BAB V
PEMBAHASAN
48
Tahun
Bulan
2006
Tabel 5.1
Luas Daerah Tangkapan Hujan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Luas Bukaan
Tambang (Km)
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
Luas DTH 1
(Km)
0.023
0.023
0.023
0.023
0.023
Luas DTH 2
(Km)
0.03
0.03
0.03
0.03
0.03
air
tambang
yang
diharapkan
mampu
mendukung
operasi
penambangan yang sedang berjalan. Debit air yang masuk ke lokasi penambangan
tidak boleh melebihi kapasitas dari saluran penyaliran yang akan dibuat, agar tidak
memunculkan permasalahan baru.
Besarnya air yang masuk bukaan tambang adalah jumlah air limpasan yang
masuk bukaan tambang (Tabel 4.3) ditambah dengan jumlah air hujan yang langsung
masuk bukaan tambang (Tabel 4.4). Debit air yang masuk bukaan tambang adalah
3119,87 m/jam (Tabel 5.2).
Tabel 5.2
49
Tahun
Bulan
2006
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
debit air
limpasan (m/jam)
0.173
0.173
0.173
0.173
0.173
tangkapan hujan. Akan dibuat 2 (dua) saluran terbuka di Pit 2 Taluk II, untuk saluran
terbuka I dibuat pada sisi-sisi jalan tambang. Sedangkan saluran terbuka II dibuat di
sebelah Barat sampai Utara Pit 2 Taluk II, yang digunakan untuk mengalirkan air
tambang menuju sungai.
a. Saluran Terbuka I
Saluran terbuka I, berfungsi untuk mengalirkan air limpasan menuju sumuran
memiliki dimensi sebagai berikut (Lampiran E):
Kemiringan dinding saluran terbuka ()
= 60 o
= 0,40 meter
= 0,25 meter
= 0,65 meter
= 0,20 meter
= 0,20 meter
=1%
50
Gambar 5.1
Penampang Saluran Terbuka I
b. Saluran terbuka II
Saluran terbuka II, berfungsi untuk mengalirkan air tambang dari kolam
pengendapan menuju sungai, memiliki dimensi sebagai berikut (Lampiran E):
Kemiringan dinding saluran terbuka ()
= 60 o
= 0,70 meter
= 0,40 meter
= 1,50 meter
= 0,35 meter
= 0,35 meter
=1%
Gambar 5.2
Penampang Saluran Terbuka II
51
Tabel 5.3
Ukuran Saluran Terbuka
Saluran
terbuka
ST I
ST II
5.4.2
Debit air
(Q)
Koefisien Kemiringan
Manning
Saluran
(n)
(S)
0,00005
0,03
0,01
0,589
0,03
0,01
Gorong-gorong
Diperlukan pembuatan gorong-gorong untuk saluran terbuka I dengan
diameter 0,60 meter. Sedangkan untuk saluran terbuka II yang berfungsi mengalirkan
air menuju sungai memiliki diameter 1,3 meter, gorong-gorong ini direncanakan
terbuat dari besi.
5.5 Penentuan Letak dan Dimensi Sumuran (Sump)
Sumuran berfungsi untuk menampung air tambang agar tidak menggenangi
lantai bukaan tambang selama dilakukan pemompaan. Pembuatan sumuran harus
memperhatikan debit air tambang, sehingga sumuran tersebut dapat berfungsi dengan
baik.
5.5.1
mengalir menuju sumuran. Pada prinsipnya sumuran diletakkan jauh dari aktifitas
penggalian, jenjang di sekitarnya tidak mudah longsor, dekat dengan kolam
pengendapan, dan mudah untuk dibersihkan. Sumuran pada daerah penelitian
diletakkan di bagian Selatan bukaan tambang dan berada pada lantai dasar
penambangan.
5.5.2
52
= 47 meter
b. Julang gesekan
= 1,67 meter
= 0,0308 meter
Kecepatan
(m/detik)
4478.50
8957.01
11942.68
14430.73
hf gesekan
(m)
0.42
1.67
2.97
4.34
hf kecepatan
(m)
0.0790
0.3158
0.5615
0.8198
hf katup isap
(m)
0.1453
0.5811
1.0331
1.5085
hf belokan
(m)
0.0077
0.0308
0.0548
0.0801
Gambar 5.3
Penampang Sistem Penyaliran Tambang
hf statis
(m)
47
47
47
47
Total
(m)
47.65
49.60
51.62
53.74
53
2006
Tahun
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Debit limpasan
(m/jam)
3119.87
3119.87
3119.87
3119.87
3119.87
Volume
pompa (m)
290
kebutuhan
pompa
1
1
1
1
1
waktu
pemompaan
10.76
10.76
10.76
10.76
10.76
54
kolam
pengendapan
untuk
penyaliran
tambang
harus
berbentuk segi empat dan berkelok-kelok. Kolam pengendapan dibuat berkelokkelok supaya kecepatan air dan material yang masuk dapat diperkecil. Dengan
kecepatan aliran yang kecil maka waktu yang dibutuhkan oleh air dan material untuk
keluar dari kolam pengendapan semakin lama, sehingga material mempunyai waktu
yang cukup untuk mengendap.
5.7.2
Prosentase Pengendapan
Prosentase pengendapan diperoleh dari perbandingan antara waktu yang
dibutuhkan oleh air untuk keluar dari kolam pengendapan dengan waktu yang
dibutuhkan oleh padatan untuk mengendap ditambah waktu yang dibutuhkan air
keluar dari kolam pengendapan.
55
dari
pompa
Sentrifugal
Multiflo
MFV-190
yaitu
396
m/jam
dengan
mempertimbangkan kadar lumpur yang terbawa oleh air dan juga alat mekanis yang
digunakan.
Berdasarkan analisis lumpur yang ada dilokasi penambangan, diperoleh kadar
air sebesar 95,2 %, dan kadar padatan sebesar 4,8 %. Sedangkan untuk jangkauan
gali excavator back hoe PC 200, horizontal sejauh 9 m dan vertikal setinggi 5 m.
Setelah dilakukan perhitungan seperti pada Lampiran H, diperoleh dimensi
kolam pengendapan sebagai berikut :
Luas Kolam
= 270 m2
Panjang Kolam
= 30 m
Lebar Kolam
=9m
Kedalaman Kolam
=4m
Volume Kolam
= 1080 m3
5.7.5
mestinya, maka perlu dilakukan perawatan secara teratur yaitu dengan melakukan
pengerukan terhadap kolam pengendapan. Material yang terlarut dalam air tidak
semuanya akan mengendap. Padatan yang berhasil diendapkan hanya 70,79 % dari
total padatan sebesar 0,455 m3/detik yang masuk ke kolam. Dengan membandingkan
volume kolam dengan volume total padatan yang berhasil diendapkan, diperoleh
waktu pengerukan 2 hari sekali (Lampiran H). Pekerjaan pengerukan ini
56
menggunakan alat excavator back hoe Komatsu PC 200, sama seperti yang
digunakan dalam pembuatan kolam pengendapan.