SKENARIO 2
NYERI DI ATAS TUMIT
KELOMPOK A.15
Ketua
Sekretaris
Anggota
(1102013131)
(1102013133)
(1102013125)
(1102013126)
(1102013127)
(1102013128)
(1102013130)
(1102013132)
(1102013134)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2014/2015
1
SKENARIO 2
NYERI DI ATAS TUMIT
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri sekali
di pergelangan kaki kanannya sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada saat bermain
tenis lapangan, ketika berlari tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan langsung terjatuh di
sertai rasa nyeri sekali tidak bisa berjalan. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum
baik,tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila di tekan dan test Simmonds tidak di
dapatkan plantar flexi kaki kanan.
KATA-KATA SULIT
1. Test Simmonds : Test untuk mendeteksi Ruptur Tendo Achilles
2. Plantar Fleksi : Gerakan yang mendekatkan telapak kaki ke tubuh
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
JAWABAN
Bisa, rupture bisa kembali ke keadaan normal dengan cara operasi
M. gastrocnemius, M. soleus dan M.plantaris
- Test obrien
MRI
Radiografi
Muskuloskeletal ultrasonografi
Iya, karena di usia 25 sampai 30 tahun tendo mengalami perubahan/ degenerasi
Karena baru saja terkena/ baru ter-injuri
Untuk membantu menapak dan mengulurkan kaki
Tidak, tergantung aktivitasnya
- penyakit & kelainan
Obat-obatan
Aktivitas berat / berlebih
Kecelakaan
Gerakan tiba-tiba
Gaya hidup
HIPOTESA
Tendo Achilles merupakan penghubung dari M.Gastrocnemius, M.Soleus,
M.plantarisdengan Os.calcaneus. Apabila seseorang jatuh dengan gerakan tiba-tiba dapat
menyebabkan dorso fleksi maksimal pasif tendo Achilles dan juga rupture Tendo Achiles.
Rupture Tendo Achilles menyebabkan gejala seperti nyeri tekan,tidak bisa jalan, dan
terdengar bunyi krek. Pemeriksaan fisik seperti Test Simmonds dan pemeriksaan penunjang
seperti MRI dan Ultrasonografi dapat menunjang diagnosis Rupture tendo Achilles.
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendo Achilles
LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis
LO 1.2. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskpis
LO 1.3. Memahami dan menjelaskan Fungsi Tendo Achilles
LI 2. Memahami dan menjelaskan Ruptur Tendo Achilles
LO 2.1. Memahami dan menjelaskan definisi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.2. Memahami dan menjelaskan etilogi & factor resiko Ruptur Tendo Achilles
LO 2.3. Memahami dan menjelaskan patofisiologi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.4. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis Ruptur Tendo Achilles
LO 2.5. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang Ruptur
Tendo Achilles
LO 2.6. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis bandingRuptur Tendo
Achilles
LO 2.7. Memahami dan menjelaskan tatalaksana Ruptur Tendo Achilles
LO 2.7.1. Memahami dan menjelaskan Farmakologi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.7.2. Memahami dan menjelaskan Non FamakologiRuptur Tendo Achilles
LO 2.8. Memahami dan menjelaskan komplikasi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.9 Memahami dan menjelaskan Prognosis Ruptur Tendo Achilles
LO 2.10. Memahami dan menjelaskan Rehabilitasi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.11 Memahami dan menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendo Achilles
1.2.
Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot
terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen
tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat
menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon dalam
7
proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke
tulang.
Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh
limfatik serta saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh epitenon
dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah
dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan
mengurangi pergesekan.
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon
Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon
Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipeIII kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya
tendon secara spontan.
Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan
baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus,
muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresi
kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit, yang menghasilkan baik
komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali
serat-serat kolagen.
Gambaran tendon achilles normal
Gambaran ruptur tendon achilles
1.3.
2.2.
Alas Kaki
Resiko meningkat ketika memakai sepatu yang tidak mensupport kaki atau tidak
membantali bagian tumit.
Riwayat Cedera pada tendon achilles.
Suntikan kortikosteroid pada tendon Achilles.
Pemakaian
jangkapanjang
obat
antibiotic
golongan
kuinolon
(CiprofloxasindanOfloxacin)
Memiliki riwayat osteoarthritis, gout atauReumathoid Arthritis.
2.3.
a. Penegangan/pelenturan (plantarfleksi)
b. Penegangan/pelenturan saraf punggung kaki (dorsofleksi)
Gerakan pasif
a. Plantarfleksi
Biasanya menyakitkan jika ada kelainan pada bagian belakang tendo
b. Plantarfleksi dengan tekanan lebih
c. Dorsofleksi
d. Tulang sendi subtalar
e. Peregangan otot
i. Gastrocnemius
Berdiri, berat badan sebagai tekanan. Lutut diregangkan dan tumit
diatas permukaan tanah. Bandingkan kedua pergelangan kaki.
ii. Soleus
Berdiri tegak dengan lutut dilenturkan. Kaki posisi normal
Gerakan tertahan
a. Plantarfleksi
Pengujian secara fungsional
a. Betis diangkat
b. Meloncat
c. Menjatuhkan tumit secara tiba-tiba
Palpasi/pijitan
a. Tendo Achilles
b. Bursa retrocalcaneal
c. Talus bagian belakang
d. Otot betis
Pengujian Khusus
b. Tes Thomson
c. Penilaian secara biomekanik
Thompson test
Pertama kali ditemukan oleh Simmonds dan dipopulerkan oleh ThompsonDoherty.Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas. Apabila tendo
achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun apabila
terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.
Gambar test Thompson.
11
Obriens Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus
dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak
jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila
jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mengalami rupture. Tidak
disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.
Gambar test Obriens
( OBrien T. The Needle Test for Complete Rupture of the Achilles Tendon. J Bone and
Joint Surgery, 66-a (7), 1984. )
Copeland Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. Pergelangan kaki
dilakukan dorsofleksi secara pasif.Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar
35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak
bergerak sama sekali.
Maffuli mengevaluasi sensitivitas, spesifisitas dan prediktif dan nilai dari tes pijat betis,
jarak teraba, tes Matles, tes jarum OBrien dan tes sphygmomanometer tes dari 174 ruptur
tendon achilles lengkap. Semua tes menunjukan nilai prediksi positif tinggi, namun tes
pijat betis ( test Thompson ) dan tes Matles ternyata lebih sensitif ( 0,96 dan 0,88 )
dibandingkan tes lain.
Test fleksi Lutut
Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan
dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau
dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.
Tes sphygmomanometer
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien
berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33
kilopascal)dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik
sampai sekitar140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap
menjadi utuh.Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal),
maka diagnosisruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.Menjelaskan pemeriksaan
radiologi ruptur tendon achilles
12
Pemeriksaan penunjang
Plain Radiograph
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon
Achilles. Radiografi menggunakan sinar-Xuntuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak
efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron
energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan
memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam
tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan
ditangkap di film. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda
padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar
belakang nya. Radiografimemiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan
lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis. Foto
Polos diambil dengan posisi kaki yang ingin diperiksa secara lateral.
Foto Rontgen Perbandingan antara Normal dan mengalami rupture tendon Achilles
(http://radiopaedia.org/images/457875)
Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan.
Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh
pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan
jaringan lunak atau tulang.Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan
dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat
membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan
cedera atau robek.Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk
menemukan kerusakan struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk
mendeteksi jenis cedera. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi
pengion dan di tangan ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.
13
DENSITAS PROTON
gelap
Terang
T2
Gelap
Gelap
14
RUPTUR
terang
terang
2.6.
Edema dan goresan pada paratenon (jaringan lemak disekitar tendo), nyeri dan
bengkak akut, terlihat pada pelari yang menaikkan frekuensi latihan mereka tiba-tiba.
2.7.
16
Diindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik yang tidak dapat diturunkan oleh obat
lain. Efek samping obat : agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia
Fenilbutazon dan Oksifenbutazon
Tidak lagi dianjurkan sebagai antiinflamasi
Asam Mefenamat dan Meklofenamat
Asam mefenamat lebih sering digunakan sebagai analgesik, antiinflamasi. Efek
samping obat : Iritasi lambung, waspada dengan interaksi terhadap antikoagulan
Diklofenak
Diabsorbsi cepat dan lengkap dari saluran cerna.Ikatan protein 99%. T : 1-3 jam.
Diakumulasi di cairan sinovial. Efek samping obat : gangguan saluran cerna
Ibuprofen, Ketoprofen, dan Naproksen
Sebagai analgesik dan antiinflamasi.Ibuprofen juga digunakan sebagai
antipiretik.Menurunkan efek diuresis dan natriuretik furosemid dan tiazid, alfa dan
beta bloker dan katopril.
NON FARMAKOLOGI
a. Non-surgery/konservatif
Biasanya melibatkan pemakaian cast atau boot untuk berjalan mengangkat
bagian tumit yang mensupport tendon yang rusak untuk sembuh. Metode ini
menghindari resiko yang dapat ditimbulkan oleh operasi, seperti infeksi. Namun,
resiko rupture kembali lebih besar pada metode ini, dan waktu pulihnya cukup
lama. Jika rupture kembali, perbaikan dengan operasi akan lebih sulit.
Pemakaian boot orthosis yang bias dilepas dengan sisipan untuk tumit agar
ujung tendon dapat berdekatan sama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini
adalah pasien dapat bergerak. Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips
sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam posisi fleksi 30-40 derajat pada
lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.
b. Surgery
Perawatan Surgical
Prosedurnya biasnya adalah membuat irisan pada bagian belakang bawah
tungkai dan menjahit tendon yang putus. Tergantung dengan kondisi jaringan yang
robek, perbaikan dapat diperkuat oleh tendon lainnya. Komplikasi dari operasi dapat
timbul infeksi dan kerusakan pada syaraf.
o Percutaneous Surgery
Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk,
jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika
pergelangan kaki berada pada equinus maksimal.Jahitan itu kemudian
dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, danmendorong subkutan. Lukaluka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan sterilSetelah itu, pasien
menggunakan bantalan gips yang tanpa beban.Penggunaan gips
dilakukanselama 4 minggu,diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan
pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.
Gambar 8 Percutaneous Surgery
17
(http://ajs.sagepub.com/content/33/9/1369/F2/graphic-3.large.jpg)
o Open Surgical Repair
Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal
medial.Insisi medial memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada
tendon plantaris, sertamenghindari cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah
jarang digunakan karena tingginyatingkat komplikasi luka dan adesi. Pada
pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. Setelah paratenon disayat
secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan
didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan
menggunakann onabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung dengan
teknik cross-stitch. Para tendon harus disambung kembali agar tidak terjadi
adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akanmembatasi terjadinya komplikasi
luka.Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat
pemasanganorthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara
netral ke plantar atau sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan
memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu
setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak,
berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapidengan
mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat
beraktivitaskembali dalam jangka waktu 4 bulan. Tindakan operasi untuk
perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memilikitingkat yang lebih
rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot
pascaoperasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat agar
dapat kembali beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan
konservatif. Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi,
drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasankulit lebih tinggi daripada
tindakan non-operasi.
Gambar 9 Open Surgical Repair
18
(http://www.orthopaedicsurgeon.com.sg/wp-content/uploads/2012/05/Ruptured-AchillesTendon.jpg)
Perawatan di Rumah :
Mengikuti standar RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation)
Mengistirahatkan alat gerak yang cedera
Memberikan es pada area yang cedera (es ditaruh dalam kantong plastic dan
dibungkus dengan handuk)
Mengkompres bagian yang sakit untuk mengurangi pembengkakan.
