BAHAN HOMILI
SUMBER: ISTIMEWA
Pada sekitar tahun 1930-an, ada sebuah kisah yang sangat menginspirasi, yaitu kisah
seorang anak berumur 10 tahun yang ingin membeli ice cream untuk dirinya. Siang itu,
si anak mendatangi sebuah kedai minuman dan langsung duduk di salah satu tempat di
dalam kedai itu. Lalu seorang pelayan menghampirinya dan meletakkan gelas air
minum di depan si anak.
Hari itu si anak ingin sekali makan ice cream favorite nya yaitu ice cream sundae. Lalu
ia bertanya kepada si pelayan tadi mba, berapa harga satu porsi ice cream sundae?.
Lalu si pelayan dengan cepat menjawab harganya 50 sen dik. Si anak kemudian
mulai merogoh kantung celananya dan mengeluarkan semua uang koin yang ada di
dalam kantung celananya itu dengan perlahan, dan menghitung uangnya dengan hatihati. Sepertinya si anak menyadari bahwa uang nya tidak cukup untuk membeli ice
cream sundae karena kemudian dia bertanya lagi pada si pelayan kalau ice cream
yang biasa saja harganya berapa mba?. Pada saat itu sudah banyak pengunjung kedai
itu yang sedang menunggu untuk dilayani. Si pelayan menjadi tidak sabar dan
menjawab dengan agak kasar pada si anak harganya 35 sen, sambil menunjukkan
sikap seperti orang yang sedang jengkel dan ingin meninggalkan si anak karena tidak
sabar.
Lalu dengan perlahan, si anak kemudian menghitung uang koinnya lagi, dan kemudian
berkata pada si pelayan Ya sudah, saya pesan ice cream yang biasa aja mba. Lalu si
pelayan pergi meninggalkan si anak untuk mengambilkan pesanannya itu. Tidak lama
kemudia si pelayanan membawakan ice cream pesanan si anak tadi dan meninggalkan
bon di meja si anak, lalu si anak mulai menikmati ice cream yang dia pesan.
Setelah si anak menghabiskan ice cream yang dia beli, lalu dia membayar ice cream
tadi di kasir dan langsung pergi dari kedai itu. Ketika si pelayan akan membersihkan
meja yang dipakai anak tadi, dia melihat dua koin 5 sen dan 5 koin satu sen yang
sengaja diletakkan si anak di samping mangkuk tempat ice creamnya. Inilah alasan
kenapa anak itu tidak jadi membeli ice cream sundae seharga 50 sen, karena si anak
ingin memberikan uang tip yang layak (15 sen) pada si pelayan. Si pelayan pun kaget
atas kebaikan si anak tadi dan mulai menangis karena terharu dan merasa bersalah
telah berlaku agak kasar pada si anak.
Kita pasti pernah berlaku seperti si pelayan pada orang lain yang baru kita kenal.
Sangat sering kita cepat mengambil kesimpulan dan menghakimi orang lain karena kita
melihat sebuah kejadian hanya dari satu sisi saja hanya dari sudut pandang kita
sendiri. Sesuatu yang kelihatan tidak baik pada satu sisi belum tentu tidak baik pada
sisi yang lainnya. Apa yang dilakukan si anak tadi menghitung uang koinnya dengan
perlahan membuat si pelayan merasa jengkel, ternyata berujung pada niat baik si
anak yang ingin memberikan tip pada si pelayan. Dan sayangnya si pelayan terlalu
cepat menghakimi dan terlambat menyadari kebaikan si anak.
Sebelum kita mengalami hal yang sama seperti cerita di atas, marilah kita belajar untuk
memahami suatu peristiwa dan seseorang dari berbagai sudut pandang, agar kita dapat
mengambil tindakan dan mengeluarkan perkataan yang lebih baik yang tidak akan kita
sesali di masa yang akan datang. Semoga cerita ini menginsipirasi Anda :)
Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya.
Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya.
Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan
mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya, sebab
saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang sekecil kamu tidak
akan bernilai sama sekali baginya", ujarnya dengan sinis. Anjing kecil itu menundukkan
kepalanya dan pergi.
Lalu dia mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata : "Saya adalah binatang
yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu
saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini", dengan nada mencemooh.
Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya
memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada
seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, kayanya kamu memang benar.
Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini." Satu demi satu binatang di situ ikut serta
dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di
ladang itu.
Ayam pun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana
dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat
kalau si anjing kecil itu adalah mahluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan
kontribusi apapun kepada keluarga itu.
Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan
mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak
berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi. Ada seekor anjing tua di situ mendengar
tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil itu.
"Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga disini, sayalah hewan yang
paling tidak berguna disini."
Kata anjing tua itu : "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati,
kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali jika kamu
menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan
kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan."
Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan
jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan
melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing
kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria.
Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengelus-elus kepalanya, serta
berkata : "Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna,
bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga di antara
semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya kasih."
Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena
memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang kamu dapat lakukan,
lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya. Dan jangan sombong jika kamu merasa banyak
melakukan beberapa hal pada orang lain, karena orang yang tinggi hati akan
direndahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan.
SUBTEMA
COBAAN
Aku bermimpi
Author : Margareth Fishback Powers
Pada suatu hari aku bermimpi berjalan bersama Tuhan dipinggiran sebuah pantai.
Setiap pijakan kakiku dan kaki Tuhan akan meninggalkan bekas di pasir tersebut. AKu
berjalan dan berjalan hingga akhirnya aku sampai di akhir perjalananku dan aku
menoleh ke belakang. Terlihat pantai itu begitu tenang, tidak ada ombak yang
menghapus jejak - jejak kaki itu. Pada setiap jejak kaki mulai terlihat peta kehidupanku.
Aku melihat ada 2 buah jejak kaki pada setiap kehidupanku yang menyenangkan. Satu
jejak kakiku dan satu lagi jejak kaki Tuhan. Aku bahagia sekali melihatnya. Tetapi aku
mulai menelusuri lagi jejak - jejak kaki kehidupanku. Pada bagian kehidupanku yang
menyesakkan terlihat hanya ada 1 jejak kaki. Hatiku mulai memberontak dan aku
menjadi marah, aku berkata kepada Tuhan : "Tuhan, bukankah engkau berjanji bahwa
engkau akan bersama - sama denganku baik di dalam susah maupun senang?
Mengapa ketika aku berada di dalam kesusahan hanya ada 1 pasang jejak kaki saja?"
Tuhan menjawab : "AnakKu, Aku tidak pernah meninggalkanmu. Baik di dalam senang
maupun di dalam susah. Jejak kaki yang kamu lihat hanya ada satu sebab itu adalah
jejak kaki Ku. Pada saat susah Aku menggendongMu di pundakku...."
------------------------------------------------Comments :
Cerita ini pertama sekali kubaca pada saat aku berumur 10 tahun. Tercetak begitu
sederhana "hanya" dibagian belakang sebuah buku notes kecil berukuran 8 x 6 cm.
Tetapi apa yang tertulis disana tidak akan pernah kulupakan.......
Sering kali pada saat kejadian yang tidak menyenangkan menimpa, kita bertanya-tanya
mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi? Terlebih bila selama ini kita merasa telah
menjadi anak Allah yang baik. Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita? Ada
peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat kita mengalaminya.
Kita hanya dapat berpasrah padaNYA, percaya bahwa DIA tidak akan memberikan
yang buruk kepada kita (bdk Yer 29:11).
Ilustrasi di bawah ini mungkin dapat membantu kita memahami bahwa sebenarnya di
balik kemalangan itu ada berkat yang tersamar, yang belum kita sadari pada saat itu.
Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman baik.
Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, Ini bagus! atas semua situasi dalam
hidupnya, positif maupun negatif.
Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya mempersiapkan dan
mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja. Kelihatannya Sang Teman melakukan
kesalahan dalam mempersiapkan senjata tersebut, karena setelah raja menerima
senapan itu dari temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya.
Seperti biasa Sang Teman berkomentar, Ini bagus!, yang oleh raja dijawab, Tidak, ini
tidak bagus! dan raja tersebut menjebloskan temannya ke penjara.
Kurang lebih setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya.
Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian dibawa ke desa mereka.
Mereka mengikat tangannya dan menumpuk kayu bakar, bersiap untuk membakarnya.
Ketika mereka mendekat untuk menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang
Raja tidak mempunyai jempol. Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah
makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu.
Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia
kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas perlakuannya terhadap teman
baiknya. Raja langsung pergi ke penjara untuk berbicara dengan temannya. Kamu
benar, katanya, baguslah bahwa aku kehilangan jempolku. Dan ia menceritakan
kejadian yang baru dialaminya kepada temannya itu. Saya menyesal telah
menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat kepadamu.
Tidak, kata temannya,Ini bagus!. Apa maksudmu, Ini bagus!? Bagaimana bisa
bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu tahun. Temannya itu
menjawab, Kalau kamu tidak memenjarakan aku, aku tadi pasti bersamamu.
-----------------
Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan
materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi. Tentu saja itu membuat kita
sedih, kesal, marah, bahkan menggugat TUHAN karenanya. Beberapa di antara kita
mengalami pergumulan batin yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang
tidak menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari
TUHAN.
Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja di atas, yang secara positif menerima
setiap peristiwa baik maupun buruk dalam hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan
menyadari adanya berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.
Jadi, seperti kata Anthony de Mello, marilah belajar untuk berkata YA terhadap setiap
peristiwa dalam hidup kita. YA berarti menerima tanpa syarat segala sesuatu yang
direncanakan TUHAN dalam hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat melihat
berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan kita; karena
TUHAN bekerja dengan caraNYA yang misterius, yang tidak terselami oleh
keterbatasan akal kita
Brigitta Elizabeth
Email: noviyanti@yahoo.com
www.pondokrenungan.com
Dua Malaikat
Dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu sangat
kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di
rumahnya.
Malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di
basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua melihat bahwa dinding
basement itu retak.
Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding basement itu
lenyap.Ketika malaikat yg lebih muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu, malaikat
yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya".
Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya
yang miskin tetapi sangat ramah.
Setelah membagi sedikit makanan yang ia punyai, petani itu mempersilahkan kedua
malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya.
Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani itu dan
istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber
pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati.
Malaikat yg lebih muda merasa geram. Ia bertanya kepada malaikat yg lebih tua,
"Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yg pertama memiliki segalanya,
tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yg retak. Keluarga ini hanya memiliki
sedikit tetapi walaupun demikian mereka bersedia membaginya dengan kita. Mengapa
engkau membiarkan sapinya mati ?"
Malaikat yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."
"Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dalam
dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya,
aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu."
"Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat maut datang untuk
mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat maut tidak jadi
mengambil istrinya."
"Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."
Kadang2 itulah yang kita rasakan ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya
terjadi.
Jika kita punya iman, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang
terjadi adalah demi kebaikan kita.
Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai saatnya tiba.....
Tiga Pohon
Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku
Akan diisi emas, perak dan berbagai batu permata dan semua orang akan
mengagumi keindahannya".
Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku akan menjadi sebuah kapal
yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung
dunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang merasa aman berada dekat
denganku".
Lalu giliran pohon ketiga yang menyampaikan impiannya: "Aku ingin tumbuh menjadi
pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit. Orang-orang akan
memandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk menggapai surga dan
TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang-orang akan
mengingatku.
Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia tahu bahwa ia akan
dibuat menjadi peti harta karun. Tetapi... doanya tidak menjadi kenyataan karena
tukang kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya
diletakkan di kandang dan setiap hari diisi dengan
jerami.
Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berfikir bahwa doanya menjadi kenyataan.
Tetapi... ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu
nelayan yang sangat kecil. Impiannya menjadi kapal besar untuk mengangkut
raja-raja telah berakhir.
Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu telah melupakan impiannya
masing-masing.
Sepasang suami istri tiba di kandang. Sang istri melahirkan dan meletakkan
bayinya di kotak tempat makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama. Orang-orang
datang dan menyembah bayi itu. Akhirnya pohon pertama sadar
bahwa didalamnya telah diletakkan harta terbesar sepanjang masa.
Akhirnya... seseorang datang dan mengambil pohon ketiga. Ia dipikul sepanjang jalan
sementara orang-orang mengejek lelaki yang memikulnya. Laki-laki itu kemudian
dipakukan di kayu ini dan mati di puncak bukit. Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia
demikian dekat dengan TUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan padanya...
ReNuNGan ...
KETIKA KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG KITA INGINKAN, KITA HARUS YAKIN
BAHWA TUHAN MEMILIKI RENCANA UNTUK KITA. JIKA KITA PERCAYA PADA-NYA,
IA AKAN MEMBERI KITA BERKAT-BERKAT BESAR. KETIGA POHON
MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN, TETAPI TIDAK DENGAN CARA
YANG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN. BEGITU JUGA DENGAN KITA, KITA TIDAK
SELALU TAHU APA RENCANA TUHAN BAGI KITA. KITA HANYA TAHU BAHWA
JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA, TETAPI JALAN-NYA ADALAH YANG TERBAIK
BAGI KITA, SELAMANYA...
Subtema
IMAN
Berdoa
Doa Malam
Bapa di surga
Ya?
Melakukan apa?
Memanggil-Ku. Kamu bilang, Bapa di surga. Aku di sini. Apa yang ada dalam
benakmu?
Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa
malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Oh, baiklah. Teruskan.
Apa?
Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?
Akuyahaku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa?
Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Oh, baiklah. Teruskan
Teruskan?
Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita
Apakah kamu bersungguh-sungguh?
Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan
menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau
berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.
Apakah Aku berkuasa atasmu?
Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke
gereja setiap hari Minggu.
Ah, maaf. Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang
berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang
memintanyaseperti kamu misalnya.
Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang
menderita.
Maksudmu orang-orang seperti Dion?
Dion?
Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.
Dion tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke
gereja.
Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari Pengkritikan-ku"? Aku ini sedang
melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja
Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian
selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...
Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu.
Dengar Tuhan, ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku
menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan
apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang
membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu
terbalaskan.
Kamu mau tahu suatu rahasia?
Rahasia apa?
Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu
mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
Oh, ya bantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di
mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
lakukan dengan-Ku?
Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu
mendengarkan doa-doaku?
Ya, setiap kata; setiap saat.
Dua Pasien
ada dua orang pasien yang menempati sebuah kamar di suatu Rumah sakit. Rumah
sakit itu begitu suram, di dalam kamar itupun hanya ada 2 ranjang saja untuk 2 pasien
itu. Sudah begitu, kamar itupun hanya memiliki sebuah jendela saja untuk tempat
masuknya cahaya.
Pasien yang satu bernama Tom, ia mengalami paru - paru basah. sementara yang satu
lagi bernama Fred, ia mengalami kelumpuhan pada kakinya. Oleh karena Fred harus
mendapatkan sinar matahari untuk menghangatkan paru - parunya maka ia
diperbolehkan untuk menempatkan ranjangnya di samping jendela kamar itu.
Mereka berdua bersahabat baik selama dirawat. Setiap pagi, ketika obrolan mereka
telah habis, TOm akan melihat keluar jendela dan menceritakan pemandangan Indah
yang dilihatnya. Tom akan bercerita dengan begitu baiknya, sehingga Fred seakan akan dapat melihat langsung apa yang diceritakan oleh Tom. Sebenarnya Fred sedikit
iri terhadap Tom, sebab hanya dia saja yang dapat melihat pemandangan di luar
jendela.
WAktu - waktu pun berlalu. Pada suatu malam Tom mendapatkan serangan mendadak
pada paru - parunya. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia berusaha menjangkau
tombol untuk memanggil perawat tetapi tidak dapat menjangkaunya. Sebenarnya waktu
itu Fred telah terjaga dan ia dapat dengan mudahnya menjangkau tombol yang berada
di samping ranjangnya. Tetapi didalam pikirannya terbersit sebuah pikiran licik untuk
membiarkan TOm. Ia pura - pura tidur dan tidak melakukan apa -apa. Tom hanya
berhasil menjangkau sebuah notes kecil dan pena di samping ranjangnya. Sebelum
menghembuskan napasnya yang terakhir ia menulis sesuatu di notes itu.
Keesokan harinya perawat menemukan Tom telah tewas di ranjangnya sambil
memegang notes kecil ditangannya. Perawat itu bersama perawat yang lain kemudian
membereskan mayat Tom. Sesaat sebelum mayat Tom dikeluarkan dari kamar, Fred
meminta kepada perawat agar ranjangnya dapat dipindahkan ke tempat ranjang Tom
yang lama. Keinginan tersebut dikabulkan dan Fred sangat senang sebab kini
impiannya telah terkabul. Ketika itu Fred dengan tidak sabar langsung membuka daun
jendela dan melihat keluar. Alangkah kagetnya ia waktu itu, sebab apa yang dilihatnya
di luar ruangan itu hanya sebuah tembok lusuh yang membuatnya tidak dapat melihat
apa - apa yang berada di baliknya. Karena bingung lantas ia bertanya kepada perawat
yang kebetulan masuk kembali ke kemarnya, "Suster. Mengapa Tom selalu
menceritakan kepada saya mengenai pemandangan yang sangat indah yang dilihatnya
dari jendela ini sementara saya tidak melihat suatu apapun di luar jendela ini?"
Suster itu menjawab, "Lho? Bapak tidak tahu? Tom itu kan sebenarnya buta, mungkin ia
mengarang cerita - cerita itu untuk menghibur anda."
Mendengar itu Tom sangat terpukul. Belum lama Suster itu menyerahkan secarik Notes
yang berisi tulisan Tom sebelum meninggal kepada Fred, "Ini pesan terakhirnya untuk
anda."
Masih dalam keadaan terpukul Fred melihat tulisan Tom disana, meski dalam keadaan
yang tidak rapi ia masih dapat membacanya, "Fred, nice to meet you..."
Subtema
Suki-KTM
Mungkin cerita ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua mengenai
seberapa besar bakti kita pada orang tua.
Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan
pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan
suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting
pokok berhampiran.
Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda
itu?"
"Burung gagak", jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus
kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya
kurang men dengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu
burung gagak, Ayah!"
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak
merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama
diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!"
Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah
mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan
menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Itu gagak, Ayah."
Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya
untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar- benar hilang sabar
dan menjadi marah. "Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5
kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya.
Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak,
Ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut. "Hari ini aku di halaman
melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap
di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah,
apa itu?" Dan aku menjawab, "Burung gagak."
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku
menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian,
dan demi rasa cinta dan sayangku aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan
ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga
untuk anakku kelak."
Si Ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal
yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah."
Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya
memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.
Pesan:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah
mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil
Cinta Sejati
Pesan morale :
Cinta tak pernah memandang kekurangan orang yang kita
sayangi dan kita cintai.
Sumber: www.gsn-soeki.com
Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang
saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah
mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh
pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria
pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.
Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan
dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya,
"HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."
Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan
Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."
Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh
apa yang aku pinta dariMu?"
Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan
ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat
memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu
untukmemberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika
terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi
engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri
masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri
tidak..."
Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu
seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari
selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang
sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu,
dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan
menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang.
Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan
diri dan tidak hanyabertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk
menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid.
Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku
memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".
ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama
beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah
selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk
ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak
haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita
pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat
kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk
menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak
mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit
sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang
bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu
memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya
punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika
berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja
di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud
membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku
tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di
seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk
dikutip dari :
Kumpulan Sharing dan Cerpen Judul Asli:
When We Have to Choose
Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk
memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke
rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting
dengan para pemegang saham. Ketika ia sedang asyik menyeleksi
dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri
tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru. Buku itu
bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,
"Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya.
Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang
keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. buku baru ya Jes?",
"Ya Papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.
"Bacain Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali,
jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.
Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang
berserakkan didepannya, dengan serius.
Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut
dan sedikit manja ia kembali merayu "pa, mama bilang papa mau baca untuk
Jessi" Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama
baca ya" "Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu",
"Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha
memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi
menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri
ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. "Pa,.. gambarnya
bagus, papa pasti suka", "Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi
membentaknya dengan keras, Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil
terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi
ayahnya "Iya pa,. lain kali ya pa?"
Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan
ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. "Pa kalau papa ada
waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".
Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun
permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut,
belum pernah dibacakan bagi dirinya. Hingga suatu sore terdengar suara
hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris
bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang
melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi.
Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang
begitu panik ambulance didatangkan secepatnya, selama perjalanan
menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih
"Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama" darah segar
terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya
"papa sayang Jessi" Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores
lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menangis,..
memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.
Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi
kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli
kepada kita.
ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ?
BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI
Bukankah Kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang
kita cintai itu sangat berharga ?
Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk
menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia
mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang
rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,
sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,
kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu
dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan
bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari
burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita
dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya
tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: 'Tuhan,
ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu
untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang
untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup
dengannya'.
Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu
memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak
enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian,
kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan
menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja
kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk
disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya'.
Sang Pencipta balik bertanya, 'Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?'.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, 'Apa
yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga
tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti
hidup ini?'.
Sumber: www.gsn-soeki.com
dan menghampirinya.
Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah
menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya. Apakah lelaki itu
bermaksud menyakitinya?
Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan.
Wanita itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam
cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu
berkata " saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam
mobil bukankah disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan.
Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak. Akhirnya
ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela
mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan
lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas
bantuan yang telah diberikan. Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar,
berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan
apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum.
Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong
orang bukanlah suatu pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang
membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan
membalas amal perbuatanya.
Ia berkata kepada wanita itu " Bila ia benar-benar ingin membalas jasanya, maka
apabila suatu saat nanti apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan
maka tolonglah orang tersebut "...dan ingatlah pada saya". Bryan menunggu sampai
wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.
Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk
makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk
mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan yang
sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan.
Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian
untuknya, wanita itu pergi keluar secara diam-diam. Setelah kepergiannya sang
pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan
secarik kertas diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa
yang ditulis oleh wanita itu:
"Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh
karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan: "Jangan
pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang".
Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis
oleh wanita itu. Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat
membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya? Ia tau bagaimana suaminya
sangat risau mengenai hal ini, lalu ia
memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut
sambil berbisik :"semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan"
"Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar", therefore, don't ever to stop to do
Bersambung.