AgNO3 yang harganya cukup mahal. Andaikata perak yang terdapat dalam iimbah
cair dapat diambil dan diubah menjadi bentuk logamnya melalui metode yang
sederhana dan efisien, maka kebutuhan perak dapat terpenuhi dan mengembalikan
nilai ekonomis perak itu sendiri. Oleh karena itu proses recovery perak dari
limbah cair sangat menarik (Yulia, 2004).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2Ag + 2H2SO4
(1)
perak, larut. Halida-halida perak terbentuk dari larutan AgNO3 dengan larutan
yang mengandung ion-ion halida seperti Cl-, Br- atau I- membentuk garam perak
halida (AgCl, AgBr, AgI). melalui persamaan reaksi berikut.
Ag+(aq) + Cl- (aq)
AgCl(s)
(3)
[Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
(4)
Asam nitrat encer dan asam klorida dapat menetralkan kelebihan ammonia dan
memunculkan endapan putih AgCl kembali (G.Svehla, 1990).
Perak Ionik (I) juga bereaksi dengan ion sulfida dalam suasana netral
maupun asam membentuk endapan hitam perak sulfide.
2Ag+(aq) + S2-(aq)
Ag2S(s)
(5)
Pada keadaan basa, larutan yang mengandung lebih banyak ion OHmemungkinkan terbentuknya AgOH yang berwarna putih dan Ag 2O berwarna
coklat melalui reaksi berikut (Rahmanto,dkk.2000).
3Ag(s) + 3OH-(aq)
masing-masingnya dapat dihuni satu ligan. Ion Ag + sebagai atom pusat memiliki
bilangan koordinasi dua sehingga dapat ditempati oleh dua ligan monodentat
seperti molekul anorgank sederhana NH3. Tiap molekul NH3 menempati satu
ruang disekitar ion pusat Ag+
kompleks linear dengan dua ikatan kovalen koordinasi antara lain dengan ligan
amina, sianida, nitril dan halide (Haris,2000).
2+
H3 N
Ag
NH
diaminaargentat(I)
[Cu(NH3)4]+
tetraaminakuprat(II)
[Co(NH3)6]+
heksaaminakobaltat(III)
Ag+(aq) + 2NH3(g)
(7)
[A g +] [N H 3]2
K
d is s
[[A g (N H 3)2]+ ]
Dimana [Ag+] adalah konsentrasi ion perak(I), [NH3] adalah konsentrasi larutan
amonia yang ditambahkan dan [[Ag(NH3)2]+] adalah konsentrasi larutan senyawa
kompleks perak diamina. Tetapan ketidakstabilan (K diss) untuk kompleks perak
diamina pada temperatur kamar bernilai 6,8.10-8. Tabel 1 berikut menunjukkan
beberapa tetapan ketidakstabilan untuk beberapa ion kompleks perak(I).
Tabel 2.1 Tetapan ketidakstabilan berbagai kompleks amina
Ion Kompleks
Tetapan Ketidakstabilan
[Ag(NH3)2]+
Ag+ + 2NH3
6,8 x 10-8
[Ag(S2O3)2]3-
Ag+ + 2(S2O3)2-
1,0 x 10-18
[Ag(CN)2]-
Ag+ + 2CN-
1,0 x 10-21
Semakin kecil nilai tetapan ketidakstabilan maka semakin stabil kompleks dan
sebaliknya semakin besar nilai tetapan ketidakstabilannya maka kompleks
semakin tidak stabil (Vogel, 1990).
2.3 Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah sel dimana energi lisrik digunakan untuk
berlangsungnya suatu reaksi kimia. Reaksi kimia di dalam sel elektrolisis
melibatkan reaksi oksidasi-reduksi ion. Reaksi tersebut berjalan karena adanya
pergerakan ion-ion di dalam larutan ke permukaan elektroda akibat terinduksi
oleh muatan elektroda (Widianto, 1999). Sel elektrolisis terdiri atas sepasang
elektroda dan pencatu daya listrik eksternal. Pencatu daya harus dapat diatur
potensial listrik dan kuat arus sesuai dengan yang dibutuhkan saat eksperimen.
Dengan demikian, kebergantungan elektrolisis terhadap kuat arus dapat diuji
(Rahmanto, dkk, 2002).
Pada sel elektrolisis, sumber eksternal tegangan didapat dari luar, sehingga
anoda bermuatan positif apabila dihubungkan dengan katoda. Dengan demikian
ion-ion bermuatan negatif mengalir ke anoda untuk di oksidasi. Katoda pada sel
elektrolisis adalah elektroda yang bermuatan negatif. Ion-ion bermuatan positif
(kation) akan mengalir ke katoda untuk direduksi (S.K Dogra, 1984).
=
Q
e . i . t / 96.500
=
i.t
Dimana,
w
= waktu (detik)
kuat arus listrik yang dialirkan ke dalam sel melalui persamaan Faraday adalah
linear.
Wobs = e . i . t = f(i)
Rentang waktu elektrolisis juga ikut menentukan besar kuantitas endapan
yang diperoleh. Dengan menggunakan hukum yang sama, berat endapan hasil
elektrolisis merupakan fungsi linear dari waktu elektrolisis.
Wobs = e . i . t = f(t)
Elektrolisis yang berjalan semakin lama, sebanding dengan endapan yang semakin
banyak (Rahmanto dkk, 2002).
2.5 Elektrolisis Larutan Perak
Pada elektrolisis perak diharapkan bahwa ion-ion perak(I) tereduksi dan
terendapkan sebagai logam perak di katoda. Pengendapan logam Ag dengan
proses reduksi dapat dilakukan melalui elektrolisis pada potensial listrik eksternal
yang tepat (Rahmanto, dkk, 2002). Melalui reaksi (7) kesetimbangan sistem
dipertahankan dengan reaksi oksidasi yang terjadi pada anoda. Elektrolisis yang
berlangsung pada larutan yang bersifat basa, ion OH - dioksidasi menghasilkan
H2O dan O2 (Widianto, 1999) melalui reaksi.
Ag+(aq) + e- (katoda)
4OH-(aq)
Ag(s)
(8)
(9)
terjadi
pengendapan
logam
lain
yang
harga
potensial
Ag(s) + 2NH3(aq)
(10)
Ag(s) + Cl-(aq)
(11)
Memiliki potensial reduksi standar sebesar 0.22 volt. Potensial reduksi pada reaksi
ini lebih rendah dari pada potensial reduksi reaksi Ag2+|Ag, sehingga daur ulang
perak melalui reaksi reduksi ini dapat dilakukan. Tetapi endapan AgCl merupakan
endapan yang tidak stabil, jika kontak dengan cahaya matahari atau sinar
ultraviolet dapat terurai menjadi logam perak berwarna abu-abu atau hitam (G.
Svehla, 1990) berdasarkan reaksi.
2AgCl(s)
hv
2Ag(s) + Cl2(g)
(12)
Oleh karena itu endapan perak dilarutan terlebih dahulu sebelum dielektrolisis
untuk didapatkan kompleks diaminaargentat(I) yang lebih stabil.
Jelaskan susunan alat yang digunakan untuk elektroluisis perak!!!
Secara umum jika suatu garam logam dihembuskan ke dalam suatu nyala
(misalnya asetilen yang terbakar di udara) dapat terbentuk uap yang mengandung
atom-atom logam itu. Atom logam dalam gas ini dapat dieksitasi ke tingkat energi
yang cukup tinggi yang memungkinkan memancarkan radiasi yang memiliki
karakteristik panjang gelombang logam tersebut. Atom-atom lain yang sejenis
pada keadaan dasar mampu menyerap energi cahaya yang panjang gelombang
yang khas untuknya. Jadi jika cahaya dengan panjang gelombang yang sama
dilewatkan pada atom sejenis yang tereksitasi maka sebagian cahaya itu akan
diserap, dan banyaknya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya
atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Karena absorbansi sebanding
dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat digunakan untuk sistem
pengukuran atau analisis kuantitatif. Sesuai dengan hukum Lambert Beer.
A = a.b.c
Dimana A adalah absorban, a adalah koefisien absorbansi, dimana
nilainya konstan sesuai dengan karakteristik pada setiap panjang gelombang, b
adalah panjang lintasan dan c adalah konsentrasi dari zat yang diabsorbsi
(Vogel, 1990).
2.6.1
disegel dalam gelas silinder biasanya diisi dengan neon atau argon pada
tekanan rendah. Dan diujungnya dibuat silinder kaca transparan untuk
memancarkan radiasi.
b. Monokromator
Beberapa komponen diperlukan pengukuran pada panjang gelombang
tertentu. Tujuan monoktromator adalah untuk memilih garis radiasi tertentu
dan memunculkannya dari garis-garis lain dan kadang-kadang dari pancaran
pita molekul (Vogel, 1990).
Prinsip monokromator yaitu mendispersikan berbagai panjang gelombang
cahaya yang dipancarkan dari sumber dan mengisolasi garis tertentu yang
diinginkan. Pemilihan sumber tertentu dan panjang gelombang tertentu dalam
sumber itulah yang memungkinkan penentuan suatu elemen.
c. Nyala
Pembakar
Untuk
spekrtofotometri serapan atom suatu persyaratan penting adalah nyala.
Dimana energi panas dalam nyala atomisasi disediakan oleh pembakaran
campuran bahan bakar-oksidan. Bahan bakar umum dan oksidan dan rentang
suhu tercantum dalam Tabel 2.1. Dari tabel tersebut, nyala oksida-acetylene
udara-asetilen dan nitrous yang paling sering digunakan (Harvey. D, 2000).
Tabel 2.2 Temperatur nyala dengan berbagai bahan bakar
Bahan
Rentang temperatur
Oksidan
bakar
gas alam
hidrogen
asetilen
asetilen
udara
udara
udara
dinitrogen oksida
1700-1900
2000-2100
2100-2400
2600-2800
asetilen
oksigen
2050-3150
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan
sampel
Pelarutan endapan
AgCl
Penentuan
konsentrasi perak
dalam larutan
sampel
Penentuan kadar
perak hasil
elektrolisis
Elektrolisis pada
potensial tetap
Penentuan potensial
elektrodeposisi
logam perak
3.3.2
3.3.3
3.3.4
diketahui.
Penyiapan Elektoda Grafit
1. Elektroda grafit dicuci dengan sabun dan dibersihkan dengan akuades
kemudian dikeringkan.
2. Kedua elektroda (katoda dan anoda) dihubungkan dengan pencatu
daya listrik yang dapat diatur potensialnya.
3.3.5
3.3.6
3.3.7
DAFTAR PUSTAKA