Anda di halaman 1dari 49

TESIS

PERANCANGAN
SISTEM PENGUKURAN KINERJA PROYEK
DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

ANNAS WIBOWO
3106 203 004
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Retno Indryani M.T.
Supani S.T., M.T.

PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2009

Latar Belakang
Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20%
pada RAPBD 2009  peningkatan fasilitas
prasarana dan sarana pendidikan (proyek
pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah)
Sehingga diperlukan sebuah evaluasi yang lebih
baik untuk mengukur kinerja proyek-proyek
tersebut.
Evaluasi kinerja proyek dapat terlaksana melalui
sistem pengukuran kinerja.
Sistem pengukuran kinerja yang tepat dan terkini
adalah sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi
antar stakeholder

Perumusan Masalah
Beberapa permasalahan pokok yang akan dibahas
pada penelitian ini :
1. Indikator-indikator apa saja yang digunakan
untuk menilai suatu kinerja proyek dengan
menggunakan metode performance prism.
2. Bagaimana
mengukur
kinerja
proyek
konstruksi.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan indikator-indikator kinerja proyek
konstruksi dengan menggunakan metode
performance prism.
2. Mengaplikasikan sistem pengukuran kinerja
yang didapatkan pada salah satu proyek
pembangunan dan rehabilitasi sekolah tahun
2009

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap metode
pengukuran kinerja proyek konstruksi saat ini.
2. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi kepentingan
peneliti dan akademik.
3. Memberi suatu indikator performansi proyek dan sistem
pendukungnya yang dapat membandingkan secara cepat
kinerja proyek-proyek yang ditangani salah satu instansi.
Sehingga berguna dalam proses perbaikan lebih lanjut.
4. Sebagai acuan terhadap perencana, pelaksana, pengawas
dan pemberi pekerjaan dalam menilai suatu kinerja proyek.
5. Memberikan suatu pemikiran kepada pihak yang
berkepentingan seperti masyarakat, Pemerintah Daerah atau
bahkan pemberi pinjaman terhadap pemerintah tentang
langkah-langkah sistematis dalam menilai, mengukur kinerja
proyek-proyek pemerintah

Batasan Penelitian
1.
2.

3.

4.

5.

Penelitian dilakukan pada proyek konstruksi di pemerintah


kota Surabaya,
Proyek-proyek yang diteliti adalah proyek pembangunan dan
rehabilitasi sekolah oleh Dinas Tata Kota dan Permukiman
Pemerintah Kota Surabaya tahun 2007 tahap 18
Responden pada penelitian ini dibatasi pada secara khusus
stakeholder kunci yang terlibat secara langsung pada proyek
rehabilitasi sekolah.
Pengukuran kinerja proyek dimaksudkan mengukur kinerja
administrasi dan pelaksanaan proyek pada tahapan
perencanaan desain - serah terima tahap 2 (masa
pemeliharaan)
Proyek yang digunakan sebagai uji coba implementasi
sistem pengukuran kinerja adalah proyek pembangunan dan
rehabilitasi fasilitas gedung pendidikan SMP Negeri 19
Surabaya tahun 2009.

Dasar Teori
Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Cambridge Research Group mendefinisikan Ukuran Kinerja,
Pengukuran Kinerja dan Sistem Pengukuran Kinerja (Patdono,
1998) :
Ukuran Kinerja (performance measure)
adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur efisiensi
dan atau efektifitas dari sebuah kegiatan.
Pengukuran Kinerja (performance measurement)
adalah proses menghitung efisiensi atau efektifitas suatu
kegiatan
Sistem pengukuran Kinerja (performance measurement system)
adalah pengaturan/desain ukuran yang digunakan menghitung
efisiensi dan atau efektifitas dari sebuah kegiatan

Dasar Teori
Tujuan Pengukuran Kinerja
Semuanya ini adalah alat untuk membantu kita mengetahui,
mengatur dan mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh
organisasi.

Pengukuran kinerja akan membantu kita mengetahui (Patdono,


1998):
1.

Seberapa baik apa yang kita kerjakan

2.

Kapankah kita mencapai tujuan

3.

Kapan dan dimana pengembangan dilakukan

Dasar Teori
Manfaat dari pengukuran kinerja dalam satu perusahaan
adalah sebagai berikut (Sumanth, 1985) :

Perusahaan
dapat
memperkirakan
penggunaan sumber daya.

efisiensi

dalam

Perusahaan dapat merencanakan target performansi untuk


masa datang secara realistis berdasarkan tingkat performansi
sekarang.

Perusahaan dapat melaksanakan strategi peningkatan kinerja


berdasarkan jarak antara performansi aktual dengan
performansi yang diharapkan (performance expectation).

Keuntungan yang diharapkan dengan pentingnya bagi perusahaan


untuk melakukan pengukuran kinerja yaitu untuk mengetahui
seberapa besar tindakan-tindakan yang telah dilakukan selama
ini, apakah telah dapat merefleksikan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai (Neely & Kennerly, 2000)

Dasar Teori
Sebagian besar pengukuran performansi dikelompokkan dalam
6 kategori umum (Patdono, 1998):
Efektifitas : karakteristik proses yang menandakan tingkat
dari hasil proses memenuhi kebutuhan yang diinginkan
(apakah kita mengerjakan sesuatu yang benar?)
Efisiensi : karakteristik proses yang menandakan tingkat
dari proses yang menghasilkan produk yang dibutuhkan
dengan biaya terendah
(Apakah kita mengerjakan sesuatu dengan benar?)
Kualitas : tingkat dari produk atau pelayanan yang
memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan
Batasan waktu
Produktifitas : Nilai tambah dari proses yang dibagi dengan
nilai dari tenaga kerja dan modal yang dikeluarkan
Keamanan

Dasar Teori
Sedangkan

sifat-sifat

yang

ideal

dari

unit

pengukuran

performansi adalah (Fanany 1999) :


1. Menggambarkan keinginan pelanggan sebaik yang kita
inginkan
2. Menghasilkan kesimpulan dan saran bagi keputusan
manajerial.
3. Mudah dipahami
4. Digunakan secara luas
5. Adanya satu interpretasi
6. Apakah pengukurannya tersedia
7. Hasil pengukurannya tepat
8. Penggunaannya ekonomis.

Perkembangan Sistem Pengukuran Kinerja


Menurut Patdono (2000) perkembangan sistem pengukuran
kinerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa periode :
1. Sistem pengukuran kinerja untuk efisiensi proses (18801900)
2. Sistem pengukuran kinerja untuk mengukur profitabilitas
unit organisasi dan organisasi secara keseluruhan (19001925).
3. Relevance Cost (1925-1980)
4. Perbaikan sistem akuntansi biaya dan pembuatan sistem
pengukuran kinerja individual non finansial (1980-1990)
5. Sistem Pengukuran kinerja terintegrasi (1990-sekarang)

Metode-metode Pengukuran Kinerja


1. Prosedur perencanaan dan kontrol pada proyek
pembangunan US. Railroad (1860-1870).
2. Awal abad ke-20, Du Pont firm memperkenalkan return of
investment (ROI) dan the pyramid of financial ratio. Dan
General Motor mengembangkan innovative management
accounting practice of the time.
3. Sejak tahun 1925, pengukuran kinerja finansial telah
dikembangkan sampai sekarang, diantaranya discounted
cash flow (DCF), residual income (RI), economic value
added (EVA) dan cash flow return on investment (CFROI).
4. Keegan et al (1989) mengembangkan performance matriks
yang mengidentifikasi pengukuran dalam biaya dan non
biaya.
5. Maskel (1989) memprakarsai penggunaan performance
measurement berbasis world class manufacturing (WCM)
dengan pengukuran kualitas, waktu, proses dan fleksibilitas.
6. Cross & Linch (1988-1989) mengembangkan hubungan
antar kriteria kinerja dalam piramid kinerja.

Metode-metode Pengukuran Kinerja


7.

Dixon et. al (1990) mengenalkan questionnaire pengukuran


kinerja
8. Brignal et. al (1991) menerapkan konsep nonfinansial
9. Azzone et al (1991) memprakarsai tentang pentingnya kriteria
waktu pada penggunaan matrik
10. Kaplan dan Norton (1992, 1993) memperkenalkan balanced
scorecard sebagai konsep baru pengukuran kinerja dengan 4
pilar utama yaitu; finansial, konsumen, internal proses dan
inovasi.
11. Pada tahun 2000, Chris Adam dan Andy Neely
memperkenalkan
suatu
pengukuran
kinerja
yang
mengedepankan
pentingnya
menyelaraskan
aspek
perusahaan (stakeholder) secara keseluruhan dalam suatu
framework pengukuran yang strategis. Konsep pengukuran
kinerja ini dikenal dengan istilah performance prism. (Neely &
Adams, 2000a)

Performance Prism
Pengertian Performance Prism (Prisma Kinerja)


Pada tahun 2000, Neely dan Adams melihat ada kelemahan yang
ada dalam pengukuran kinerja bisnis perusahaan dengan metodemetode sebelumnya dimana pengukuran diawali dari strategi dan
tidak berasal dari keinginan stakeholder secara keseluruhan.

Oleh karena itu, starting point haruslah terletak pada keinginan


dan kebutuhan seluruh stakeholder.

Untuk mengatasi hal itu Chris Adam dan Andy Neely


memperkenalkan suatu pengukuran kinerja yang mengedepankan
pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan (stakeholder)
secara keseluruhan dalam suatu framework pengukuran yang
strategis

Konsep pengukuran kinerja ini dikenal dengan istilah performance


prism. (Neely & Adams, 2000a)

Performance Prism
Kerangka Kerja Performance Prism (Neely & Adams, 2000a)
Performance Prism atau prisma kinerja mempunyai lima sisi (facets)
yang membentuk framework tiga dimensi berupa prisma segitiga.
Sisi atas dan bawah merupakan stakeholder satisfaction dan
stakeholder contribution sedangkan tiga sisi lain adalah strategies,
processes dan capabilities seperti terlihat pada gambar

Performance Prism
Tahapan Performance Prism (Neely & Adams, 2000a)
Performance prism mempunyai tahapan didalam desain pengukuran
kinerja sebagai berikut :


Mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder


contribution dari masing-masing stakeholder yang dimiliki
perusahaan.

Menetapkan tujuan (objective).

Menyesuaikan strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki


perusahaan dalam memenuhi tujuan.

Mendefinisikan pengukuran (measures) yang digunakan untuk


pencapaian tujuan tersebut.

Mengecek (validasi) apakah ada measures yang konflik.

Menjabarkan spesifikasi masing-masing measures.

Performance Prism
Keunggulan Performance Prism
Menurut Neely dan Adams (2000a,b) kelebihan dari metode
performance prism bila dibandingkan dengan metode lain,
terutama Balanced Scorecard dan IPMS adalah:
Performance Prism

Balanced Scorecard

Mengidentifikasi

stakeholder dari mengidentifikasikan


stakeholder
dari banyak hal yang berkepentingan hanya dari sisi customer dan investor
seperti customer, supplier, employee, saja.
regulator serta community
IPMS

Key Performance Indicator (KPI) KPI-KPI nya langsung berdasarkan

yang diidentifikasikan berdasarkan stakeholder


strategi, proses dan kapabilitas yang memandang
merupakan hasil dari identifikasi kapabilitas
terhadap stakeholder requirement
serta tujuan perusahaan

requirement
tanpa
strategi, proses, dan

Metodologi Penelitian


Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif mendeskripsikan


/memodelkan secara sistematis, faktual, dan akurat
terhadap

keinginan

(satisfaction)

stakeholder/pihak-pihak
pelaksanaan
(objective)

proyek
bersama

yang

dan

kontribusi

terlibat

dalam

menghasilkan

tujuan

 diharapkan muncul suatu

strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki oleh


organisasi proyek Dinas Tata Kota dan Permukiman
Kota Surabaya,  muncul suatu indikator performansi
yang diharapkan oleh semua pihak.

Metodologi Penelitian


Tahapan Penelitian
Permasalahan
Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Literatur
1. Text book
2. Peraturan-peraturan
Perundangan yang berlaku
3. Standard
4. Prosedur

Studi Lapangan dan


Wawancara dengan pihak
terkait

Survei Pendahuluan perspektif stakeholder


Identifikasi Stakeholder Satisfaction dan Stakeholder Contribution
Identifikasi tujuan (Objective) Proyek

Metodologi Penelitian


Tahapan Penelitian
Identifikasi tujuan (Objective) Proyek
Identifikasi Strategi, Proses
dan Kapabilitas dalam
Proyek

Identifikasi dan Validasi Key


Performance Indikator (KPI) Proyekproyek yang ditangani instansi

Perancangan Sistem Pengukuran


Kinerja proyek
Uji Coba Implementasi
Kesimpulan dan Saran

Proses Identifikasi KPI

Stakeholder 1
(Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
2
3.
3.
Stakeholder 2
(Dinas Pendidikan Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
3.
Stakeholder 3
(Sekolah)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 4
(Kontraktor Pelaksana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 5
(Konsultan Perencana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 6
(Konsultan Pengawas)
Satisfaction
1
2
3.

2
3.

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

Strategi
-

1
2
3
4
5
6
7
8
9

kapabilitas
-

Strategi Proses kapabilitas


-

o
b
j
e
c
t
i
v
e

Proses
-

Strategi Proses kapabilitas


-

KPI 6
KPI 7
KPI 8
KPI 9

Strategi
-

Proses
-

kapabilitas
-

Strategi
-

Proses
-

kapabilitas
-

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

KPI 1
KPI 2
KPI 3
KPI 4
KPI 5

KPI 10
KPI 11
KPI 12
KPI 13

KPI 14
KPI 15
KPI 16
KPI 17
KPI 18
KPI 19
KPI 20
KPI 21
KPI 22
KPI 23
KPI 24
KPI 25
KPI 26
KPI 27
KPI 28
KPI 29
KPI 30

Analisis hasil penelitian


Gambaran Umum Sampel Proyek Pembangunan dan
Rehabilitasi gedung sekolah


Proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah


merupakan

salah

satu

bentuk

proyek

pengadaan

barang/jasa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota


Surabaya. Proyek ini merupakan salah satu bentuk proyek
yang ditangani secara bersama-sama oleh Dinas Tata Kota
dan Permukiman dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya


Dalam tesis ini ditetapkan sebagai studi kasus adalah


proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah dan
sebagai

sampel

adalah

proyek

pembangunan

dan

rehabilitasi gedung sekolah tahap 18 tahun 2007, yang


diumumkan melalui media www.surabaya-eproc.or.id pada
bulan Oktober 2007

Analisis hasil penelitian


Gambaran Umum Sampel Proyek Pembangunan dan
Rehabilitasi gedung sekolah


Stakeholder adalah sekelompok orang /perorangan yang


berperan penting dalam perusahaan. Stakeholder juga
merupakan pihak yang menerima dan menggunakan
barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.
(Neely & Adams, 2000a).
Stakeholder
Stakeholder 1
Stakeholder 2
Stakeholder 3
Stakeholder 4
Stakeholder 5
Stakeholder 6

Institusi / Pihak
Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota
Surabaya
Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Sekolah
Kontraktor Pelaksana
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas

Dengan komposisi : 39 paket pekerjaan, 31 kontraktor, 8


konsultan perencana dan 7 konsultan pengawas.

Analisis hasil penelitian


Survei pendahuluan


responden
Stakeholder
Dinas Tata Kota dan
Stakeholder 1
Permukiman Kota
Surabaya
Stakeholder 2

Dinas Pendidikan
Kota Surabaya

Stakeholder 3

Sekolah

Stakeholder 4
Stakeholder 5
Stakeholder 6

Kontraktor Pelaksana
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas

Responden (jumlah)
Tenaga Ahli pada sub.bidang
Permukiman
(1 orang)
Ka.Bag Perencanaan dan
Pengembangan Pendidikan
(1 orang)
Kepala Sekolah (3 orang),
Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana
& Prasarana (1 orang),
Kepala Tata Usaha (1 orang)
Direktur (4 perusahaan, 4 orang)
Direktur (1 perusahaan, 1 orang)
Direktur (1 perusahaan, 1 orang)

DTk
DP
S
K
Pr
Pw

Hasil Survei Pendahuluan


Perspektif
Dinas Tata
Kota
dan Permukiman
Kota Surabaya
Perspektif
Dinas
Pendidikan
Kota Surabaya
Perspektif
Sekolah
Perspektif
Kontraktor
Perspektif
Konsultan
Perencana
Perspektif
Konsultan
Pengawas
Stakeholder
Satisfaction
Stakeholder
Contribution
No No.Stakeholder
Satisfaction
S1
S2K2 S3 K3 S4
Stakeholder
Satisfaction
K1
K4 S5
Stakeholder
Satisfaction
Stakeholder
Contribution
1 Mutu
pelaksanaan
konstruksi
1 Perencanaan
dan
pelaksanaan
1 Stakeholder
Menyelenggarakan
proses
Stakeholder
1 Satisfaction
Proses
pelelangan
berjalan
Contribution
Contribution
dengan
Satisfaction
Stakeholder

1 Stakeholder
Pelaksanaan
pekerjaan
1 Mengoptimalkan
ikatan
bagus dengan baik
murah
dankonstruksi
tidak
pengadaan
barang
dan jasa
dengan
1 1rehabilitasi
Pelaksanaan
proyek
sesuai
dengan
baik
2 dengan
Pelaksanaan
cepat 1 1pihak
Perencanaan
sekolah

dengan
sesuai
yang
Proyek
terselesaikan
sesuai
Pengawasan
baik
2
Proses
pekerjaan
berjalan
terlalu
berlebihan
baik

dengan

3yang
Perencanaan
dan
pelaksanaan
dengan
direncanakan
sesuai
dengan
baik
direncanakan

dengan
perencanaan
setiap tahapan
proyek
rehabilitasi
secara
menyeluruh 2 Mengarahkan
2 Kualitas
perencanaan
bagus
proses
perencanaan
3
Proses
pemeliharaan
keinginan/kebutuhan
user
2 Tidak
Mutu4 adanya
pelaksanaan
2 2Memberikan
skalalaporan
Memberikan
Tidak mengganggu
proses
konflik
selama
berjalan
dengan
baik
dan
pelaksanaan
dengan
baik
3 2Kualitas
pelaksanaan
bagus

Kegiatan
Belajar Mengajar
konstruksi
bagus
prioritas/kebijakan
2 Minimalisasi
perbedaan
2
Memberikan
penjelasan
4pekerjaan
Proses penagihan
proyek
4 Penyelesaian
tepat pekerjaan terperinci

setiap
tahapan
5 berlangsung
Rehabilitasi
fasilitas
berjalan
dengan
baik
3
Tepat
waktu
3
Koordinasi
dengan
dinas-dinas

persepsi desain
dan
yang
benar kepada calon
darurat/penting
waktu
proyek
5 Mendapat nama baik dan terkait
6 Komunikasi dengan pihak
pelaksanaan
dipercaya
melaksankan 3 3 pelaksana
5 3Perencanaan
dan
pelaksanaan
Mengusulkan
anggaran
proyek