- Membalutkan bagian yang sakit dengan bandage
- Pastikan bandage tidak mengganggu sirkulasi darah
Mengangkat tempat yang cedera jika memungkinkan. Lebih tinggi daripada jantung
agar tidak bengkak.
Pengambilan perawatan immobilisasi atau surgical tergantung aktivitas, kebutuhan kekuatan
kaki saat beraktivitas, umur, dan kondisi klinis.
2.8.
Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil disbanding
pengobatan nonsurgical
Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum
cedera.
Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan
mengenakan gips, boot berjalan, atauperangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya,
boot diposisikan untuk menjagakakimenunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot
kemudian disesuaikan secarabertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak
mengarah ke atas atau bawah).Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6
bulan.Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles
dapatkembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali
berolahraga.
2.9.
20
b
c
d
Hindari aktivitas yang memberikan tekanan tinggi pada tendon seperti melompat
dan berlari.
Hindari berlari pada permukaan yang kasar atau licin. Gunakan sepatu dengaan
bantalan pada tumit.
Hindari intensitas latihan secara tiba-tiba. Naikkan jarak latihan, durasi dan
frekuensi latihan kurang lebih 10% tiap minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Achillesblog.com
Anderson, Silvia Prince.1996. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
Eradiology.bidmc.harvard.edu/LearningLab/musculo/aspden.pdf
Healthwise Staff, http://www.webmd.com/a-to-z-guides/achilles-tendon-rupture
http://ajs.sagepub.com/content/33/9/1369/F2/graphic-3.large.jpg
http://images.radiopaedia.org/images/555107/be5f948c23b6fc6053b855209ccb56.jpg
http://radiopaedia.org/images/457875
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131453189/Cedera
%20Achilles&Perawatannya.pdf
http://www.aaos.org/research/guidelines/artsummary
http://www.aidmyachilles.com/_img/thompson-test-diagnosis.jpg
http://www.emedicinehealth.com/achilles_tendon_rupture/page12_em.htm#prognosis
_of_achilles_tendon_rupture
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendonrupture/basics/causes/con-20020370
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendonrupture/basics/prevention/con-20020370
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendonrupture/basics/symptoms/con-20020370
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendonrupture/basics/treatment/con-20020370
21
http://www.orthopaedicsurgeon.com.sg/wp-content/uploads/2012/05/RupturedAchilles-Tendon.jpg
http://www.webmd.com/a-to-z-guides/achilles-tendon-problems-cause
http://www.webmd.com/a-to-z-guides/achilles-tendon-problems-what-increases-yourrisk
http://www.webmd.com/a-to-z-guides/ruptured-tendon-treatment
http://www.webmd.com/pain-management/tc/achilles-tendon-injury-physical-therapyand-rehab-topic-overview
Justin M. Weatherall, MD; Kenneth Mroczek, MD; Nirmal Tejwani, MD. Acute
Achilles Tendon Ruptures. [published online ahead of print October 2010]
33(10):758-64 (2010) PMID 20954624) http://www.orthosupersite.com/view.aspx?
rid=70484,
Keith L.Moore, Ph.D,etc. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Erlangga; Jakarta
Medicinenet.com/script/main/mobileart.asp?articlekey=173484&Page=6
OBrien T. The Needle Test for Complete Rupture of the Achilles Tendon. J Bone and
Joint Surgery, 66-a (7), 1984
Sjamsuhidajat,R dan Wim de Jong, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi revisi. Jakarta.
EGC hal 1075
Sudoyo AW,dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,FKUI,
Jakarta
Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta EGC
www. mayoclinic.org/disease-conditions/achilles-tendon-rupture/basic/definition
www.rcsed.ac.uk/rcsedbackissues/journal/vol47_4/47400005.html
22