Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pelayanan umum yang bersifat non profit misalnya pelayanan yang dielenggarakan
oleh Rumah sakit dan pelayanan KTP.
PDAM merupakan Badan usaha milik daerah yang masuk dalam kategori
penyelenggara pelayanan yang bersifat profit dengan tugasnya memberikan
pelayanan air bersih kepada warga masyarakat pada suatu daerah.
PDAM Bandar Masih adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah pada
Pemerintah Kota Banjarmasin yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Kota Banjarmasin guna memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan
hidup sehari-hari. Seperti kita rasakan, air bersih merupakan barang kebutuhan yang
sangat kita butuhkan dalam aktivitas hidup sehari-hari, seperti untuk dikonsumsi,
untuk mandi, cuci kakus (MCK) dan banyak lagi faedah yang dapat kita nikmati dari
keberadaan air bersih.
Masalahnya adalah Kota Banjarmasin yang terkenal dengan julukan Kota
Seribu Sungai pada dekade tahun 2000 ke bawah air bersih sulit didapatkan karena
beberapa faktor seperti kemacetan aliran air di daerah Banjarmasin bagian utara dan
Barat yang disebabkan karena tidak ada adanya pipa saluran yang menghubungkan
antara sumber pasokan air yang berada di bagian Banjarmasin Timur yang
terpisahkan oleh sungai martapura dengan daerah Banjarmasin bagian utara dan barat
tadi belum lagi pada saat musim kemarau bahan baku air (khususnya banjarmasin
utara dan barat) menjadi hanta (asin) sehingga tidak layak untuk dikonsumsi warga.
Untuk mendapatkan air bersih masyarakat terpaksa harus membeli dengan harga
yang relatif mahal.
Kenyataan ini merupakan kenyataan sekaligus tantangan bagi PDAM Bandar
Masih untuk dapat melayani kebutuhan air bersih warga kota BAnjarmasin dengan
merata dan harga yang terjangkau. Oleh karena itu mulai tahun 2001 PDAM mulai
bebenah diri untuk meningkatkan manajemen pelayanannya kepada warga kota
Banjarmasin.
TINJAUAN TEORI
A.
tentang
Pedoman
Umum
Penyelenggaraan
Pelayanan
Publik).
Penyelenggara pelayanan public adalah unit kerja pada instansi pemerintah yang
secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan public
(masyarakat).
Hakekat pelayanan public adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai
abdi masyarakat. Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah Excellent
Service yang berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan terbaik.
Disebut terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau
dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Pelayanan disebut sangat
baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala mampu memuaskan pihak
yang dilayani. Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan
pelanggan (Sutopo , 2003:10).
B.
C.
Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2.
Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pemerintah
wirausaha akan
berusaha mengidentifikasikan
pelanggan yang sesungguhnya. Dengan cara seperti ini, tidak berarti bahwa
pemerintah tidak bertanggungjawab pada dewan legislatif, tetapi sebaliknya,
ia menciptakan sistem pertangungjawaban ganda (dual accountability):
kepada legislatif dan masyarakat (Osborne dan Gaebler, 2005:191)
3.
Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsif efisiensi dan efektifitas.
4.
Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5.
Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender, dan status ekonomi.
6.
D.
Jenis Pelayanan
Gonroos (1991) dalam Sutopo (2003:15) mengelompokan pelayanan
menjadi tiga kelompok.
1.
Core service
Adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang merupakan
produk utamanya. Misalnya untuk hotel adalah penyediaan kamar.
2.
Facilitating service
Adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan. Misalnya pelayanan
front office pada hotel.
3.
Supporting service
Merupakan pelayanan tambahan/ pendukung untuk meningkatkan nilai
pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak
pesaingnya. Misalnya hotel-restoran pada satu hotel.
E.
Prinsip-Prinsip Pelayanan
Sendi-sendi pelayanan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara nomor 63 tahun 2003 adalah sebagai berikut :
1.
Kesederhanaan
Prosedur pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2.
3.
Keamanan
Proses dan produk pelayanan public memberikan rasa aman dan kepastian
hokum.
4.
Akurasi
Produk pelayanan public diterima dengan benar, tepat, dan sah.
5.
Tangung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan public atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan dalam pelaksanaan pelayanan public.
6.
yang
memadai
termasuk
penyediaan
sarana
teknologi
Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau
oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informatika.
8.
9.
Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibdah dan
lain-lain.
F.
Prosedur pelayanan
2.
Waktu pelayanan
3.
Biaya pelayanan
4.
Produk pelayanan
5.
6.
8. Keakuratan/ ketepatan.
Perkembangan PDAM Bandar Masih tahun 2000 sampai dengan tahun 2004
dan target tahun 2009.
Tabe1 : Perkembangan PDAM Bandar Masih
NO
KETERANGAN
2000
58 %
TAHUN
2004
79 %
2009
93 %
48,8
78 %
97,3
55 %
89 %
100 %
1.365
15.753
baik
baik
56 %
103 %
126 %
102
160
195
1.
Cakupan layanan
2.
Jumlah pelanggan
3.
Kontinuitas distribusi
4.
-(15.348)
Kinerja perusahaan
cukup
5.
Rasio operasi
6.
Tota asset (milyar)
7.
Sumber : PDAM Bandar Masih tahun 2005.
MASALAH DAN PEMECAHAN
A.
Masalah
Tabel 2 : Masalah
NO
1.
INDIKATOR
Jangkauan pelayanan
TEORI
Keadilan /merata (100 %)
2.
Kontinuitan distribusi
PRAKTEK
79 %
89 %
Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat dua masalah dalam
pelayanan prima yang terjadi pada PDAM Bandarmasih, yaitu :
1. Jangkauan pelayanan
Secara teoritis, disebutkan bahwa salah satu prinsif pelayanan prima
adalah keadilan yang merata, artinya jangkauan pelayanan air bersih idealnya
menyebar ke seluruh wilayah yang ada di kota Banjarmasin (100 %), namun
dalam prakteknya hanya 79 % warga saja yang baru menikmati pelayanan air
bersih dari PDAM Bandarmasih.
2. Kontinuitas distribusi air.
Secara teoritis disebutkan bahwa dalam pelayanan harus ada kejelasan
dan kepastian hak dan kewajiban bagi pemberi dan penerima pelayanan.
Artinya adanya jaminan bahwa distribusi air bebas dari kemacetan atau
distribusi air lancar 24 jam setiap hari. Dalam prakteknya PDAM
Bandarmasih hanya mampu menjaga kontinuitasnya sebesar 89 %.
B.
Pemecahan Masalah
Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama pelayanan prima. Oleh
karena itu karyawan PDAM Bandarmasih berkewajiban untuk berupaya
memuaskan pelangganya. Salah satu indikator kepuasan pelanggan adalah tidak
adanya keluhan dari pelanggan.
Dalam
pelayanan
air
bersih
yang
diselenggarakan
oleh
PDAM
Bandarmasih, ternyata masih ada keluhan yang datang dari para pelanggannya,
yaitu keluhan mengenai jangkauan pelayanan yang masih belum merata ke
seluruh penjuru kota Banjarmasin, serta masalah kontinuitas distribusi air yang
kadang-kadang mengalami kemacetan.
1.
Jangkauan Pelayanan
Jangkauan pelayanan air bersih yang diselenggarakan oleh PDAM
Bandarmasih belum maksimal (79 %). Keterbatasan jangkauan pelayanan
tersebut disebabkan oleh faktor seperti yang tersaji dalam tabel berikut ini.
Tabel 3 Penyebab dan Solusi Jangkauan Pelayanan
No.
Penyebab
Solusi
1.
2.
Pembangunan sarana/prasarana
3.
4.
10
sama
dengan
Pemko
Banjarmasin
untuk
menegakkan
yang
belum
memilikinya.
Keterbatsan
jangkauan
11
bersih pada Daerah pingiran tentu hal ini merupakan upaya nyata guna
memperluas
jangkauan
pelayanan
PDAM
pada
seluruh
lapisan
4.
2.
Solusi
Perbaikan/ penggantian pipa
2.
Penertiban
3.
Mobil tanki
4.
Sosialisasi
12
PDAM
Bandarmasih masih belum mencapai 100 % dalam arti distribusi air masih
mengalami kemacetan serta solusi yang dapat ditempuh guna mengatasi
masalah tersebut.
Penyebab kontinuitas distribusi air PDAM Bandarmasih masih belum
mencapai 100 % dalam arti distribusi air
13
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah-masalah yang dihadapi oleh PDAM Bandarmasin dalam
penyelenggaraan pelayanan air bersih pada masyarakat Kota Banjarmasin adalah
14
b.
c.
d.
Pemberitahuan
kepada
konsumen
tentang
jadwal
pelaksanaan
maintenance.
B. Saran-Saran
1. Penentuan golongan tarif
15
DAFTAR PUSTAKA
David Osborne dan Ted Gaebler, 2005. Mewirausahakan Birokrasi, Penerbit PPM
Jakarta.
H.A.S. Moenir, 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara
Jakarta.
Sutopo, 2003. Pelayanan Prima, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Zainal Arifin, 2005. Manajemen Pelayanan PDAM Bandarmasih, Seminar
Manajemen Pelayanan Program Pasca Sarjana STIA Banjarmasin.
-------, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
-------, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004
tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah.