Anda di halaman 1dari 57

Dra. Rum Hastuti, M.

Si
Dr. Retno AL. MSi
Revisi 2015

Sistem Perkuliahan / Kontrak Kuliah


Modul 1. (Rum Hastuti)
kuliah tatap muka ( 4 5 x perkuliahan)
tugas kelompok / diskusi ( 2 - 3 x pertemuan)
tugas mandiri
UTS
Modul 2. (Retno AL)
Kuliah tatap muka (4 5 x perkuliahan)
Diskusi tugas kelompok / mandiri (2 3 x pertemuan)
UAS.
Modul 1/ Modul 2
Minimal kuliah + tugas diskusi 7 x
Sistem penilaian:
Tugas / Seminar
UTS / UAS
Nilai akhir

= 30 %
= 70 %
= rerata UTS + UAS.

Tata tertib
1.Tugas (baik mandiri / klp) dikumpulkan , pada pertemuan
kuliah berikutnya setelah tugas diberikan.
terlambat, nilai minimal (60).
2.PJMK bertanggung jawab, membagi anggota kelas
dalam kelompok, berdasar urutan No, mhs klp Ganjil &
klp Genap. / tiap klmp ditunjuk ketua kelompok
3.Informasi 2 penting terkait perkuliahan melalui PJMK.
4. Toleransi keterlambatan hadir kuliah 10 menit.
Baik dosen maupun mahasiswa.

5.Hp./ email Pengampu : rht : 08112749159,


rum_hastuti@undip.ac.id
ral : 085643582905 , 087739443
lusianaretno@yahoo.com
pjmk & ka.klpp
: infokan ke pengampu

1.Analytical Chemistry
by :Gary D.Christian
2. Solving Problem in analitycal chemistry
by :Stephen Brewer
3. Quantitave Chemical Analysis
by : Kolthoff & Sandel
4. instremntal methode of analysis chemistry
by : Ellen G Ewing
5. Kimia Kuantitatip
oleh : Vogel
6. Kimia Kuantitatif
oleh : Didik SW & Retno

Kimia Analisa Kuantitatif kelanjutan Kimia Analisa


Kualitatif .
dengan aspek kuantitatif analisis secara konvensional dan
modern di
bidang kimia.
1. gravimetri (pengendapan )
2. volumetric (titrimetric) berdasar reaksi kimia : * netralisasi,
* pengendapan dan pembentukan kompleks, *
argentometri,
* reduksi dan oksidasi,
3. gasometri metode :* adsoprbsi,* pembakaran, * gabungan 2
metode
4. pengantar analisis dengan instrumen (modern) :
* elektro gravimetric * spektrofotometri / kolorimetri ,
* potentiometri * konduktometri sebagai pendahuluan
matakuliah Analisis Instrumentasi pada semester

Mahasiswa dapat memahami dan mampu melakukan


analisis penentuan secara kuantitatif dari sampel (zat
yang akan dianalisa baik cairan, padatan dan gas)
dengan metoda analisis yang digunakan.
Sehingga kalau dihadapkan pada permasalahan analisis
kuantitatif dengan metoda konvensional maupun
metoda instrumen : * elektrogravimetri, *
spektrofotometri, *
* kolorimetri * potensiometri *
konduktometri :
Mahasiswa mampu merancang dan menyelesaikan
permasalahan dengan baik dan benar, melalui
pemahaman
yang diperoleh dari matakuliah KA.2

Dasar kajian
suatu materi
Kajian
Kimia
Analitik

penentuan
unsur penyusun / zat lain
yg terkandung dlm zat

1.Identifikasi
1.Identifikasi zat
zat
2.Elusidasi
2.Elusidasi struktur
struktur
3.Analisis
3.Analisis kuantitatif
kuantitatif penyusun
penyusun

Materi Kimia Analitik II

I. Analisa kuantitatif konvensional :


*Analisis volumetric :

asidi alkali metri


kompleksometri
oksidasi-reduksi **
pengendapan
gasometri

*Analisis gravimetric ** -- elektro gravimetric **)


II.Analisis kuantitatif modern / instrumen
Pengantar Spektro
Pengantar Kolorimetri
Pengantar Potensiometri **

Dasar analisa volumetri


Analisa volumetri
bagian dari analisa kuantitatif berdasar pengukuran volume
dari suatu larutan yang diketahui konsetrasi [ ], nya dg pasti

titran

Cara kerja analisa volumetri


TITRASI / TITRIMETRI

titrat
B

Titran

larutan penitrasi, larutan yang telah

diketahui konsentrasi [ ] nya dengan pasti.


Titrat Analat Bahan yg akan ditentukan / dicari
dengan cara titrasi
Titrimetri pe(+)an Titran melalui (?)
pe(+)an vol titran terbaca dengan tepat
Volume atau berat titrat dapat diukur dengan teliti, bila
konsentrasi titran diketahui mol titrat dapat dihitung.

*) Saat titik ekivalen Titrat ekivalen dengan Titran


*) Mol titrat dapat diketahui pula berdasar
persamaan reaksi dan koefisiennya

Dasar reaksi kimia dalam titrasi

aA
titran

bB

A = zat penitrasi
titrat

B = zat yang dititrasi


C = hasil reaksi

Tetapi tidak semua reaksi kimia dapat dipakai sebagai


dasar suatu titrasi.
????

1.

* Reaksi berjalan cepat,sederhana

2.

(reaksi ion An-org umumnya memenuhi, / (+) katalis, ---- )

3.

* Sempurna, stokhiometri, tidak ada reaksi samping


4.

* Salah satu sifat pada sistem yang bereaksi harus


mengalami perubahan secara tiba-tiba pada pe (+)
sejumlah equivalen zat penitrasi.

5.

6.

* Ada perubahan sebagai penunjuk akhir titrasi

indikator

Reaksi-reaksi dasar Analisis

Reaksi

titrimetri

*Sederhana,
*Stoikiometri,
*Cepat, katalis,--*Perubahan dpt
diamati TE

indikator TAT

Indikasi TAT
. Perubahan warna
. Beda potensial (E)
Titrasi.Potensiometri
. Perubahan
Titrasi.Konduktometri
. Arus yg lewat sel titrasi
Titrasi.Amperometri
. Perubahan Abs
Titrasi.Spektrofotometri.

titran
A
Reaksi
ekivalen

titrat

Titrat dan Titran saling


menghabiskan dalam reaksi
tidak ada kelebihan satu
sama lainnya
reaksi telah ekivalen
Pereaksi telah ekivalen,
tidak selalu berarti pereaksi
dan zat yang direaksikan
telah sama banyak, baik
Vol, gr atau Mol nya.

mol yang bereaksi ditentukan oleh

persamaan reaksi.

Contoh reaksi dalam Titrasi :

2.HCl + 1.Na2B4O7 + 5.H2O 2.NaCl + 4H3BO3

5.Fe2+ + 1.MnO4- + 8.H+ 5.Fe3+ + Mn2+ +


4.H2O

1.CH3COOH + 1.NaOH 1.CH3COONa + 1.H2O

* eK Titran dan Titrat selalu sama. ?

Karena berat ekivalen didefinisikan sedemikian


rupa sehingga tercapai kesamaan jumlah ekivalen

Berarti koefisien reaksi berperan dlm penentuan BE.

* BE tergantung dari reaksi yang benar-benar


berlangsung selama Titrasi.

* Hub EK dan Mol tidak selalu tetap.

*BE suatu zat bukanlah besaran yang selalu tetap.

Nilai N Larutan mungkin berubah menurut reaksi


yang terjadi dengan memperhatikan :
* Macam Titrasi
* Kondisi Titrasi

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam :


Mol / Liter Molaritas
Ekivalen / Liter Normalitas

Dalam hitungan titrasi, konsentrasi titrat dan titran sering


dinyatakan dalam :
N = Kenormalan = Normalitas
N = Ekivalen / L
Akhir titrasi idealnya ekivalen titrasi
T. AT T. E
* Mol titran & titrat belum tentu

Pada keadaan TE

sama tergantung koefisien reaksi.

