Pola Gangguan Cairan
Pola Gangguan Cairan
Preceptor:
Prof., DR., dr. Chaerul Ismael, SpB., SpBA.
PENDAHULUAN
Tujuan:
keseimbangan cairan & elektrolit --> dalam batas normal
mengoreksi defisit:
- gangguan
- makanan per oral (-)
anak-anak lebih rentan dari dewasa
gangguan cairan & elektrolit:
- perdarahan luka
- luka bakar
- kenaikan suhu (infeksi, sepsis)
60
100
Intracellular Fluid
40
67
Extracellular Fluid
20
33
Intravascular
Interstitial
15
25
Na+
K+
Cairan lambung
Empedu
Ileostomi
20-80
5-20
120-140 5-15
45-135 3-15
Diare
10-90
Cl -
100-150
80-120
20-115
10-80 10-110
: 100cc/kg BB/24jam
: (1000cc + 50 x cc)/24jam
: (1500cc + 20 y cc)/24jam
Kebutuhan elektrolit
-Natrium
-Kalium
-Chlorida
-Kalsium
-Phosphor
:
:
:
:
:
Kebutuhan kalori
0-1 tahun :
90-120 kcal/kg BB/ hari
1-7 tahun :
75-90 kcal/kg BB/ hari
7-12 tahun
:
60-75 kcal/kg BB/ hari
12-18 tahun :
30-60 kcal/kg BB/ hari
>18 tahun:
25-30 kcal/kg BB/ hari
Kebutuhan kalori naik 12% dari perhitungan
untuk tiap 1C kenaikan suhu tubuh.
Kebutuhan protein
0-1 tahun
:
1-7 tahun
:
7-12 tahun
:
12-18 tahun :
>18 tahun
:
2,0-3,5 gr/kg BB
2,0-2,5 gr/kg BB
2,0 gr/kg BB
1,0 gr/kg BB
1,5 gr/kg BB
Kebutuhan lemak
Lemak menghasilkan 9 kalori setiap
gramnya
Biasanya lemak diberikan setelah pasien
mendapat makanan peroral.
Toleransi tubuh terhadap pemberian
lemak peranteral adalah 2,5-3,5 gr/kg
BB/ hari.
Pola gangguan
Defisit cairan extraseluler
hilangnya cairan kedalam lumen usus pada ileus atau
terjadinya cairan exudat pada peritonitis,juga pada
kasus muntahmuntah.
Akibat dari defisit tersebut adalah berkurangnya
volume plasma atau darah dengan gejala-gejala
mulai dari tahicardia sampai dengan syok dimana
terjadi gangguan sirkulasi perifer hal ini terjadi pada
keadaan berat.Juga terjadi penurunan cairan pada
jaringan dengan akibat terganggunya turgor kulit.
Defisit air
Keadaan dehidrasi terjadi karena
penderita biasanya tidak minum
sedangkan insensible loss terus
langsung apalagi bila disertai
demam.Pada keadaan yang parah
dimana kadar Na menjadi 150 mEq/l
atau lebih, terjadi keadaan dehidrasi
hipotonik yang dapat menimbulkan
gejala-gejala kelainan SSP.
Asidosis metabolik
Keadaan asidosis ini terjadi karena
terganggunya fungsi ginjal sebagai akibat dari
berkurangnya perfusis ginjal. Gangguan fungsi
tersebut mengakibatkan terjadinya
penimbunan ion-ion H sehingga pH tubuh
menjadi asam. Pada keadaan asidosis yang
berat, dapat menimbulkan depresi dari faal
sirkusi.
Mata cekung
Nadi <120x/menit
Kesadaran sudah membaik
Produktif urine 1-2cc/kgBB/jam
Bagian-bagian akral yang terjadinya lembab
sudah jadi kering
Akral yang sianosis telah berubah menjadi
merah
Akral yang dingin telah jadi hangat
Pengawasan (Monitoring)
Semua anak yang mendapatkan cairan infus
sebaiknya diukur berat badannya, 6 8 jam
setelah pemberian cairan, dan kemudian sekali
sehari.
Semua anak yang mendapatkan cairan infus
sebaiknya diukur kadar elektrolit dan glukosa
serum sebelum pemasangan infus, dan 24 jam
setelahnya.
Bagi anak yang tampak sakit, periksa kadar
elektrolit dan glukosa 4 6 jam setelah
pemasangan, dan sekali sehari sesudahnya.