Anda di halaman 1dari 5

Sebutkan model dan berikan contoh sesuai minat saudara penemuan jenis

bisnis berdasarkan ketrampilan dan peluang yang ada( bisnis in-out dan out in
),
1. Model dan Contoh Penemuan Bisnis Berdasarkan Keterampilan dan Peluang
(Bisnis in-out dan out-in)
a. Jenis
manakah

yang

paling memungkinkan

untuk saudara

kembangkan ?
Bisnis yang paling memungkinkan untuk dikembangkan adalah bisnis
in-out yang dimana bisnis ini memanfaatkan pengalaman, ketrampilan
yang dimiliki, bakat atau hobi sebagai sumber dasar untuk menggagas
usaha.
b. Apa alasannya ?
Alansannya adalah dengan penguasaan kreativitas bisnis ini akan
banyak menghasilkan gagasan usaha yang baik dengan tingkat
keberhasilan

yang

tinggi

karena

dukungan

ketrampilan

atau

pengalaman yang telah dimilikinya sehingga pada saat menjalankan


usaha akan menjadi lebih mudah karena mengetahui hal-hal apa saja
yang akan dilakukan dan perlu dipersiapkan serta akan dengan senang
hati menjalankan suatu usaha yang disukai.
c. Apa bentuk konkrot dari bisnis saudara ?
Bisnis yang dapat dilakukan adalah membangun usaha home care,
dimana saat ini sangat banyak diminati dan memiliki peluang yang
baik kedepannya. Bisnis home care ini mengandalkan skill yang
dimiliki

seorang

kemampuannya

perawat.

dalam

Perawat

mengaplikasikan

dapat
terapi

mengembangkan
modalitas

atau

perawatan luka khususnya luka diabetes.


d. Buatlah peta jalan (langkah-langkah ) untuk mewujudkannya?
Dalam mendirikan sebuah tempat praktik keperawatan maka hal hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. Persyaratan umum :
1. Surat Permohonan Izin Membuka Praktik
2. Fotokopi IMB;
2. Fotokopi IG/HO
3. Fotokopi Akte Notaris Pendirian Institusi berbadan usaha.(untuk
Klinik Utama);

4. Surat Pernyataan Kesanggupan membina 2 (dua) posyandu dan 1


(satu) sekolah UKS (SD/MI) yang diketahui oleh Kepala
Puskesmas setempat;
5. Surat Kontrak bagi yang menyewa bangunan (minimal 5 Tahun);
6. Daftar sarana alat-alat kedokteran dan sarana obat-obatan yang
digunakan, menurut Permenkes (2014) Bab III (Peralatan) pasal 17
dan 18, peralatan yang harus dipatuhi sebagai berikut :
Pasal 17
a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan
nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan.
b. Peralatan medis dan nonmedis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan
keselamatan.
c. Selain memenuhi standar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) peralatan medis harus memiliki izin edar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18
a. Peralatan medis yang digunakan di Klinik harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh institusi pengujian fasilitas
kesehatan yang berwenang.
b. Ketentuan
dilaksanakan

sebagaimana
sesuai

dimaksud

ketentuan

pada

peraturan

ayat

(1)

perundang-

undangan.
c. Profil Klinik yang akan didirikan meliputi Struktur Organisasi
Kepengurusan,Tenaga Ketenagaan, Sarana Prasarana dan Peralatan
serta pelayanan yang diberikan;
d. Denah ruangan dan denah lingkungan yang menggambarkan lokasi
Klinik terhadap sarana kesehatan terdekat. Menurut Permenkes
(2014) Bab III (Persyaratan) pasal 6 dan 7, untuk membuka praktek
klinik, minimal harus mengikuti persyaratan-persyaratan seperti
berikut :
a. Pasal 6

Bangunan Klinik harus bersifat permanen dan tidak


bergabung fisik bangunannya dengan tempat tinggal

perorangan.
Ketentuan tempat

tinggal

perorangan

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk apartemen, rumah


toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang

sejenis.
Bangunan Klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan
serta perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua
orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang

usia lanjut.
b. Pasal 7
Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi;
c. ruang administrasi;
d. ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang
melaksanakan pelayanan farmasi;
e. ruang tindakan;
f. ruang/pojok ASI;
g. kamar mandi/wc; dan
h. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan
e. Penanggungjawab dan Pelaksana Harian Klinik melengkapi:
a. Fotokopi KTP yang masih berlaku
b. Surat pernyataan kesanggupan sebagai penanggungjawab
institusi atau pelaksana harian.
c. Surat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung tempat
bekerja
d. Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari
POLRI bagi pegawai swasta (pelaksana harian).
e. Fotokopi SIP Dokter, SIK Bidan/Perawat/Tenaga Kesehatan
lain yang masih berlaku.
f. Fotokopi
rekomendasi

Dokumen

Lingkungan

(UKL/UPL,SPPL);
g. Surat kerjasama pengelolaan limbah medis dengan institusi
yang telah mendapat izin dari Menteri Lingkungan Hidup
(kecuali Izin Balai Konsultasi Gizi)

Tahap tahap mendirikan tempat praktik perawat :


1.

Fase persiapan
Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care,
manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan
pelaksana pelayanan.
Perizinan : Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai
berikut : Berbadan hukum yang ditetapkan dalam akte notaris
Mengajukan ijin usaha Home care kepada Dinkes Kab/Kota
setempat dengan melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. Ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
- ruang direktur
- ruang menajemen pely
- gudang sarana dan peralatan
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi
home care
Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga
di wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan
golongan ekonomi lemah Sarana dan Prasarana, meliputi set alat
yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi,
nebulizier, oksigen, suction dan juga peralatan komputer dan
perlengkapan kantor. Format askep, meliputi format register,
pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari
perawat ataupun dari pasien/keluarga. Form informed consent,
meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan
pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan. Surat Perjanjian
kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter,
laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama
untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila sewaktuwaktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya.
Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih
berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan

manajemen semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan


2.

atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.


Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian
kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil
pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan
klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu,
biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau

3.

pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.


Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yang disepakati
surveyor menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan.

4.

Kolektor melak kunjungan ke klg untuk penyelesaian administrasi.


Fase pasca kunjungan
Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan :
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan

Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2014. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai