Anda di halaman 1dari 4

Green Building

Sektor bangunan di Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar


terutama dalam konsumsi energi, konsumsi air, pemakaian lahan, dan

Paragraf 1

beberapa masalah lainnya yang memiliki potensi berdampak terhadap


lingkungan, untuk itulah perlunya menerapkan suatu konsep bangunan hijau
(green building). Pada dasarnya green building merupakan salah satu praktek

DEFINISI
LUAS

dalam membangun, yang dimulai dari pekerjaan struktur hingga pelaksanaan


konstruksi secara keseluruhan. Secara nyata hal tersebut harus diupayakan

(pembuka)

agar pelaku pembangunan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan


sumber daya yang ada seefisien mungkin, dalam satu siklus hidup sebuah
bangunan. Jadi tidak hanya bermodal desain saja, tetapi harus direalisasikan
dalam proses konstruksi, pemeliharaan bangunan hingga proses renovasi dan
dekonstruksi, jika kondisinya perlu dilakukan pada bangunan yang ada.
Green building adalah konsep yang menekankan peningkatan efisiensi dalam
penggunaan lahan, air, energi, dan bahan material maupun sumber daya
lainya.
Inti dari konsep green building yang sebenarnya adalah bangunan
yang ramah terhadap lingkungan. Bangunan yang mampu mengolah secara
efisien segala jenis bentuk potensi energi yang ada dan mampu menekan
sumbangan polutan ke alam. Bangunan hijau (green building) tidak boleh
dimaknai dengan sekedar bangunan yang di warnai dengan cat warna hijau,

Paragraf 2
DEFINISI
RIIL
(isi)

juga tidak hanya bangunan dengan halaman yang luas untuk taman.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan energi alamnya.
Mulai dari laut, sungai, panas bumi, angin, sinar matahari semuanya
menyimpan potensi energi yang sangat besar. Maka konsep green building
yang bisa diterapkan juga beragam dan bisa dibangun di mana saja, baik itu di
pantai, dataran rendah bahkan di pegunungan.

Paragraf 3
SEBAB
AKIBAT
(isi)

Selain dengan penataan lahan dan taman, bangunan yang bisa


menciptakan energi listrik secara mandiri sudah bisa dikatakan sebagai green

Paragraf 4

building. Energi listrik itu bisa diperoleh dengan memasang solar sel untuk
mengolah energi potensial dari sinar matahari atau dengan menggunakan

CONTOH

konsep kincir angin untuk merubah energi mekanis menjadi listrik. Green

(isi)

building juga harus bisa mengolah limbahnya secara mandiri semisal dengan
memasang sumur peresapan untuk membuang limbah rumah tangga yang
berupa air kotor. Itu adalah beberaapa contoh konsep green building untuk
rumah tinggal. Konsep yang lebih luas tentang green building saat ini juga
masih terus berkembang untuk bangunan-bangunan komersial, tak hanya
bangunan 1 atau 2 lantai tetapi bangunan bertingkat pencakar langit juga
sudah banyak yang menerapkan konsep ini.
Jika setiap rumah penduduk disuatu wilayah memiliki solar sel maka
setiap rumah akan mampu memproduksi listrik secara mandiri. Mengingat
kondisi iklim alam indonesia yang sangat menunjang untuk konsep itu maka
keuntungan pasti bisa dimaksimalkan, produksi listrik yang sebagian besar
menggunakan tenaga uap dengan memanfaatkan minyak bumi dapat ditekan

Paragraf 5
SEBAB
AKIBAT
(isi)

sehingga penghematan besar-besaran bisa dilakukan.


Untuk menciptakan sebuah bangunan yang dapat dikatakan green
sebetulnya tidaklah sulit, semua itu akan berpulang pada komitmen setiap
individu sebagai perencana sebuah bangunan. Karena bisa jadi masingmasing hanya melihat bahwa untuk mewujudkan green building akan
menelan biaya yang cukup mahal. Namun, jika mau berhitung, dengan
menggunakan konsep green building yang melekat pada bangunanya
sebenarnya akan menjadi lebih murah jika dilihat perspektifnya kedepan. Hal
itu terjadi karena dalam konsep green building pemakaian energi akan jauh
lebih efisien, belum lagi terkait dengan pemakaian materialnya khususnya
untuk bangunan komersial seperti pertokoan, perkantoran, hotel, mall dan
lain-lain.

Paragraf 6
SUDUT
PANDANG
Biaya
(isi)

Memang benar pada awal pembangunan dengan konsep green

Paragraf 7

building akan terasa lebih mahal tapi sekali lagi manfaatnya sangatlah besar.

ANALOGI

Ini seperti konsep berwirausaha. Memang pada dasarnya dibutuhkan sebuah


investasi besar untuk penghematan secara permanen dan untuk mendapatkan
keuntungan secara berkesinambungan.

Alasan pemilihan :
Paragraf 1
1. Merupakan paragraf pembuka dengan kalimat utama berada di akhir
paragraf (induktif).
2. Semua kalimat penjelas menjelaskan konsep dasar dan pengertian green
building yang dikaitkan dengan kontribusi sektor pembangunan terhadap
konsumsi kebutuhan yang ada secara umum.
3. Terdapat kata adalah pada kalimat utama yang menunjukan bahwa paragraf
tersebut menerapkan pola pengembangan paragraf definisi. Lebih
spesifiknya adalah definisi luas.
Paragraf 2
1. Merupakan paragraf isi dengan kalimat utama berada di awal paragraf
(deduktif).
2. Terdapat kata adalah pada kalimat utama yang menunjukan bahwa paragraf
tersebut menerapkan pola pengembangan paragraf definisi.
3. Penjelasanya merujuk pada kondisi sebenarnya di lapangan maka saya
masukkan ke dalam pola pengembangan paragraf definisi riil.
Paragraf 3
1. Merupakan paragraf isi dengan kalimat utama berada di awal paragraf
(deduktif).
2. Pada awal paragraf menunjukan bahwa negara indonesia sangatlah kaya
akan potensi energi alam.
3. Pada kalimat penjelas semuanya merujuk pada akibat yang ditimbulkan dari
beragamnya potensi yang ada dan terdapat kata penghubung maka
sehingga pola pengembangan paragrafnya adalah sebab akibat.

(penutup kesimpulan)

Paragraf 4
1. Merupakan paragraf isi dengan kalimat utama berada di awal paragraf
(deduktif).
2. Terdapat uraian contoh-contoh konsep green building yang bisa diterapkan
maka pola pengembangan paragrafnya adalah contoh.
Paragraf 5
1. Merupakan paragraf isi dengan kalimat utama berada di awal paragraf
(deduktif).
2. Kalimat utamanya berisi perumpamaan apabila solar sel diterapkan secara
serentak di suatu wilayah yang besar.
3. Kalimat penjelas semuanya merujuk pada akibat yang ditimbulkan dari
digunakanya solar sel tersebut dan terdapat kata penghubung maka
sehingga pola pengembangan paragrafnya adalah sebab akibat.
Paragraf 6
1. Merupakan paragraf isi dengan kalimat utama berada di awal paragraf
(deduktif).
2. Kalimat penjelas yang ada berisi tentang keraguan untuk menggunakan
konsep green building setelah ditinjau dari segi biaya pembangunanya.
Terlihat sekali disana menggunakan pola pengembangan sudut pandang
terhadap biaya.
Paragraf 7
1. Merupakan paragraf penutup dengan kalimat utama berada di awal paragraf
(deduktif).
2. Kalimat penjelas membandingkan kesamaan sifat investasi green building
dengan investasi berwirausaha maka sudah jelas terdapat perbandingan sifat,
pola pengembanganya adalah analogi.

Anda mungkin juga menyukai