Anda di halaman 1dari 109

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Tantangan pembangunan di Indonesia saat ini adalah meningkatnya
kuantitas proyek di berbagai wilayah. Disertai dengan tuntutan kualitas yang
baik, efisiensi waktu dan biaya yang ekonomis. Selain itu juga sekarang ini
pengaplikasian elemen beton pada infrastruktur juga semakin meningkat.
Seiring dengan itu maka ditemukan solusi modernisasi teknologi konstruksi
untuk membantu memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut.
Beton pre-cast merupakan teknologi yang tepat untuk mengatasi
tantangan pembangunan tersebut. Pengertian dari pre-cast adalah elemen
bangunan yang menggunakan beton bertulang yang dibuat/dicetak dipabrik
atau tempat lain dan jadi sebelum dipasang. Pembuatan pre-cast ini
memang sangat membantu karena dilihat dari macam-macamnya saja
sudah sangat lengkap. Mulai dari panel dinding, element lantai atau atap,
balok pre-cast dan kolom pre-cast. Ada banyak keuntungan yang didapat
dengan menerapkan sistem pre-cast diantaranya hemat waktu konstruksi,
sedikit tenaga terampil yang dibutuhkan dilapangan, pemasangan relatif
tidak tergantung pada cuaca, lebih ekonomis, dst. Maka tak heran pre-cast
cukup menarik banyak pihak selain kontraktor yaitu owner. Banyak owner
yang memiliki permintaan agar bangunan yang mereka inginkan dapat
selesai dalam waktu yang cepat. Karena semakin cepat bangunan tersebut
selesai maka semakin cepat pula bangunan tersebut dapat dikelola.
Akan tetapi jika dilihat dari sisi arsitekturalnya yaitu tampak luar
(keindahan fasad), hampir semua bangunan yang menggunakan pre-cast
tidak memiliki sisi tersebut karena bentuknya yang cenderung kotak dan
monoton. Sementara itu untuk seorang arsitek sangat penting estetika
dalam membangun sebuah bangunan. Bagaimana agar bangunan tersebut
terlihat indah dan bagus, namun tidak mengurangi fungsi dari bangunan
tersebut.

Sebenarnya

mempengaruhi

keindahan

pengelolaan

fasad

bangunan

sebuah

tersebut

bangunan

jika

sudah

juga
dapat

dioperasikan nantinya. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang


membahas tentang bagaimana agar pre-cast juga dapat dieksplor sehingga
dapat menghasilkan bentuk fasad bangunan yang menarik.
1

Gambar 1.1.a.
Proyek Student Castle, Yogyakarta
(Sumber: dok. Pribadi, 2015)

1.2.

Gambar 1.1.b.
Proyek Warhol Residence, Semarang
(Sumber: Wolmax, 2014)

Tujuan

Mengetahui apakah precast itu dan bagaimana penerapannya dalam


fasad sebuah bangunan

Mengidentifikasi sistem precast pada fasad di suatu bangunan hunian


Apartemen Student Castle

1.3.

Manfaat
Bermanfaat untuk :

Memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang bersangkutan tentang


precast hingga alasan dan syarat syarat penggunaan precast.

Menambah pengetahuan tentang eksplorasi fasad bangunan dengan


menggunakan precast.

1.3.

Kajian Teori
1.4.1.

Pengertian Precast
Precast concrete atau beton pracetak merupakan suatu hasil
produksi dari beton yang fabrikasinya dilakukan di pabrik atau di
lapangan sementara dengan penyelesaian akhir pemasangan
(erection) di lapangan.
Pada

metode

precast

terdapat

beberapa

pengertian

berdasarkan tingkat metode palaksanaan pembangunan, yaitu


(Maharsi, 2008):
1.

Prefabrication, yaitu proses pabrikasi yang dilaksanakan


dengan menggunakan alat-alat khusus dimana berbagai jenis
material disatukan sehingga membentuk bagian dari sebuah
bangunan.
2

2.

Preassembly, yaitu proses penyatuan komponen pra fabrikasi


di tempat yang tidak pada posisi komponen tersebut berada.

3.

Module, yaitu hasil dari proses penyatuan kompone pra


fabrikasi, biasanya membutuhkan mode transportasi yang
cukup besar untuk memindahkan ke posisi yang sebenarnya.

Beberapa macam precast, adalah :

1.4.2.

Panel dinding

Elemen lantai dan atap

Balok precast

Kolom precast

Pengertian Fasad
Fasad adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan,
umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi
kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Kata
ini berasal dari bahasa Perancis, yang secara harfiah berarti
"depan" atau "muka".

1.6.

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Substansial
Ruang lingkup pembahasan substansial dibatasi pada aspek-aspek
pembentukan precast yaitu material serta penerapannya pada suatu fasad
bangunan.
Ruang Lingkup Spasial
Ruang lingkup pembahasan berlokasi pada bangunan bertingkat seperti
apartemen maupun hotel para proyek di Semarang dan Yogyakarta.

1.7.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam laporan ini adalah metode
deskriptif yang merupakan suatu metode yang berusaha mendiskripsikan
dan mengintretasikan sesuatu, misalnya kondisi yang ada, atau tentang
kecenderungan yang tengah berlangsung. Tujuan metode ini adalah :

Mendapatkan informasi tentang masalah yang ada.


3

Identifikasi masalah untuk mendapatkan fakta di lapangan.

Melakukan analisis mengenai kajian yang dibahas.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan :

Dokumentasi

yaitu

metode

pengumpulan

data

primer

melalui

pengambilan gambar dan foto.

Studi literatur, yaitu data yang diperoleh dari literatur - literatur yang
berhubungan dengan dengan permasalahan yang dibahas.

Pada tahap analisa terhadap data yang ada, meggunakan acuan dari
literatur.

1.8.

Alur Pikir

Latar Belakang
Aktualita

Berkembangnya teknologi pembangunan dengan menggunakan sistem pre-cast pada saat ini.

Pemahaman yang kurang mengenai precast dan eksplorasi pengaplikasiannya pada fasad bangunan
menggunakan pre-cast.

Desain bangunan yang menggunakan pre-cast yang monoton ditinjau dari fasadnya.
Urgensi

Mengetahui eksplorasi bentuk pada fasad bangunan yang menggunakan sistem pre-cast.

Originalitas

Memberikan informasi mengenai sistem pre-cast serta pengeksplorasiannya pada fasad bangunan.

Data
Tinjauan Pustaka

Data hasil wawancara di lapangan

Prestressed Concrete Building

Wawancara

Jurnal Studi Value Engineering, Tanzil


Maharani, FT UI, 2008

Studi literatur

Surfing Internet

Analisa
Menganalisa material yang digunakan untuk precast, pemasangan serta
pengaplikasiannya pada fasad bangunan

Kesimpulan
Penelitian yang membahas tentang bagaimana agar pre-cast juga dapat
dieksplor sehingga dapat menghsilkan bentuk fasad bangunan yang
menarik.

Saran
Dalam membangun sebuah bangunan dengan menerapkan sistem pre-cast harus tetap memperhatikan
estetika bentuk fasad karena pada umumnya diketahui bahwa bangunan yang menggunakan pre-cast tidak
memiliki sisi arsitektural sehingga bentuknya cenderung kotak dan monoton

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Precast
2.1.1.

Pengertian Precast Concrete


Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3
(tiga) metode yang umum dilakukan yaitu (1) sistem konvensional
yang merupakan metode yang menggunakan bahan tradisional
kayu dan triplek, (2) sistem formwork yaitu sistem yang lebih maju
dari konvensional yang memakai bahan baja ataupun alumunium,
dan (3) sistem precast (pracetak) yaitu sistem yang berasal dari
proses fabrikasi.
Precast concrete atau beton pracetak merupakan suatu hasil
produksi dari bahan beton yang dibuat dengan metode percetakan
secara mekanisasi di pabrik maupun di lapangan sementara yang
dalam proses pembuatannya dengan kontrol kualitas yang baik
dengan penyelesaian akhir pemasangan (erection) di lapangan.
(Maharsi, 2008)
Pada metode sistem precast terdapat beberapa pengertian
berdasarkan tingkat metode palaksanaan pembangunan, yaitu
(Maharsi, 2008):
1.

Prefabrication, yaitu proses pabrikasi yang dilaksanakan


dengan menggunakan alat-alat khusus dimana berbagai jenis
material disatukan sehingga membentuk bagian dari sebuah
bangunan.

2.

Preassembly, yaitu proses penyatuan komponen pra fabrikasi


di tempat yang tidak pada posisi komponen tersebut berada.

3.

Module, yaitu hasil dari proses penyatuan kompone pra


fabrikasi, biasanya membutuhkan mode transportasi yang
cukup besar untuk memindahkan ke posisi yang sebenarnya.

2.1.2.

Sejarah Perkembangan Sistem Precast


Sistem precast berkembang mula-mula di negara Eropa.
Struktur precast pertama kali digunakan adalah sebagai balok
beton di Casino di Biarritz oleh kontraktor Coignet Paris 1891. Pada
tahun 1912 beberapa bangunan bertingkat menggunakan sistem
precast berbentuk komponen-komponen, seperti dinding kolom dan
lantai diperkenalkan oleh John E. Conzelmann.
Indonesia telah mengenal sistem precast yang berbentuk
komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat
lantai sejak tahun 1970an. Sistem precast semakin berkembang
dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem
Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), SIstem All Load
Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem
Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan Sistem T-Cap
(2000).
Beton merupakan material konstruksi yang banyak dipakai di
Indonesia, jika dibandingkan dengan material lain seperti kayu atau
baja. Hal ini terjadi karena bahan pembentukannya sangat mudah
didapatkan serta murah dari segi harga. Namun, sistem precast
concrete merupakan metode yang mampu menjawab pada era ini,
melihat sistem aspek-aspek beton konvensional yang terlampau
jauh tertinggal karena dari segi waktu pelaksanaan yang lama,
kontrol kualitas yang sulit serta bahan-bahan dasar cetakan dari
kayu atau triplek yang semakin mahal. Pada dasarnya sistem
precast concrete adalah melakukan pengecoran komponan di
tempat khusus di permukaan tanah (fabrication), lalu dibawa ke
lokasi (transportation) untuk menjadi suatu struktur yang utuh
(erection)1.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu
menjawab kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya
system ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di
permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi )
untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan
system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan

Arief Rahman.Prinsip dan Gambaran Umum Konstruksi Prefabrikasi, Bahan Kuliah


Struktur-Konstruksi 5, Universitas Gunadarma,.2008.hal: 3-5
6

missal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi


dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara
strutur kayu, baja serta beton konvensional dan precast dapat
dilihat pada tabel :
Aspek

kayu

Pengadaan

Permintaan

baja

Semakin

Utamanya

terbatas

impor

Banyak

Banyak

Beton
konvensional

Pracetak

Mudah

Mudah

Paling

Cukup

banyak
Pelaksanaan

Sukar, Kotor

Cepat, bersih

Lama, kotor

Cepat, bersih

Pemeliharaan

Biaya Tinggi

Biaya tinggi

Biaya sedang

Biaya sedang

Kualitas

Tergantung

Tinggi

Sedang-

Tinggi

spesies
Harga

Semakin

tinggi
Mahal

Lebih murah

Lebih murah

mahal
Tenaga Kerja

Banyak

Banyak

Banyak

Banyak

Lingkungan

Tidak ramah

Ramah

Kurang

Ramah

ramah
Standar

Ada

(sedang Ada

diperbaharui)

(sedang Ada ( sedang Belum

diperbaharui)

diperbaharui

(sedang

disusun)

ada

Tabel Perbandingan 3 Metode Pembangunan Bahan Beton (Rahman, 2008)

2.1.3.

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Precast


Menurut Ervianto (2006), Sistem Precast memiliki keunggulan
dan kelemahannya, diantaranya:

a. Keunggulan
7

Durasi proyek menjadi lebih singkat

Biaya konstruksi dapat tereduksi

Kontinuitas proses konstruksidapat terjaga

Produksi massa

Mengurangi baiaya pengawasan

Mengurangi kebisingan

Dihasilkan dari kualitas beton yang lebih baik

b. Kelemahan

Kebutuhan akan moda transportasi yang dipakai sebagai alat


angkut penyaluran precast membutuhkan biaya tambahan.

Dalam tahap penyatuan (erection) membutuhkan alat berat


berupa Crane yang dimana akan menambah biaya kontruksi

2.1.4.

Sambungan harus lebih diperhatikan dan dikontrol

Jenis-Jenis Elemen Precast


Macam elemen precast concrete untuk konstruksi bangunan
sangat beragam. Ukuran dan bentuk masing-masing precast
disesuaikan dengan desain yang telah direncanakan. Berikut jenisjenis elemen precast (Ervianto, 2006) sebagai berikut:
Kansteen
Kansteen adalah beton pracetak yang digunakan untuk sisi
samping trotoar. Berat dari komponen ini dirancang agar
mampu diangkat oleh satu orang dalam proses handlingnya.
Bentuk dan dimensinya dapat disesuaikan dengan permintaan
pengguna.

Gambar 2.1.4a Kansteen

(Sumber: Beton Elemenindo Perkasa)


8

Tiang Pancang
Tiang pancang pracetak dimanfaatkan dalam bangunan
gedung sebagai komponen struktural. Bentukdan diensinya
bervariasi tergantung dari jenis tanah dan kedalaman lokasi
proyek. Tiang pancang ini antara lain berbetuk segitiga dan
bulat.

Gambar 2.1.4b Tiang Pancang


(Sumber: ANTARA Foto, 2013)
Pagar
Pagar pracetak mulai diproduksi oleh salah satu produsen.
Hal ini dipicu oleh tingkat kecepatan dan kepraktisan dalam
pemasangannya. Pagar ini terdiri dari dua komponen, yaitu
komponen kolom dan panel. Dimensi dari panel adalah lebar
400 mm, tebal panel 50 mm panjang panel 2100mm dan
2400mm.

Gambar 2.1.4c. Pagar


(Sumber: Pagar Panel Beton, 2013)
U Ditch
U-Ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk
penampang huruf U. Umumnya digunakan sebagai saluran
drainase ataupun irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat
9

bervariasi mengikuti kebutuhan dilapangan atau elevasi


saluran yang diinginkan.
Tipe

sambungannya

menggunakan

plat

joint (plat

embeded dan sambungan but joint atau male female) dimana


pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan
mortar sebagai penutup nat.

Gambar 2.1.4d. U- Ditch


(Sumber: Beton Elemenindo Perkasa)
GRC
Komponen ini termasuk dalam kelompok arsitektural,
sering diperlukan karena tuntutan perancang untuk memenuhi
estetika bangunan. Spesifikasi komponen ini adalah sebagai
berikut : bahan terdiri dari campuran semen, pasir, dan
fibreglass

alkali

resistant.

Ukuran

dan

bentuk

sesuai

pemesanan dan memiliki ketebalan 8mm-10mm.

Gambar 2.1.4e. GRC


(Sumber: architectural materials)
Tangga
Struktur tangga pracetak mulai diproduksi untuk bangunan
gedung guna mempercepat waktu konstruksi bangunan.
Apabila struktur tangga dikerjakan secara konvensional maka
akan dibutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat kerumitan
10

dari struktur tangga tersebut.

Gambar 2.1.4f Tangga


(Sumber: wir, 2007)
Balok
Elemen balok dapat diproduksi dengan berbagai bentang
dan

macam

bentuk

penampangnya.

Penentuan

bentuk

penampangnya dari sebuah balok dipengaruhi oleh sistemyang


akan digunakan, misalnya sistem sambungan antara balok dan
plat lantai, sistem sambungan antara balok dengan kolom.

Gambar 2.1.4g. Balok


(Sumber: Beton Elemenindo Perkasa)
Kolom
Sebagai elemen struktur bangunan yang mempunyai
fungsi meneruskan beban dari lantai-lantai di atasnya, di mana
dominasi gaya norrnal yang bekerja maka secara teknis kolom
dapat diproduksi secara pracetak. Jenis kolom beton yang
dapat diproduksi secara pracetak tergantung dari (a) ketinggian
bangunan/jumlah tingkat; (b) metode erection yang akan
digunakan; (c) kemampuan angkat alat bantu/crane.

11

Gambar 2.1.4h. Kolom


(Sumber: Yee Precast Design Group)

Plat Lantai
Sebagai elemen struktur yang langsung mendukung
beban penghuni sebuah bangunan gedung, plat lantai harus
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Hal-hal
yang menjadi bahan pemikiran dalam menetapkan asumsi
antara lain adalah:

jarak antarbalok yang akan mendukung plat lantai.

beban yang akan bekerja.

kemudahan

produksi

serta

kemungkinan

untuk

ditransportasikan.

Gambar 2.1.4i. Plat Lantai


(Sumber: Shandong Xingyu)
Plat Atap
Sebagai elemen struktur yang berfungsi sebagai penutup
bangunan, plat atap dapat diproduksi secara pracetak. Plat
atap dengan bentangan lebar lebih menguntungkan bila
dibandingkan dengan plat atap dalam bentuk komponen yang
12

dimensinya

relatif

lebih

kecil

karena

pertimbanganpertimbangan sebagai berikut:


1. Jumlah elemen yang diproduksi lebih sedikit sehingga
memperpendek waktu yang digunakan untuk proses
produksi serta erection.
2. Plat atap yang diproduksi merupakan satu kesatuan yang
utuh (monolit).
3. Hasil yang didapatkan lebih indah (estetis).

(Sumber: Forever Home)

(Sumber: Shandong Xingyu)


Gambar 2.1.4j. Plat Atap
Cladding (Penutup Dinding)
Cladding adalah penutup dinding luar pada bangunan
gedung yang berfungsi untuk memisahkan dan rnelindungi dari
pengaruh luar. Beberapa kriteria pemilihan material dari

cladding adalah harus tahan terhadap air, tahan terhadap


pengaruh lingkungan di sekitarnya, serta memenuhi
syarat estetika bangunan. Dalam menganalisis dan
memilih material yang akan digunakan harus dilakukan
dengan

cermat

dengan

mempertimbangkan
13

ketahanannya terhadap perubahan iklim, temperatur yang


tinggi, kelembaban, serta polusi yang ditimbulkan olel,
kota besar atau lingkungan industri.

Gambar 2.1.4k. Penutup Dinding


(Sumber: www.betonpracetak.com)

2.1.5.

Teknik Pembuatan Precast


Sistem precast dapat dibuat di pabrik maupun langsung di
lapangan yang sedang dikerjakan. Berikut teknik pembuatan sistem
precast panel dinding yang dibuat di lapangan:
1. Membuat cetakan (Moulding)
Membuat cetakan atau bekisting untuk precast yang
biasanya menggunakan besi baja yang dirakit sedemikian rupa
untuk membentuk precast yang diinginkan. Jika di dalam
prabrik, precast biasanya telah memiliki workshop/bengkel
khusus untuk membuat dan maintanance cetakan, tempat
merakit tulangan (bar-catching) dan sambungan.

(Sumber: Fitrianto, 2014)

14

2.

Peletakan tulangan ke dalam cetakan (Reinforcing)


Tulangan besi yang telah dirakit sebelumnya dimasukkan
ke dalam

cetakan.

(Sumber: Fitrianto, 2014)

3.

Pembetonan (Concreting)
Pemberian beton yang memiliki kualitas tertentu yang telah
diolah

atau diaduk di dalam truk pengolah semen.

(Sumber: Fitrianto, 2014)

4. Penggetaran beton (Compaction)


Cetakan yang telah diberi beton, diberikan getaran dengan
menggunakan vibrator dengan high-frequency dengan tujuan
untuk memadatkan komposisi beton sehingga tidak ada rongga
udara di dalam beton yang dapat mengurangi kekuatan beton
tersebut.

(Sumber: Fitrianto, 2014)


15

5.

Perawatan (Curing)
Perawatan pada beton precast dilakukan dengan
pemberian air pada beton yang masih setengah kering. Hal
ini dilakukan agar

beton tidak mudah retak.

(Sumber: Fitrianto, 2014)

(Sumber: Fitrianto, 2014)

6.

Pengangkatan beton (Handling)


Pasca umur beton memenuhi, unit beton precast
dipindahkan

ke tempat penyimpanan yang precast yang

disusun secara certikal dan

diberi

bantalan

antar

unit

precast.

(Sumber: Fitrianto, 2014)

7.

Precast siap pasang di lokasi.


16

2.1.6.

Ketentuan/Aturan
A. Secara Struktural

SNI 7833-2012
1. Dinding struktur pracetak menengah
Persyaratan dari 1 berlaku untuk dinding struktur
pracetak

menengah yang membentuk bagian

dari sistem penahan

gaya gempa.

Pada sambungan antara panel dinding, atau


antara panel dinding dan fondasi, pelelehan harus
dibatasi pada elemen atau tulangan baja.
Elemen sambungan yang tidak didesain meleleh
harus mengembangkan paling sedikit 1,5Sy.

2. Dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan


beton pracetak
Persyaratan dari 2 ini berlaku untuk dinding
struktur khusus yang dibangun menggunakan
beton pracetak yang membentuk bagian sistem
penahan gaya gempa.
Dinding

struktur

khusus

yang

dibanguan

menggunakan beton pracetak dan tendon paca


tarik diizinkan asalkan dinding tersebut memenuhi
persyaratan dari ACI ITG-5.1.

3. Komponen struktur pracetak


Desain komponen struktur beton polos pracetak
harus meninjau semua kondisi pembebanan mulai
dari saat fabrikasi awal hingga penyelesaian
struktur,

termasuk

pembongkaran

bekisting,

penyimpanan, transportasi, dan ereksi.


Komponen struktur pracetak harus disambung
secara aman untuk menyalurkan semua gaya
lateral ke dalam sistem struktur yang mampu
menahan gaya-gaya tersebut.
17

Komponen struktur pracetak harus dibreising


(braced) dan ditumpu secara cukup selama ereksi
untuk memastikan penempatan yang tepat dan
integritas

struktur

hingga

sambungan

yang

permanen diselesaikan.

SNI-03-2847-2002
1. Sambungan antara dinding pracetak dan komponen
penumpu harus memenuhi syarat sbb :
Panel

dinding

precast

harus

mempunyai

sedikitnya dua tulangan pengikat per panel,


dengan kuat tarik normal tidak kurang dari 45 kN
pertulangan pengikat.
Apabila gaya-gaya rencana tidak menimbulkan
tarik didasar struktur, maka tulangan pengikat
yang diperlukan boleh diangkur ke dalam fondasi
pelat lantai beton bertulang.

B. Secara Arsitektural
Beberapa aturan precast dinding secara arsitektural oleh
Pemerintah Kelembagaan Perumahan Nasional Kanada,
sebagai berikut:

Hindari sambungan antar bukaan/openingan, hal ini


akan berpengaruh pada ketahanan pada keutuhan
precast itu sendiri.

Gambar 2.1.6a. Openingan tidak ideal


Sumber: (Canada Mortgage and Housing Corporation
(CMHC), 2002)
18

Jarak antar panel yang dijoint oleh sealant berkisar


19mm hingga 25mm..

Gambar 2.1.6b. Joint dengan sealant


Sumber : (Canada Mortgage and Housing Corporation
(CMHC), 2002)
2.1.7.

Mutu Beton
Dalam jenis satuan pengukuran mutu beton ada beberapa
seperti K, FC, dan lain-lain, tetapi di Indonesia yang sering di
gunakan pada umumnya adalah K dan FC. Mutu beton K adalah
kuat tekan karakteristik beton kg/cm2 dengan benda uji kubus sisi
15 cm. Mutu beton fc adalah kuat tekan beton dalam Mpa yang
disyaratkan dengan benda uji silinder 15 cm dengan tinggi 30 cm.
Contoh : K 300, memiliki pengertian adalah kekuatan tekan
beton setiap cm persegi memiliki kekuatan menahan beban
sebesar 300 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 cm x 15 cmx 15
cm. Sedangkan satuan Fc = 40 MPa memiliki pengertian kekuatan
tekan beton sama dengan 40 Mpa, dengan benda uji silinder
diameter 15 cm tinggi 30 cm.
1. Beton Kelas I
Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan
non struktural yang pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian
khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan
ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap
kekuatan tekan tidak disyaratkan. Pemeriksaan mutu beton
kelas I dinyatakan dengan Bo.
1. B-0, K-100, K-125, K-150, K-175, K-200 adalah mutu
19

beton

untuk

konstruksi

Non

Stuktual)

2. Beton Kelas II
Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan struktural
secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang
cukup dan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga
ahli.
Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standart B1,
K125,

K175,

K225.

Pengawasan

mutu

terdiri

dari

pengawasan yang ketat terhadap bahan-bahan dengan


keharusan untuk memeriksa beton secara kontinyu.
K-225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton untuk
Konstuksi Struktural ( misal: lantai, jalan, kolom, dsb.
3. Beton Kelas III
Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan
struktural dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan
lebih tinggi dari K125 kg/cm2. Dalam pelaksanaannya
memerlukan keahlian khusus dan memerlukan laboratorium
dengan peralatan yang lengkap yang dilayani tenaga-tenaga
ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara
kontinyu.
K-350, K-325, K-375, K-400, K-450, K-500 adalah beton
khusus pratekan ( misal: balok, jembatan, dsb) maksud dari
K175 itu: sebenarnya K175 Mpa. itu menggambarkan
kekuatan tekan beton itu adalah 175 Mpa setiap satuan luas
permukaan kubus yang berdimensi 15x15x15 cm.
K - XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan beton
yang digunakan. karakteristik beton beda-beda, tergantung
perbandingan campurannya :
K-175 artinya kuat tekan betonnya 175 kg/cm2 , K-225 artinya
kuat tekan betonnya 225 kg/cm2 dan seterusnya.
Beton mutu K - 175 juga kira-kira setara dengan mutu
beton fc' 14,5 MPa atau kuat tekan 14,5 MPa / m2.
Untuk

mendapat

kuat

tekan

beton

ini,

tergantung

campurannnya terutama semen dan air, semakin sedikit air


20

semakin bagus. biasanya kuat tekan ini diperoleh setelah


betonnya berumur 28 hari (dari pembuatan).
Beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam
mutu dan kelas seperti daftar berikut ini
Kls

Mutu

`bk
Kg/cm2

`bk
Kg/cm2,dgs 46

Tujuan

B0

B1
K125
K175
K225

125
175
225

III

K > 225

>225

Pengawasan terhadap
Mutu agregat

Kekuatan agregat

Non strukturil

Ringan

Tanpa pengawasan

200
250
300

Strukturil
Strukturil
Strukturil
Strukturil

Sedang
Ketat
Ketat
Ketat

Tanpa pengawasan
Kontinu
Kontinu
Kontinu

>300

Strukturil

Ketat

Kontinu

Sumber: (Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, 1971)

Bahan bahan penyusun beton merupakan faktor


pendukung

yang

penting

untuk

menghasilkan

suatu

bangunan yang kita inginkan dan sesuai dengan umur yang


direncanakan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
untuk mengetahui apakah bahan yang digunakan tersebut
memenuhi syarat atau tidak untuk dijadikan sebagai bahan
campuran beton, sehingga beton yang dihasilkan dapat
memenuhi persyartan perencanaan.
Dalam campuran beton yang direncanakan bahan
bahan yang digunakan seperti semen, agregat maupun air
harus terlebih dahulu melalui tahap- tahap pemeriksaan. Sifat
sifat beton dalam keadaan segar dan setelah mengeras
dapat memperlihatkan perbedaan perbedaan yang cukup
besar, hal ini tergantung pada jenis, mutu serta perbandingan
perbandingan dari bahan campurannya.
Bahan
pemeriksaan

campuran
terlebih

beton
dahulu

yang

digunakan

untuk

harus

melalui

proses

perencanaan campuran (Mix Design). Data tentang sifat


sifat bahan yang diperlukan untuk Mix Design yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan terhadap bahan yang digunakan.
Oleh karena itu kita harus mengenal dan mengetahui
pentingnya pemeriksaan terhadap bahan bahan campuran
beton sebelum digunakan dalam campuran beton, hal ini
21

dilakukan untuk mengetahui sifat sifat dari bahan campuran


beton tersebut, sehingga mutu dari beton yang direncanakan
dalam Mix Design akan dapat dicapai apabila bahan yang
digunakan dalam campuran beton tersebut adalah bahan
yang terlebih dahulu diperiksa kelayakannya untuk dapat
digunakan dalam campuran beton.

2.1.8.

Metode dan teknik sambungan


Pada pelaksanaan pemasanganprecast terdapat beberapa metode
yang

dapat

digunakan

dalam

instalasi

joint

yang

merupakan

sambungan antar panel precast dengan kosntruksi bangunan itu


sendiri. Berikut adalah metode yang digunakan untuk penyambungan
precast:

a. Sambungan basah
Sambungan

basah

adalah

metode

penyambungan

komponen modul precast dimana sambungan tersebut baru


dapat berfungsi secara efektis setelah dalam angka waktu
tertentu. Sambungan basah dibedakan atas dua yakni:

In-situ Concrete Joints


Sambungan jenis ini dapat diaplikasikan kepada
sambungan antara sesama modul atau beda modul,
terutama pada kolom-kolom, kolom-balok dan plat-balot.
Metode

pelaksanaannya

pengecoran

pada

adalah

pertemuan

dengan
dari

melakukan

modul.

Cara

penyambungan tulangan dapat digunakan coupler ataupun


overlapping.

Pre-Packed Agggregate
Penyambungan dengan cara menempatkan agregat
pada bagian yang akan disambung dan kemudian diinjeksi
dengan semen dan air dengan menggunakan pompa
hidrolos sehingga air semen akan mengisi ruang yang
kosong.

22

b. Sambungan kering (menggunakan baut dan las)


Sambungan kering merupakan metode penyambungan
dimana sambungan tersebut dapat berfungsi langsung secara
efektif. Jenis sambungan ini juga dibedakan atas dua yakni:

Sambungan las
Sambungan

ini

menggunakan

plat

baja

yang

ditanamkan pada beton precast yang akan disambung.


Kedua plat ini kemudan akan disambung dengan las.
Setelah

pengerjaan

pengelasan

selesai

dilanjutkan

dengan menutup plat sambung tersebut dengan adukan


beton dengan tujuan melindungi plat dari korosi (karat).

Sambungan baut
Sambungan ini juga memerlukan plat baja di kedua
elemen modul yang akan disambung. Selanjutnya plat
tersebut juga akan dicor dengan adukan beton.

2.2.

Tinjauan Fasad
2.2.1.

Pengertian Fasad
Fasad adalah elemen arsitektur terpenting yang mampu
menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan (Krier, 1988:
122).

Fasad

tidaklah

semata-mata

mengenai

memenuhi

persyaratan alami yang ditentukan oleh organisasi dan ruang


dibaliknya. Fasad menyampaikan keadaan budaya saat bangunan
itu dibangun; fasad mengungkap kriteria tatanan dan penataan, dan
berjasa

memberikan

kemungkinan

dan

kreativitas

dalam

ornamentasi dan dan dekorasi.


Sebagai suatu keseluruhan, fasad tersusun dari elemen
tunggal, suatu kesatuan tersendiri dengan kemampuan untuk
mengekspresikan diri mereka sendiri. Elemen-elemen tersebut
alas, jendela, atap dan sebagainya karena sifat alaminya
merupakan benda-benda yang berbeda sehingga memiliki bentuk,
warna dan bahan yang berbeda (Krier, 1988: 123). Semua bagian
ini harus dikenali secara individu, walau bahasa umum yang
23

mempersatukan mereka sebagai suatu keseluruhan juga harus


ditemukan. Jika kita tidak melakukan pendekatan terhadap
rancangan fasad sebagai suatu karya seni swatantra melainkan
dalam konteksnya perlu menggunakan elemen yang berbeda
sebagai pemisah antara bentuk yang baru dari bentuk yang lama,
selain sebagai penyambung atau penghubung antara keduanya.
Jadi, pemilihan elemen-elemen ini pertama-tama harus dikaitkan
dengan bahasa fasad sebelumnya.
Ada beberapa elemen fasad yang dapat menegaskan karakter
fasad, antara lain:

2.2.2.

Bentuk tampilan simetris dan asimetris;

Bentuk memanjang vertikal dan horizontal;

Jumlah dan ukuran elemen fasad;

Bentuk tampilan yang sederhana atau kompleks.

Komposisi Pada Fasad Bangunan


Perkembangan fasade sebuah bangunan itu sendiri sangat

bergantung pada perubahan-perubahan sosial budaya masyarakat.


Keberagaman tampilan fasade bangunan merupakan modifikasi
berbagai unsur desain yang dari waktu ke waktu mengalami
transformasi.
Selain tradisi lokal, budaya luar melalui informasi yang didapat
masyarakat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemilihan
perlengkapan visual bentuk sehingga tampilan sosok, warna, ukuran,
tekstur, dan lain-lain seringkali menggambarkan bagaimana kondisi
serta trend apa yang sedang muncul pada saat desain fasade itu
dibuat.
Untuk mengevalusai atau melakukan studi pada arsitektur fasade
menurut DK Ching (1979): Komponen visual yang menjadi objek
transformasi dan modifikasi dari fasade bangunan dapat diamati
dengan membuat klasifikasi melalui prinsip-prinsip gagasan formatif
yang menekankan pada geometri, simetri, kontras, ritme, proporsi dan
skala
Geometri pada fasade merupakan gagasan formatif dalam
arsitektur yang mewujudkan prinsip-prinsip geometri pada bidang
maupun benda suatu lingkungan binaan, segi tiga, lingkaran, segi
24

empat beserta varian-variannya.


Simetri

yaitu

gagasan

formatif

yang

mengarahkan

desain

bangunan melalui keseimbangan yang terjadi pada bentuk-bentuk


lingkungan binaan. Dibagi menjadi; simetri dengan keseimbangan
mutlak, simetri dengan keseimbangan geometri, simetri dengan
keseimbangan diagonal. Untuk membangun suatu keseimbangan
komposisi, simetri harus jauh lebih dominan dari asimetri. Fasade harus
memiliki wajah-wajah yang mencerminkan solusi terencananya yang
berbeda tetapi tetap simetris di dalam diri mereka sendiri (analog
terhadap tubuh manusia).
Kontras

Kedalaman

yaitu

gagasan

formatif

yang

mempertimbangkan warna dan pencahayaan kedalaman menjadi


perbedaan gelap terang yang terjadi pada elemen fasade. Tingkat
perbedaan dikategorikan menjadi 3, yaitu: sangat gelap, gelap, terang.
Ritme yaitu tipologi gambaran yang menunjukan komponen
bangunan dalam bentuk repetasi baik dalam skala besar maupun skala
kecil. Komponen yang dimaksud dapat berupa kolom, pintu, jendela
atau

ornamen.

Semakin

sedikit

ukuran

skala

yang

berulang,

dikategorikan ritme monoton, semakin banyak dikategorikan dinamis.


Proporsi yaitu perbandingan antara satu bagian dengan bagian
lainnya pada salah satu elemen fasade. Dalam menentukan proporsi
bangunan

biasanya

mempertimbangkan

batasan-batasan

yang

diterapkan pada bentuk, sifat alami bahan, fungsi struktur atau oleh
proses produksi. Penentuan proporsi bentuk dan ruang bangunan
sepenuhnya

merupakan

kemampuan

untuk

keputusan
mengolah

perancang

yang

bentuk-bentuk

memiliki
arsitektur,

mengembangkan bentuk-bentuk geometri dasar dan sebagainya, yang


tentunya keputusan dalam penentuan proporsi tersebut ada dasarnya.
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen
bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu dengan ukurannya
bagi manusia. Pada konteks fasade bangunan, skala merupakan
proporsi yang dipakai untuk menetapkan ukuran dan dimensi-dimensi
dari elemen fasad.

25

2.2.3.

Komponen Fasad
Fasad adalah representasi atau ekspresi dari berbagai aspek yang
muncul dan dapat diamati secara visual. Dalam konteks arsitektur kota,
fasad bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi
bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing
bangunan tersebut dalam kepentingan publik (kota) atau sebaliknya.
Untuk itu komponen fasad bangunan yang diamati meliputi: (Krier,1983:
61 66).
a. Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance)
Saat memasuki sebuah bangunan dari arah jalan, seseorang
melewati berbagai gradasi dari sesuatu yang disebut publik.
Posisi jalan masuk dan makna arsitektonis yang dimilikinya
menunjukan peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk
menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior) ke bagian privat
(interior). Pintu masuk adalah elemen pernyataan diri dari penghuni
bangunan.
Terkadang

posisi

entrance

memberi

peran

dan

fungsi

demonstratif terhadap bangunan. Lintasan dari gerbang ke arah


bangunan membentuk garis maya yang menjadi datum dari
gubahan. Di sini dapat diamati apakah keseimbangan yang terjadi
merupakan simetri mutlak atau seimbang secara geometri saja.
b. Zona Lantai Dasar
Zona lantai dasar merupakan elemen urban terpenting dari
fasad. Alas dari sebuah bangunan, yaitu lantai dasarnya,
merupakan elemen perkotaan terpenting dari suatu fasad. Karena
berkaitan dengan transisi ke tanah, sehingga pemakaian material
untuk zona ini harus lebih tahan lama dibandingkan dengan zona
lainnya.
Lantai dasar memiliki suatu makna tertentu dalam kehidupan
perkotaan. Karena daerah ini merupakan bagian yang paling
langsung diterima oleh manusia, seringkali lantai dasar menjadi
akomodasi

pertokoan

dan

perusahaan-perusahaan

komersil

lainnya
26

c. Jendela dan pintu masuk ke bangunan.


Jendela dan pintu dilihat sebagai unit spasial yang bebas.
Elemen ini memungkinkan pemandangan kehidupan urban yang
lebih baik, yaitu adanya bukaan dari dalam bangunan ke luar
bangunan.
Fungsi jendela sebagai sumber cahaya bagi ruang interior,
yaitu efek penetrasi cahaya pada ruang interior. Jendela juga
merupakan bukaan bangunan yang memungkinkan pemandangan
dari

dan

ke

luar

bangunan.

Selain

memenuhi

kebutuhan

fungsionalnya, jendela juga dapat menjadi elemen dekoratif pada


bidang dinding.
Pintu memainkan peran yang menentukan dalam konteks
bangunan, karena pintu mempersiapkan tamu sebelum memasuki
ruang, karena itu makna pintu harus dipertimbangkan dari berbagai
sudut pandang (Krier, 1988 : 96). Kegiatan memasuki ruang pada
sebuah bangunan pada dasarnya adalah suatu penembusan
dinding vertikal, dapat dibuat dengan berbagai desain dari yang
paling sederhana seperti membuat sebuah lubang pada bidang
dinding sampai ke bentuk pintu gerbang yang tegas dan rumit.
Posisi pintu pada sebuah bangunan sangat penting untuk lebih
mempertegas fungsi pintu sebagai bidang5 antara ruang luar dan
ruang dalam bangunan. Karena letak atau posisi sebuah pintu
sangat erat hubungannya dengan bentuk ruang yang dimasuki,
dimana akan menentukan konfigurasi jalur dan pola aktivitas di
dalam ruang.
d.

Pagar Pembatas (railling)


Suatu pagar pembatas (railling) dibutuhkan ketika terdapat
bahaya dalam penggunaan ruangan. Pagar pembatas juga
merupakan pembatas fisik yang digunakan jika ada kesepakatankesepakatan sosial mengenai penggunaan ruang.

e. Atap dan Akhiran Bangunan.


Ada 2 macam tipe atap: yaitu tipe atap mendatar dan atap (face
style) yang lebih sering dijumpai yaitu tipe atap menggunung
27

(alpine style). Atap adalah bagian atas dari bangunan. Akhiran atap
dalam konteks fasad di sini dilihat sebagai batas bangunan dengan
langit. Garis langit (sky-line) yang dibentuk oleh deretan fasad dan
sosok bangunannya, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas,
tetapi sebagai obyek yang menyimpan rahasia dan memori kolektif
warga penduduknya.
f.

Tanda-tanda (Signs) dan Ornamen pada Fasad.


Tanda-tanda (signs) adalah segala sesuatu yang dipasang oleh
pemilik toko, perusahaan, kantor, bank, restoutan dan lain-lain
pada tampak muka bangunannya, dapat berupa papan informasi,
iklan dan reklame. Tanda-tanda ini dapat dibuat menyatu dengan
bangunan, dapat juga dibuat terpisah dari bangunan.
Tanda pada bangunan berupa papan informasi, iklan atau
reklame merupakan hal yang penting untuk semua jenis bangunan
fungsi komersial. Karena tanda-tanda tersebut merupakan bentuk
komunikasi visual perusahaan kepada masyarakat (publik) yang
menginformasikan maksud-maksud yang ingin disampaikan oleh
perusahaan komersial.
Sedangkan ornamen merupakan kelengkapan visual sebagai
unsur estetika pada fasad bangunan. Ornamentasi pada fasad
bangunan fungsi komersial, selain sebagai unsur dekoratif
bangunan juga meruapakan daya tarik atau iklan yang ditujukan
untuk menarik perhatian orang.

28

BAB III
TINJAUAN PENERAPAN SISTEM PRECAST PADA FASAD
BANGUNAN APARTEMEN STUDENT CASTLE,
YOGYAKARTA
3.1.

Latar belakang sistem precast pada bangunan Apartemen Student


Castle

Nama Bangunan

: Student Castle Apartement

Jenis Bangunan

: Apartemen hunian bertingkat

Lokasi

: Jalan Selokan Mataram, Babarsari, Sleman,


Yogyakarta

Gambar 3.1. Peta Lokasi Bangunan Apartemen Student Castle


Sumber: googlemap, diakses 27 Mei 2015

3.1.1.

Ide dasar
Pada
apartemen

awalnya
yaitu

penerapan
dari

sistem

permintaan

precast

owner

pada

fasad

(developer)

PT.

Arthamakmur Jogjakarta sendiri yang kemudian diserahkan oleh


konsultan perencana untuk didesain dengan menggunakan sistem
precast pada fasadnya. Dan dengan PT. Prima Cipta Karya
(Bandung)

sebagai

Perusahaan

subkontraktor

precast

Apartemen Student Castle. Secara arsitektural penerapan sistem


precast pada dinding hanya pada bagian kamar mandi, namun
seiring berjalannya waktu pada proses jalannya proyek terjadi
29

banyak perubahan desain pada sistem precast yang diterapkan


hingga akhirnya penerapannya pada fasad bangunan Student
Castle memakai 90% menggunakan sistem precast. Berikut
beberapa faktor serta alasan penggunaan sistem precast pada
fasad bangunan Apartemen Studen Castle:
1.

Sistem

precast

pada

bangunan

Student

Castle

berdasar kebutuhannya memiliki keuntungan, yaitu:

Mempercepat jalannya pelaksanaan proyek untuk


mencapai target waktu yang telah ditentukan. Dalam
pangsa

bisnis

hal

ini

sangat

diperlukan

untuk

mempercepat target bisnis yang direncanakan, karena


semakin cepat proses proyek selesai semakin cepat
untuk investasi berjalan untuk mendapat pasokan aliran
yang masuk.

Produksi yang cepat dan massal karena desain yang


tipikal

dan

modular

sehingga

dapat

mengurangi

pengawasan.

2.

Penggunaan sistem precast pada fasad berawal dari


kamar mandi yang letaknya langsung dengan sisi luar
bangunan. Hal ini dikarenakan beton precast lebih tahan air
dibanding bata ringan (material bahan penutup dinding lain
yang dipakai pada bangunan).

Gambar 3.2. Denah bangunan dengan kamar mandi


terletak sisi luar bangunan
30

3.

Seiring banyak pertimbangan antar owner, konsultan,


serta kontraktor pada akhirnya sistem precast bangunan
Student Castle menerapkan pada hampir semua sisi luar
bangunan, khusus pada tiap kamar yang berhubungan
langsung dengan sisi luar.
Pengecualian pada dinding untuk koridor memakai
bata ringan, hal ini dimaksudkan untuk sebagai berikut:

Bata

ringan

yang

berpori

untuk

sirkulasi

udara

(penghawaan) pada area koridor. Dikarenakan area


koridor

pada

bangunan

Student

Castle

hanya

bergantung pada saluran udara ducting pada area


tangga serta udara AC yang keluar dari celah kamar.

Gambar 3.3. Daerah koridor yang tidak menggunakan sistem


precast pada denah

Keamanan jika sedang dalam keadaan darurat dan


harus keluar melaui dinding pada koridor karena area
publik, sehingga pembobolan bata ringan yang memiliki
berat lebih ringan dan mudah dihancurkan dibanding
beton precast merupakan alternatif terbaik.

4.

Penggunaan sistem precast pada fasad bangunan


Student Castle yaitu dengan mengikuti alur denah pada
bangunan tersebut. Karena beberapa perubahan yang
berawal dari kamar mandi saja menjadi hampir semua sisi
tanpa mengubah denah yang ada.

31

Gambar 3.4. SIsi-sisi fasad bangunan dengan precast yang

mengikuti denah

5.

Terdapat sistem precast dengan kamar yang memiliki


dua panel atau lebih.Hal ini memiliki beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:

Sebagai pembeda antar ruang. Sehingga pada satu sisi


dengan sisi lain sudah berbeda ruangan. Terdapat pada
beberapa kamar dengan tipe double bedroom.

Gambar 3.5. Contoh kamar yang memiliki precast lebih dari satu
dalam satu sisi yang dilakukan sebagai pembeda ruang.

Untuk menghindari beban berlebih yang dihasilkan


precast tersebut. Karena penggunaan mutu beton K300
untuk struktural sebagian besar, maka akan sangat
berat

jika

dimensinya

semakin

besar

sehingga

diharuskan untuk membagi panel menjadi 2 bagian.


32

Gambar 3.6. Contoh kamar yang memiliki precast lebih dari satu
dalam satu sisi yang dilakukan untuk meminimalkan beban satu
precast yang berat

6. Pemakaian cat dinding precast yang berwarna gradasi


oranye identik dengan sifat periang/ceria. Hal ini bermaksud
bahwa

bangunan

apartemen

ini

diperuntukan

unuk

penghuni kalangan para pelajar/mahasiswa.

Gambar 3.7. Salah satu fasad bangunan apartemen

3.1.2.

Biaya
Biaya produksi precast dihitung dalam meter kubik (m3). Biaya
produksi

terbagi

pada

biaya-biaya

berdasar

pada

owner

(developer), kontraktor, subkontraktor maupun tim khusus yang


menangani precast oleh kontraktor. Pada bangunan Apartemen
Student Castle, dapat ditinjau dari biaya pada kontraktor, yaitu
sekitar 600 ribu hingga 700 ribu per m3.
Biaya precast tentu lebih mahal dari biaya bata ringan,
sehingga memiliki pengaruh besar terhadap nilai jual apartemen.
33

Berikut nilai per unit kamar:

Tipe studio (1 panel precast kecil)

: 450 juta rupiah

Tipe studio deluxe (1 panel precast sedang)

: 600 juta rupiah

Tipe one bedroom (2-5 panel precast)

: 900 juta rupiah

Tipe two bedroom (4 panel precast)

1.25

milyar

rupiah

3.1.3.

Asal Produksi Precast


Pada bangunan Student Castle ini pengerjaan produksi precast
dikerjakan oleh sub-kontraktor. Akan tetapi pencetakan precast
untuk bangunan ini dilakukan langsung di area proyek sehingga
pengerjaannya lebih cepat. Dan dengan proses seperti ini
dibutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan proses
pembelian precast yang sudah jadi dari pabrik. Beberapa alasan
produksi precast di lokasi proyek pada bangunan Student Castle:

Menghindari keretakan yang berakiat berkurangnya kualitas


material precast tersebut selama di pabrik dan pengriman
transportasi karena tidak ada yang memantau atau mengontrol
selama jalannya proses tersebut.

Menghindari ketidakpresisian dalam desain atau ukuran


precast.

Gambar 3.8.

Gambar 3.9.
Proses Pencetakan

Sumber : Dok. Pribadi (2015)

34

3.1.4.

Alat Pencetak Precast

Untuk mencetak sebuah precast biasanya adalah dengan


menggunakan bekisting. Sama halnya dengan pencetakan
precast di apartement Student Castle ini juga menggunakan
bekisting yang terbuat dari besi.

Gambar 3.10.

Gambar 3.11.

Alat pencetak berupa bekisting besi


Sumber : Dok. Pribadi (2015)

3.1.5.

Material dan Kualitas Mutu Precast


Precast

yang

ada

di

apartement

Student

Castle

ini

menggunakan material beton murni dengan kualitas beton 300K.


Adapun komposisi dari adukan beton sebelum dicetak adalah
kandungan semen, air, agregat(koral), dan beberapa zat yang
dibutuhkan. Beberapa zat yang dibutuhkan tersebut adalah zat
pengeras dan zat untuk menjaga agar adukan beton tidak
mengering selama perjalanan menuju proyek untuk di cetak.

Gambar 3.12. Material Beton


Sumber : Dok. Pribadi (2015)

35

3.1.6.

Estimasi Waktu Pekerjaan Precast

Dalam pembahasan ini kecepatan pemasangan dapat


diartikan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan
precast pada fasad bangunan. Berapa lama waktu yang
dibutuhkan sehingga precast dapat di pasang secara
menyeluruh. Pada bangunan Student Castle ini setiap harinya
dapat memasang 5-8 buah precast. Akan tetapi karena
masalah struktur proses pemasangan precast pada bangunan
ini menjadi lambat hingga membutuhkan waktu yang lebih
lama.

3.1.7.

Bahan Penyambung Precast


Bahan

penyambung

precast

dinding

pada

bangunan

Apartemen Student Castle berupa sambungan kering yaitu baut


(dynabolt) dan plat.

Gambar 3.13. Dynabolt


Gambar 3.14. Plat Baja
(Sumber: dok. Pribadi, 2015)

3.1.8.

Teknik Pemasangan Precast


Teknik pemasangan precast pada apartement ini adalah
dengan menggunakan teknik penyambungan antara embeded dan
bracket. Adapun langkah-langkah pemasangannya adalah sebagai
berikut :
1)

Setelah precast di letakkan dibagian yang diinginkan,maka


akan dilakukan pengelasan agar precast menyatu dengan plat.

2)

Bagian yang akan dilas adalah embeded pada precast dan


bracket pada plat lantai.

36

Gambar 3.15
Sumber : Dok. Pribadi (2015)

3) Setelah di las maka bracket dibaut ke plat lantai dengan


menggunakan dynabolt sebagai pengait/ perkuatan untuk
menahan precast. Kekuatan dari dynabolt itu sendiri adalah
sekitar 2 ton.

Gambar 3.16
Sumber : Dok. Pribadi (2015)

4) Kemudian setelah itu dibagian setiap sisi precast diberikan lem


sealant untuk

menghubungkan precast yang satu dengan

yang lain.
3.2.

Jumlah dan Jenis Modul Precast


Jumlah dan jenis modul precast dapat berpengaruh terhadap kecepatan
pengerjaan suatu bangunan. Semakin banyak jumlah modul precastnya
maka semakin lama pengerjaan bangunan tersebut dapat selesai. Pada
bangunan Student Casle ini terdapat 33 jenis precast untuk dinding luar
bangunan serta 35 jenis precast parapet.Berikut jenis modul precast
berdasar ruang kamar:

37

3.2.1. Precast dinding


No.

Type

Letak

Modul
1.

Ukuran

Bukaan

Jumlah
Ada/Tidak

1355 x 2980 mm2

P-1

140 buah

Letak

Ada

Material/
Ukuran (%)

Mutu

855 x 1210

Beton/K300

mm2

modul

26 % dari

Gambar tampak depan (atas) dan belakang


(bawah)

ukuran
panel

P1x

P1

P4

P4

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

Tipe P-1, letak


kamar mandi di
sebelah kiri dari
pintu masuk
kamar

29

No.

2.

Type

Letak

Modul

Ukuran

Bukaan

Jumlah
Ada/Tidak

1355 x 2980 mm2

P-1x

112 buah

Letak

Ada

Material/ Mutu
Ukuran (%)
855 x 1210

Beton/K300

mm2

modul

26 % dari
Gambar tampak depan (atas) dan
belakang (bawah)

ukuran
panel

P1x
P4

P1
P4

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

Tipe P-1x, letak


kamar mandi di
sebelah kanan
dari pintu masuk
kamar

30

No.

3.

Type
Modul

Letak

Ukuran

Bukaan

Jumlah
Ada/Tidak

2445 x 2980 mm2

P-1a

14 buah

Letak

Ada

Material/ Mutu
Ukuran (%)
855 x 1150

Beton/K300

mm2

modul

13% dari
ukuran
panel
Gambar tampak depan

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

P-1a

embeded,
bracket.

31

No.

4.

Type
Modul
P-1b

Bukaan
Letak

Ukuran

Jumlah

Material/ Mutu
Ada/Tidak

Pada kamar no. 23 (tipe studio deluxe)

1650 x 2980 mm2

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
855 x 1210

Beton/K300

mm2

modul

21 % dari
ukuran
panel

Gambar tampak belakang

P-1b

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

32

No.

5.

Type
Modul

P-1b

Bukaan
Letak

Pada R. Tangga (tangga barat)

Ukuran

2760 x 2980 mm2

Jumlah

16 buah

Material/ Mutu
Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

Gambar tampak belakang

P-1b'

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

33

No.

6.

Type
Modul

Bukaan
Letak

Ukuran

3125 x 2980 mm2

P-1c

Jumlah

16 buah

Material/ Mutu
Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

Gambar tampak belakang

P-1c

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

34

No.

7.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Jumlah

Material/ Mutu
Ada/Tidak

1632 x 2980 mm2

P-2

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1140 x 1210

Beton/K300

mm2

modul

28 % dari
ukuran
panel
Gambar tampak samping kanan

P-2

dfshs

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

35

No.

8.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Jumlah

Material/ Mutu
Ada/Tidak

1635 x 2980 mm2

P-2a

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1140 x 1210

Beton/K300

mm2

modul

28 % dari
ukuran
panel
Gambar tampak samping kiri

P-2a

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

36

No.

9.

Type
Modul

Bukaan
Letak

Ukuran

Ada/Tidak
1635 x 2980 mm2

P-2b

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1140 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

28 % dari
ukuran
panel
Gambar tampak samping kiri

P-2b

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

37

No.

10.

Type
Modul

Bukaan
Letak

Ukuran

Ada/Tidak
1620 x 2980 mm2

P-2x

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1140 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

31 % dari
ukuran
panel
Gambar tampak samping kanan

P-2x

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

38

No.

11.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
3650 x 2980 mm2

P-4

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
610 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

7 % dari
ukuran
Gambar tampak depan

P-4

panel

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

39

No.

12.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

1650 x 2980 mm2

P-4a

Material/

Jumlah

14 buah

Mutu

Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

Gambar tampak belakang

P-4a

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

40

No.

13.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
1790 x 2980 mm2

P-4a

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
610 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

14 % dari
ukuran
panel
Gambar tampak belakang

P-4a

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

41

No.

14.

Type
Modul

Bukaan
Letak

Ukuran

Ada/Tidak
3625 x 2980 mm2

P-4b

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Tidak ada

Ukuran (%)
610 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

7 % dari
ukuran
panel

Gambar tampak samping kanan

P-4b

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

42

No.

15.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

520 x 2980 mm2

P-5

Material/

Jumlah

14 buah

Mutu

Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul
P-5

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

43

No.

16.

Type
Modul

P-5a

Bukaan
Letak

Ukuran

620 x 2980 mm2

Material/

Jumlah

14 buah

Mutu

Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

44

No.

17.

Type
Modul

Bukaan
Letak

Ukuran

930 x 2980 mm2

P-6

Material/

Jumlah

14 buah

Mutu

Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

P-6

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

45

No.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ukuran
Ada/Tidak

18.

2000 x 2980 mm2

P-7

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Mutu

(%)
610 x 1210

modul

mm

Beton/K300

23 % dari
ukuran
Gambar tampak belakang

panel

P-7

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

46

No.

19.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

1630 x 2980 mm2

P-7a

Material/

Jumlah

14 buah

Mutu

Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

Gambar tampak samping kiri

P-7
P-7a

P-6

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

47

No.

20.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
2105 x 2980 mm2

P-8

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1035 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

20% dari
panel
Gambar tampak samping kiri

P-8a

P-10
P-9

P-8

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

48

No.

21.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
3635 x 2980 mm2

P-8a

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1410 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

16 % dari
panel

Gambar tampak samping kiri

P-8a

P-10
P-9

P-8

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

49

No.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Jumlah

Ada/Tida
k

22.

2270 x 2980 mm2

P-9

14 buah

Material/
Mutu

Letak

Ada

Ukuran (%)
910 x 1210

modul

mm

Beton/K300

16 % dari
Gambar tampak belakang

panel

P-8a

P-10
P-9

P-8

Tempat

Alat

Produksi Pencetak

Sambungan
Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

*) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat


penambahan openingan.

50

No.

23.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
2565 x 2980 mm2

P-10

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1410 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

22 % dari
Gambar tampak belakang

panel

P-8a

P-10
P-9

P-8

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

51

No.

24.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
2530 x 2980 mm2

P-11

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1410 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

23 % dari
Gambar tampak belakang

panel

P-17

P-13

P-11
P-13'

P-12

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di lokasi

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

52

No.

25.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
2040 x 2980 mm2

P-12

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
910 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

18 % dari
Gambar tampak belakang

panel

P-17

P-13

P-11
P-13'

P-12

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

*) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat


penambahan openingan.

53

No.

26.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
3660 x 2980 mm2

P-13

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
1410 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

16 % dari
panel
Gambar tampak samping kanan

P-17

P-13

P-11
P-13'

P-12

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

54

No.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Jumlah

Ada/Tida
k

27.

2100 x 2980 mm2

P-13'

14 buah

Material/
Mutu

Letak

Ada

Ukuran (%)
1260 x 1210

modul

mm

Beton/K300

24 % dari
panel
Gambar tampak samping kanan

P-17

P-13

P-11
P-13'

P-12

Tempat

Alat

Produksi Pencetak

Sambungan
Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

55

No.

28.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

3965 x 2980 mm2

P-14

Jumlah

14 buah

Material/

Ada/Tida

Mutu

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

Teknik

Bahan

Finishing

modul

Gambar tampak samping kanan

P-5a

P-4

P-14

Tempat

Alat

Produksi Pencetak

Sambungan

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

56

No.

29.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Ada/Tidak
1990 x 2980 mm2

P-15

Material/

Jumlah

14 buah

Letak

Ada

Ukuran (%)
855 x 1210

Mutu

Beton/K300

mm2

modul

17 % dari
Gambar tampak depan

panel

P-18

P-15
P-15a

P-4b

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

*) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat


penambahan openingan.

57

No.

30.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

3965 x 2980 mm2

P-15a

Material/

Jumlah

14 buah

Mutu

Ada/Tidak

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

modul

Gambar tampak depan

P-18

P-15
P-15a

P-4b

Sambungan

Tempat

Alat

Produksi

Pencetak

Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

58

No.

31.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

3225 x 2980 mm2

P-16

Jumlah

14 buah

Material/

Ada/Tida

Mutu

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

Teknik

Bahan

Finishing

modul

Gambar tampak depan

P-5

P-16a

P-4a
P-4a'

P-16

Tempat

Alat

Produksi Pencetak

Sambungan

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

59

No.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

Jumlah

Ada/Tida
k

32.

1400 x 2980 mm2

P-16a

14 buah

Material/
Mutu

Letak

Ada

Ukuran (%)
855 x 1210

modul

mm

Beton/K300

25 % dari
Gambar tampak depan

panel

P-5

P-16a

P-4a
P-4a'

P-16

Tempat

Alat

Produksi Pencetak

Sambungan
Teknik

Bahan

Finishing

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

*) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat


penambahan openingan.

60

No.

33.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

1425 x 2980 mm2

P-17

Jumlah

14 buah

Material/

Ada/Tida

Mutu

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

Teknik

Bahan

Finishing

modul

Gambar tampak depan

P-17

P-13

Tempat

P-11
P-13'

Alat

Produksi Pencetak

P-12

Sambungan

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

*) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat


penambahan openingan.

61

No.

34.

Bukaan

Type

Letak

Modul

Ukuran

725 x 2980 mm2

P-18

Jumlah

14 buah

Material/

Ada/Tida

Mutu

Letak

Ukuran (%)

Tidak ada

Beton/K300

Teknik

Bahan

Finishing

modul
P-18

P-15
P-15a

P-4b

Tempat

Alat

Produksi Pencetak

Sambungan

Di area

Bekisting

Teknik Sambungan

Baut

Cat

proyek

besi

Kering

dynabolt,

waterproofing

embeded,
bracket.

*) Pada tipe P-18 tidak terlihat pada fasad


atau tampak

*) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat


penambahan openingan.

62

3.2.2. Precast parapet

No.

1.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-1

Gambar tampak depan

Gambar tampak belakang

Jumlah

16 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

63

No.

2.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-1a

Gambar tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

64

No.

3.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-1b

Gambar tampak belakang

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

65

No.

4.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-1c

Gambar tampak belakang

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

66

No.

5.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-2

Gambar tampak samping kanan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

67

No.

6.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-2a

Gambar tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

68

No.

7.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-2b

Gambar tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

69

No.

8.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4

Gambar tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

70

No.

9.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4x

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

71

No.

10.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4a

Tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

72

No.

11.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4a

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

73

No.

12.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4a'

Tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

74

No.

13.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4a"

Tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

75

o.

14.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-4b

Tampak samping kanan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

76

No.

15.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-5

Tampak samping kanan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

77

No.

16.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-5x

Tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

78

o.

17.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-6

Tampak samping kanan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

79

No.

17.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-6'

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

80

No.

17.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-7

Tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

81

\\\No.

18.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-8

Tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

82

No.

19.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-8a

Tampak samping kiri

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

83

No.

20.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-8b

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

84

No.

21.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-9

Tampak belakang

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

85

No.

22.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-10

Tampak belakang

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

86

No.

23.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-10a

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

87

No.

24.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-11

Tampak belakang

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

88

No.

25.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-11a

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

89

No.

26.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-12

Tampak belakang

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

90

No.

27.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-13 &
T-13a

Tampak samping kanan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

91

No.

28.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T-14 &
T14a'

Tampak samping kanan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

92

No.

29.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T14a

Tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

93

No.

30.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T15 &
T16

Tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

94

No.

31.

Type
Modul

Ukuran

Letak

T17

Tampak depan

Jumlah

2 Buah

Material/

Tempat

Alat

Mutu

Produksi

Pencetak

Beton/K300

Sambungan
Finishing
Teknik

Bahan

Teknik

Baut

Di area

Bekisting

Sambungan

dynabolt,

proyek

besi

Kering

embeded,

Cat waterproofing

bracket.

95

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
1. Faktor

utama

pengaplikasian

sistem

precast

fasad

bangunan

Apartemen Student Castle secara arsitektural yaitu pada bagian kamar


mandi yang letaknya berdekatan langsung dengan bagian luar
bangunan. Sistem precast diterapkan karena material beton pada
precast tahan terhadap air dibandingkan bata ringan.
2. Dari pengamatan yang dilakukan, peletakan/penerapan modul precast
yang sama dengan posisi yang sama di setiap lantai akan menimbulkan
kesan monoton pada fasad bangunan tersebut apalagi jika bangunan
tersebut memiliki jumlah lantai yang banyak dan denah yang tipikal.
Dan untuk mengatasi kesan monoton tersebut, pada bangunan
diberikan cat yang berbeda (variasi warna cat pada fasad bangunan).
3. Biaya produksi precast dihitung dalam meter kubik (m3). Pada
bangunan Apartemen Student Castle, dapat ditinjau dari biaya pada
kontraktor, yaitu sekitar 600 ribu hingga 700 ribu per m3.
4. Pada bangunan Student Castle ini pengerjaan produksi precast
dikerjakan oleh sub-kontraktor. Akan tetapi pencetakan precast untuk
bangunan

ini

dilakukan

langsung

di

area

proyek

sehingga

pengerjaannya lebih cepat dan biaya pekerjaan precast menjadi lebih


sedikir jika harus dikirim dari pabrik.
5. Pencetakan

precast

di

apartement

Student

Castle

ini

juga

menggunakan bekisting yang terbuat dari besi.


6. Beton yang digunakan pada precast apartemen ini adalah beton
dengan kualitas K300 yang artinya beton yang berkualitas tinggi secara
struktural, namun berat.
7. Pada

bangunan Student Castle ini setiap harinya dapat

memasang 5-8 buah precast. Akan tetapi karena masalah struktur


proses pemasangan precast pada bangunan ini menjadi lambat
hingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
8. Teknik pemasangan precast pada apartement ini adalah teknik
sambungan kering.pada teknik sambungan kering ini bahan yang
digunakan adalah baut (dynabolt) danplat (embeded dan bracket).
96

9. Terdapat banyak jumlah panel precast yang digunakan pada bangunan


Apartemen Student Castle. Adapun jumlahnya adalah 34 buah panel
precast.
10. Ukuran setiap panel precast pada bangunan Apartemen Student Castle
berbeda-beda sehingga dapat disimpulkan rata-rata ukuran panelnya
adalah + 2980 x 2118 m2.
11. Ukuran modul yang paling besar pada apartemen Student Castle ini
adalah 3650 x 2980 mm2
12. Tidak semua panel memiliki bukaan sebagai tempat ventilasi. Dan
setiap bukaan(openingan) memiliki ukuran yang berbeda pula, maka
dapat dirata-ratakan menjadi + 1210 x 973 m2. Besaran bukaannya
adalah 20% dari ukuran semua panel.
13. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, besar bukaan maksimal pada
precast Apartemen Sudent Castle ini adalah 31% dari ukuran panelnya.

97

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H.
DJUANDA BANDUNG. (2004). Factory Outlet , 3-6.
Rahman, A. (2008). Prinsip dan Gambaran Umum Konstruksi Prefabrikasi. Bahan
Kuliah Struktur-Konstruksi 5 .
Prastowo, R. (2012). Analisis Teknologi Metode Precast Kolom Terhadapt Efisiensi
Waktudan Biaya Proyek di Indonesia. 174.
Maharsi, T. (2008). SKRIPSI STUDI VALUE ENGINEERING PEKERJAAN
ARSITEKTUR PADA PROYEK RUSUNAMI PULOGEBANG DENGAN
DENGAN PENDEKATAN PASAR. Jakarta: Universitas Indonesia.

Buku
Canada Mortgage and Housing Corporation (CMHC). (2002). Architectural Precast
Concrete Walls (Best Practice Guide). Canada: CMHC.
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. (1971). Peraturan Beton Bertulang
Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Ervianto, W. I. (2006). Eksplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi. Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta.
Krier, R. (2001). Komposisi Arsitektur. Jakarta: Erlangga.

Website
ANTARA Foto. (22 Agustus, 2013). Kapasitas Produksi PP Precast. Retrieved 9 April,
2015,

from

http://www.antarafoto.co:

http://www.antarafoto.com/bisnis/v1377172851/kapasitas-produksi-pp-precast
architectural materials. (n.d.). GFRC | Concrete Sunshade. Retrieved 9 April, 2015,
from

http://www.architecturalmaterials.com:
98

http://www.architecturalmaterials.com/gfrc-concrete-sunshades
Beton Elemenindo Perkasa. (n.d.). Beam & Coloum Precast. Retrieved 9 April, 2015,
from beton.co.id: http://beton.co.id/beam-coloum-precast/
Beton Elemenindo Perkasa. (n.d.). Kansteen. Retrieved 9 April, 2015, from
beton.co.id: beton.co.id/products/kansteen
Beton Elemenindo Perkasa. (n.d.). U-Ditch. Retrieved 9 April, 2015, from beton.co.id:
http://beton.co.id/products/u-ditch/
Forever Home. (n.d.). Foreverhome Precast Concrete Roof System. Retrieved 9
April,

2015,

from

http://www.aboutforeverhome.com:

http://www.aboutforeverhome.com/file/storm-resistant-home-exterior6/
Harahap, R. H. (2012, Juni). Kelas dan Mutu Beton. Retrieved April 2015, from
http://rizaldyberbagidata.blogspot.com:
http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/kelas-dan-mutu-beton.html
MKRI. (2013, September). Jendela Arsitektur Desain. Retrieved April 10, 2015, from
www.blogspot.com:

http://jendela-arsitektur-

desain.blogspot.com/2013/09/komposisi-pada-fasade-bangunan.html
Pagar Panel Beton. (28 Februari, 2013). Pagar Panel Beton Berkualitas. Retrieved 9
April,

2015,

from

http://affandipagarpanelbeton.blogspot.com/:

http://affandipagarpanelbeton.blogspot.com/
Shandong Xingyu. (n.d.). tiles floor ceramic machine roof panel roll forming/precast
concrete

slab

machine

Retrieved

April,

2015,

from

http://sdxyjx.en.alibaba.com:
http://sdxyjx.en.alibaba.com/product/1922936081212228325/tiles_floor_ceramic_machine_roof_panel_roll_forming_precast_co
ncrete_slab_machine.html
wir.

(9

Juni,

2007).

precast

stair.

Retrieved

April,

2015,

from

https://wiryanto.wordpress.com:
https://wiryanto.wordpress.com/2007/06/09/precast-stair/
wikipedia. (n.d.). Retrieved Maret 22, 2015, from www.wikipedia.org:
http://id.wikipedia.org/wiki/Fasad
Wolmax. (2014, Oktober 17). Pollux Properties. Retrieved April 13, 2015, from
99

http://www.valuebuddies.com: http://www.valuebuddies.com/thread-3043page-44.html
www.betonpracetak.com. (n.d.). Dinding Panel Beton. Retrieved 9 April, 2015, from
http://www.aboutforeverhome.com:
http://www.aboutforeverhome.com/file/storm-resistant-home-exterior6/
Yee Precast Design Group. (n.d.). Saudi Arabian Monetary Agency Headquarters
Building.

Retrieved

April,

2015,

from

http://precastdesign.com:

http://precastdesign.com/projects/mid-lowrise/sama_hdqt_gallery.php#5_Saudi_Arabian_Monetary_Agenc

100

Anda mungkin juga menyukai

  • RTRW-Tangerang
    RTRW-Tangerang
    Dokumen112 halaman
    RTRW-Tangerang
    Budy Shaha
    Belum ada peringkat
  • Pie Carto
    Pie Carto
    Dokumen1 halaman
    Pie Carto
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Cover TA
    Cover TA
    Dokumen3 halaman
    Cover TA
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Alur Pikir
    Alur Pikir
    Dokumen1 halaman
    Alur Pikir
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • PrintKRS Sem 6 Gatri
    PrintKRS Sem 6 Gatri
    Dokumen1 halaman
    PrintKRS Sem 6 Gatri
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Krs Gatri Sem7
    Krs Gatri Sem7
    Dokumen1 halaman
    Krs Gatri Sem7
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ta Stadion Sepak Bola Kab - Tang
    Proposal Ta Stadion Sepak Bola Kab - Tang
    Dokumen7 halaman
    Proposal Ta Stadion Sepak Bola Kab - Tang
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Permuk
    Daftar Isi Permuk
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi Permuk
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Tes
    Daftar Isi Tes
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Tes
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Tes
    Daftar Isi Tes
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Tes
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen2 halaman
    Latar Belakang
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat
  • PRECAST
    PRECAST
    Dokumen22 halaman
    PRECAST
    DiDi ArdiaNsyah
    Belum ada peringkat
  • Alur Pikir
    Alur Pikir
    Dokumen1 halaman
    Alur Pikir
    Gatriani Karingga Salsati
    Belum ada peringkat