! * eqivalen titran = eqivalen titrat

Cara menyatakan konsentarsi larutan


zat
terlar
ut

zat nama
laruta pelaru [ C ]
n
t

gram

100
gr

gram

gram

Perhitungan

% brt

berat z terlarut (g) / berat lrt(g) x


100%

100
gr

berat z terlarut (g) / berat z pelarut x


100%

Liter

berat z terlarut (g) / vol larutan (L)

mgra
m

Liter

ppm

berat z terlarut (mg) / vol larutan (L)

mL

100
mL

% vol

vol z terlarut (mL) / vol larutan (mL)


x100%

mol

Liter

(M)

mol z terlarut / vol larutan (L)

mol

kg

(m)

Mol z terlarut / berat z pelarut (Kg)

mol

mol

(X)
Mol z terlarut / mol z pelarut + mol z
fraksi terlarut

Mol

Liter

(N)

eqivalen z terlarut / vol larutan (L)

Bahan diskusi :
* 96% berat
Larutan H2SO4 :--------------------------------- ubah ukuran
konsentrasi
* rapat massa 1,96 g/mL
larutan
pemahaman data :
HPola
2SO4
Apa makna *rapat massa dan * % berat
1)1.L larutan H2SO4 berat 1,96 x 1000 =1960 gr
berat H2SO4 dalam larutan = 96 /100 x 1960 = 1882 gr
berat air dalam larutan = 1960 1882 = 78 gr
(2) % brt 100/78 x 1882 g = 2413 gr H2SO4 / 100 gr pelarut
(3) 1882 gr H2SO4 / liter larutan
(4) ppm 1882 x 103 ppm mg / L

(5) Tidak dapat dihitung karena rapat massa H2SO4 murni


tidak diketahui, dan kemungkinan akan terjadi kontraksi
volume pada larutan
(6) 1882 gr H2SO4 = 1882/ 98 mol = 19,2 mol
Molaritas (M) = 19,2 M
zat terlarut ditinjau dalam bentuk ion.
Formalitas F(SO4=) = 19,2 ; F(H+) = 2 x 19,2 = 38,4
(7) Molalitas mol z terlarut / berat z pelarut (Kg)
(1000 / 78) x 19,2 = 246,2
(8) Fraksi mol = 19,2 / (19,2 + 78/18) = 0,82
(9) Normalitas (N) 1 eq H2SO4 = mol (titrasi asam-basa)
normalitas = 2 x 19,2 = 38,4 N

ACIDS

BASES

HCl / 1 = 36,17 gr
H2SO4 / 2 = 49,01 gr

NaOH / 1 = 40,00 gr

These weight are all


Equivalent to

Ba (OH)2 / 2 = 85,6 gr
NH3 / 1 = 17,03 gr

CH3COOH / 1 = 60,05 gr

1.008 gr of H+
SO3 / 2 = 40,30 gr

Na2CO3 / 2 = 53,0 gr

NaCl / 1 = 58,45 gr
Ba(NO3)2 / 2 = 130,7 gr
Na3PO4 / 3 = 54,66 gr

AgNO3 / 1 = 169,9 gr
SALT

Na2SO4 / 2 = 71,03 gr
Fe2(SO4)3 / 6 = 40,00 gr

Gram-equivalent weight of some


Acids, bases, and salts

Contoh
Titrasi Asidi Alkalimetri H3PO4 dengan Titrasi NaOH
Hub BE dengan Berat Mol juga dipengaruhi
indikator yang digunakan
2Na+ mensubstitusi 2H+
NaOH

1H3PO4 + 2NaOH

A PP

Na2HPO4 +

2H2O
BE = Tidak
BM berwarna
Lrt1 merah
M2N

Metil Jingga

1Na+ mensubstitusi 1H+

1H3PO4 + 1NaOH NaH2PO4 +


H 2O
H3PO4

berwarna
BE = BM
Lrt 1 M 1 N
tidak berwarna

1H+ mensubstitusi 1Na+

*) 1.Na2CO3 + 1.HCl

NaHCO3 + NaCl

Indk. PP
BE = BM
Lrt 1 M 1 N
2H+ mensubstitusi 2Na+

**) 1.Na2CO3 + 2.HCl

2NaCl + H2CO3

Indk. Metil Jingga


BE = BM
Lrt 1 M 2 N

BM
?.BE =
-----n

Valensi

Titrasi Asam Pospat 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.


