Anda di halaman 1dari 2

Pengulangan kata pada kedua teks pantun itu adalah :

1) Kata takut pada talibun berlarik enam, baris pertama dan kedua.
2) Kata mandi pada talibun berlarik enam, baris pertama dan keempat
3)

Kata hamba pada talibum berlarik enam, baris 1, 2, 4 dan 5

4) Kata bukan pada talibun berlarik enam, baris pertama dan keempat
5) Kata di pada talibun berlarik delapan, pada baris kedua.
Bentuk pantun lainnya yang perlu kalian ketahui adalah pantun berkait. Pantun berkait ini
merupakan pantun yang terdiri atas beberapa bait yang sambung-menyambung. Larik kedua dan
keempat pada setiap baitnya menjadi larik pertama dan ketiga bait berikutnya. Jadi, struktur
pantun berkait sangat kompleks dan unik. Coba kalian perhatikan contoh berikut.
Manggistan namanya kayu,
daunnya luruh menelentang.
Mahkota Raja Melayu,
turun dari bukit Seguntang.
Daunnya luruh menelentang,
daun puan diraut-raut.
Turun dari bukit Seguntang,
keluar dari dalam laut.
Pulau Pandan jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga.
Hancur badan dikandung tanah,
budi yang baik dikenang juga.
Gunung Daik bercabang tiga,
tampak jauh dari seberang.
Budi yang baik dikenang juga,
khidmat bakti disanjung orang.
Pantun berkait tersebut masih terlihat struktur dasar sebuah pantun, yaitu adanya sampiran dan
isi.
Struktur Teks Pantun
Bait I

Sampiran:
Bait II Sampiran
1) Manggistan namanya kayu
1). Daunnya
2) Daunnya luruh menelentang
2).
Daun
Sampiran:
1) Manggistan namanya kayu
2) Daunnya luruh menelentang

luruh
puan

menelentang
diraut-raut

Sampiran
:
1). Turun dari bukit Seguntang
2). Keluar dari dalam laut

Bait III Sampiran:


Bait IV Sampiran
1). Pulau Pandan jauh ke tengah
1). Gunung Daik bercabang tiga
2). Gunung Daik bercabang tiga
2). Tampak jauh dari seberang

Isi:
1). Hancur badan dikandung tanah
2). Budi yang baik dikenang juga

Isi:
1). Budi yang baik dikenang juga
2). Khidmat bakti disanjung orang

Keunikan pada pantun berkait di atas adalah larik kedua sampiran bait pertama akan menjadi
larik pertama sampiran bait kedua, larik keempat bagian isi bait pertama akan menjadi larik
ketiga isi bait kedua. Demikian selanjutnya struktur yang sama berlaku pada bait ketiga dan
keempat. Itulah sebabnya dikatakan bahwa struktur pantun berkait lebih kompleks dan unik.
Bait I dan bait II merupakan satu kesatuan stanza (kumpulan larik sajak yang menjadi satuan
struktur sajak) yang utuh dengan mengusung satu ide. Begitu pula halnya dengan bait III dan
bait IV. Jadi, setiap satu pantun berkait itu setidaknya terdiri atas dua bait yang berisi delapan
baris.
(1) Bait I dan II
Bait I
Mahkota Raja Melayu
Turun dari bukit Seguntang
Bait II
Turun dari bukit Seguntang
Keluar dari dalam laut
(2) Bait III dan IV
Bait III
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga
Bait IV
Budi yang baik dikenang juga
Khidmat bakti disanjung orang
Dari berbagai uraian pengembangan struktur dasar teks pantun dalam beberapa jenis pantun
yang berbeda, seperti karmina, talibun, dan pantun berkait, dapat diambil kesimpulan bahwa
separuh pertama dari jumlah baris yang ada pada setiap pantun merupakan sampiran, dan
separuh lainnya adalah isi. Yang menjadi catatan bahwa setiap pantun pasti memiliki jumlah
baris yang genap, sebab setiap sampiran selalu mempunyai pasangan isi. Hal tersebut terlihat
pada struktur teks pantun berikut.

Anda mungkin juga menyukai