebagai contoh, sinyal 1020 Hz diberikan pada masukan
membalik op-amp, seperti terlibat pada Gambar 7. Frekuensi yang sama diberikan pada
masukan tak membalik tapi fasanya berbeda 180 o.

Gambar 7. penolakan modus sekutu


Ini adalah sinyal diferensial. Tapi, sinyal 1020 Hz tadi telah tercemari oleh derau jalajala 60 Hz. Sinyal 60 Hz ini sefasa pada kedua masukannya dan menyatakan sinyal
modus sekutu. Penguat diferensial cenderung menolak sinyal modus sekutu 60 Hz ini
sambil menguatkan sinyal diferensial 1020 Hz.
Kemampuan suatu op-amp untuk memperkuat sinyal diferensial sambil menindas sinyal
modus sekutu disebut perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR). Perbandingan
ini dinyatakan dalam :
Dengan Ad adalah penguatan diferensial dan Acm adalah penguatan modus sekutu.
CMRR biasanya dinyatakan dalam desibel, dan tinggi nilainya kian baik tingkat
penolakannya.
Perlindungan Hubung Singkat

Op-amp dapat menjangkitkan arus yang membahayakan bila keluarannya


terhubung singkat ke bumi, +Vc atau -Vc, dari catu, kecuali bila dilengkapi perlindungan
hubung singkat. Kebanyakan tipe op-amp belakangan ini dilengkapi dengan pelindung
hubung singkat semacam ini, namun tipe-tipe lama belum dilengkapi.
Pembatasan Listrik

Seperti peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala listrik
yang tak boleh dilanggar, agar mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi
perusakan. Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut. Di antaranya :
Catu daya V (tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada
peranti, termasuk catu positif dan negatif).
Disipasi daya (besarnya panas yang masih aman yang dapat dilepaskan oleh peranti
untuk suatu pengoperasian yang kontinyu dalam selang waktu yang diberikan).
Tegangan masukan diferensial (tegangan masukan dalam batas aman yang boleh
diberikan di antara kedua masukan tanpa Tegangan masukan. Tegangan maksimum
yang masih dapat diberikan di antara terminal-terminal masukan dan bumi. Besarnya
tegangan masukan ini tak boleh melampaui tegangan catu biasanya 15 V).
Lama hubung singkat keluaran (Selang waktu op-amp dapat bertahan terhadap,
hubung singkat langsung dari terminal keluaran ke bumi atau ke terminal catu lainnya).
Kisar temperatur pengoperasian (daerah temperatur di mana op-amp akan bekerja
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Peranti komersial bekerja pada 0 70 oC,
peranti industri bekerja pada -25 85 o C, dan peranti militer bekerja pada -55
125o C).
Kisar temperatur penyimpanan (batas-batas temperatur penyimpanan yang masih
aman, lazimnya -65 150o C).
Temperatur kaki (temperatur di mana peranti dapat bertahan dalarn selang waktu
tertentu. ketika proses penyolderan kaki-kaki terminal sedang berlangsung. Tarif ini
biasanya 300o C untuk selang waktu 10 - 60 detik).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Op-amp adalah penguat DC yang memiliki impedansi input tinggi dan impedansi output

rendah.
Op-amp dapat digunakan untuk membalik fase suatu sinyal input.

Op-amp dapat digunakan untuk melakukan penguatan terhadap tegangan dari suatu
input sinyal yang kecil sehingga didapat suatu sinyal keluaran yang besar.

Konfigurasi op-amp seperti integrator atau differensiator dapat digunakan untuk


mengubah bentuk sinyal masukkan menjadi bentuk lain pada bagian keluaran.

Penguat diferensiator akan mengubah sinyal input gelombang sinus, kotak, dan
segitiga berturut turut menjadi gelombang sinus, gelombang garis lurus dengan

transient, dan gelombang kotak.


Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien

Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan
feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting.

Pada op-amp non-inverting nilai penguat sebesar Vo = Rf+Ri/Ri (Vi)

Daftar pustaka
http://ahmadnahyudin.blogspot.com/2013/01/op-amplifier_935.html
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/modul-1-perancanganoperasioanl-amplifier.doc

Anda mungkin juga menyukai