Anda di halaman 1dari 5

Ve adalah cewek berwajah bule, berabut ikal coklat keemasan tanpa dicat ini lahir, besar,

dan punya ibu Indonesia. Memang suatu hal yang aneh buat kita.
Ve melentikkan bulu matanya dan menyisir rambut panjangnya berkali-kali.
Keisha

: Udah, lo udah cantik kok Ve.

Ve

: yuk cabut !

Ve meraih tasnya dan beranjak dari kamarnya di ikuti Keisha.


Dengan hati-hati Ve mendekati mama yang sedang membaca di ruang tengah.
Ve

: Ma, Ve berangkat dulu yach, ( Pamit Ve lirih tanpa menyentuh


mamanya )

Mama

: Iya ( sahut mama pendek tanpa menoleh )

Keisha

: Berangkat dulu tante

Mama

: Hati-hati ya !

Begitulah mama, ia tidak pernah peduli terhadap Ve. Jangankan untuk menghabiskan
waktu bersama ve, seperti shopping atau ke salon, sarapan pagi bareng aja nggak pernah.
Mama terlalu disibukkan dengan bisnis fashionnya di Paris. Ve nggak tahu apa yang salah
padanya, padahal ia sudah mencoba menjadi anak yang baik. Tapi mama nggak pernah
memperlakukan Ve sebagai anaknya. Ve belum pernah melihat wajah papanya yang
bernama Jason Adams, karena menurut cerita Bi Darti, papanya sudah meninggal sejak ia
lahir.
Keisha

: Woi Ve, kok ngelamun seh. Untung gue yang nyetir. Elo kenapa sih?
Wah nyokap lo masih muda banget, cantik lagi. Umurnya berapa sih?

Ve

: Kalau nggak salah mama 35 tahun. Dia emang cantik tapi nggak mirip
sama gue ya?.

Keisha

: Emang sih, secara keseluruhan kalian nggak mirip tapi menurut gue mata
kalian tuch sama banget.

Ve

: Beneran ?! Kalo gitu syukur deh!.

Keisha

: Kok syukur deh ?

Ve

: Ya, syukur paling nggak aku bukan anak pungut.

Ve melipat kembali surat undangan dari sekolah yang udah dua kali ia baca.

( Di kantin )
Suasana riuh kantin membuatnya tambah gelisah.
Keisha

: Ve, ngelamun lagi? Dimakan donk!.

Tiba-tiba HP Keisha berbunyi.


Keisha

: Hai Mom, kangen nih. Ntar malam harus udah balik lho!

Mama Keisha : Emangnya kenapa?


Keisha

: Soalnya besok kan ada upacara kelulusan, orang tua di wajibkan hadir.
Pokoknya kalo mama nggak pulang Keisha bakal puasa tujuh hari tujuh
malam.

Mama Keisha : Iya, mama pasti pulang.


Keisha

: Siip gitu donk. I Love You Mam !

Ve iri melihat Keisha begitu manja pada mamanya. Padahal Keisha termasuk anak yang
biasa-biasa saja, prestasinya nggak ada yang menonjol, tapi mamanya begitu sayang dan
memperhatikannya.
( di rumah )
Ve

: Bi, mama ada di rumah nggak?. (Ve melepas tas dan sepatunya, lalu
meneguk segelas air dingin. )

Bi Darti

: Ada non. Lagi di rungan kerja, tapi sepertinya mau pergi. Soalnya tadi
ibu titip ini buat non. ( Bi Darti menyodorkan sesuatu )

Ve

: Apa? Cek? Empat lembar? Emang mama mau pergi berapa lama sih?
( Ve nampak kesal, menurutnya kali ini mama nggak boleh pergi besok
adalah hari yang terpenting untuknya. Dan besok nggak bisa ditukar dengan
cek seperti yang biasa mama berikan untuknya setiap bulan. )

Ve mengetuk ruang kerja mama.


Mama Ve

: Masuk.

Ve

: Ma. ( Ve menyodorkan surat undangan dan langsung dibaca oleh


mama. )

Mama Ve

: Suruh Bi Darti yang datang ke sekolah.

Ve

: Ve nggak butuh ini Ma. ( Ve mengembalikan cek yang dari tadi di


pegangnya. )

Mama melihat sekilas cek itu, lalu kembali acuh.


Ve

: Ve Cuma mau Mama hadir di hari terpenting bagi Ve.

Mama Ve

: Mama udah bilang, suruh Bi Darti yang datang. Nanti malam Mama
harus ke Paris.

Dada Ve bergemuruh. Kesabarannya sudah habis. Mungkin selama ini ia bisa menerima
perlakuan Mama, tapi kali ini tidak.
Brakkk......... ( Ve menggebrak meja )
Ve

: Sebenarnya, Ve anak siapa sih ma? Anak Bi Darti? Kenapa selama ini
mama nggak mau peduli sama Ve? Mama benci sama Ve? Apa salah Ve?
( Nada suara Ve mulai meninggi )

Tetapi mama tetap tenang menunduk dan menulis, yang membuat Ve semakin kesal.
Ve

: Ma, tatap Ve. ( Sambil menarik paksa lengan mamanya )

Plakk.... ( Sebuah tamparan mendarat di pipi Ve )


Ve jatuh tersungkur ke lantai dan mama pergi begitu saja.
( di kamar Keisha )
Ve menceritakan semua perlakuan mamanya kepada Keisha.
Ve

: Begitu ceritanya!

Keisha

: Pantas aja nyokap lo keliatan cuek banget. Udah kalo soal besok, bilang
aja ke wali kelas kalo nyokap lo berhalangan hadir. Beres kan?.

Ve

: Iya sih, tapi gue udah nggak tahan. Selama ini gue di benci sama nyokap
gue sendiri tanpa tahu apa alasannya.

Keisha

: Kalo cara yang terbaik udah loe lakuin, tapi nyokap loe tetap nggak
berpaling, terpaksa lo harus melakukan cara yang lain.

Ve

: Cara yang lain? Maksud lho ?.

Keesokan harinya, upacara kelulusan berjalan dengan lancar. Ve lulus dengan predikat
terbaik. Ve merayakannya hanya berdua dengan Keisha dan itu sempat membuat Ve
terisak.
Keisha

: Udah, gue tahu perasaan elo kok, tenang aja, rencana tetap jalan kan?

( di rumah Ve )
Mama tiba-tiba pulang dari paris dan melihat rumahnya di penuhi banyak pasangan muda
layaknya diskotik.
Mama Ve

: Party is over ! Kalo sampai hitungan kelima masih ada yang tersisa saya
akan lapor polisi.

Ve tersenyum lebar melihat reaksi mama


Mama Ve

: Ve, apa maksud kamu melakukan ini?

Ve

: Emang kenapa? Bukannya mama nggak peduli sama Ve dan semua yang
Ve lakukan ?.

Mama Ve

: Tapi ini rumah mama dan kamu anak mama.

Ve

: Tapi Ve tidak pernah di lakukan sebagai anak di rumah ini. Seorang anak
tidak hanya membutuhkan cek..... ( dua bulir air mata mulai jatuh di pipi
Ve), Tapi juga butuh kasih sayang. Kenapa mama nggak pernah
memberikan itu? Selama ini mama nggak pernah ngajak Ve ngomong,
mama benci sama Ve. ( Ve berteriak tepat di telinga mama )

Mama Ve

: Mama nggak benci kamu Ve.

Ve

: Lalu?!

Mama Ve

: Mama benci wajahmu.

Mama beranjak menuju laci, mengambil selembar foto dan meberikan kepada Ve sambil
menunduk.
Mama Ve

: Itu papamu.

Ve mengambil foto itu dan mengamatinya. Wajah yang mirip dengannya. Rambut, bibir,
hidung, hampir semuanya.
Mama Ve

: 18 tahun yang lalu, mama bertemu dengannya waktu pesta kelulusan di


Sidney. Kami mabuk berat dan tidak sadar dengan apa yang kami lakukan.
Kami tersadar saat di perut mama sudah ada kamu. Segalanya hancur
apalagi setelah kamu lahir. Papa mu meninggalkan kita begitus aja. Mulai
saat itu mama membenci papamu dan juga wajahmu, karena semakin besar
kamu semakin mirip dengannya.

Ve

: Ve tidak bisa menerima alasan mama. Mama nggak adil, Ve nggak


pernah minta dilahirkan dengan wajah mirip papa.

Mama menatap Ve, dan tersenyum untuk yang pertama kalinya, mengharap Ve mau
memaafkan dan memeluknya dengan erat. Dan tanpa pikir panjang Ve memeluk mamanya.
Mama Ve

: Maafin mama....

Sambil terisak mereka berpelukan sangat lama hingga akhirnya mama terdiam. Ve
melepaskan pelukannya. Mata mama memandang lurus ke depan. Dan dia tidak bereaksi
lagi.

Hingga pada suatu hari mama di vonis sakit jiwa. Dan Ve sangat terpukul mendengar berita
tersebut.

Karya : Shinta Andi Asmara

Anda mungkin juga menyukai