TAT tercapai pada pH = 9,72
Ditunjukkan perubahan warna Titrat semula tidak
berwarna kemerah-merahan. Ini bertepatan
dengan berakhirnya reaksi :
1.H3PO4 + 2.NaOH Na2HPO4 + 2H2O
Setiap 1 Mol asam dipakai habis 2 Mol NaOH.
Jika Asam yang dititrasi 50 mL diperlukan Basa 100
mL
BE NaOH BM Lrt. 0,1 M 0,1 N
Berapa konsentrasi H3PO4
N

bila dinyatakan dalam

Nas

[V x N]bs
100 x 0,1
= -------------------- = ---------------- = 0,2
Vas
50

Konsentrasi H3PO4 = 0,2 N

TE Titrasi EKtitran = EKtitrat


[ V x N ]titran = [ V x N ]titrat

[ V x N ]as = [ V x N ]
bs

Bila titrasi dicapai pada pH = 4,62


Reaksi yang terjadi
1.NaOH + 1.H3PO4 NaH2PO4 + H2O
Setiap molekul asam memerlukan / baru menetralkan satu
Mol basa, berarti untuk 50 mL asam 0,1 M juga diperlukan
50 mL basa 0,1 M
Jadi hubungan BE dengan BM
Tergantung dari reaksi yang terjadi

Bila Titrasi di atas menggunakan indikator MM TAT


ditentukan dari perubahan warna Lrt. Merah Jingga

1.

TAT dapat ditentukan :

! Perubahan terpenting mendasari penentuan


TAT dengan perhitungan dan perubahan pH.

Reaksi yang terjadi :


1. Asam dengan Basa .. (reaksi netralisasi)

agar kuantitatif maka As / Bs harus kuat

a * As dgn garam . [ reaksi pembentukan As lemah ]


agar kuantitatif : * As kuat,
* garam dari As
lemah sekali

Reaksi :
HCL + Na2CO3
NaHCO3 + NaCl
2HCL + Na2CO3 H2O + CO2 + 2NaCl
HCL + NH4BO2 HBO2 + NH4Cl
b* Basa dgn garam, (pembentukan basa lemah)
agar kuantitatif * Basa harus kuat,
* garam dari basa lemah
Hub eq mol ( titrasi netralisasi)
eq asam monoprotik = mol asam 1N = 1 mol/L
eq asam diprotik 1N = 1/2 mol /L
eq asam triprotik 1N = 1/3 mol /L
Eq basa setara dg asam berdasar gugus OH yg dpt
digantikan oleh atom /gugus lain.
eq basa mono 1N = 1 mol /L
eq basa di / tri 1N = 1/2 mol/L , 1/3 mol /L

2.

3.
4.

2. Titrasi Presipitasi / Titrasi pengendapan


pembentukan endapan semakin kecil kelarutan
semakin sempurna
Ag+ + Cl- AgCl
3In2+ + 2K4Fe(CN)6 K2In3[Fe(CN)6]2 + 6K+
Titrasi Presipitasi dengan larutan baku Ag
Argentometri.
Equivalen suatu garam dalam reaksi pengendapan
mol garam dibagi total valensi ion-ion yang bereaksi
Equivalen AgNO3 dalam titrasi, ion Cl- = 1 mol .. N=M

3.

3. Titrasi Kompleksometri

Titrasi berdasar pembentukan kompleks


[Ion kompleks, / garam kompleks yang sukar
mengion]
Ag+ + 2CN- Ag(CN)2Hg++ + 2Cl- HgCl2
Dalam kompleksometri dikenal Titrasi
Kelatometri
menyangkut penggunaan EDTA.
Equivalen suatu zat
massa zat yg bereaksi dg 1 mol kation univalen M+,
bivalen 1/2 mol M++ , trivalen 1/3 mol M+++
untuk kation eq = mol / n (valensi)

4.

4. Titrasi Berdasar Reaksi Redoks

Yaitu reaksi dengan pemindahaan elektron

terjadi perubahan tingkat oksidasi.


Contoh reaksi Redoks :
5.[COOH]2 + 2.KMnO4 + 3.H2SO4 10.CO2 + 8.H2O + 1.K2SO4 + 2.MnSO4

1.Ce4+ + 1.Fe2+ 1.Ce3+ + 1.Fe3+

1.I2 + 2.Na2S2O3 2.NaI + 1.Na3SO4

Equivalen suatu agen pengoksid atau pereduksi


Banyaknya zat (massa) yang bereaksi dg atau mengandung
1,0078 gr H atau 8 gr Oksigen (1/2 mol oksigen).
oksigen tersedia ditentukan dg menuliskan pers hipotetik
Contoh :

2KMnO4 K2O + MnO2 + 5 O

Cara ke 1
Dari pers reaksi terlihat dalam suasana asam 2.KMnO4
menghasilkan
5 atom O yang ditangkap agen pereduksi, 1eq KMnO4 = 1/5
mol
Cara ke 2,
dengan melihat e- yang dilepas / ditangkap oleh
Zat dalam reaksi dan perubahan bilok unsur utama agen
pereduksi atau pengoksidasi
1 eq zat mol zat yg dimaksud yg dapat menerima

KMnO4 pada suasana asam menangkap 5 e 1 eq KMnO4 = 1/5 mol


Cara 3 memperhatikan perubahan bil.oks
1 eq zat banyaknya mol zat yang dimaksud yang dapat
Mengalami perubahan satu satuan bilangan oks.
Contoh:
Reduksi K2Cr2O7 2Cr+++
Bilok Cr berubah 6 satuan 1 eq K2CrO7 = 1/6 mol
Konsep perubahan mol equivalen , sangat membantu
mempermudah dan mempercepat penghitungan
dalam analisa volumetri.

Titrasi Redoks
Berdasar penggunaan
Oksidan / Reduktan

TITRASI redoks: * Iodo Iodimetri


* Bikromatometri
* Permanganometri
* Cerimetri

TAT dapat ditentukan :


Dengan adanya :

Indikator yang ditambahkan akan teramati

* Perubahan warna larutan Titran


* Dari berwarna tidak Berwarna
* Tidak Berwarna Berwarna

* Kekeruhan : larutan jernih keruh


larutan keruh jernih

TAT tidak sama TE merupakan suatu kesalahan

Kesalahan Titrasi tidak boleh > 0,1 %

Kurve Titrasi, TE & TAT

Prinsip Dasar Titrasi :


* reaksi kimia dalam titrasi
a A + b B C
Kesetimbangan yang terjadi
[C]
[A]a [B]b
K = ----------------- atau K = ------------------[A]a [B]b
[C]

contoh
Titrasi asam / basa Asidi Alkali
H3O+ + OH- 2H2O

HA + OH- H2O + A-

Kw = [H3O+] [OH-]
[H2O] [A-]
K = -----------------[HA] [OH-]

[H2O] [A-]
[H+]
[H2O]
K = ----------------- x -------- = ----------- x Ka
[HA] [OH-]
[H+]
Kw

Titrasi pengendapan
Ag

+ 2 Cl AgCl
-

Titrasi kompleksometri

Kp = [Ag+] [Cl-]
Hasil Kali Kelarutan

Kp.komp

[Ag(CN)2]= ----------------(Ag+)

(CN-)2

Ag+ + 2CN- [Ag(CN)2]Kinst

(Ag+) (CN-) 2
= -------------------[Ag(CN)2]-

Titrasi redoks

Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+


okssidasi
reduksi

(Fe3+)
(Ce3+)
Kredoks =
-------------------(Fe2+)
(Ce4+)

Dari harga K ke 4 macam reaksi dalam titrasi,


dapat dihitung [ion],maupun [molekul]
pada setiap saat selama titrasi berlangsung.

Bila hasil perhitungan [ C ] dialurkan pada sumbu Y ,


Sedang jumlah mL titran yang di (+) kan pada sumbu X
Akan diperoleh grafik 3.1

[C+]

mL

Contoh.
Titrasi Asam kuat Basa kuat / Basa kuat Asam kuat
Kw = [H3O+] [OH-]
-logKw = -log [H3O+] [OH-] = -log [H3O+] - log [OH-]
pKw = pH + pOH -log 10-14 = pH + pOH
14 = pH + pOH
Pada TE [H3O+] = [OH-]
[H3O+] = Kw = 1,0 x 10-14 = 1,0 x 10-7
pH

TE

= -log 1,0 x 10-7 = 7

Kurva titrasi
Grafik 3.1 akan lebih jelas bila perubahan [ C ]
dinyatakan dalam log [ C ] p X
Grafik 3.2 yang di dapatkan dinyatakan
sebagai Kurva Titrasi

* -log[C]
* pH
* pX

* TE =

titran yg di (+) kan


ekivalen dengan
titrat

mL

TE = Titik akhir teoritis titrasi

Suatu titrasi dalam praktek dapat dilakukan ,


bila TE dapat terlihat.
Saat terjadinya perubahan yang dapat dilihat dinamakan
Titik akhir titrasi / TAT
Keadaan sangat ideal, TE berimpit dengan TAT
Pergeseran TE dan TAT kesalahan titrasi
Suatu titrasi akan berjalan lebih baik bila:
a.Perubahan Y per volume titran yg di (+) pada TE
bertambah besar
b.Perubahan Y yang diperlukan untuk perubahan
warna indikator bertambah kecil
c.Daerah perubahan warna indikator
lebih dekat pada TE

p.X
pH
-log [C]

B
A

TAT.

Semakin curam
kemiringan kurve,
Semakin kecil
kesalahan Titrasi.

mL titran

Kurva titrasi : TAT dan trayek perubahan indikator

pX

* TE / TAT
Daerah TE
0.1 mL seb / 0,1 mL ssd
TE

Seb TE

mL titran
Ssd TE

Indikator 2
pH
pX
-log [C]

*
TE.2
Indikator 1

* TE.1

mL

Bentuk kurve titrasi senyawa poliprotik

1.
2.

1. Sangat Murni 100%

(0,01 0,02% Pengotor)


dengan rumus mol yg pasti

3.
4.

2. Mudah

*dimurnikan
*dikeringkan
*diperoleh

tidak menyerap
H 2O / CO2 dari udara

1.

3. Stabil

2.

4. Mempunyai BE tinggi untuk mengurangi

3.
4.

kesalahan penimbangan
5. Bereaksi menurut syarat reaksi titrasi

Primer
Larutan
Baku/ standar

Sekunder

Larutan Standard Primer


Bahan yg konsentrasi larutannya dpt langsung ditentukan dari
berat
bahan sangat murni yg dilarutkan dalan pelarut dgn vol tertentu
Larutan Standard Sekunder
perlu standardisasi dalam penentuan konsentrasinya
Standarisasi dengan larutan standar primer

Preparasi larutan standar


Lrtn pekat
murni
[a]

Zat murni
[?]

Larutan standar
pengenceran

V1 x N 1 = V 2 x N 2
V1 = vol larutan
V2 = vol larutan
N1 = normalitas
N2 = normalitas

rumus pengenceran

pekat
hasil pengenceran
larutan pekat
larutan hasil pengenceran

Zat murni
[?]

Perlu data kerapatan & kadar zat murn

Larutan standar
Krptn L.gr/mL

1 mL cairan memiliki berat L gr

Kadar K% berat

100 gr cairan mengandung K gr


Zat murni.

Cairan

Setiap 1 mL cairan mengandung zat murni = (L / 100).K


gr
X mL cairan terkandung zat murni = X . L.K / 100 gr
= X . L.K.10
mgr
= X . L.K.10 /
Mr = mmol
Bila zat bervalensi n
X mL cairan setara = X .L.K. 10. n / Mr = mgrek

Untuk membuat larutan dengan normalitas N


Larutan harus terkandung N greq zat terlarut / 1 liter lrtan
Setiap V mL larutan N terkandung V.N mgreq
10 .X. K.L.n
V.N = --------------Mr

N.V.Mr
X = --------------mL
10.n.K.L

Bila reagen/zat yang tersedia tidak murni perlu standar


disasi dengan larutan standar primer.
Netralisasi

: Na karbonat, Na tetraborat, K hidrogen iodat,


asam benzoate.
Pengendapan : perak nitrat, NaCl, KCl,
Redoks
: K dikromat, K bromat, K iodat, Na oksalat.

PREPARASI LARUTAN
Pelarut /
aquades
2

Cara kerja
1

1. Menimbang zat dengan tepat

Menimbang zat dg tepat

2. Masukkan zat kedalam labu


takar
melalui corong.
3. Tambahkan pelarut / air sedikit
demi sedikit, kocok sampai zat
larut sempurna, tambahkan
pelarut / air sampai tanda
batas.

PREPARASI PENGENCERAN LARUTAN


2
1

Pipet volume

Pelarut /
aquades

Sampai tanda batas

Cara kerja
lrt
pekat
labu takar

1. Ambil sejumlah volume larutan zat pekat


yang akan diencerkan dengan tepat
dengan pipet volume
2. Tambahkan pelarut / aquades sedikit
demi sedikit, gojok, tambahkan lagi
sampai tanda batas.

Penerapan dalam aplikasi analisa.


1. Bagaimana anda menyiapkan 0,500 L larutan berair
KHCO3 dengan konsentrasi 0,100 M
2. Bagaimana anda melakukan pengenceran dari larutan 1)
untuk mendapatkan larutan akhir dengan konsentrasi
0,025 M sebanyak yang anda inginkan sesuai program
3. Bagaimana anda menyiapkan larutan senyawa
garam terhidrat Pb(NO3)xH2O untuk mendapatkan
konesentrasi sesuai program analisa anda.

Solusi persiapan kerja

1. a.Cari dulu mol zat terlarut.

Mol zat terlarut = (0,500 L) x (0,100 mol L-1) = 0,05 mol


Gram zat terlarut = (0,05 mol) x massa zat terlarut =
(0,05 mol) x (100,12 gr.mol-1)=
5,01 gr
b. Timbang 5,01 gr zat KHCO3, masuk kan ke labu takar
500 mL, (+) aquades sedikit demi sedikit, batas vol

2. Pengenceran larutan 0,1 M 0,025 M,


misal sesuai program anda perlu sebanyak 500 mL
a, mol zat dalam 500 mL larutan zat encer (0,025M)
=
mol zat dalam V mL larutan zat pekat (0,1M)
Sesuai rumus pengenceran :
V1 x C.1 = V.2 x C.2
awal

V1 , C.1 = vol , konsentrasi zat


V.2 , C.2 = vol ,

konsentrasi lrt baru


0,1 mol/L x V.1 mL = 0,025 mol/L x 500 mL
0,025
V.1 mL = --------- x 500 mL = 125 mL
0,1

Diskusi :
Dalam Penelitian terprogram, anda harus melakukan :
preparasi larutan standar sebanyak 1000 mL, 1 N
( * KMnO4 * K2Cr2O7 )
Agar dalam aplikasi penentuan zat pada sampel akurat,
Apa yang harus diperhatikan dalam preparasi tsb.
: informasi sifat kimia / fisik zat stand
Diskusikan & buat resume tentang :
*sifat zat, *bagaimana mempersiapkan larutan,
*penanganan / penyimpanan agar pada Analisis rutin
larutan tetap bisa digunakan sewaktu waktu.
Latihan :
1)Berapa gram H2SO4 harus anda siapkan untuk mendapatkan
1 equivalen H2SO4
2) Konversikan ke eq dari *)286,002 gr Na2CO3 10 H2O

Anda mungkin juga menyukai