Transparansi
setiap
Memberikan
sekolah berjalan dengan baik

4
Tidak
mengganggu
pekerjaan
lagi
3 pekerjaan
Pemenuhan
spesifikasi
sesuai
dengan
pembangunan
rehabilitasi
gedung
(perencanaan
danstandard
pelaksanaan)
kegiatan/tahapan
proyek
tanggapan/saran
terhadap
Kegiatan 6Belajar
Tidak Mengajar
ada konflik selama
7 Hasil
konstruksi nyaman dan

yang
berlaku
sekolah
teknis
oleh
pelaksana
pelaksanaan
setiap

dalam
problematika
5 Nyamanbisa
danlangsung
sesuaidimanfaatkan
tatapekerjaan
Komunikasi
yang
baik
6 4Minimalisasi
dampak
buruk
7 Pengawasan yang objective
pekerjaan

Pembinaan, pemeliharaan dan


ruang8 sekolah
pelaksanaan
proyek

8 sosial,
Harga
perancanaan
sesuai
ekonomi,
budaya
dengan
semua
pihak
yang
pemantauan
hasil
konstruksi
4 secara
Desain
sesuai
dengan
6 Dapat meningkatkan
dengan Harga
Satuan

dan
lingkungan
Stakeholder
selama
dan
Contribution
terlibat
proyek
keinginan
owner
Pekerjaan
yang
performance
sekolah
di berlaku
1 Mengajukan
proposal
sesudah
pelaksanaan
pekerjaan
9 Lokasisesuai
proyek
bagus
Nilai
pengawasan
sesuai
pembangunan
fasilitas
sekolah 4 Menjadi
mata
masyarakat
penengah

antara
57 5Hubungan
Nilai
perencanaan
komunikasi
semua
Stakeholder
Contribution
kepada
Dinas Pendidikan
dengan
job
disk
user (sekolah) dan pelaksana
dengan
tingkat
kesulitannya
1 dengan
Kualitasbaik
dan
kuantitas
pihak berjalan
2 Mempersiapkan
fasilitas
3

pekerjaan
dengan
penunjang
untuk sesuai
memperlancar
RKS
kegiatan
proyek
2
Penyelesaian
Memfasilitasi siswa pekerjaan
belajar
waktu
dengantepat
nyaman

- (kontraktor)
-

Analisis hasil penelitian


Survei penelitian


responden
Stakeholder
Dinas Tata Kota dan
Stakeholder 1
Permukiman Kota
Surabaya
Dinas Pendidikan
Stakeholder 2
Kota Surabaya
Stakeholder 3

Sekolah

Stakeholder 4

Kontraktor Pelaksana

Stakeholder 5
Stakeholder 6

Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas

Responden (jumlah)
Staff bidang permukiman (2 orang)
Kepala Bidang, Kepala seksi (3
orang)
Kepala Sekolah (31 orang),
Wakil Kepala Sekolah (4 orang),
Kepala Tata Usaha (1 orang)
Guru (3 orang)
Direktur (34 orang)
Persero Komanditer (1 orang)
Pelaksana (4 orang)
Direktur (8 orang)
Direktur (7 orang)

DTk

DP
S
K
Pr
Pw

Hasil Survei Penelitian


Perspektif
Dinas Tata
Kota
dan Permukiman
Kota Surabaya
Perspektif
Dinas
Pendidikan
Kota
Surabaya
Perspektif
Sekolah
Perspektif
Kontraktor
No
Stakeholder
Satisfaction
Rata-rata
Perspektif
Konsultan
Perencana
No
Stakeholder
Satisfaction
Rata-rata
Perspektif
Konsultan
Pengawas
1 Penggunaan anggaran
pembangunan
sekolah
tepat sasaran
5,00

No
Stakeholder
Satisfaction
No
Stakeholder
Satisfaction
1 Perencanaan
didesain
dengan
baik,
nyaman bagi siswa dan
sesuai
kebutuhan
sekolah
No
Stakeholder
Satisfaction
1
Rehabilitasi
diharapkan
menyeluruh
atau diutamakan
No Aksesibilitas
Stakeholder
Satisfaction
proyek
mudah
sesuai
dengan
tata
ruang
sekolah
2 Desain
Perencanaan
pekerjaan
sesuai
dengan
standard
yang
dapat
diterima
oleh
pemberi
proyek
dan
pengguna
darurat/penting
Proyek
terselesaikan
sesuai
dengan
Rencana
Kerja
danberlaku
2211 fasilitas
Proses
pekerjaan
berjalan
dengan
baik
Penentuan
sekolahsesuai
tepat
sasaran
3 Pelaksanaan
Kualitas
pekerjaan
sesuai
dengan
standard
yangwaktu
berlaku
2
Nilai
perencanaan
tingkat
kesulitannya
pekerjaan
berjalan
dan
tepat
Syarat-syarat
dan
standard
yanglancar
berlaku
3 Tidak ada konflik selama dengan
pelaksanaan
pekerjaan
3 4 Pelaksanaan
Seluruh
Penyelesaian
tahapan
pekerjaan
berjalan
tepat
dengan
waktu
baik
proyek
sesuai
dengan
yang
direncanakan
mengganggu
proses
kegiatan
belajar
mengajar
Tidak
adanya
konflik
selama
proyek
berlangsung
432 Tidak
Pengawasan
yang
objective
Minimalisasi
dampak
buruk
selama
dan
sesudah
4 5 Tidak
Dapat
meningkatkan
performance
sekolah
di
mata baik
ada
perbedaan
persepsi
antara
desain
dan
Transparansi
setiap
kegiatan/tahapan
proyek
dengan
pihak
sekolah
berjalan
dengan
543 Komunikasi
Proses
pembayaran
berjalan
dengan
baik
pelaksanaanyang
pekerjaan
masyarakat
pelaksanaan
dan
pelaksanaan)
Komunikasi
baik
dengandengan
semua baik
pihak yang terlibat
64 (perencanaan
Proses
pemeliharaan
berjalan
6 Pemenuhan
Hubungan
komunikasi
dengan
semua
pihak
berjalan
dengan
No
Stakeholder
Contribution
spesifikasi
gambar
dan
teknis
oleh
pelaksana
proyek
konstruksi
nyaman
dan
bisa
langsung
dimanfaatkan
75 Hasil
Mendapat
nama
baik
dan
dipercaya
melaksanakan
baik pengawasan
Memfasilitasi
pihakpekerjaan
sekolah
untuk
proposal
pekerjaan
Nilai
dengan
jobmengajukan
diskdilakukan
615 Pemeliharaan
konstruksi
dengan
pekerjaan
lagihasil sesuai
No
Stakeholder
Contribution
pembangunan sekolah
No
Stakeholder
No baik
Stakeholder Contribution
Contribution
No
Stakeholder
Contribution
Mengusulkan
anggaran
yang
sesuai
kebutuhan
proyek
21 Perencanaan
Mengoptimalkan
ikatan
pihak
sekolah
proyek
pembangunan
dan
rehabilitasi
gedung
Pengawasan
dengan
baikdengan
setiap
tahapan
proyek untuk
No
Stakeholder
Contribution
111 Melaksanakan
pekerjaan
sesuai
dengan
Rencana
kerja
dan
rehabilitasi
gedung
sekolah
3
Memberikan
skala
prioritas/
kebijakan
sekolah
sesuai
dengan
standard
dan
kebutuhan
sekolah
2
Memberikan
laporan
terperinci
setiap
tahapan
proyek
1 Mengajukan
proposal
pembangunan
fasilitas
sekolah
syarat-syarat
(RKS) dan
standard
yang
berlaku
2
Memilih
pelaksana
pekerjaan
yang
tepat
sesuai
melalui
4 Mengkomunikasikan
Koordinasi
dengan
dinas-dinas
terkait
desain
dengan
benar
kepada
owner,
Memberikan
tanggapan/saran
terhadap
setiap
problematika
Dinas
Pendidikan
223 kepada
Menyelesaikan
pekerjaan
tepat
waktu
prosespelaksanaan
pengadaan
barang
dan jasa sesuai pedoman
pengguna
dan pelaksana
dalam
proyek
2
Mempersiapkan
fasilitas
penunjang
untuk memperlancar
33 Koordinasi
dengan
pihak-pihak
terkait
Mengarahkan
proses
perencanaan,
pelaksanaan
dan
4 kegiatan
Menjadiproyek
penengah antara user (sekolah)
dan pelaksana
pemeliharaan pekerjaan dengan baik
(kontraktor)
3 Memfasilitasi
siswa belajar dengan nyaman

Rata-rata
Rata-rata
5,00
Rata-rata
4,72
Rata-rata
4,10
5,00
4,75
4,86
4,26
4,67
5,00
4,25
4,79
4,61
4,00
5,00
4,88
4,72
4,00
4,48
5,00
4,67
4,25
4,57
4,56
4,77
4,29
4,39
5,00
Rata-rata
4,38
4,64
4,81
4,33
4,57
4,28
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
5,00
4,33
4,88
4,71
Rata-rata
4,32
5,00
4,71
4,90
5,00
4,33
4,75
4,29
4,35
4,05
4,74
5,00
4,00
4,28

Stakeholder 1
(Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
2
3.
3.
Stakeholder 2
(Dinas Pendidikan Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
3.
Stakeholder 3
(Sekolah)
Satisfaction

2
3.

1
2
3.
Stakeholder 4
(Kontraktor Pelaksana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 5
(Konsultan Perencana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 6
(Konsultan Pengawas)
Satisfaction
1
2
3.

1
2
3.

Contribution

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

o
b
j
e
c
t
i
v
e

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Analisis hasil penelitian


Pengelompokkan Stakeholder Satisfaction
tujuan mengumpulkan stakeholder satisfaction yang sama
menurut persepsi Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota
Surabaya dan tahapan aktivitas proyek
Berdasarkan persepsi Dinas dihasilkan 10 kelompok :
1.
Anggaran dan sasaran
2.
Perencanaan
3.
Komunikasi
4.
Pelaksanaan dan waktu
5.
Kualitas dan kuantitas
6.
Dampak buruk
7.
Pengawasan
8.
Hasil konstruksi
9.
Pembayaran
10. Pemaliharaan
Berdasarkan latar belakang aktivitas dibagi menjadi 3 kelompok :
1.
Tahap Perencanaan
2.
Tahap Pelaksanaan
3.
Tahap Pemeliharaan

Analisis hasil penelitian


Identifikasi Objective
melalui analisa stakeholder satisfaction dan background
aktivitas proyek didapatkan 10 bentuk objective/tujuan
yang menjadi keinginan seluruh stakeholder kunci yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.

Penggunaan anggaran pembangunan sekolah tepat sasaran dan


tepat prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perencanaan pekerjaan dilakukan dengan baik sesuai standard
yang berlaku dan sesuai dengan tata ruang sekolah.
Hubungan komunikasi dengan semua pihak berjalan dengan
baik.
Pelaksanaan pekerjaan lancar dan tepat waktu.
Kualitas dan kuantitas pekerjaan terpenuhi sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, ketentuan dan perundangan
yang berlaku.
Minimalisasi dampak buruk dan konflik selama dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan.
Pengawasan setiap tahapan pekerjaan dengan objective dan
transparan.
Hasil konstruksi nyaman dan bisa langsung dimanfaatkan.
Proses pembayaran pekerjaan berjalan dengan baik.
Pemeliharaan pekerjaan dilakukan dengan baik.

Stakeholder 1
(Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
2
3.
3.
Stakeholder 2
(Dinas Pendidikan Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
3.
Stakeholder 3
(Sekolah)
Satisfaction

2
3.

1
2
3.
Stakeholder 4
(Kontraktor Pelaksana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 5
(Konsultan Perencana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 6
(Konsultan Pengawas)
Satisfaction
1
2
3.

1
2
3.

Contribution

Contribution
1
2
3.

Strategi
-

1
2
3
4
5
6
7
8
9

kapabilitas
-

Strategi Proses kapabilitas


-

o
b
j
e
c
t
i
v
e

Proses
-

Strategi Proses kapabilitas


-

Strategi
-

Proses
-

kapabilitas
-

Strategi
-

Proses
-

kapabilitas
-

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

Analisis hasil penelitian


Identifikasi Strategi, Proses dan Kapabilitas
Tahapan ini dilakukan dengan mengidentifikasi strategi,
proses dan kapabilitas pada Dinas Tata Kota dan
Permukiman sebagai pelaksana teknis dan pelaksana
anggaran untuk proyek pembangunan dan rehabilitasi
gedung sekolah di Kota Surabaya
Identifikasi strategi dilakukan dengan memberikan pertanyaan
seputar strategi apa yang dilakukan oleh organisasi untuk
memenuhi 10 objective/tujuan bersama stakeholder kunci
Identifikasi proses dan kapabilitas dilakukan dengan telaah
prosedur yang terkait dengan pemenuhan strategi dan
kapabilitas/penanggung jawab pelaksana proses tersebut
berdasarkan prosedur dan peraturan yang berlaku di
Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya

Objective

Strategi

Objective 1

Penggunaan Anggaran
Pembangunan Sekolah Tepat
Sasaran dan Tepat Prosedur
sesuai dengan Ketentuan dan
Peraturan yang Berlaku

Merealisasikan anggaran
pembangunan berdasarkan
prioritas kebutuhan sekolah
secara efisien dan sesuai
dengan ketentuan yang ada

Perencanaan pekerjaan
Melakukan perencanaan secara
dilakukan dengan baik sesuai
terintegrasi, memuaskan dan
standard yang berlaku dan
sesuai dengan standard yang
sesuai dengan tata ruang
berlaku
sekolah

Objective 5

Objective 4

Objective 3

No

Objective 2

Identifikasi Strategi, Proses dan Kapabilitas

Hubungan komunikasi dengan


semua pihak berjalan dengan
baik

Menetapkan prosedur rapat


koordinasi dengan pihak-pihak
yang terlibat proyek

Melakukan kontrol aktivitas,


Pelaksanaan pekerjaan lancar sumber daya dan schedule pada
tiap tahapan pelaksanaan
dan tepat waktu
proyek

Kualitas dan kuantitas


pekerjaan terpenuhi sesuai
dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, ketentuan dan
perundangan yang berlaku.

Melakukan kontrol kesesuaian


kualitas dan kuantitas pekerjaan
sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang ada

Proses

Kapabil
Dasar Pelaksanaan
itas

- Merealisasikan kebutuhan anggaran pembangunan


gedung sekolah dengan efisien dan tidak berlebihan

Perwali No.14 tahun


2007

- Merealisasikan kebutuhan fisik pembangunan gedung


sekolah sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah

Perwali No.14 tahun


2007

- Melakukan kontrol desain dan perencanaan pekerjaan


berdasarkan persyaratan dan standard teknis yang ada

3, 8

Permen PU No.
45/PRT/M/2007,
Permendiknas 24/2007

- Melakukan koordinasi pelaporan kemajuan dan


permasalahan pelaksanaan kegiatan yang ada di SKPD

2, 6

Perwali No.14 tahun


2007

- Menetapkan standard komunikasi, koordinasi dan


sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi

2, 3, 4

Perwali No.14 tahun


2007

- Menyiapkan dan menetapkan organisasi kegiatan


pelaksanaan pekerjaan fisik

2, 4, 7

Permen PU No.
45/PRT/M/2007, Perwali
No.14 tahun 2007

- Menyiapkan bahan, menetapkan waktu, dan strategi


penyelesaian kegiatan

Permen PU No.
45/PRT/M/2007, Perwali
No.14 tahun 2007

- Menyusun, menetapkan dan mengesahkan jadwal


pelaksanaan pekerjaan

2, 7

Perwali No.14 tahun


2007

- menguji kualitas dan kuantitas (volume) pekerjaan


yang dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa yang
secara administrasi dibuktikan melalui Laporan
Kemajuan Fisik Pekerjaan dengan dibantu pelaksana
pengawasan teknis;

2, 4, 8

Perwali No.14 tahun


2007

Objective 6

Menyelenggarakan sebuah
organisasi pengawasan proyek
Pengawasan setiap tahapan
dan menetapkan prosedur
pekerjaan dengan objective dan
koordinasi pengawasan setiap
transparan
tahapan proyek sesuai dengan
peraturan yang berlaku

Objective 9

Hasil konstruksi nyaman dan


bisa langsung dimanfaatkan

Proses pembayaran pekerjaan


berjalan dengan baik

Objective 10

Objective 8

Melakukan antisipatif terhadap


Minimalisasi dampak buruk
dampak buruk dan konflik antar
dan konflik selama dan
partisipan yang mungkin terjadi
sesudah pelaksanaan pekerjaan
selama pelaksanaan pekerjaan

Objective 7

Identifikasi Strategi, Proses dan Kapabilitas

Pemeliharaan Pekerjaan
dilakukan dengan baik

Melakukan uji kelayakan hasil


konstruksi baik secara fungsi
maupun kepuasan pengguna

- Menampung dan menindaklanjuti pengaduan


masyarakat yang berkaitan dengan masalah atau
1, 4, 8
penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa
- Menetapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
1,2,3
Asuransi dalam persyaratan teknis konstruksi
- mengamati perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan
menguji kebenaran laporan yang telah disampaikan,
2, 4, 6, 8
dengan melakukan kunjungan/peninjauan lapangan
secara periodik maupun sewaktu-waktu

Permen PU 45/2007

- melakukan analisis hasil monitoring dan evaluasi atas


laporan dan hasil kunjungan/peninjauan lapangan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
tujuan dan sasaran program/kegiatan yang ditetapkan

2, 4, 8

Perwali No.14 tahun


2007

- Melakukan survei kelayakan bangunan hasil


pelaksanaan pekerjaan

2, 4, 8

Perwali No.14 tahun


2007

- Mengeluaran mengajukan Surat Permintaan


Pembayaran Langsung (SPP LS) pengadaan
barang/jasa kepada PA melalui PPK-SKPD

Perwali No.14 tahun


2007

- meneliti dan memverifikasi SPP LS untuk dapat


diterbitkannya Surat Perintah Membayar (SPM).

Perwali No.14 tahun


2008

- Menerapkan standard pemeliharaan gedung pada


kontrak kerja

2, 8

Perwali No.14 tahun


2009

Melakukan pembayaran
pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang ada

Menetapkan standard
pemeliharan

Perwali No.14 tahun


2007

Perwali No.14 tahun


2007

Stakeholder 1
(Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
2
3.
3.
Stakeholder 2
(Dinas Pendidikan Kota Surabaya)
Satisfaction
Contribution
1
1
2
3.
Stakeholder 3
(Sekolah)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 4
(Kontraktor Pelaksana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 5
(Konsultan Perencana)
Satisfaction
1
2
3.
Stakeholder 6
(Konsultan Pengawas)
Satisfaction
1
2
3.

2
3.

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

Strategi
-

1
2
3
4
5
6
7
8
9

kapabilitas
-

Strategi Proses kapabilitas


-

o
b
j
e
c
t
i
v
e

Proses
-

Strategi Proses kapabilitas


-

KPI 6
KPI 7
KPI 8
KPI 9

Strategi
-

Proses
-

kapabilitas
-

Strategi
-

Proses
-

kapabilitas
-

Contribution
1
2
3.

Contribution
1
2
3.

