Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 55 No.

01 Tahun 2013,

ISSN: 1410-0770
21

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MELALUI


PEMBUATAN KOMPOS DAN SILASE PADA KELOMPOK
PETERNAK SAPI DAN KELOMPOK WANITA PETANI
HOLTIKULTURA1
Afriani H, Rahmi Dianita dan Nahri Idris2
ABSTRAK
Peningkatan produktivitas sistem usaha tani tidak terlepas dari faktor interaksi dari setiap
komponen yang terlibat di dalamnya. Optimalisasi pemanfaatan limbah pertanian melalui
pembuatan kompos dan pakan silase perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan
produktivitas dan menjaga keberlanjutan sistem usaha tani. Kegiatan ini melibatkan 2
kelompok yaitu Kelompok Tani Teman Abadi, merupakan kelompok tani ternak sapi potong
dan tanaman padi sawah dan Kelompok Tani Wanita Serasi, merupakan kelompok tani
tanaman hortikultura di Kelurahan Mudung Laut, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi. Bahan
utama yang digunakan adalah limbah yang dihasilkan oleh kedua kelompok tani yaitu limbah
jerami padi beserta dedak padi dan limbah sayur beserta jerami jagung. Kegiatan ini terdiri
atas penyuluhan dan demo teknologi pengolahan limbah meliputi: pengolahan limbah jerami
padi dan tanaman sayuran menjadi kompos dengan menggunakan komposter Biophosko dan
Hand Rotary Klin serta pengolahan limbah jerami padi dan jerami jagung menjadi silase.
Kompos yang dihasilkan tidak berbau dan sangat remah. Silase jerami padi dan jerami jagung
yang dihasilkan sangat bagus, terindikasi dari aromanya yang wangi dan hanya sedikit
berjamur. Kompos dan silase yang dihasilkan langsung dimanfaatkan oleh kedua kelompok
tani. Kegiatan pengabdian ini berhasil meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
mengubah sikap petani dalam pemanfaatan dan pengolahan limbah pertanian sebagai kompos
dan pakan ternak.
Kata kunci: Limbah pertanian,kompos, silase.

PENDAHULUAN
Pengembangan dan peningkatan produksi dari suatu sistem usaha tani tidak terlepas dari
faktor interaksi dari setiap komponen yang terlibat di dalamnya. Input yang diberikan pada
sistem usaha tani dapat berasal dari luar maupun dari sistem usaha tani tersebut melalui daur
ulang unsur hara dari limbah pertanian berupa produk pupuk kompos maupun pakan ternak.
Daur ulang unsur hara dalam sistem usaha tani ini merupakan faktor kunci keberlanjutan dari
sistem usaha tani tersebut.
Kegiatan usaha tani ternak sapi di Kelurahan Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi selama ini bergantung hanya pada hijauan alami yang terdapat di sekitar lahan
penggembalaan. Sedikit peternak yang memberikan pakan ketika ternak dikandangkan pada
sore hari dan memanfaatkan limbah jerami padi/jagung sebagai pakan. Di sisi lain, para
peternak dan sekaligus juga petani yang menanam padi menghasilkan limbah jerami yang
1
2

Dibiayai Dana DIPA Universitas Jambi 2012


Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 55 No. 01 Tahun 2013,

ISSN: 1410-0770
21

berlimpah pada setiap waktu panen. Namun tidak banyak peternak yang memanfaatkan
langsung limbah jerami padi tersebut sebagai pakan apalagi melakukan pengolahan limbah.
Kaum perempuan yang mengusahakan tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran juga
menghasilkan limbah sayur yang tidak dimanfaatkan dan hanya sedikit kaum wanita tani yang
memberikan pupuk pada lahan pertanian yang digarap, bahkan ada yang mengklaim bahwa
usaha tani hortikultura yang dilaksanakan merupakan usaha tani organik. Praktek ini bila
dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan degradasi lahan pertanian, karena hanya
ada output dan tidak ada input yang diberikan pada lahan. Sementara itu, untuk keberlanjutan
suatu sistem pertanian dibutuhkan input pupuk yang berimbang agar lahan pertanian tetap
sehat dan produktif (Hartatik dan Rachman 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada
kelompok tani ini dilakukan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
untuk menyampaikan informasi dan meningkatkan pengetahuan kelompok tani dalam
mengoptimalkan pemanfaatan limbah pertanian melalui pembuatan kompos dan silase pada
kelompok peternak sapi dan kelompok wanita petani hortikultura di Kelurahan Mudung Laut,
Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi.

BAHAN DAN METODE


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Kelurahan Mudung Laut,
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan 2 kelompok tani yaitu
Kelompok Tani Teman Abadi yang merupakan kelompok tani ternak sapi potong dan tanaman
padi sawah yang berjumlah 45 orang. Kelompok Tani Wanita Serasi yang merupakan
kelompok tani petani sayuran (tanaman hortikultura) yang berjumlah 20 orang. Kedua
kelompok tani ini terletak pada satu lokasi yang sama dan sering melaksanakan kegiatan
pelatihan bersama yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan penyuluh setempat. Namun,
selama ini kegiatan usaha tani yang dilakukan tidak saling mendukung dan berinteraksi.
Limbah yang dihasilkan oleh kedua usaha tani belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh
karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada kedua kelompok tani ini untuk
mengoptimalkan pengolahan dan pemakaian limbah pertanian yang dihasilkan bersama.
Bahan utama yang digunakan dalam kegiatan ini adalah limbah yang dihasilkan oleh
kedua kelompok tani yaitu limbah jerami padi beserta dedak padi dan limbah sayur beserta
jerami jagung. Alat yang digunakan adalah alat komposter Biophosko dan komposter Hand
Rotary Klin. Komposter Biophosko merupakan alat pembuat kompos, yang didesain dengan
adanya ruang dibagian bawah dan berlubang sebagai penyaring cairan yang dihasilkan. Bahan
yang dikomposkan dibiarkan saja tanpa pembalikan selama 14 hari dalam proses
pembuatannya. Sedangkan komposter Hand Rotary Klin merupakan alat pembuat kompos
ekspres. Alat ini dilengkapi dengan rantai dan handel pemutar, sehingga alat ini mudah diputarputar selama proses pembuatannya. Proses pengomposan yang dilakukan hanya memerlukan
waktu 5 hari. Kedua alat ini mempunyai kapasitas + 30 kg. Kompos yang dihasilkan tidak
berbau.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 55 No. 01 Tahun 2013,

ISSN: 1410-0770
21

Gambar 1.

Alat pembuat kompos komposter biophosko (kiri) dan komposter Hand Rotary
Klim (kanan).

Pembuatan silase dilakukan dengan menggunakan silo plastik. Penggunaan silo plastik
mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan kebutuhan ternak pada setiap kali waktu makan.
Hal ini juga untuk menghindari kerusakan silase akibat terlalu sering terekspos udara bila
dibuat dalam jumlah yang melebihi kebutuhan ternak. Pengolahan limbah jerami padi dan
jerami jagung menjadi pakan awetan silase dilakukan dengan menggunakan bakteri asam laktat
yang dihasilkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Jambi (Manin et al. 2007). Metode yang
digunakan mengacu pada hasil penelitian dilakukan oleh staf pengajar Fakultas Peternakan
Universitas Jambi (Dianita 2012).
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam beberapa kali kunjungan yang diikuti dengan
demo teknologi yang ingin diinformasikan dan diaplikasikan. Keberhasilan kegiatan ini diukur
dengan antusiasme peserta dan sekaligus penduplikasian kegiatan yang dilakukan petani/
peternak secara mandiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan demo teknologi pengolahan limbah
Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri atas beberapa demo aplikasi teknologi untuk
mengoptimalkan pemanfaatan dan pengolahan limbah yang meliputi:
1. Pengolahan limbah jerami padi dan tanaman sayuran menjadi kompos dengan
menggunakan komposter Biophosko dan komposter Hand Rotary Klin;
2. Pengolahan limbah jerami padi menjadi silase;
3. Pengolahan limbah jerami jagung menjadi silase;
Penyuluhan dan demo teknologi yang pertama dilakukan dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini adalah pengolahan limbah jerami padi dan tanaman sayuran menjadi
kompos dengan waktu pembuatan selama 14 hari dengan menggunakan alat komposter
Biophosko. Kompos yang dihasilkan tidak berbau dan sangat remah.

Gambar 2. Kompos hasil dari komposter Biophosko (atas) dan komposter Hand Rotary Klin.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 55 No. 01 Tahun 2013,

ISSN: 1410-0770
21

Kegiatan kedua merupakan pembuatan kompos dengan menggunakan alat komposter


Hand Rotary Klin dengan waktu pembuatan 5 hari. Kompos yang dihasilkan juga tidak berbau
dan sangat remah. Pada saat pembukaan kompos ini, ternyata para petani/peternak telah
menduplikasi pembuatan kompos dengan menggunakan alat komposter Biophosko. Pada saat
kompos buatan petani dibuka, ternyata kompos belum jadi. Hal ini disebabkan oleh proporsi
bahan yang digunakan dan cara yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang telah
diinformasikan di dalam leaflet yang telah diberikan. Ada bahan yang terlalu banyak dipakai
dan pengadukan yang dilakukan tidak merata. Pada saat itu, tim pengabdian memperbaiki hasil
kompos buatan petani dengan menambahkan beberapa bahan agar proporsional dan mengaduk
kembali bahan kompos dan memasukkannya kembali ke dalam alat komposter Biophosko.
Silase jerami padi yang dihasilkan sangat bagus, terindikasi dari aromanya yang wangi
dan sedikit terdapat jamur perusak. Hal yang sama juga terjadi pada silase jerami jagung.

Gambar 3. Silase jerami padi (kiri) dan silase jerami jagung (kanan).

Pemanfaatan Hasil
Kompos yang dihasilkan dalam kegiatan ini dimanfaatkan oleh kelompok wanita tani
untuk tanaman cabai yang juga diusahakan dalam kegiatan usaha taninya. Sedangkan silase
yang dihasilkan setelah diangin-angin langsung diberikan kepada ternak sapi pada saat
dikandangkan waktu sore hari. Berdasarkan keterangan dari para peternak, ternak sapi sangat
lahap memakan silase tersebut.

Gambar 4. Aplikasi pupuk kompos pada tanaman cabai.

Indikator Keberhasilan Kegiatan


Keberhasilan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilihat dari
antusiasme para petani/peternak, penduplikasian teknologi secara mandiri dan perubahan sikap
petani/peternak. Antusiasme para petani/peternak terlihat setiap kali kegiatan penyuluhan dan
demo teknologi dilakukan. Banyak diantara mereka yang ingin tahu dan bertanya tentang
teknologi yang diinformasikan. Selain itu, penduplikasian teknologi yang disampaikan secara
mandiri oleh kelompok tani merupakan suatu bukti bahwa teknologi yang disampaikan mampu

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 55 No. 01 Tahun 2013,

ISSN: 1410-0770
21

memecahkan masalah yang kelompok tani hadapi. Tabel 1 juga menjelaskan adanya perubahan
sikap dari petani/peternak dalam mengelola usaha taninya.
Tabel 1. Indikator keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Penerapan dalam usaha tani
Teknologi
Sebelum kegiatan
Setelah kegiatan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Pemanfaatan limbah jerami padi sebagai kompos

Pemanfaatan limbah sayur sebagai kompos

Pengolahan limbah jerami padi menjadi silase

Pengolahan limbah jerami jagung menjadi silase

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Mudung Laut
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi berhasil meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
mengubah sikap petani/peternak dalam pemanfaatan dan pengolahan limbah pertanian sebagai
kompos dan pakan ternak.

DAFTAR PUSTAKA
Dianita, R. 2012. Karakteristik Fisik dan Kandungan Nutrien Silase Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum) yang Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus sp.
Disampaikan pada Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan IV di Bandung, 7
November 2012.
Hartatik, W dan Rachman A. 2007. Peningkatan Kesuburan Tanah dengan Pupuk Berimbang.
Balai Penelitian Tanah, Bogor. www.balittanah.litbang.deptan.go.id
Manin, F. Ella H., Adul A. 2007. Isolasi dan Produksi Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bacillus
sp dari Saluran Pencernaan Ayam Buras Asal Lahan Gambut sebagai Sumber Probiotik.
Jurnal AGRITEK (Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan, Teknologi Pertanian dan Kehutanan)
Terakreditasi No. 026/DIKTI/KEP/250Agritek Edisi Khusus Dies Natalies IPM ke-16
November 2007. Hal 74-78.

Anda mungkin juga menyukai