Judul Percobaan
: KARBON
D. Tujuan
lepas, seperti pensil dapat dituliskan karena ujungnya adalah grafit. Elektron ikatan (dalam ikatan
rangkap) dapat berpindah-pindah, maka grafit bersifat konduktor dan dipakai dalam sel elektrolisis.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk unsur bebas dan
senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik, misalnya senyawa organik
dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Selain itu, dalam bahan yang
berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik
komersial, misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya
adalah senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO2) dan batuan karbonat
(CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA (MgCO3, SrCO3, dan BaCO3).
Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium
karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada mahluk
hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk
hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar,
binatang dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah
karbon.
: Padat
Bentuk kristalin
Massa jenis
Titik leleh
: 4300-4700 K
Titik didih
: 4000 K
Densitas
Kalor lebur
Kalor uap
: 355,8 kJ/mol
Kalor jenis
Sifat Kimia
Bilangan oksidasi
: 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas
Energi ionisasi
: 1086 kJ/mol
: 2352,6 kJ/mol
: 4620,5 kJ/mol
Jari-jari atom
: 70 pm
Jari-jari kovalen
: 77 pm
: 170 pm
Konduktifitas termal
Struktur Kristal
: Heksagonal
radiasi tampak dan ultraviolet dalam sejumlah besar proses industri yang bergantung pada reaksi
fotokimia.
Karbon juga memiliki manfaat di bidang pertanian yaitu sebagai pembangun bahan organik
karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa
CO2.
Karbon juga berperan dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan, logam besi
sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon
dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan kandungan
karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya
(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility).
Ada banyak kegunaan terbatas dari karbon
menggabungkan dengan unsur lain, karbon menjadi zat yang berguna untuk berbagai hal,
contohnya :
Karbon dalam bentuk karbon dioksida, digunakan dalam pembuatan banyak minuman
bersoda dan brkarbonasi. Hal ini juga digunakan dalam alat pemadam kebakaran
Feron, digunakan dalam sistem pendingin dan perangkat seperi kulkas dan AC
Vegetal karbon, yang merupakan bentuk amorf karbon, digunakan sebagai agen
pemutihan dan gas penyerap
Karbon monoksida, diekstasi melalui proses metalurgi, digunakan sebagai reduktor untuk
mendapatkan banyak unsur dan senyawa
Karbon juga digunakan untuk memproduksi banyak perangakat tahan panas dan alat-alat,
pemotong logam sebagai alat dekoratif dalam banyak item perhiasan
Kalsium karbida digunakan sebagai agen las untuk memotong logam dalam penyusunan
asetilena dan senyawa organik lainnya
4. Persenyawaan karbon
A. Karbon Monoksida
Bila bahan bakar yang mengandung karbon (misalnya, kayu, arang, bensin) dibakar dengan
ada udara yang banyak, praktis semua karbon iu bergabung dengan oksigen membentuk karbon
dioksia, CO2, tetapi sedikit sekali karbon monoksida, CO,
(oksigen) tersedia, makin besar jumlah relative karbon monoksida yang terbentuk.Pada suhu yang
lebih tinggi karbon dioksida cenderung bereaksi dengan karbon panas.
Secara komersial, karbon monoksida mempunyai beberapa kegunaan.Campuran gas yang
mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
5
B. Karbon Dioksida
Karbon dioksida terdapat di atmosfer (300 ppm), dalam gas-gas vulkanik, dan dalam larutan
super jenuh dari mata air tertentu. Ia dilepaskan dalam skala besar oleh proses fermentasi, kalsinasi
batu kapur, dan semua bentuk pembakaran karbon dan senyawa karbon. Ini termasuk dalam siklus
geokimia demikian juga dalam fotosintesis. Di laboratorium, ia dapat dibuat dengan pemberian
panas atau asam pada karbonat.
C. Karbonat dan Bikarbonat
Sebagai senyawaan karbon anorganik yang paling melimpah, karbonat dan bikarbonat
adalaha zat yang berguna serta terkenal.Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air,
misalnya kalsium karbonat, CaCO3, barium karbonat, BaCO3, magnesium karbonat, MgCO3, dan
timbal karbonat, PbCO3.Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan ai. Contohnya kalskum
bikarbonat Ca(HCO3)2, dan magnesium bikarbonat Mg(HCO3)2.
Karbon dan bikarbonat bereaksi dengan kebanyakan asam, menghasilkan CO2.Reaksi ini
sangat cepat dan gas itu dengan mudah terlepas. Bikarbonat adalah zat amfoter, yaitu, ia dapat
bereaksi baik dengan asam maupun basa. Bikarbonat tidak stabil; bila dipanaskan, ia terurai
membentuk karbonat. Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran karena
ia mudah terurai dengan menghasilkan karbon dioksida.
Percobaan Karbon dan Hidrogen dalam senyawa Karbon :
F. Rancangan Percobaan
Alat dan Bahan
Tembaga oksida
Larutan Funchin
Pipet tetes
Larutan HCl
Selang plastik
Neraca
Serbuk arang
Kaca penutup
Larutan Ca(OH)
Lilin
Tabung reaksi
Langkah-Langkah Percobaan
Percobaan 1
CaCO 5 cm
Dimasukan kedalam tabung reaksi berpipa
samping
Dihubungkan dengan gelas ukur terbalik
menggunakan selang
Ditambahkan larutan HCL
Gas
Diuji dengan
lilin yang
menyala
Nyala api
Gas
Disalurkan
kedalam air
kapur
Endapan
Percobaan 2
1 ml Larutan CHO Pekat
Dimasukan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 0,5 ml HSO pekat
Dipanaskan
Timbul gas
Diuji dengan kayu yang membara
Nyala api
Percobaan 3
Air Kapur
endapan
Percobaan 4
1 Sendok Arang
Dimasukan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 ml larutan fuchin sangat encer
Dikocok hingga homogen
Disaring
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
Residu
Filtrat
G. Hasil Pengamatan
No.
Perc.
Prosedur Percobaan
-
1.
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Serbuk
CaCO3 - Percobaan
serbuk
berwarna putih
CaCO3
ditambah
Larutan HCl tidak
dengan larutan HCl
berwarna
menghasilkan banyak
Air kapur agak
gelembung CO2
keruh
- Air kapur ditambah gas
Lilin menyala
CO2 menjadi keruh
- Nyala api pada lilin
padam
- Setelah dipanaskan air
kapur menjadi lebih
jernih dan terdapat
endapan putih
Dugaan/Reaksi
Kesimpulan
CaCl2(aq) + CO2(g)
+ H2O(l)
Air kapur menjadi
keruh, reaksinya:
CO2(g)
+
Ca(OH)2(aq)
CaCO3(s) + H2O(l)
Kekeruhan
berkurang,
reaksinya:
CaCO3(s) + H2O(l)
+
CO2(g)
Ca(HCO3)2(aq)
Setelah dipanaskan
muncul
endapan
CaCO3, reaksinya:
Ca(HCO3)2(aq)
CaCO3(s) + H2O(l)
+ CO2(g)
No.
Perc.
Prosedur Percobaan
-
2.
-
3.
4.
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Larutan HCOOH - Larutan
HCOOH
tidak berwarna
ditambah
Larutan
Larutan
H2SO4
H2SO4 pekat tidak
pekat
tidak
berwarna
berwarna
- Setelah
dipanaskan
Lidi menyala
timbul gelembung gas
- Lidi yang menyala
mengeluarkan nyala api
biru kemudian padam
CuO
serbuk - CuO ditambah serbuk
berwarna hitam
arang berwarna hitam
Serbuk
arang - Dipanaskan terbentuk
berwarna hitam
CO2
Air kapur agak - Warna
air
kapur
keruh
menjadi keruh
Dugaan/Reaksi
Kesimpulan
CaCO3(s) + H2O(l)
Larutan
Fuchsin - Larutan
Fuchsin Karbon mengikat
berwarna ungu
ditambah serbuk karbon zat warna pada
Serbuk
arang
berwarna hitam
larutan
fuchsin
berwarna hitam
- Fitrat larutan tidak sehingga
filtrate
berwarna
tidak berwarna
- Residu berwarna hitam
Karbon
teroksidasi
menjadi
karbondioksida dan
CuO
tereduksi
menjadi endapan Cu
H. Analisis Data
Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembentukan gas karbondioksida.
Pertama dengan memasukkan CaCO 5 cm kedalam tabung reaksi berpipa samping, kemudian
selang dihubungkan dengan gelas ukur yang sudah diletakkan dalam baskom dengan posisi gelas
ukur terbalik dan terisi air penuh. Kemudian pada elemeyer ditambahkan larutan HCl lalu disumbat
dengan penyumbat. Dari reaksi antara CaCO dan HCl 6 ml dihasilkan gas CO yang mengisi gelas
ukur sehingga air yang berada didalam gelas ukur terdorong keluar. Gas yang dihasilkan adalah
gas CO , hal ini dibuktikan dengan uji nyala lidi pada gelas ukur yang terisi udara tadi, lidi yang
awalnya menyala menjadi padam setelah dimasukan kedalam gelas ukur . Selain dengan nyala lidi,
terbentukknya gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya warna larutan pada larutan CaCO yang
dialiri gas dari selang, warna air kapur menjadi putih keruh setelah dialiri gas CO dan ketika gas
CO dialirkan secara berlebihan , larutan berubah menjadi jernih dan terdapat CaCO.
Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat sifat karbon dan senyawanya.
Pertama dengan memasukkan 1 mL CHO pekat kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
0,5 HSO pekat larutan menjadi jernih tak berwarna dan terdapat gelembung gas. Kemudian
larutan dipanaskan untuk mengetahui gas yang terbentuk . Gas diuji dengan memasukan lidi yang
membara dan lidi yang menyala kedalam tabung reaksi yang terdapat gas didalamnya . Pada lidi
yang membara setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi padam. Begitu juga pada lidi
yang menyala setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi padam.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengidentifikasi karbon dan senyawanya . Pertama
CuO dan Serbuk arang dimasukkan kedalam labu elemeyer pipa samping. Kemudian dihungkan
dengan selang ke tabung reaksi yang sudah berisi air kapur. Setelah itu labu elemeyer yang berisi
CuO + serbuk arang dipanaskan. Gas yang dihasilakan adalah gas CO2 dari reaksi 2CuO(s) + C
(s) 2 Cu (s) + CO2 (g). ini dibuktikan dengan adanya gelembung gas yang keluar dari selang dan
mengubah air kapur yang semula jernih menjadi putih keruh dan terdapat endapan kapur.
Pada percobaan keempat pertama larutan fuchsin yang berwarna merah jernih setelah
ditambah dengan serbuk arang tulang larutan berubah menjadi berwarna hitam pekat. Setelah
disaring menghasilkan residu dan filtrate, dimana residu berupa serbuk arang yang berwarna hitam
dan menghasilkan filtrate yang jernih tak berwarna.
11
I. Pembahasan
Percobaan I
Selama percobaan, air dalam gelas ukur lama kelamaan akan habis. Hal tersebut
karena adanya Gas CO2 yang terbentuk.
CaCO3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Kemudian selang diangkat dan dialirkan ke dalam air kapur menghasilkan air kapur
yang keruh. Kekeruhan yang dihasilkan menunjukkan adanya karbonat yang terbentuk.
CO2 (g) + Ca2+ + 2 OH- CaCO3 (s) + H2O (l)
(G. Svehla, 1985 : 317)
Setelah itu selang dialirkan ke dalam air kapur lebih lama menghasilkan air kapur
menjadi jernih. Hal ini dikarenakan bahwa dengan pengaliran karbon dioksida yang
terlalu lama, kekeruhan itu perlahan-lahan hilang akibat terbentuknya suatu hidrogen
karbonat yang larut.
CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) Ca2+ + 2 HCO3
(G. Svehla, 1985 : 318)
Kemudian air kapur dipanaskan menjadi air kapur yang keruh kembali. Hal ini
dikarenakan asam klorida akan menguraikan karbonat tersebut, sehingga larutan kembali
keruh.
Ca(HCO3)2 CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
Percobaan II
Lidi yang membara ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi menghasilkan nyala
api berwarna biru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa asam formiat pekat jika direaksikan
dengan H2SO4 pekat menghasilkan karbon monoksida (sangat beracun) sehingga pelepasan
gas ini harus dipijarkan dan diperoleh nyala biru yang khas.
HCOO- (aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + HSO4- (aq) + H2O (l)
(G. Svehla, 1985 : 392)
12
Percobaan III
Pada percobaan III bertujuan untuk membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi.
Dimasukkan CuO halus berwarna hitam ke dalam erlenmeyer pipa samping kemudian
ditambahkan serbuk arang tulang berwarna hitam. Setelah itu ditutup dengan karet penutup
kemudian selang plastik dihubungkan ke dalam air kapur. Lalu dipanaskan secara mendatar.
Ditunggu sampai 3-5 menit hingga timbul gelembung gas pada air kapur tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi ( 0 +4
menjadi CO2).
2 CuO (s) + C (s) 2 Cu (s) + CO2 (g)
+2 -2
+4 -4
Percobaan IV
Proses penghilangan warna fuchsin oleh arang tulang ini disebut dengan adsorbsi
(penyerapan). Adsorbsi menggunakan istilah adsorban dan adsorben, dimana adsorben
adalah penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon (arang tulang), sedangkan
adsorban adalah media yang diserap (larutan fuchsin). Permukaan padatan (arang tulang)
yang bersentuhan dengan larutan fuchsin akan menyebabkan molekul-molekul terlarut
terserap atau adsorp pada permukaan padatan sehingga warna larutan fuchsin berubah
menjadi jernih, tak berwarna.
13
J. Kesimpulan
1. Pembuatan gas karbon dioksida dapat dilakukan melalui reaksi antara logam karbonat
dengan asam.
2. Karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yaitu berupa CO2 dan CO
3. Salah satu sifat karbon dan senyawanya adalah zat yang menjadi pereduksi atau
mengalami oksidasi. C sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi ( 0 +4
menjadi CO2). Contohnya pada percobaan ketiga pada reaksi :
2 CuO (s) + C (s) 2 Cu (s) + CO2 (g)
+2 -2
4.
+4 -2
Salah satu sifat karbon sebagai adsorber yang dibuktikan pada percobaan keempat
dimana karbon mengadsorbsi zat warna pada larutan Futchsin yang mengubah larutan
Fuchsin menjadi jernih tak berwarna.
14
K. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih dan keruh
kembali bila dipanaskan!
Jawab:
Pada awalnya gas CO2 yang dilepaskan dialirkan ke dalam air kapur yang terdapat dalam
tabung reaksi mengakibatkan larutan menjadi keruh. Kekeruhan yang dihasilkan
menunjukkan adanya karbonat.
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3 (s) + H2O(l)
Dengan pengaliran karbon dioksida yang terlalu lama, kekeruhan itu perlahan-lahan hilang
akibat terbentuknya suatu hidrogen karbonat yang larut.
CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O(l) Ca(HCO3)2(aq)
Kemudian apabila larutan tersebut dipanaskan maka asam akan menguraikan karbonat
tersebut, sehingga larutan kembali menjadi keruh.
2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras, apakah zat tersebut?
Jawab:
Lapisan putih keruh yang terdapat pada air kapur tersebut adalah karbonat (CaCO3).
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3 (s) + H2O(l)
15
L. Daftar Pustaka
Bahasa
Indonesia,
ensiklopedia
bebas.
2013.
Karbon,
(online).
16
LAMPIRAN
Percobaan 1
17
18
Pecobaan 2
19
Percobaan 4
20