KPI 1
KPI 2
KPI 3
KPI 4
KPI 5

KPI 10
KPI 11
KPI 12
KPI 13

KPI 14
KPI 15
KPI 16
KPI 17
KPI 18
KPI 19
KPI 20
KPI 21
KPI 22
KPI 23
KPI 24
KPI 25
KPI 26
KPI 27
KPI 28
KPI 29
KPI 30

Analisis hasil penelitian


Identifikasi KPI
Identifikasi indikator ini diperoleh dengan studi indikator
kinerja proyek melalui literatur dan disesuaikan dengan
prosedur dan indikator yang dapat diukur oleh Dinas Tata
Kota dan Permukiman

Pembobotan KPI
Pembobotan indikator kinerja merupakan cara pandang
organisasi proyek terhadap tingkat kepentingan indikatorindikator kinerja proyek yang telah diperoleh.
Penilaian pembobotan dilakukan dengan perbandingan
berpasangan menggunakan metode Analytical Hierarcy
Process (AHP)

Analisis hasil penelitian


Objective 1

No

Objective

Bobot

No
1

Penggunaan Anggaran Pembangunan Sekolah


Tepat Sasaran dan Tepat Prosedur sesuai dengan
Ketentuan dan Peraturan yang Berlaku

0.040

2
3

Objective 2

1
Perencanaan pekerjaan dilakukan dengan baik
sesuai standard yang berlaku dan sesuai dengan
tata ruang sekolah

0.074

2
3
4

Objective 3

Hubungan komunikasi dengan semua pihak berjalan


dengan baik

0.027

Indikator
Prosentase realisasi anggaran
pembangunan sesuai usulan kebutuhan
Prosentase realisasi fisik pembangunan
sesuai usulan kebutuhan sekolah
Efisiensi penggunaan anggaran pelaksanaan
pembangunan
Prosentase hasil perencanaan sesuai
dengan standard prasarana&sarana gedung
sekolah
Tingkat kepuasan Dinas terhadap hasil
desain konsultan perencana
Tingkat kepuasan Sekolah terhadap hasil
desain konsultan perencana
Prosentase gambar fisik tidak bisa
dilaksanakan dilapangan
Jumlah rapat koordinasi pelaksanaan
pekerjaan

Bobot
0.487
0.435
0.078
0.601
0.100
0.248
0.051
0.577

Prosentase kehadiran pihak kontraktor dalam


rapat koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan

0.239

Prosentase kehadiran pihak konsultan


pengawas dalam rapat koordinasi
Pelaksanaan Pekerjaan

0.096

Prosentase kehadiran pihak Dinas Tata Kota


dalam rapat koordinasi Pelaksanaan
Pekerjaan

0.053

Prosentase kehadiran pihak sekolah dalam


rapat koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan

0.036

Analisis hasil penelitian


No

Objective

Bobot

No

Indikator

waktu
1
2

Objective 4

3
4
Pelaksanaan pekerjaan lancar dan tepat waktu

0.200

5
6

Indeks Prestasi Pencapaian Fisik Pekerjaan


25%
Indeks Prestasi Pencapaian Fisik Pekerjaan
50%
Indeks Prestasi Pencapaian Fisik Pekerjaan
75%
Indeks Prestasi Pencapaian Fisik Pekerjaan
100%
jumlah hari keterlambatan penyelesaian
pekerjaan
Keakuratan perkiraan waktu

Sumber daya

0.067
0.122
0.403
0.155
0.220
0.250
0.669

Jumlah dan komposisi peralatan di lapangan

0.267

Pengalokasian sumber energi pelaksanaan


proyek

0.064

Kesesuaian volume pekerjaan terpasang


(pengisian ceklist kuantitas pekerjaan)
Kesesuaian pelaksanaan dengan gambar
kerja (hasil pengamatan visual)

Kualitas
Objective 5

0.034

Jumlah dan komposisi tenaga ahli dan


tenaga kerja lapangan

0.341

0.750

Kuantitas

Kualitas dan kuantitas pekerjaan terpenuhi sesuai


dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat, ketentuan
dan perundangan yang berlaku.

Bobot

0.167
0.833
0.167
0.833

Indeks Kesesuaian mutu material pekerjaan,


dibuktikan dengan berita acara penerimaan
material

0.064

Indeks kesesuaian kualitas pekerjaan


terpasang (pengisian ceklist BQ oleh user)

0.244

3
4

Indeks Kesesuaian mutu pelaksanaan


(dibuktikan dengan hasil uji lab) pelaksanaan
Besar pekerjaan ulang (rework) karena
kesalahan kontraktor

0.565
0.127

Analisis hasil penelitian

Objective 6

Dampak Buruk

Minimalisasi dampak buruk dan konflik selama dan


sesudah pelaksanaan pekerjaan

Jumlah kecelakaan kerja

0.127

Tingkat respon penanganan kecelakaan


kerja

0.523

Tingkat perlindungan tenaga kerja

0.264

Tingkat penanganan limbah proyek

0.048

Jumlah limbah proyek tidak tertangani lebih


dari 24 jam (berserakan di lokasi)

0.038

0.044

Konflik
Tingkat gangguan terhadap KBM

0.748

Jumlah jam KBM terganggu setiap harinya

0.180

Objective 7
Objective 8

Hasil konstruksi nyaman dan bisa langsung


dimanfaatkan

0.100

0.167

Pengawasan setiap tahapan pekerjaan dengan


objective dan transparan

0.833

Jumlah komplain masyarakat terhadap


gangguan proyek
Jumlah kunjungan konsultan pengawas
dilapangan

0.072
0.193

Jumlah Pengawas lapangan

0.083

Prosentase aktifitas pekerjaan


dikoordinasikan

0.724

Prosentase pemenuhan fungsi utama ruang


berdasarkan Permendiknas 24/2007

0.833

Tingkat kepuasan sekolah terhadap uji coba


ruang

0.167

0.136

Objective 10

Objective 9

Analisis hasil penelitian

Proses pembayaran pekerjaan berjalan dengan baik

Pemeliharaan Pekerjaan dilakukan dengan baik

0.016

0.022

Kecepatan respon terhadap pengajuan


pembayaran

1.000

Prosentase pekerjaan ulang setelah STT-1

0.074

2
3

Tingkat kepuasan Dinas terhadap


pemeliharaan pekerjaan
Tingkat kepuasan Sekolah terhadap
pemeliharaan pekerjaan

0.283
0.643

Analisis hasil penelitian


Kriteria Pengukuran Indikator


Kriteria pengukuran pada masing-masing indikator pada


penelitian ini ditetapkan dengan 3 tingkatan yaitu baik,
sedang dan buruk, untuk masing-masing indikator. Setiap
tingkatan kriteria didasarkan pada beberapa hal yaitu;

1.

Berdasarkan worst skenario persepsi dan pengalaman


tenaga ahli Dinas. Skenario ini didasarkan pada
pengalaman terburuk berdasarkan pengalaman tenaga ahli
Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya.

2.

Berdasarkan rata-rata data statisik yang ada atau pernah


terukur di Pemerintah Kota Surabaya.

3.

Berdasarkan batasan peraturan dan perundangan yang


berlaku.

Uji Coba Implementasi Sistem Pengukuran


Kinerja Proyek
Metode Pengumpulan Data Kinerja Proyek
Tahapan pertama adalah pengumpulan data

Data primer atau data yang langsung didapatkan dilapangan berupa;


data pengisian kuisioner kepuasan oleh user, data pengamatan dan
foto lapangan, hasil wawancara dan data-data lain yang harus
didapatkan langsung dengan mengunjungi lokasi proyek yang akan
diukur kinerjanya

Data sekunder berupa laporan harian, foto-foto pelaksanaan, hasil


laboratorium, laporan kemajuan pekerjaan melalui e-progress dan eperformance, dokumen pengawasan pekerjaan, dan dokumendokumen lain yang terkait dengan pengukuran kinerja.

Tahapan kedua adalah analisa data pengukuran kinerja proyek.


Analisa data dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :

Pengukuran skor masing-masing indikator kinerja

Pengukuran skor kinerja proyek untuk masing-masing objective

Pengukuran skor kinerja proyek keseluruhan

Uji Coba Implementasi Sistem Pengukuran


Kinerja Proyek
DATA PROYEK

Nama kegiatan

: Pembangunan / Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Nama pekerjaan

: Pembangunan Gedung Tipe B SMP Negeri 19

Tahun anggaran

: 2009

OE/HPS

: Rp. 1.838.328.000,-

Kontraktor Pelaksana : PT. Gramulia Utama

Nomor SPK

: 642.2/0981/436.6.2/2009

Tanggal

: 27 Maret 2009

Nilai Kontrak

: Rp. 1.370.326.182,-

Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan : 90 hari

Masa Pemeliharaan

Konsultan Perencana : CV. Sarana Consultant

Konsultan Pengawas Sipil

: CV. Asita

Konsultan Pengawas M/E

: CV. Cahaya Mandiri Konsultan

: 180 hari

Uji Coba Implementasi Sistem Pengukuran


Kinerja Proyek
Kinerja Proyek Pembangunan Gedung Tipe B SMP Negeri 19
No

Objective
Penggunaan anggaran pembangunan sekolah
1 tepat sasaran dan tepat prosedur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Perencanaan pekerjaan dilakukan dengan baik


2 sesuai standard yang berlaku dan sesuai dengan
tata ruang sekolah.

Hubungan komunikasi dengan semua pihak


berjalan dengan baik.

Bobot
0.04

Kinerja

Keterangan

2,984 Secara keseluruhan kinerja anggaran


(baik) dan sasaran baik dan efisien

0.074

1,538
(buruk)

0.027

1,849
(Sedang)

Kinerja perencanaan pada proyek ini


dikatakan buruk, hal ini dikarenakan
ada desain yang tidak sesuai dengan
Permendiknas dan terdapat
kesalahan desain atap yang
menyebabkan adanya addendum
perubahan kontrak
Kinerja komunikasi tidak pada kondisi
baik, karena rapat koordinasi
lapangan tidak terkoordinir dengan
baik
Kinerja waktu proyek ini pada kondisi
sedang hal ini dikarenakan terjadi
keterlambatan penyelesaian proyek

4 Pelaksanaan pekerjaan lancar dan tepat waktu.

0.2

2,147
Kinerja pemenuhan sumber daya
(sedang)
proyek secara keseluruhan cukup
baik, dikarenakan kualifikasi tenaga
lapangan dan peralatan yang
memadai

Uji Coba Implementasi Sistem Pengukuran


Kinerja Proyek
Kinerja Proyek Pembangunan Gedung Tipe B SMP Negeri 19
pekerjaan terpenuhi
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat5
syarat, ketentuan dan perundangan yang
berlaku.
Kualitas dan kuantitas

Minimalisasi dampak buruk dan konflik selama

dan sesudah pelaksanaan pekerjaan.

setiap tahapan pekerjaan dengan


7
objective dan transparan.
Pengawasan

8
9

10

Hasil konstruksi nyaman dan bisa

langsung

dimanfaatkan.
Proses pembayaran pekerjaan

berjalan dengan

baik.
Pemeliharaan

baik.

pekerjaan dilakukan dengan

0.341

Pelaksana telah memenuhi kuantitas


3,00 (baik) dan kualitas pekerjaan sesuai yang
dipersyaratkan

0.044

Kinerja minimalisasi dampak buruk


dan konflik kurang bagus hal ini
2,150
dikarenakan penanganan limbah yang
(sedang)
kurang baik dan tingkat gangguan
proyek pada siswa cukup banyak

0.1

Kinerja pengawasan buruk


1,522
dikarenakan kurang koordinasi antar
(buruk)
pengawas dilapangan

0.136
0.016

0.022

2,945 Secara umum user merasa puas


(baik) dengan hasil konstruksi
Proses pembayaran pekerjaan
3,0 (baik) berjalan sesuai dengan prosedur yang
berlaku
pemeliharaan-pemeliharaan kecil
2,074
kurang mendapat respon dari
(sedang)
kontraktor

Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan, tujuan, hipotesis, hasil analisis
dan uji coba implementasi sistem kinerja proyek
dengan menggunakan metode performance prism
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Indikator kinerja proyek konstuksi yang dihasilkan


dengan metode performance prism sebanyak 10
objective dengan 44 indikator.

2.

Ujicoba implementasi sistem pengukuran kinerja


dilakukan pada proyek pembangunan dan rehabilitasi
gedung sekolah SMP Negeri 19 Surabaya,
menghasilkan nilai 2.512 atau pada skala sedang.

Saran
1.

Dengan segala keterbatasan dalam perancangan sistem


pengukuran kinerja proyek dengan metode performance prism
ini sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan
indikator kinerja yang sesuai untuk mengukur kinerja sebuah
proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah.

2.

Untuk memberikan validitas kinerja sebuah proyek maka


pengukuran kinerja sebuah proyek hendaknya dilakukan
secara real time dan tidak mengukur pada akhir tahapan
sebuah proyek

3.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dicari hubungan


langsung antara strategi, proses dan kapabilitas organisasi
proyek,
sehingga
indikator
yang
dihasilkan
dapat
dipertanggung jawabkan oleh kapabilitas masing-masing pihak
dalam organisasi proyek.

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai