) .
2. Tidak melakukan penebangan pohon dan pembabatan hutan secara liar dan tidak terkendali
Rasulullah Saw melarang mematahkan tangkai pohon atau menebang batangnya dan
penggundulan hutan meskipun dalam kondisi perang. Rahmat kenabian ini lampu merah
terhadap pihak yang suka melakukan penebangan liar demi memenuhi maslahat mereka.
Menebang pohon tanpa mengikuti prosedur yang benar mengancam kesinambungan hidup
makhluk-makhluk bumi yang telah memerankan tugas penting mempercantik wajah dunia
dalam menyuguhkan ayat-ayat ketauhidan yang tersirat. Pesan kenabian ini pun diikuti
Khalifah Abu bakar di saat mengingatkan pesan kenabian tersebut kepada bala tentaranya
yang akan dilepas berjihad ke Syam.
:
:
:
([2])
. 1
Rahmat universal ini sentuhan kenabian yang tidak ada duanya dalam mencontohkan
kepedulian lingkungan. Olehnya itu, wajar jika semua makhluk hidup siap memberikan
kesaksian kenabian dan kerasulan terhadapnya jika mereka diminta. Yang demikian itu
karena ia sangat memahami mereka sebagai makhluk hidup yang turut serta beribadah kepada
Allah SWT. Mereka seperti mengungkapkan ucapan terima kasih maknawi kepada
Rasulullah Saw yang telah memahaminya dan mencontohkan umat tata cara menyikapi
mereka dengan baik dan benar.
3. Tidak melakukan pencemaran lingkungan
Contoh terdekat yang diteladankan Rasulullah Saw di sesi ini larangannya membuang air
kecil di air yang tergenang. Karena jika dipakai orang lain berwudhu atau mandi, maka itu
dapat menyebabkan penyakit akut yang berbahaya. Bahkan Rasulullah Saw melarang umat
buang air kecil di bawah pohon karena itu dapat meninggalkan bau dan kesan yang tidak
enak terhadap siapa saja yang berteduh di bawah daunnya yang rindang.
r ([3]) .
) :
t r ([4]).(
) . ([5])
t : r: ( :
Contoh kecil ini menyiratkan makna besar dalam mencegah pencemaran lingkungan dalam
skala besar dan terencana oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti limbah
industri yang tidak mempedulikan keselamatan masyarakat setempat dan lingkungan, asap
pabrik dengan gumpalan menggulung yang menyemprotkan udara kotor yang cukup
mengganggu pernafasan, suara mesin-mesin menderu yang memekikkan telinga dan
mengusik ketenangan makhluk. Yang mengancam hidup manusia adalah perilaku bodoh
mereka sendiri yang tidak memikirkan akibat mendatang dari perbuatan mereka hari ini. Jadi
hadits di atas seperti mengingatkan umat keurgensian mengetahui segala dampak positifnegatif setiap perilaku konsumtif sebelum melakukan sesuatu.
4. Tidak membunuh hewan atau menyiksanya
Hewan makhluk Allah SWT yang banyak membantu dan meringankan pekerjaan manusia.
Olehnya itu, Rasulullah Saw mengingatkan umat kisah seorang perempuan yang masuk
neraka hanya karena mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan hingga ia mati.
r ) :
([6])
.((
Kisah berikutnya yang diceritakan Rasulullah Saw, kisah seorang nabi yang menghancurkan
satu kampung serangga hanya karena digigit seekor dari mereka. Allah SWT menegurnya dan
tidak membenarkan perbuatan itu: Anda telah membumihanguskan satu umat semut dari
pelbagai umat yang senantiasa bertasbih. Seandainya ia hanya membunuh semut yang
menggigitnya, ia tidak ditegur dan dicela, tetapi ia telah dikuasai oleh amarah, sebab dari
celaan tersebut.
t : r
) :
([7])
.(
Kisah-kisah inspiratif ini melukiskan sejauh mana kasih sayang Rasulullah Saw yang
terhitung sebagai point keistimewaan tersendiri terhadapnya dalam mempedulikan komunitas
hewan. Kepedulian ini melebihi kepedulian pemerhati hewan yang kadang hanya
menunjukkan kepedulian khusus terhadap hewan-hewan tertentu. Olehnya itu, wajar jika
mereka juga siap memberikan kesaksian terhadap kenabian dan kerasulan Saw jika diminta
sebagai tanda terima kasih maknawi mereka terhadap Rasulullah Saw yang telah memahami
dan mempedulikan habitat mereka, seperti ketaatan dua ekor burung merpati dan laba-laba
yang ikut melindungi dan menyelamatkan Rasulullah Saw dan Abu bakar Ra yang mencari
perlindungan di gua dari kejaran orang-orang kafir Mekah. ([8])
Di samping itu, Rasulullah Saw menganjurkan umat memelihara kuda sebagai hewan piaraan
yang punya fungsi ganda. Selain meringankan beban kerja manusia, ia juga alternatif pertama
dalam berjihad.
:
r: (
) . ([9])
:
r : (
) . ([10])
5. Mensosialisasikan penghijauan
Rasulullah Saw mengajak para pemeduli lingkungan untuk melakukan penghijauan yang
berorientasi akhirat. Banyak yang tidak tahu bahwa upaya penghijauan yang digerakkan
selama ini untuk menyelamatkan bumi dari polusi ternyata terhitung sebagai saldo ukhrawi
yang menjanjikan pahala. Tidak ada tanaman atau pohon yang dimakan burung, manusia atau
hewan kecuali itu menjadi sedekah bagi pemilik tanaman atau pohon. Demikian halnya
dengan pohon yang memberi teduh terhadap manusia dari terik sinar matahari. Semua bentuk
penghijauan ini punya nilai sedekah yang sepatutnya memotivasi umat untuk menghijaukan
kota-kota Islam mereka. Penghijauan yang islami ini mengingatkan penulis hikmah ulama
dulu yang mengatakan: lihatlah daun-daun yang hijau dan air yang mengalir. Sesungguhnya
keduanya melambangkan kesegaran, semangat hidup, kerendahan diri (melihat air yang
senantiasa mencari tempat yang rendah, begitu pula dengan daun yang melambai-lambai
mengikuti hembusan angin) dan penyucian hati. Gerakan menanam ini dianjurkan Islam
tanpa mengenal usia dan waktu. Abu Darda Ra tidak mempedulikan orang yang menegurnya
menanam pohon, meski ia telah lanjut usia. Dia memahami bahwa menuai tanaman bukan
tujuan utama, dia sendiri yang menuainya atau orang lain, ia tetap dapat pahala. Olehnya itu,
gerakan menanam pohon tidak dibatasi waktu, meski kiamat telah dekat.
Yang menarik lagi, Rasulullah Saw mengaitkan gerakan menanam ini dengan menghijaukan
hati terlebih dahulu dengan dzikir. Bahkan inilah yang lebih utama, karena jika hati menjadi
taman-taman dzikir, ia pun dapat menyuntikkan spirit beramal, khususnya (sesuai dengan
tema ini) menggalakkan penghijauan dengan gerakan cinta tanaman-tanaman. Jadi,
Rasulullah Saw tidak pernah memisahkan antara materi dan makna-makna kehidupan yang
berorientasi ukhrawi. Makna-makna penghijauan yang berorientasi akhirat ini diserukan
hadits-hadits berikut:
t : r: (
) . ([11])
: r: () .
([12])
: : r :
! r ]) .(
) :
([13
: : :
t: r
: :
:
([14])
.(
6. Menghindarkan lingkungan dari segala bentuk kriminal yang dapat mengganggu keamanan
dan ketenteraman sosial
Rasulullah Saw dalam hal ini memberi mini contoh dengan mewajibkan umat menghindarkan
pemakai jalanan dari sepotong duri yang mengancam di tengah jalan. Contoh kecil ini punya
makna besar yang jika dipahami dan diterjemahkan ke dalam kehidupan sehari-hari, maka
akan memberikan perubahan yang berarti. Jika duri saja wajib di buang jauh-jauh dari tengah
jalan, terlebih lagi bentuk-bentuk kriminal yang menakutkan, seperti pembunuhan, pencurian,
pemerkosaan, penganiayaan, perampokan dan korupsi berencana dari pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Jika jalan saja punya hak, terlebih lagi keselamatan jiwa, kehormatan,
harta dan keselamatan anggota keluarga. Kepedulian lingkungan ini yang menanamkan
makna besar disuarakan hadits berikut:
t: r
: .(! ) :
) :
. r: () ! .
:
([15])
.(
Hadits riwayat Sunan Imam Ibn Majah dan yang lain. Sanad hadits ini lemah karena di
antara perawi-perawinya ada yang lemah, seperti: Huyaei bin Abdillah dan Ibn Luhaeah.
Lihat: Syekh al-Hasan bin Ahmad ar-Rubai, Fathul Gaffr al-Jmi li Ahkmi Sunnati
Nabiyyina al-mukhtr, kitab at-Thaharah, hadits. No: 312, hlm. 109
([2])
([3])
Shahih Muslim, kitab Thaharah, bab an-Nahyu an al-Baul fil Mai ar-Rakid, hadits. No:
681
([4])
Hadits Shahih Sunan Imam Abi Daud, kitab Thaharah, bab al-bawl fil mai ar-rkid,
hadits. No: 69
([5])
Hadits hasan Sunan Imam Abi Daud, kitab Thaharah, bab al-mawdi al-lati naha an-nabi
al-bawl fiih, hadits. No: 26
([6])
Shahih Imam Bukhari, kitab badi al-khalq, bab khamsah min ad-dawb fawsiq yuqtalna
fi al-harm,, hadits. No: 3140
([7])
Shahih Imam Bukhari, kitab al-jihad, bab idsa haraka al-musyrik al-muslim, hal yuhraq?
hadits. No: 2856
([8])
([9])
Shahih Imam bukhari, kitab al-jihad, bab al-khael maqud fi nawashiha al-khair ila
yawm al-qiyamah, hadits. No: 2694
([10])
Syekh Ahmad bin Abi bakr bin Ismail al-Busiri, Ithf al-khaerah al-mahirah bi Zawid
al-masnid al-asyarah, hadits. No: 4322, vol. 5, hlm. 108
([11])
Shahih Imam Bukhari, kitab al-muzaraah, bab fadl az-zari wa al-garsi idsa akala minhu,
hadits. No: 2195
([12])
Hadits shahih riwayat Musnad Imam Ahmad, hadits. No: 12981, vol. 20, hlm. 296
([13])
Hadits ini lemah karena di sanadnya terdapat Baqiyyah bin al-Walid yang riwayatnya
lemah, tetapi derajatnya terangkat menjadi hadits shahih li gairih karena diperkuat oleh
hadits-hadits shahih lain yang memuat tema yang sama. Hadits Musnad Imam Ahmad, hadits.
No: 27506, vol. 45, hlm. 498
([14])
Hadits shahih Sunan Imam Ibn Majah, kitab al-adab, bab fadhl at-tasbih, hadits. No: 3807
([15])
Hadits shahih Sunan Imam Abi Daud, kitab al-adab, bab fil julus fi at-Turuqt, hadits. No:
4817
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/17/39441/rasulullah-sawnegarawan-yang-peduli-lingkungan/#ixzz3JUqzQplc
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook