Anda di halaman 1dari 144

BAB.

I
PENDAHULUAN
A.

DESKRIPSI
Modul dengan judul Memperbaiki/Reparasi Radio dengan kode
ELKA- R.AM.004.A

berisi materi dan informasi tentang sistem

pesawat penerima dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan


Frekuensi Modulasi (FM), Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi
kerusakan,

Melakukan

analisa

hasil

pengukuran,

Melakukan

perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi, Membuat laporan


perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai

dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi


yang disampaikan.
Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari
materi dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan
test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test
kemudian diklarifikasikan dengan kunci jawaban. Guna melatih
keterampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa dapat berlatih
dengan pedoman lembar kerja yang ada.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji
kompetensi dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis
dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan yang ada pada soal
evaluasi,

sedangkan

mendemontrasikan

uji

praktik

kompetensi

dengan

yang

harus

meminta
dimiliki

siswa
dan

guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada.


Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai
kompetensi memperbaiki/ reparasi radio dengan sub kompetensi:
1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/reparasi
2. Mengamati gejala kerusakan

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

3. Mengalokasi kerusakan
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
5. Melakukan perbaikan/reparasi
6. Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.
B.

PRASARAT
Untuk menguasai kompetensi memperbaiki/reparasi radio dengan
kode:

ELKA-MR-AM.004.A

menyelesaikan

modul

peserta
dengan

didik

dipersyaratkan

kompetensi

menggunakan

alat/instrumen bantu keperluan pengukuran kode: ELKA-MR. UM. 005.


A
C.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk bagi peserta diklat
Untuk

memperoleh

hasil

belajar

secara

maksimal,

dalam

menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu


dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi
yang ada pada

masing-masing kegiatan belajar. Bila ada

materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada


guru atau instruktur yang mengacu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap
materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1)Perhatikan

petunjuk-petunjuk

keselamatan

kerja

yang

berlaku.
2)Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan
baik.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

3)Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)


peralatan

dan bahan yang diperlukan dengan cermat.

4)Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.


5)Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,
harus meminta

ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.

6)Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat


semula.
d.

Jika belum menguasai level materi yang diharapkan,


ulangi lagi pada

kegiatan belajar sebelumnya atau

bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengacu


kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan
untuk:
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik
baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai
proses belajar peserta diklat.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.
D. TUJUAN AKHIR
Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan
imajinasi psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat
diharapkan:

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio


a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW
b. Pesawat Penerima sistem FM
c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan
a. Pada Tombol power
b. Tombol Pengatur Volume
c.

Tombol Pencari Gelombang

3. Trampil Mengalokasi kerusakan


a. Kerusakan pada komponen
b. Masalah koneksitas pada PCB atau kabel
c. Masalah pada bagian mekanik.
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
a. Mengacu pada skema rangkaian
b. Berdasarkan diagnosa jenis kerusakan.
5. Trampil Melakukan Perbaikan /reparasi
6. Trampil Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

E. KOMPETENSI:
Modul ELKA-MR-AM.004.A membentuk kompetensi Memperbaiki/Reparasi
kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
PROGRAM DIKLAT
KODE
ALOKASI WAKTU
LEVEL KOMPETENSI KUNCI

Radio.

Uraian

: Memperbaiki/Reparasi Radio
: ELKA-MR.AM.004.A
: 100 Jam @ 45 menit
A
2

B
3

C
3

D
2

E
2

F
3

G
3

1. Unit kompetensi ini berlaku untuk perbaikan radio AM-FM baik yang dilakukan di
pusat perbaikan (service center) televisi maupun di bengkel-bengkel service
radio.
KONDISI KINERJA

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

2. Shcematic diagram/buku service manual yang berlaku sesuai dengan merek tipe
masing-masing radio.
3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan:
Peralatan umum perbaikan elektronika radio meliputi: Toolkit, Multitester dan
Osiloskop dll.
Bahan: kabel, timah solder, komponen elektronik dan bagian mekanik.

SUB
KOMPETENSI

1.
Mempersiapkan
pekerjaan
perbaikan/
reparasi

KRITERIA KINERJA
1.1.Spesifikasi dan cara kerja radio
dikuasai lebih dulu.
1.2.Kebutuhan peralatan kerja
mekanis dan alat ukur listrik
serta bahan reparasi
dipersiapkan dan diidentifikasi
apakah sesuai dengan SOP
(Standard Operation Procedure).
1.3.Tempat kerja dipersiapkan dan
dibebaskan dari kemungkinan
bahaya kecelakaan.
1.4.Perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja digunakan
secara benar serta langkah
pengamanan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang diberlakukan

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

LINGKUP
BELAJAR
Mereparasi Radio
Tape Recorder

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

Teliti dalam
Menyiapkan
peralatan kerja
mekanis dan alat
ukur listrik serta
bahan reparasi
sesuai dengan
SOP

Sistim Radio AM, FM

Menyiapkan
tempat kerja
yang bebas dari
kemungkinan
kecelakaan kerja
Menggunakan
perlengkapan
keselamatan dan
kesehatan kerja
secara benar
serta dengan
langkah
pengamanan
sesuai dengan
prosedur yang
diberlakukan

KETERAMPILAN
Menyiapkan
peralatan kerja
mekanis dan alat
ukur listrik serta
bahan reparasi
sesuai dengan SOP
Menyiapkan tempat
kerja yang bebas
dari kemungkinan
kecelakaan kerja
Menggunakan
perlengkapan
keselamatan dan
kesehatan kerja
secara benar serta
dengan langkah
pengamanan
sesuai dengan
prosedur yang
diberlakukan

SUB
KOMPETENSI

2.
Mengamati
gejala kerusakan

KRITERIA KINERJA
2.1. Radio tape recorder

dioperasikan untuk diamati


gejala kerusakan yang timbul
dengan melakukan pengamatan
pada bagian-bagian:
Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari
gelombang AM/FM.
2.2. Dilakukan identifikasi terhadap
gejala yang timbul sesuai
dengan fungsinya.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

LINGKUP
BELAJAR
Mereparasi Radio
Tape Recorder

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

Teliti dalam
Mengamati
gejala kerusakan
melalui :
Tombol power
Tombol
pengatur
volume

Sistim Radio AM, FM

Mengamati gejala
kerusakan melalui :
Tombol power
Tombol pengatur
volume

Tombol pencari
gelombang
AM/FM

Tombol pencari
gelombang AM/FM
Mengidentifikasi
gejala kerusakan
yang timbul

Mengidentifikasi
gejala kerusakan
yang timbul

SUB
KOMPETENSI

3.
Mengalokasi
kerusakan

KRITERIA KINERJA
3.1.Berdasar pada gejala kerusakan
yang timbul lalu diklasifikasikan
jenis kerusakannya yang dapat
berupa :
Kerusakan pada
komponen
Masalah koneksitas pada
PCB atau kabel
Masalah pada bagian
mekanik.
3.2.Dilakukan pengalokasian
kerusakan pada rangkaian, blok
rangkaian atau bagian
mekaniknya
3.3.Urutan pemeriksaan ditetapkan
sesuai prosedur buku petunjuk
servis (service manual) pada
titik-titik pengukuran ditentukan
untuk mencari kerusakannya.

3.4.

Dilakukan pengukuran
dengan mengamati tegangan,
bentuk pulsa pada titik-titik
pengukuran yang sudah
ditetapkan dengan alat ukur
misalnya Multitester dan
Osiloskop.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

LINGKUP
BELAJAR
Mereparasi Radio
Tape Recorder

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

Teliti dalam
Mendiagnosa
jenis kerusakan
pada komponen,
koneksitas pada
PCB atau kabel,
dan bagian
mekanik

Sistim Radio AM, FM

Mendiagnosa jenis
kerusakan pada
komponen,
koneksitas pada
PCB atau kabel, dan
bagian mekanik

Mengalokasikan
kerusakan pada
rangkaian, blok
rangkaian atau
bagian
mekaniknya
Melakukan
pemeriksaan
titik-titik
pengukuran
untuk dapat
mencari
kerusakan sesuai
urutan pada
prosedur buku
manual.
Melakukan
pengukuran dan
mengamati
tegangan,
bentuk pulsa
pada titik
pengukuran
yang sudah
ditentukan.

Mengalokasikan
kerusakan pada
rangkaian, blok
rangkaian atau
bagian mekaniknya
Melakukan
pemeriksaan titiktitik pengukuran
untuk dapat
mencari kerusakan
sesuai urutan pada
prosedur buku
manual.
Melakukan
pengukuran dan
mengamati
tegangan, bentuk
pulsa pada titik
pengukuran yang
sudah ditentukan.

SUB
KOMPETENSI

4
Melakukan
analisa hasil
pengukuran

5.
Melakukan
perbaikan/
Reparasi

KRITERIA KINERJA
4.1.Dengan mengacu pada skema
rangkaian serta buku service
manual hasil-hasil pengukuran
dianalisa.

SIKAP

Mereparasi Radio
Tape Recorder

Cermat dan teliti


dalam
Melakukan
analisa hasilhasil
pengukuran
sesuai buku
service manual
Menetapkan
jenis kerusakan
secara benar

4.2.Dari hasil analisa lalu didiagnosa


jenis kerusakan secara benar.

5.1.Sesuai hasil diagnosa perbaikan


dapat dikerjakan dengan
pergantian komponen,
repair/penggantian bagian
mekanik atau dengan perbaikan
solder, adjustement/seting ulang.
5.2.Perbaikan dapat pula dikerjakan
dengan hanya pembersihan pada
jalur-jalur rangkaian, konektrokonektor atau bagian mekanik
bila tidak perlu dilakukan
penggantian komponen.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

MATERI POKOK PEMELAJARAN

LINGKUP
BELAJAR

Mereparasi Radio
Tape Recorder

Teliti dalam
Mengerjakan
pergantian
komponen,
repair/
penggantian
bagian mekanik
atau dengan
perbaikan
solder,
adjustement/seti
ng ulang.
Membersihkan
jalur-jalur
rangkaian,
konektorkonektor atau
bagian mekanik
bila tidak perlu
dilakukan
penggantian
komponen.

PENGETAHUAN
Analisa hasil
pengukuran
kerusakan

KETERAMPILAN
Melakukan analisa
hasil-hasil
pengukuran sesuai
buku service
manual
Menetapkan jenis
ksecara benar

Teknik Reparasi

Mengerjakan
pergantian
komponen, repair/
penggantian bagian
mekanik atau
dengan perbaikan
solder,
adjustement/seting
ulang.
Membersihkan jalurjalur rangkaian,
konektor-konektor
atau bagian
mekanik bila tidak
perlu dilakukan
penggantian
komponen.

10

SUB
KOMPETENSI

6.
Menguji hasil
perbaikan/
reparasi

7.
Membuat
laporan
perbaikan

KRITERIA KINERJA
6.1. Hasil perbaikan atau pergantian
komponen diuji dengan running
test untuk mengamati aktivasi
kerja sistemnya.

SIKAP

Mereparasi Radio
Tape Recorder

Teliti dan cermat


dalam

7.3.

Setiap selesai kegiatan


perbaikan dibuatkan riwayat
perbaikan pada history card.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

PENGETAHUAN
Pengujian hasil
perbaikan

Menguji hasil
perbaikan
dengan running
test untuk
mengamati
aktivasi kerja
sistemnya.
Melakukan
tindakan korektif
pada saat
pekerjaan
running test
tidak berjalan
dalam kondisi
normal

6.2. Dilakukan tindakan korektif jika


pekerjaan running test tidak
berjalan dalam kondisi normal.
6.3. Untuk memastikan kerusakan
yang ditemukan bukan
diakibatkan oleh bagian atau
komponen lain sehingga dapat
dihindari kerusakan yang sama
berulang, maka perlu dilakukan
analisa lanjutan.
7.1. Setiap selesai dilakukan
perbaikan atau penggantian
komponen, perlu dibuatkan
laporan berupa service check
list.
7.2. Pada laporan supaya dituliskan
komponen, bagian mekanik
yang telah dilakukan perbaikan/
penggantian.

MATERI POKOK PEMELAJARAN

LINGKUP
BELAJAR

Mereparasi Radio
Tape Recorder

Teliti dan rapi


dalam Membuat
laporan
perbaikan atau
penggantian
komponen
dalam bentuk
check list
Membuat
riwayat
perbaikan pada
history card

KETERAMPILAN
Menguji hasil
perbaikan dengan
running test untuk
mengamati aktivasi
kerja sistemnya.
Melakukan tindakan
korektif pada saat
pekerjaan running
test tidak berjalan
dalam kondisi
normal

Laporan hasil
perbaikan

Membuat laporan
perbaikan atau
penggantian
komponen dalam
bentuk check list
Membuat riwayat
perbaikan pada
history card

11

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

12

F.

CEK KEMAMPUAN SISWA


Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta
diklat miliki, maka berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Saya dapat
melakukan

Kompetensi

1. Dapat

pekerjaan ini

Pernyataan

dengan kompeten
Tida
Ya
Jika, Ya
k

Saya dapat menjelaskan dia

menjelaskan

gram blok pesawat penerima

prinsip kerja

AM/band MW

Pesawat Radio

Saya

dapat

Kerjaka
n tes
formatif
1

Kerjaka
n tes
formatif
2

memahami

prinsip kerja pesawat radio

AM/Band MW

AM/Band MW
Saya dapat menjelaskan cara

2. Dapat

kerja setiap bagian.


Saya dapat menjelaskan

menjelaskan

digram

prinsip kerja

penerima FM

Pesawat Radio FM

Saya

blok
dapat

pesawat
memahami

prinsip kerja pesawat radio FM

Saya dapat menjelaskan


cara kerja setiap bagian.

11

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

11

3. Dapat melakukan

Saya

dapat

teknik mencari

gejala

gejala kerusakan

tombol power.

Saya

menjelaskan

kerusakan
dapat

pada

Kerjaka
n tes
formatif
3

menjelaskan

gejala kerusakan pada tombol


pengatur volume.

Saya dapat menjelaskan


tombol pencari gelombang.

4. Trampil

Saya

menentukan

kerusakan pada komponen.

mengalokasi
kerusakan

dapat

Saya

dapat

kerusakan

Kerjaka
n tes
formatif
4

Kerjaka
n tes
formatif
5

menentukan

koneksitas

pada

PCB atau kabel.

5. Melakukan analisa

Saya dapat menganalisa hasil


pengukuran

hasil pengukuran

berdasarkan

gambar rangkaian.

Saya

dapat

menganalisa

kerusakan berdasarkan jenis


kerusakan.

6. Trampil melakukan Saya

dapat

perbaikan

Perbaikan /reparasi

melakukan
berdasarkan

analisa pengukuran.

Saya

dapat

perbaikan
pengamatan

Kerjaka
n tes
formatif
6

melakukan
berdasarkan
gejala

kerusakan.

12

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

12

7. Trampil menguji

dapat

Saya

menguji

hasil perbaikan /

perbaikan

reparasi

analisa pengukuran.

hasil

berdasarkan

Kerjaka
n tes
formatif
7

Saya dapat menguji hasil


perbaikan
pengamatan

berdasarkan
gejala

kerusakan.

Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas,


maka pelajarilah pada sub kompetensi modul ini yang tidak anda kuasai
sampai anda kompeten.

BAB. II
PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru.
Rencana belajar tersebut adalah sebagai berikut:
NAMA SISWA

: .

TINGKAT/KELAS
No
.
1.

: .

Jenis Kegiatan

Tanggal Waktu

Tempat

Paraf

Belajar

Guru

- Memahami
prinsip
kerja Pesawat Radio
AM/Band MW
- Memahami
prinsip
kerja Pesawat Radio
FM
- Menyiapkan alat ukur
untuk
perbaikan/reparasi.

13

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

13

2.

- Memahami
mencari
kerusakan.

teknik
gejala

3.

- Mengalokasi
kerusakan

4.

- Melakukan
analisa
hasil pengukuran

5.

- Melakukan
Perbaikan /reparasi

6.

- Menguji hasil
perbaikan/reparasi

7.

- Membuat Laporan

B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan

Belajar

1:

Persiapan

Pekerjaan

Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta
diklat dipersiapkan untuk memahami dan

mengerti prinrip-prinsip

dasar pesawat penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan


menyiapkan alat ukur keperluan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah

menyelesaikan

kegiatan

belajar

1,

peserta

diklat

diharapkan:
1)

Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat


penerima

2)

AM/band MW.

Memahami dan

mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat

penerima FM

14

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

14

3)

Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW


dan FM

4)

Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.

b. Uraian Materi
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW
Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun
yang lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar
dan

pesawat

penerima.

Pesawat

pemancar

berfungsi

membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui


suatu

gelombang

elektromagnetik.Kecepatan

gelombang

elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya yaitu sebesar


300.000

km/detik

dan

dinamakan

gelombang

pembawa

(carrier wave) informasi. Pesawat penerima menangkap salah


satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah gelombang
yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi
suatu informasi yang dapat dimengerti.
Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal
dengan sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu
menerima satu stasiun pemancar dan dayanya pun sangat
lemah. Pesawat penerima radio, mulai berkembang setelah
diketemukan tabung hampa (vacum tube) yang selanjutnya
dibuat pesawat penerima yang disebut radio langsung (straight
receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat
ditala

pada

beberapa

stasiun

pemancar,

hanya

masih

mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa


rangkaian penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun
yang ditala, demikian pula sistem pendeteksiannya.

15

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

15

Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu


pesawat penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik
dalam sistem penerima radio maupun televisi.
Pesawat

penerima

super

heterodyne

prinsip

bekerjanya

sebagai berikut:
a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang
datang pada antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai
didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur
(dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari
osilator yang ada pada pesawat penerima sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan
suatu sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang
biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah
(IF) umumnya 455 kHz.
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu
rangkaian penala divariasikan, maka selisih frekuensinya
akan

konstan

sebesar

frekuensi

menengah

tersebut.

Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:


(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih
tinggi karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah
dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang
spesifik, misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio
AM.
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan
osilator local.
kelemahan,

Sistem super heterodyne mempunyai

yaitu

adanya

efek

frekuensi

bayangan.

Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih

16

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

16

dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi


pun muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan
blok diagram sebagai berikut:
Antena

RF AMP
MIX

IF AMP

DETEK
TOR

AUDIO
AMP

loudspeker

AVC
OSC
LOKAL

Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM


Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu
penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang
mempunyai daerah frekuensi 520 kHz 1630 kHz (577 184
meter) yang disebut daerah gelombang menengah (medium
wave band = MW).
Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW
dilaksanakan oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator
lokal. Hasil dari penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada
alat praktik merupakan bagian terpisah dari penala. Untuk
lebih memahami prinsip kerja radio super heterodyne, coba
perhatikan diagram blok radio super heterodyne pada gambar
blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian setelah
memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi
setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:

17

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

17

Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok


mixer+oscilator. Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal
dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi
sinyal yang masuk melalui antena.

12V

oscilator. Karena

+V

4k7

sinyal-sinyal itu

D1-D2 4148

berbeda 455 kHz,

39k
1mH

maka akan
membentuk suatu

C829

01

0ut

+
005

5pF

sinyal 455 kHz

1uF

L2

390

47

sebagai hasil selisih

L3

1k

dari dua sinyal


tersebut. Sinyal

1uF

yang telah diubah

1uF
0

Gambar 2. Rangkaian Penala


Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian
disamping menjadi satu dengan sinyal
menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh
penguat IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua
(IF2). Dengan demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan
sinyal yang berfungsi 455 kHz.

47k

AVC(automatic
volume contro)

39k

C829

IN60

1P
.1

.1

1P
1S

12V

5k6

C829
1P

+V

100

1S

.1

470
.1
001

1S
5k
+

Modul ELKA-MR.AM.004.A)
220/16

390 004

002

15k

004
390

10/16

RANGK.IF(FREK.MENENGAH)

18
18

AGC

Gambar 3. Rangkaian Penguat IF


Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic
Gain Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan
tegangan (gain) dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga
penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah
dikurangi

pada

sinyal-sinyal

masuk

yang

kuat.

Dengan

demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan


untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.

+V

12V

ke basis TR2

5K6

IN60

TR3
.1
1P

Rangkaian detektor, digambarkan


seperti

rangkaian

disamping

470

dengan detektor dioda. Gulungan

01
1S

primer
005

RANGK.DETEKTOR

gambar

5k

transformator

IF

(T3)

menerima sinyal IF termodulir dari


penguat IF terakhir, dan gulungan

Gambar 4. Rangkaian
Detektor

ini

merupakan

beban

impedansi

untuk transistor penguat.

Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan


sekunder yang

selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda,

karena prinsip kerja diode sebagai komponen perata.

19

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

19

Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector


juga dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05
mfd.
12v

TP16
+

13

14

220/16
220

IN4148

TP12

220pf

TP11

1n

1k

C1684

TP15
B698

C1684

.1uf

1uF
+

.1uF

5k

D734

2k2

470k

220/16
560

+V

470

150k
33k

1uF

1k

RANGK.AUDIO AMPLIFIER

Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier


Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat
buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan
berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian
detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah
kedudukan VR 5k yang berfungsi sebagai volume control.
TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier
dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan
melalui R33k mendapat umpan balik negatif dari output power
amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar band
switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik. TR C1684
merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat
disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi yang

20

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

20

sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif melalui


R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan
output yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier.
Out-put rangkaian penguat audio amplifier ini diteruskan ke
loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal
informasi melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini
dapat diatur besar kecilnya suara.
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM
BLOK DIAGRAM
Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.
Antena

RF AMP

Mixer

IF AMP

Limitter

Discriminator

AGC
Lokal
Oscilator

Dhemmphasis
Network
AF dan Power
Amplifiers

loudspeker

Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM


PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup
baik sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk
sistem FM bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui
sistem FM ada yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan

21

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

21

adanya penguat RF ini maka sistem FM dapat bekerja pada


input sinyal yang lebih rendah dari sistem AM atau SSB, sebab
istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang menggunakan
penguat RF karena mereka dapat menekan inherent noise.
Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas
yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM
dapat menerima sinyal 1 V atau kurang jika dibandingkan
dengan sistem AM dan SSB dengan minimum sinyal input 30
uV. Tetapi bila ingin sinyal 1 uV diumpankan langsung ke mixer,
inherent noise yang tinggi yang dihasilkan oleh komponen aktif
mixer akan merusak sinyal input yang 1 uV tadi. Oleh sebab itu
sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 V itu sehingga
menjadi 10-20 V sebelum diberikan ke mixer. Itu sebabnya
dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan

yang

ditemukan

diatas

sangat

penting

untuk

diperhatikan untuk sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada


frekuensi tersebut, noise internal dari transistor naik ketika
gain diturunkan. Noise ini jauh lebih rendah bila digunakan
dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor yang aktif.
Sesungguhnya,

penggunaan

RF

amplifier

menurunkan

pengaruh frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek


radiasi lokal osilator ke antena yang mengakibatkan di
transmitnya interfrensi.

22

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

22

Gambar 7 disamping
salah

satu

12V
+V

contoh

gambar rangkaian RF

RF

AMPLIFIER:

R3

R1
2N4393
1

Impedansi input yang


tinggi

dari

bukanlah

dasar

digunakannya
sebagai
aktif

FET

1cv

1C

1C

R2
1C

FET

komponen

pada

Output

I n p u t 1np
0

komponen aktif FET.


FET

1C

dengan

Amplifier

penguat

Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn


FET

RF sistem FM.
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan
jauh menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah
suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi input merupakan
pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk frekuensi tinggi
impedansi antena hanya beberapa ratus ohm atau cukup
rendah.
Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi
input dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat
sementara tabung hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan
BJT mempunyai faktor eksponensial. Untuk komponen yang
bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal output dengan
frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi komponen 2
kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara komponen
lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan
FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.

23

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

23

PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate


ganda) common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti
diperlihatkan pada gambar 8 dibawah:
15V

.1C4

1RFC

91k

optional AGC

.1C4

1000pf

1L2

33k

.1C4

1CV1

output

2N3796

input
1L3

1CV2

1CV2

Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET


Penggunaan

MOSFET

gate

ganda

sebagai

penguat

RF

memberikan keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh


tegangan AGC. Juga dengan MOSFET diperoleh keunggulan
berupa naiknya daerah dinamis dibandingkan dengan JFET.
Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja pada hukum kuadrat
pada lebar band yang lebih besar dibandingkan dengan JFET.
LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai
amplitudo output yang konstant untuk semua input yang
melebihi

level

tertentu.

Dalam

sistem

penerima

FM

ini

dibutuhkan untuk menolak ampiltudo modulasi dan variasi


amplitodo yang tidak diingini, yang merupakan noise. Kedua hal
itu

menyebabkan

pengaruh

yang

tidak

diingini

pada

loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup AGC


untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari
yang ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada

24

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

24

diskriminator.

Secara

ideal

dapat

dinyatakan

bahwa

diskriminator harus idealnya tidak menanggapi perubahan


amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter
dengan transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu
DC ke kolektor. Secepat input menaik, terjadilah pemotongan
puncak sinyal akibat terbatasnya tegangan kolektor karena
seperti diketahui, output transistor tidak akan dapat melampaui
tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki pada bagian output
ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk meningkatkan
selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus akibat
pemotongan menjadi sinus.
R1
.1C4

input

NPN

1CV1

.1

1CV1

1CV1

.1C4

.1

.1

.1

output

R4
R2

.1C4

R3

.1C4
15V

Rangk.LIMITER

Gambar. 9: Rangkaian Limitter


Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari
frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut
detektor pada sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai
rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa
menjadi variasi amplitudo.
Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah
detektor yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari
intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo
yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui,

25

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

25

untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis


dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi
dinaikkan.
AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa
pada Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian
pada FM Receiver yang menggunakan rangkaian limitter
dibutuhkan juga rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model
lama

juga

Control).

dilengkapi

Rangkaian

dengan
ini

AFC

berfungsi

(Automatic

Frequency

mengontrol

kestabilan

frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan


frekuensi

lokal

osilator

menyebabkan

penyimpangan

penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu


belum ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang
bekerja pada daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang
cukup stabil dan ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF
pada dasarnya sama dengan yang telah didiskusikan pada AM.
Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM, frekuensi IF nya
adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88 Mhz
-108 Mhz.
3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN
PERBAIKAN/REPARASI
Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan
dalam

pekerjaan

perbaikan/raparasi

dalam

semua

jenis

pesawat elektronika adalah AVO meter, atau sering juga


disebut multimeter/multitester.
Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam
pekerjaan

perbaikan/reparasi

elektronika

antara

lain:

dari

obeng,

segala
tang,

jenis
solder,

pesawat
signal

generator/signal injektror, oskiloskop dan alat Bantu lainnya.

26

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

26

Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang diperlukan


dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:
A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.
Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan
secara rinci didalam penggunaan alat ukur, karena peserta
diklat sudah memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.
1.

Obeng
Tanpa

mempunyai

obeng,

kita

tidak

akan

bisa

mereparasi alat-alat elektronika atau radio dan lain


sebagainya, obeng ini mempunyai peranan yang sangat
penting didalam pekerjaan perbaikan/reparasi pesawat
radio ataupun pesawat elektronik lainnya. Fungsinya
ialah untuk membuka sekerup atau memasang sekerup
(pekerjaan mekanik).
Agar

memudahkan

anda

dalam

pekerjaan/reparasi

sebaiknya persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran


dan macam-macamnya. Yaitu dengan membeli satu set
obeng. Jenis obeng ada yang berujung pipih (-)dan
berujung

(+)

disebut

kembang.

Gunanya

juga

disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka atau


memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng
(+)

kembang.

Jika

kita

memasang

sekerup

(-)

hendaknya dipakai obeng yang berujung pipih saja.


Dalam membuka sekerup usahakan jangan sampai
sekerup cacat atau rusak. Oleh sebab itu gunakan
obeng yang sesuai dan yang masih baik keadaannya.

27

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

27

Gambar. 10: Macam-Macam Obeng

28

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

28

Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng


untuk keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani
pekerjaan mekanik.
2.

Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang
khusus untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari
plastik dan ujungnya dari pelat. Gambar 11 di bawah
adalah salah satu contoh obeng yang dapat digunakan
sebagai pengetrim.

Gambar 11. Obeng Trim


3. Tang
Gambar
12b

12a

adalah

dan
yang

lajim dipergunakan.

Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.

Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacammacam jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan

29

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

29

perbaikan/reparasi

pesawat

elektronika.

Tang

ini

bentuknya moncong panjang pada pangkalnya.


Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang
kaki

komponen

seperti

Resisitor,

Transistor

dan

komponen lainnya.
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang
tak berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong
melipat/membengkokan dan lain sebagainya.

Gambar 12b. Tang kombinasi


4.

Solder
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk
melepas dan memasang komponen dari PCB (printed
circuit board). Pekerjaan ini diperlukan solder yang
sesuai dengan daya panas pemasangan maupun
melepas komponen. Solder sangat penting dan harus
anda punyai. Dibawah ini salah satu model Solder
listrik yang dilengkapi kedudukan:

30

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

30

Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan


Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan
dengan komponen yang akan disolder. Panas yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen, dan sebaliknya solder yang kurang panas
dapat

mempengaruhi

hasil

penyolderan

yang

sempurna.
B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.
1. Multimeter
Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang
terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada
gambar 14.

31

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

31

SKALA OHM

PAPAN
SKALA

SKALA VOLT
(ACV-DCV)

JARUM
PENUNJUK

SKALA
ARUS
(DCmA)
TOMBOL
PENGATUR
POSISI
JARUM
OUT

SEKRUP
PENGATUR
POSISI JARUM
(PRESET)
BATAS UKUR
(RANGE)

(+)
SAKLAR
JANGKAUAN
UKUR

COMMON (-)

Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog

JEPITAN
MONCONG
BUAYA
(ALIGATOR CLIP)

KABEL
PENYIDIK
(PROBES)

Gambar 15. Penyidik (probes)

Gambar 16. Papan Skala Multimeter

32

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

32

a)

Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil


pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm
(), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA),
dan skala-skala lainnya. Lihat gambar 16.

b)

Saklar

Jangkauan

Ukur:

digunakan

untuk

menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur


(range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan
tahanan (dalam ), saklar ditempatkan pada posisi
, demikian juga jika digunakan untuk mengukur
tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu
hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan
listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar
harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV.
Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
c)

Sekrup

pengatur

posisi

jarum

(preset):

digunakan untuk menera jarum penunjuk pada


angka nol (sebelah kiri papan skala)
d)

Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero


Adjustment):

digunakan

untuk

menera

jarum

penunjuk pada angka nol sebelum multimeter


digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistansi.
Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan
jarum pada angka nol.
e)

Lubang

Kabel

Penyidik:

tempat

untuk

menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter.

33

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

33

Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau


common. Pada multimeter yang lebih lengkap
terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor
(penguatan

arus

searah/DCmA

oleh

transistor

berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk


mengukur kapasitas kapasitor.
f)

Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari


angka-angka; 0,25 25 500 mA. Untuk batas ukur
(range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar
dari 0 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat
arus yang dapat diukur berkisar dari 0 25 mA.
Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat
diukur berkisar dari 0 500 mA.

g)

Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri


dari angka; 10 50 250 500 1000 ACV/DCV.
Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 10 Volt.

Batas ukur

(range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat


diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
h)

Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1,


x10 dan kilo Ohm (k). Untuk batas ukur (range) x1,
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan ). Untuk batas
ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca
pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada
satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan k), Untuk batas

34

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

34

ukur (range) x10k (10k), semua hasil pengukuran


dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k.

35

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

35

2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan
dalam melakukan

prosedur reparasi, terutama untuk

jenisjenis pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit


dalam bentuk yang kompleks, oskiloskop merupakan
suatu alat yang mampu melihat dan menganalisa gejala
gejala listrik. Oskiloskop mempunyai kemampuan
dalam hal hal sebagai berikut:
a) Melihat

bentuk

tegangan

periodik

maupun

non

perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.
e) Sebagai penggambar x y.
Dengan

oskiloskop

tidak

hanya

besarnya

tegangan

ataupun arus yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud


dari tegangan maupun arus itu dapat dengan jelas. Jadi
secara ringkasnya, bentuk gelombang yang keluar dari
hasil pengukuran pada suatu titik akan mudah dilihat
dengan jelas. Salah satu contoh adalah sebagaimana
pada gambar berikut:

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

Gambar
Osciloskop

17a.

Sebuah

36
36

Gambar 17b. Panel


Oskiloskop
Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini
digunakan sebagai sinyal input didalam penelusuran
terminal input untuk menuju ke output maka pada layar
oskiloskop akan terlihat dengan jelas karakteristik respon
frekuensi rangkaian yang tengah diamati. Misalnya pada
rangkaian frekuensi menengah

(IF), rangkaian

Audio

pada pesawat penerima radio.


3.

Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaianrangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya)

untuk

mengetahui

keadaan

komponen

tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan
pada gambar 18 di bawah ini;

Gambar 18. Signal injektor

37

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

37

Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio


yang

sangat

dominan

untuk

melacak

rangkaian

rangkaian transistor
yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila
diinjeksi dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.
Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari
gangguan

pada

rangkaianrangkaian

audio

seperti

pesawat radio transistor, tape recorder ataupun pada


pesawat televisi pada rangkaian sesudah penguat video.
c. Rangkuman.
1.

Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima


radio dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band
MW pada sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz1630kHz dengan panjang gelombang 577 meter184 meter.
Pesawat penerima radio sistem AM atau band MW ini menerima
frekuensi sebesar 455 Khz frekuensi ini disebut Intermediate
frekuensi (IF).

2.

Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima


radio dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima
AM. Pesawat penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi
menengah (IF) sebesar 10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM
dengan Sistem FM antara lain:
a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limiter dan deempasis
c.

Berbeda dalam demodulasi

d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.


3.

Alat/instrumen

yang

dibutuhkan

untuk

pekerjaan

perbaikan/reparasi ada dua bagian yaitu:


1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.

38

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

38

2) Alat yang

digunakan keperluan

pekerjaan

pengukuran

(elektrik).
d. Tugas
1.

Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW


dengan dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.

2.

Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan


dilengkapi bentuk sinyal setiap bagian.

3.

Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik,


dan alat ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.

e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar.
1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c.

Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.

d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.


2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator
merupakan frekuensi menengah disebut:
a. frekuensi Intermediate frekuensi
b. frekuensi hasil pengurangan
c.

frekuensi penala

d. frekuensi modulasi.
3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM
adalah:
a.

577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz 1630 Khz

39

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

39

b.

488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz 1640 kHz

c.

588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz 1620 Khz
577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz -

d.
1640 Khz.

4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar


sebesar 1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari
frekuensi RF, bila frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator
lokal:
a.

1455 Khz

b.

1460 Khz

c.

1475 Khz

d.

1555 Khz

5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;


a.

Fo = IF - RF

b.

Fo = IF + RF

c.

Ro = Fo + RF

d.

Ro = IF Fo

6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat


turun naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.
a.

Amplifier

c.

Filter

b.

Dektektor

d.

AGC ( Automatic Gain Control )

7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan


sinyal:
a.

Sinyal AC dengan sumber tegangan DC

b.

Sinyall AC dengan sumber tegangan AC

c.

Sinyal DC dengan sumber tegangan DC

d.

Sinyal DC dengan sumber tegangan AC

40

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

40

8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri


dari tiga bagian yaitu:
a.

Oscilator, Mixer dan Tuner

b.

Oscilator, IF dan MIxer

c.

Oscilator, Mixer dan RF

d.

RF, mixer dan IF

9. Dioda

detektor

berfungsi

sebagai

pemisah

antara

sinyal

pembawa dengan sinyal:


a.

Sinyal informasi

b.

Sinyal Oscilator

c.

Sinyal Intermediate frekuensi

d.

Sinyal RF

10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:


a.

Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker

b.

Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF

c.

Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer

d.

Sinyal sinus mengandung audio

11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:


a.

Frekuensi kerja lebih tinggi

b.

Membutuhkan limitter dan deempasis

c.

Berbeda dalam demodulasi

d.

a,b dan c benar

12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:


a.

77 Mhz s/d 107 Mhz

b.

87 Mhz s/d 107 Mhz

c.

88 Mhz s/d 108 Mhz

d.

89 Mhz s/d 108 Mhz

41

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

41

13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;


a.

88 Mhz

b.

10,7 Mhz

c.

88,7 Mhz

d.

108 Mhz

14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini


diperlukan untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c.

Mencegah terjadinya distorsi

d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF


15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi
16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan
pesawat elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder
17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika,
dapat digunakan sebagai:
a. Pemotong kaki komponen
b. Penjepit bok pesawat
c. Membuka baut
d. Membengkokan mata solder

42

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

42

18. Multitester/Multimeter

dapat

dipergunakan

menentukan

kerusakan komponen dalam;


a. Rangkaian dengan sumber tegangan
b. Rangkaian tanpa tegangan
c. Jalur PCB (printed circuit board)
d. a, b dan c benar
19. Oskiloskop

suatu

alat

yang

dapat

digunakan

melakukan

pengukuran;
A. Tegangan dan sinyal
B. Frekuensi dan tegangan
C. Arus yang besar
D. a, b benar
20. Signal injektor digunakan untuk

melacak bagian yang rusak

dengan ouput signal adalah:


a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g.Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
memahami dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun
sistem FM

serta

peralatan

yang

akan digunakan

untuk

pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda dapat melakukan


langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda sudah
memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal

43

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

43

untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape


recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Macam-macam alat ukur dan alat tools.
2. Buku buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio

44

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

44

C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami
cara kerja radio Tape Reocrder).
2. Catatlah

Alat-alat

yang

diperlukan

untuk

keperluan

pekerjaan perbaikan/reparasi.
3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari
pesawat penerima radio AM/FM.
4. Buat

penjelasan

singkat

dari

tatacara

menggunakan

peralatan baik untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan


elektrik.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari
lembar kerja.

45

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

45

Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan


Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati
gejala kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio
diopersikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan
melakukan pengamatan pada bagian-bagian tombol power, tombol
pengatur volume, tombol pengatur pencari gelombang AM/FM.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah

menyelesaikan

kegiatan

belajar

2,

peserta

diklat

diharapkan:
1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power.
2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur

volume.
3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur

pencari gelombang AM/FM.


b. Uraian materi
Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat
Radio sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu.
Pada pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat
memahami gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power,
tombol

pengatur

volume,

dan

tombol

pengatur

pencarian

gelombang. Tentu saja dalam perkembangan elektronika pesawat


radio sistem AM maupun sistem FM diperoleh dalam satu kemasan
yang kita temukan yaitu Pesawat Radio Tape Recorder. Untuk
memahami dan mengatahui kerusakan, maka ada bebrapa
langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat;

46

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

46

Mengamati kerusakan pada tombol power

Gambar 19. Tombol Power


1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan
menekan tombol power on/off maka pesawat radio.
4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik, jika
lampu indikator tidak menyala maka tombol power tidak
berpungsi sebagaimana mestinya.
5. Buat

catatan

dari

hasil

pengamatan

ini,

kemudian

diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang


tombol power pada pesawat radio tape recorder.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta
diklat, bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk
pesawat radio mendapatkan sumber tegangan. Karena pada
tombol power ini adalah salah satu komponen yang bekerja sebagi
penghubung dan pemutus arus yang masuk ke bagian catu daya
DC. Dengan sumber tegangan DC ini maka peswat radio dapat

47

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

47

bekerja

dengan

baik

dan

dapat

menerima

siaran

yang

dipancarkan oleh pemancar radio.


Mengamati kerusakan pada pengatur volume

Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume


1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan
tombol power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio
akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari
pemancar radio.
6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga

memperoleh pemahaman tentang

tombol pengatur volume.


Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada
peserta

diklat,

bahwa

tombol

pengatur

volume

merupakan

komponen yang dapat mengatur besar kecilnya sinyal yang akan

48

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

48

diproses menjadi suara. Karena pada tombol pengatur volume ini


adalah salah satu komponen yang bekerja sebagai pengatur sinyal
yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang
dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume
maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya
suara yang kita inginkan.
Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang

Gambar 21. Tombol pencari gelombang


1.

Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!

2.

Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!

3.

Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan


tombol power

4.

Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu


menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.

5.

Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan


menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar
radio.

6.

Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat


radio akan menyeleksi siaran yang akan diterima dengan
indikator pada jarum penunjuk pencarian gelombang.

49

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

49

7.

Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan


kerusakan pada pengaturan tali gelombang.

8.

Buat

catatan

dari

hasil

diskusikan sehingga

pengamatan

ini,

kemudian

memperoleh pemahaman tentang

tombol pengatur pencari gelombang.


Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan
didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari
gelombang

merupakan

bagian

yang

dapat

merubah

nilai

komponen penala umumnya komponen ini adalah condenstor


variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini
adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi oscilator lokal
dari pesawat radio tape recorder.
c. Rangkuman
Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol
power,

tombol

pengatur

volume

dan pengatur pencarian

gelombang diperlukan pesawat Radio Tape Recorder yang dapat


bekerja dengan baik.
Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat
mengembangkan pengamatannya

yang didapat, agar lebih

meningkatkan kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya.


1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima
siaran akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja
sebagaimana mestinya.
2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat
kerusakan tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai
pengatur sinyal yang masuk.

50

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

50

3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih


siaran dari pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur
tombol pencari gelombang.

51

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

51

d. Tugas
1. Datangi

bengkel-bengkel

mintakan infomasi

reparasi

disekitar

kota

anda,

kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada

radio tape recorder.


2. Buatlah

tabel

jenis-jenis

kerusakan

serta

hubungannya

terhadap rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.


e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar!
1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika;
a. Tombol power baik
b. Tombol power sebagai penghubung
c. Tombol power sebagai pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off
2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan
tombol power adalah:
a. Pesawat radio bunyi
b. Pesawat radio tidak baik
c. Pesawat radio tidak menerima siaran
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan
kerusakan tombol power ?
a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus
b. Karena tombol power sebagai saklar
c. Karena tombol power pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off suber arus
4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape
recorder adalah:
a. Sumber tegangan dc rusak

52

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

52

b. Trafo rusak
c. Diada penyearah terbakar
d. a,b dan c benar
5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh:
a. Tombol volume rusak
b. Tombol volume maksimum
c. Potensio Volume minimum
d. a,c benar
6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi
jika;
a. Tombol volume dapat dioperasikan
b. Tombol volume tidak rusak
c. Tombol volume maksimum
d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio
7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder
berakibat;
a. Pesawat radio tidak bunyi
b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar
c. Pesawat radio suaranya kecil
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan
kerusakan tombol volume?
a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke
penguat audio
b. Karena tombol volume sebuah potensio
c. Karena tombol volume sebagai saklar
d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus
9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas:
a. Potensio volume sudah haus arangnya.

53

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

53

b. Penguat audio rusak


c. Speaker rusak
d. a,b dan c benar
10. Pesawat

RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu

gelombang AM/FM kerusakan pada:


a. Tombol pencari gelombang
b. Tombol Volume
c. Tombol Power
d. Detektor
f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengamati Gejala Kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
mengetahui gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol
kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat
melakukan

langkah-langkah

mengamati

dengan

kemampuan

untuk

teliti

kerja
maka

dengan
Anda

menyimpulkan

benar,
akan

jenis-jenis

serta

memiliki
kerusakan

dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape


recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo)
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.

54

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

54

C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami
tombol kontrol volume, tombol power, dan tombol pengatur
pencari gelombang).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari
setiap tombol kontrol.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.

55

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

55

Kegiatan Belajar 3: Mengalokasi Kerusakan


Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2,
maka materi pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan
kerusakan mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada
komponen, kerusakan pada koneksitas PCB (printed ciruit board)
atau kabel, dan masalah bagian mekanik.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah

menyelesaikan

diharapkan

mampu

kegiatan

belajar

menentukan

3,

peserta

diklat

gangguan/kerusakan

yang

terdapat pada radio tape recorder antara lain:


Mengerti secara persis

1.

keadaan gangguan.
Menyimpulkan bagian-bagian

2.

yang rusak dengan metode pengukuran


Membatasi daerah yang rusak

3.

dengan metoda mengusik rangkaian jalur PCB


Menemukan bagian yang

4.

rusak pada bagian mekanik.


b. Uraian materi
Pesawat

Radio

Tape

Recorder

pada

dasarnya

komponen-

komponen elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas papan


yang di sebut papan rangkaian tercetak/PRT atau printed circuit
board (PCB).
Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami
gangguan atau kerusakan.
Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi,
misal: pada penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan
penguat

audio

karenanya

dalam

melacak

gangguan

perlu

penetapan alokasi pada bagian mana gangguan atau kerusakan

56

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

56

terjadi.Biasanya, prosedur pencarian kerusakan yang umum


dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien adalah sebagai
berikut:
1. Mengerti secara persis keadaan gangguan
Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci
penjelasan dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi
pesawatnya. Jadi anda harus mendengarkan dengan seksama
gangguangangguan macam apa saja yang tengah terjadi
pada pesawat bersangkutan. Kemudian untuk meyakinkan
kaeadaan

gangguan

tersebut,

putarlah

tomboltombol

pengatur yang ada pada pesawat.


2. Penyimpulan blokblok yang rusak
Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah
suatu kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi
karena adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan
sebagainya. Sebab seperti yang diketahui bahwa sebuah
pesawat terdiri dari beberapa blok sirkuit yang terangkum
dalam satu sirkuit lengkap. Sebuah pesawat radio transistor,
ini pada konstruksinya terdiri dari bagian penala, mixer dan
detektor serta penguat akhir. Kalau gangguannya telah
diketahui maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan mungkin
terjadi pada bagian penala, atau mixer atau penguatnya, dan
lain sebagainya.
3. Membatasi daerah yang rusak
Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan
keadaan gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki
konstruksi yang rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan
hanya satu titik tertentu saja, tetapi dapat dikatakan cukup
luas. Misalnya, walaupun telah diperkirakan bahwa kerusakan

57

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

57

terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi pada sirkuit bagian


penguat itupun terdiri dari penguat awal dan penguat akhir.
Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah ditemukan
dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit
pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk dapat
melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat melakukan
seperti diagram dibawah:

Daerah circuit yang dicurigai

Apakah A normal?

Tidak

ya

B.
Rusak

A. Rusak

Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian


dan selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok
penguat dari sebuah radio transistor. Periksa dulu pada
bagian penguat depannya, kalau berfungsi normal berarti
kerusakan terjadi pada penguat akhir. Begitu juga dengan
yang lain.
4. Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran
Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian
komponen yang rusak, terutama pada transistortransistor
dan IC berdasarkan tegangan yang keluar
elektrodanya.

Umumnya

dari elektroda

pengetesan

tersebut

mempergunakan AVO meter (multimeter atau multitester)

58

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

58

pada daerah pengukuran DC. Normal atau tidaknya tegangan


yang

keluar

dapat

dimengerti

dengan

membuat

perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO meter


dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu
diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga
yang berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan
oleh adanya resistansi dalam AVO meter bersangkutan.
Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan;
1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancarpemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW!
2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena
dengan ground pesawat menggunakan kabel penghubung
yang tersedia untuk menghindari adanya sinyal yang
masuk kedalam pesawat anda.
3. Hidupkan kembali pesawat penerima.
4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur
tegangan

kaki-kaki

semua

komponen

aktip

seperti

transistor, catat hasil pengulkuran dan buat tabel hasil


pengukuran.
Dibawah ini contoh
pengukuran.

mencari

kerusakan

dengan

5V
+V

1k

cara

5V
+V

1k

1k

1k

1uF
1uF

1uF
1uF

NPN

NPN
NO DATA
DC~V

1k

1k

N
DC V
1k

1k

59

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

59

Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen

60

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

60

Mengukur tahanan:
1. Matikan sumber dari pesawat penerima!
2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen
(kaki) semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja!
3. Lepaskan

jumper

(penghubuing)

antena

dan

ground,

kemudian simpan peralatan pada tempat semula, buat


kesimpulan dari hasil pengamatan.
5. Mengalokasi

kerusakan

dengan

melacak

jalur

rangkaian
Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio,
setelah diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat
dilakukan metode mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut
untuk melokalisasi gangguan pesawat tersebut. Metode ini
menggunakan alat test yang sangat sederhana, yaitu obeng
logam yang diisolasi pada sebagian batangnya. Metoda ini
berlaku bagi pesawat yang bekerja pada tegangan rendah
dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah metode ini
digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan
listrik.
Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan
telunjuk pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi
gangguan

yang

terjadi

pada

pesawat

penerima

radio.

Prosedur percobaan ini dapat dilakukan secara berurutan,


mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu terminal
antena. Bila obeng disentu pada titik input rangkaian
loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang
menyatakan bahwa loudspeaker bekerja secara normal.
Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara
maka rangkaian dibelakang test poin

tersebut mendapat

gangguan.makin kedepan titik pengetesan maka suara harus

61

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

61

semakin kuat.khusus pengetesan loudspeaker, kalau tidak


berhasil dengan obeng maka gantilah pengetesan dengan
multimeter.
Selanjutnya
pengetesan

gambar
jalur.

23

dapat

Pengetesan

diperhatikan

kondusi

dilakukan

contoh
untuk

menguji atau untuk mengetahui bahwa mungkin terjadi


hubungan kawat yang terputus atau terjadinya hubungan
singkat

dalam

bersangkutan.

rangkaian

dari

Pengetesan

ini

komponen
juga

komponen

dilakukan

dengan

menggunakan multimeter pada posisi pengukuran resistansi.


Tentu saja pada waktu melakukan pengetesan resistansi
/hubungan antar jalur pada papan rangkaian tercetak, perlu
diingat pesawat dalam keadaan mati.

NO DATA
OHMS

Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter


c. Rangkuman
Didalam

menentukan

kerusakan

dengan

cara

pengukuran

tegangan maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta


diklat dapat lebih cepat menemukan bagian/komponen yang
dianggap rusak.
Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka
kita dapat mengganti komponen yang baru.

62

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

62

Oleh

karenanya

penguasaan

metoda

pengukuran

didalam

menentukan bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi


yang penting dikuasai oleh peserta diklat.

63

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

63

d. Tugas
1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap
bagian/komponen pada pesawat tape recorder.
2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan
pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas
teratur dan jelas.
Dengan menggunakan multimeter analog:
1. Uraikan

langkah-langkah

untuk

pengukuran

komponen

didalam rangkaian.
2. Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada
rangkaian.
3. Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar
rangkaian.
4. Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan.
5. Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi)
mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan
memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika
tidak ada sebutkan alasannya.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengalokasi kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
untuk menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol
kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat
melakukan

langkah-langkah

kerja

dengan

benar,

serta

64

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

64

menentukan dengan teliti kerusakan maka Anda akan memiliki


kemampuan untuk melokalisai bagian-bagian/komponen yang
terdapat pada pesawat radio tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
c. Gambar rangkaian Radio AM/FM
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan
gejala kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari
setiap bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan.
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja

65

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

65

Kegiatan Belajar 4: Menganalisa hasil pengukuran


Berdasarkan

skema

rangkaian

yang

telah

dijelaskan

pada

pembelajaran 1, maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat


diitentukan jenis
kerusakan.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah

menyelesaikan

kegiatan

belajar

4,

peserta

diklat

diharapkan Trampil menentukan kerusakan:


Mengacu pada skema rangkaian
Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan
dengan benar.
b. Uraian materi
Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat
radio

AM/MW

menunjukan

secara
bagian/

lengkap.

Titik

komponen

yang

diberi

untuk

dapat

test

poin

dilakukan

pengukuran sehingga data hasil pengukuran dapat dipergunakan


analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini dijelaskan ada dua
contoh

jenis

kerusakan

untuk

dianalisa

dan

diindentifikasi

kerusakannya.
Jenis kerusakan yang dimaksud adalah:
1) Suara radio lemah.
2) Pesawat Radio tidak ada sinyal.
1) SUARA RADIO LEMAH
No
Bagian Yang
.
Rusak
1. Detektor
(transistor)

Analisa pengukuran
Tegangan bias yg salah
pada transistor

Penyelesaian
- Betulkan
tegangan bias
- Ganti dengan

66

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

66

transistor yg
baru

67

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

67

12V

100

+V

4k7

+V

TP17

D1-D2 4148

TP6
1P

TP1

0ut

1P

+
L2
005

47

TP3

L3

.1

.1

001

TP9

TP5

TP10
5k

15k

002

390 004

004
390

TP4

1uF

1S

1P

1S

470

1k

220/16

390

5k6
IN60

TP7

1S

1uF

5pF

C829

.1

TP8

C829

.1

C829

01

39k

TP2

39k
1mH

12V

47k

10/16

1uF
0

RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
12v

13

12V

14

+V
220

TP8
470
01

TP10

.1uF

TP11

C1684

1uF

TP15
B698

005

150k

5k
0

33k

Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW


RANGK.AUDIO

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

220pf

1S

RANGK.DETEKTOR

.1
1P

IN4148

TP12

IN60

TR3

D734

5K6

ke basis TR2

220/16
560

+V

470

AMPLIFIER

68

No
Bagian Yang
.
Rusak
2. Detektro (dioda)

Analisa pengukuran

Penyelesaian

Tegangan bias yg salah

- Betulkan tegangan

Pada dioda

bias
- Ganti dengan dioda

3.

Filter AGC

Kondensator filter AGC


putus

yg baru
1. Periksa sirkuit
/komponen sekitar
rangkaian detektor

Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:


Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan
suara radio menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu
terdapat kerusakan-kerusakan antara lain seperti dibawah.
1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi
kesalahan tegangan bias pada transistornya.
2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan
bias yang salah.
a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau
transistor). Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi
10-20 %. Jika ada kesalahan tegangan bias ini maka suara
radio dapat lemah dan mungkin disertai dengan distorsi.
b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan
perhatikanlah perobahannya.
c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor
lainnya) seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah
detektor itu dari sirkuitnya pada waktu pengukuran
komponen-komponen sirkuit tersebut.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

61

61

3. Filter AGC rusak.


a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya)
periksalah dengan menghubungkan paralel kondensator
yang baru.
b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan
radio kurang sensitive, dan sering kali disertai dengan
regeneration. Dalam menghubungkan kondensator filter ini
jangan sampai terbalik polaritasnya. Kondesnsator filter
AGC radio transistor biasanya dari elektrolit, jadi berbeda
dengan kondensator filter AVC untuk radio tabung.
4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika
radio yang bersangkutan menggunakannya.
a. Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubungan
pendek.

Telitilah

hubungan

diode

itu

kalau

terbalik

pemasangannya dalam sirkuit.


b. Diode-overload

yang

terbalik

memasangnya

atau

hubungan pendek dapat mengakibatkan radio kurang peka


(kurang sensitive).
Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang
diode-overload

dipasang

antara

sisi

bawah

gulungan

transformator I-F kedua bagian primernya dengan gulungan


primer sisi atas transformator I-F pertama. Jika hubungan yang
sedemikian itu diode-overload.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

62

62

2) TiDAK ADA SINYAL


No
Bagian Yang
.
Rusak
1. Gulungan
2.

Analisa pengukuran
Hambatan kumparan

Ganti trafo IF

transformator IF
Detektor

sekunder trafo putus


Tegangan bias yg salah

Betulkan

(dioda)/

Pada dioda

tegangan bias

(transistor)
3.

Penyelesaian

Oscilator lokal

Transistor penguat RF

pada rangkaian

tegangan bias yg salah

penala

Ganti dengan

dioda yg baru
Priksa sirkuit
/komponen

Sekitar rangkaian
penala

Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:


1. Gulungan Transformator putus.
Trafo

yang

rusak

dapat

mengakibatkan

tidak

dapat

diteruskan sinyal dari tingkat ketingkat lainnya.


Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan
sekunder

transformator

IF

dengan

ohm

meter,

dan

menunjukan nilai yang tidak sesuai dengan data teknis,


maka dapat disimpulkan sinyal berhenti disatu titik yang
pada akhirnya radio tidak bunyi.
2. Transistor detektornya rusak.
Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah
transistor itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau
gantilah dengan transistor yang baru. Jika transistornya
dalam keadaan baik, coba ukurlah komponen-komponen
detektor transistor itu.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

63

63

3. Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode


germanium).
a. Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika
tahanan baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm),
sebaiknya gantilah kristal germanium itu. Kristal diode
germanium yang masih baik mempunyai tahanan balik
antara

100.000-500.000

ohm

dan

tahanan

lajunya

kurang dari 100 ohm. Makin besar ketetapan arus diode


kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya.
b. Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup
hanya dengan membalik kabel pengukur ohm-meter.
c.

Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah


polaritasnya ketika memasang, jangan sampai keliru.
Pada

waktu

memasang

kristal

diode,

gunakanlah

penyalur panas dengan hati-hati dan secepat mungkin


mengerjakannya, agar supaya diode itu tidak rusak
karena panas yang berlebihan. (Panas ketika menyolder).
4. Tegangan elektrode-elektrode detektor.
a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode),
ukurlah tegangan bias laju antara anode dan katodenya.
Tegangan bias laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1
volt.
b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara
basis dan emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti
tegangan bias pada diode germanium.
c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan
batas ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan
jarum voltmeter mudah dibaca.
5. Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan
pesawat radio tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

64

64

RF yang datang dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal


IF dengan frekuensi 455 kHz. Jika bagian ini tidak bekerja
maka pada pesawat tidak akan ada sinyal.
c. Rangkuman
Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat
penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja
dengan normal, maka dapat dilakukan beberapa cara yaitu
dengan cara menyocokan data hasil pengukuran dengan data
besaran tegangan dengan kondisi pesawat bekerja dengan
normal.
Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya
bagian/komponen

yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta

diklat harus mampu menganalisa suatu data untuk mendapatkan


informasi

baru yang akan digunakan sebagai penyelesaian

langkah-langkah perbaikan/reparasi.
d.Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada
modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut:
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum
4 orang.
2. Kunjungilah

bengkel

elektronika/bengkel

reparasi

sekitar

tempat tinggal anda.


3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis
kerusakan pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang
anda kunjungi.
4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan
sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar
anda atau dengan guru.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

65

65

e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas
teratur dan jelas.
Dengan mengacu pada sekema rangkaian:
1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran!
2. Dengan

cara

bagaimanakah

anda,

memperoleh

data

pengukuran dengan kondisi radio tidak normal?


3. Mungkinkah

data

pengukuran

dijadikan

bahan

untuk

menentukan jenis-jenis kerusakan?


4. Bagaimanakah dapat diketahui oscilator lokal dikatakan tidak
bekerja?
5. Kesalahan Tegangan bias setiap transistor akan mengakibatkan
radio menjadi tidak bekerja, jelaskan?
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Menganalisa hasil pengukuran
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
untuk

melakukan

analisa

data

hasil

pengukuran

untuk

memperoleh informasi jenis-jenis kerusakan. Jika Anda dapat


melakukan
menganalisa

langkah-langkah
dengan

teliti

kerja

dengan

maka

Anda

benar,
akan

serta

memiliki

kemampuan untuk menganalisa kerusakan bagian maupun


komponen yang terdapat pada pesawat radio.
Satu hal yang perlu diingat, perbanyak data pengukuran untuk
mendapatkan hasil analisa yang benar. Baca kembali persiapan
awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan
guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

66

66

B. Alat dan bahan


1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Gambar rangkaian Radio AM/FM

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

67

67

C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan
gejala kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari
setiap bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yang menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari
lembar kerja.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

68

68

Kegiatan

Belajar

5:

Melaksanakan

Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 4 telah diindentifikasi jenis-jenis kerusakan dan
sebabkan dari

komponen yang rusak. Pembelajaran selanjutnya

peserta dikalat melaksanakan perbaikan/reparasi.


a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat trampil melakukan perbaikan/reparasi dari segala
jenis kerusakan pada pesawat penerima radio.
b. Uraian Materi
Langkah-langkah perbaikan/reparasi pesawat tape recorder.
Dalam pekerjaan perbaikan/reparasi dianjurkan mengikuti
langkah-langkah perbaikan /reparasi sebagai berikut:
1. PEMERIKSAAN FISIK (sebelum pesawat-radio dihidupkan):
a) Apakah stelan untuk tegangan jaringan (main voltage)
betul?
b) Apakah polaritas baterai betul? (tidak saling tukar terminal
positif/negatifnya).
c) Apakah kontakkontak baterai baik? (kontakkontak harus
bersih;tidak berkarat,dan tidak hijau oleh reaksi kimia).
Bersihkan

dengan

kain

basah

air

panas,kemudian

dikeringkan betul.
d) Apakah

tak

ada

perkawatan

putus?

(ada

pelawan

hangus,dlsb).
2. PADA SAAT, DAN SEBENTAR SESUDAH, PESAWAT
DIHIDUPKAN:
a) Adakah ada bau asap? (trafo atau dioda, pelawan,terbakar).
b) Apakah ada kenaikan daya yang menyolok pada jaringan
umum? (diukur dengan alat ukur watt atau alat ukur ma)

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

69

69

c) Sampai berapakah tegangan baterainya jatuh?


d) Apakah kawat pijar berpijar semuanya?
e) Berapakah tegangan yang ada pada kondensator tapis
pencatu daya?
3. SELAMA PESAWAT HIDUP
a) Pengeras suara berdengung? Dengung 100Hz ditimbulkan
oleh C tapis kering (habis kapasitasnya).
Dengung 50 Hz ditimbulkan oleh satu sel (dioda) perata
yang

rusak.

(Dengung

100

Hz

lebih

tinggi

nadanya

ketimbang dengung 50 Hz).


b) Pengeras suara berdesah? Ada desah, berarti penerima
menangkap.
c) Putarlah pengatur volume sampai maksimum, kemudian
jamahlah (dengan jari) basis (atatu kisi) penguat audio.
Jangkit dengung,berarti bahwa bagian ini baik.
d) Putar-putarlah saklar jalur (bandswitch) (berpindah-pindah
jalur frekwensi). Ada krak dari pengeras suara? Ada,
berarti: penyampur dan penguat frekwensi antara baik.
e) Sentuh-sentuh terminal antena dengan kawat (atau obeng).
Ada

krak-krak dari pengeras suara? Ada,berarti sirkit

antena baik.
f) Menguji transistor/IC: kalau mencurigai transistor atau
IC, ujilah alat-alat itu, atau ganti saja dengan yang baru.
Untuk menguji transistor, tidak perlu melepaskanya dari
sirkit;

cukup

mengukur-ukur

tegangan

kolektor

dan

tegangan emitornya saja.


Dengan alat uji transistor khusus,transistor-transistor akan
dapat di uji dengan mudah, tanpa menanggalkanya dari

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

70

70

rangkaian. alat uji yang di maksud adalah plug in circuit


transistor tester. Alat uji ini akan dapat di bangun sendiri
dengan mudah.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

71

71

4. TIDAK ADA SUARA


a)

Jamahlah sirkit masukan penguat audio. Timbul


dengung?

Kalau timbul dengung, berarti kesalahan berada

di salah satu tingkat depannya detector.


b)

Jamahlah dengan obeng pada kisi tabung, atau basis


transistor.

c)

Ujilah osilator. Cara menguji osilator, Osilator supaya


di uji pada berbagai frekwensi, dengan memutar-mutar
kondensator tala dari posisi minimum hingga maksimum
(bersesuaian dengan frekwensi tertinggi hingga frekwensi
terendah, di dalam satu jalur). Mungkin osilator hanya mau
berguncang pada salah satu jalur saja, atau mungkin mau
berguncang pada separuh belah jalur saja.

d)

Apakah penguat frekwensi antara berguncang? Ini


dapat di tilik dengan jalan mengukur tegangan yang di
hasilkan

detector.

Kalu

penguat

frekwensi

antara

berguncang akan ada tegangan rata di keluaran detector.


Meskipun penerima sedang tidak menangkap apapun.
5. BUNYI LEMAH
a) Apakah tegangan pencatu daya (baterai) terlampau rendah?
b) Titik bagian audio. (berilah sinyal lewat terminal masukan
untuk pick up. Kalau bunyi ternyata normal, berarti
kesalahan berada di salah satu tingkat didepannya penguat
audio.
c) Titik tegangan-tegangan di penguat frekwensi antara dan di
konvertor.
d) Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh salah satu
transformator kopling yang tergeser talaanya (tidak tepat
455 KHz). Kalau bunyi lemah terjadi hanya ada pada

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

72

72

sesuatu

bagian

dari

jalur

frekwensi,

maka

penilikan

dilakukan terbatas pada bagian jalur itu saja!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

73

73

6. BUNYI GEMERTAKAN
a) Potensiometer pengatur volume kotor atau aus. Gantilah
dengan

yang

baru.

Tidak

cukup

dengan

hanya

membersihkannya saja, karena toh akan segera gemertekan


lagi!
b) Periksa

kondensator

tala,

kalau-kalau

kotor.

Dapat

di

bersihkan dengan menyemprotkan udara, atau menggesek gesekkan kertas tipis di celah-celah kepingnya.
c) Ujilah (periksa) saklar-saklar.
7. SUMBER TEGANGAN DC
Baterai supaya di ukur sementara pesawat sedang hidup.
(mengukur tegangan beban; bukan G.E.M baterai!) Tegangan
beban yang merosot akan membangkitkan bunyi cacat, sebab:
a) Terjadi kopling lewat perlawanan dalam baterai;
b) Kondisi kerja transistor tergeser kebawah.
Jikalau baterai di jajari kondensator-kondensator yang cukup
besar, lagi pula di dalam pesawat terdapat sirkit-sirkit de
kopling yang baik,maka tegangan baterai yang merosot akan
tidak menimbulkan cacat yang sangat. Tetapi oleh kemerosotan
tegangan itu,kepekaan penerima merosot juga.
Gejala-gejala yang di timbulkan oleh kemerosotan tegangan
baterai adalah a.l.:
1) Kepekaan penerima berkurang (bunyi dari pneras suara
menjadi lemah). Bunyi cacat.
2) Netralisasi dalam penguat frekwensi antara menjadi kurang
efektif,sehingga penerima cenderung berosilasi (bercuitcuit).
3) Bunyi dut-dut-dut. (Motorboating).

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

74

74

8. KONDENSATOR
Kondensator elektrolit dengan kapasitas besarbesar di pakai
dalam

rangkaian

transistor-transistor,

mengingat

bahwa

transistor mempunyai impedansi masukan rendah-rendah.


Dalam sirkit kopling, maka kondensator yang bocor akan
menimbulkan cacat. kondensator yang kering merosotkan
penguatan, pula frekwensi rendah-rendah audio jadi hilang.
Dalam sirkit-sirkit jajaran (by pass) dan dalam tapis-tapis,
maka C yang bocor menurunkan tegangan kerja dan arus kerja,
hingga menimbulkan cacat. C yang kering akan menimbulkan
gejala motorboat.
Kondensator kertas harus mempunyai perlawanan isolasi lebih
dari 50 M Ohm untuk kapasitas setiap mikro farad. (Contoh:
kapasitas 0,5 mfd harus mempunyai perlawanan isolasi lebih
dari 0,5 x 50 Mohm=25 Mohm,dst.).
Perlawan kondensator mika dan keramik harus melebihi 100
Mohm per mfd nya.
Kondensator elektrolit yang baik dengan tegangan kerja 400
Volt DC harus mempunyai perlawanan lebih dari 500 K ohm.
Kondensator-kondensator elektrolit untuk tegangan-tegangan
kerja kecil mempunyai perlawanan serendah-rendahnya 100 K
ohm.
Jikalau

sedang

menguji

kondensator

elektrolit,

perlulah

polaritas-polaritas alat ukur Ohm di perhatikan, sebab menguji


dengan polaritas-polaritas tertukar akan menimbulkan salah
ukur.
PERHATIAN:
Kondensatorkondensator

dalam

penerima

bertransistor

lazimnya bertegangan tembus rendahrendah (1,5.......15 Volt).

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

75

75

Kalau mengiji alat-alat ini dengan alat ukur Ohm (ataupun alatalat ukur lain) ingat-ingatlah, bahwa alat-alat ukur yang
bersangkutan mungkin menggunakan tegangan baterai yang
lebih tinggi dari tegangan tembus kondensator!
c. Rangkuman
Untuk

dapat

diperlukan

melaksanakan

pengetahuan

yang

pekerjaan
cukup,

perbaikan/reparasi
pemahaman

secara

teori/prinsip kerja pesawat radio, juga diperlukan kompetensi


pengoperasian alat ukur.
Selain dari pada itu trampil didalam menggunakan alat mekanik;
seperti Obeng, Tang, Solder.
Sedangkan alat ukur terdiri; multimeter, oskiloskop, signal injektor
dan alat pendukung lainnya.
Tujuan akhir dari pekerjaan perbaikan/reparasi adalah dapat
memperbaiki dari bermacam-macam jenis kerusakan.
d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 5 pada
modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut :
1.

Buatlah

kelompok

belajar,

masing-masing

kelompok

maksimum 4 orang.
2.

Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar


tempat tinggal anda.

3.

Dapatkan langkah-langkah penyelesaian praktis dalam


pekerjaan perbaikan/reparasi.

4.

Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada


guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada
kelompok belajar anda.

e. Test formatif

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

76

76

Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan


yang Anda anggap benar.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

77

77

1.

Dalam perbaikan pesawat elektronik, apakah langkah pertama


dalam pemeriksaan fisik sebelum pesawat-radio dihidupkan?
a. Memeriksa polaritas baterai
b. Memeriksa kontak kontak baterai
c. Memeriksa perkawatan
d. Memeriksa stelan untuk tegangan jaringan (main voltage)

2. Berapa besar tegangan kerja kondensator elektrolit yang baik?


a. 300 volt DC

c. 300 volt AC

b. 400 volt DC

d. 400 volt AC

3. Dan kondensator elektrolit tersebut harus mempunyai


perlawanan lebih dari:
a. 500 K Ohm

c. 300 K Ohm

b. 400 K Ohm

d. 700 K Ohm

4. Apa yang dimaksud dengan plug in circuit transistor tester?


a. Alat pengukur transistor
b. Alat pemberi tegangan pada transistor
c. Alat uji transistor
d. Alat untuk memperbaiki transistor
5. Apa yang dimaksud dengan Bandswitch ?
a. Saklar Jalur

c.

Saklar Togle

b. Saklar Geser

d.

Saklar Push On

6. Ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 100


Hz ?
a.

Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak

b.

Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya)

c.

Ditimbulkan oleh kebocoran transistor

d.

Adanya kerusakan pada speaker

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

78

78

7. Dan ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 50


Hz?
a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak
b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya)
c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor
d. Adanya kerusakan pada speaker
8. Apa yang dimaksud dengan By Pass ?
a. Papan sirkuit tercetak

c. Sirkuit-sirkuit searah

b. Sirkui-sirkuit jajaran

d. Sirkuit-sirkuit setara

9. Disebabkan oleh apakah terjadinya gejala Motorboating ?


a. Transistor yang bocor
b. Dioda yang bocor

c. Resistor yang terbakar


d. Condensator yang kering

10. Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh .......


a. Transistor Kopling

c. Thyristor Kopling

b. Thermistor Kopling

d. Transformator Kopling

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

79

79

f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)


g. Lembar kerja
Melaksanakan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana kita
dapat melaksanakan perbaikan. Jika Anda dapat melakukan
langkah-langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan
teliti maka Anda akan memiliki kemampuan dan tranpil
memperbaiki

jenis-jenis

kerusakan

dengan

mengganti

komponenkomponen yang rusak.


Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Multimeter, Toolkit, solder
C. Langkah kerja
1.

Buatlah kelompok belajar (empat


orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat
diskusi untuk melaksanakan perbaikan).

2.

Buatlah

tabel,

Catatlah

gejala

kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol.


3.

Buat ringkasan pemahaman setiap


jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder.

4.

Buat penjelasan singkat tentang


langkah-langkah perbaikan.

5.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

Selamat bekerja, semoga berhasil.

80

80

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

81

81

D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

82

82

Kegiatan Belajar 6: Menguji hasil Perbaikan/Reparasi


a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah

menyelesaikan

pembelajaran

ini,

peserta

diklat

diharapkan:
1. Mampu menggunakan alat ukur elektronik untuk menguji
langkah perbaikan yang telah dilakukan.
2. Dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan sudah
sesuai dengan standar prosedur operasi yang dipersyaratkan.
3. Dapat memastikan bahwa semua komponen pengganti sudah
terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur
perbaikan dan sesuai dengan buku petunjuk manual yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat elektronik yang
diperbaiki.
b. Uraian Materi
Sebuah langkah perbaikan terhadap gangguan yang didapat pada
suatu perangkat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah
yang sistematis yang menuntut ketelitian tinggi dari mekanik
elektronik yang melakukan perbaikan.
Dalam konteks ini adalah suatu keharusan jika kemudian seorang
mekanik melakukan pengujian ulang terhadap perbaikan yang
telah dilakukan. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai
dengan langkah awal perbaikan. Perbaikan sebuah penerima
misalnya dilakukan mulai dari rangkaian depan (loudspeaker),
kemudian dilanjutkan dengan rangkaian penguat daya, rangkaian
penguat tegangan dan seterusnya. Dengan demikian pengujian
hasil perbaikan juga dimulai dari depan, dimana pengujian
dilakukan dengan menggunakan multimeter, megukur tegangan
pada titik-titik uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

83

83

rangkaian (schematic diagram) yang dikeluarkan oleh pabrik


pembuat perangkat elektronik tersebut.
Pengujian

hasil

perbaikan

juga

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan RF Generator, Frequency Counter dan Oscilloscope,


sehingga diketahui sinyal input dan output dari setiap bagian
serta frekuensi yang dihasilkan oleh perangkat elektronik yang
telah diperbaiki sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan
oelh pabrik pembuatnya.
Pada

modul

ini

peserta

diklat

dapat

melakukan

pengujian/percobaan dari setiap bagian pada pesawat radio yang


diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diuji adalah: 1) RF Amplifier,
2) Osilator, 3) Mixer, 4) IF Amplifier, 5) Bandwidth Amplifier, 6)
Karakteristi Dioda Detektor, 7) Detektor dengan AVC (Automatic
Volume Control), 8) Audio Amplifier, 9) Power Amplifier
10) Power Supply (catu daya).
c. Rangkuman
1. Langkah perbaikan pada pesawat elektronik pada dasarnya
adalah sebuah langkah yang sisitematis.
2. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah
awal perbaikan.
3. Perbaikan sebuah penerima radio misalnya dilakukan mulai
dari rangkain depan (loudspeaker).
4. Pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan.
5. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Multimeter,
mengukur tegangan pada Titik-titik Uji (Test Point/TP) yang
dapat dilihat dari diagram rangkain (Schematik Diagram).
6. Pengujian

hasil

perbaikan

juga

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan Frequency Counter dan Osilloscope.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

84

84

d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai pengujian hasil
perbaikan pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas
berikut:
1.

Buatlah

kelompok

belajar,

masing-masing

kelompok maksimum 4 orang.


2.

Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi


sekitar tempat tinggal anda.

3.

Dapatkan

langkah-langkah

pengujian

secara

singkat dan praktis.


4.

Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan


kepada guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi
kepada kelompok belajar anda.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

85

85

e. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)


f.

Lembar kerja

RF Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta
diklat dapat:
1. Membuat kurva respon frekuensi penguat RF berdasarkan
hasil pengamatan praktikum.
2. Menguji/Mengukur besar penguatan penguat tingkat RF.
B. Pengantar
RF amplifier adalah suatu rangkaian yg berfungsi memprkuat
sinyal RF yang datang pada antena yg biasanya sangat kecil
harganya. RF amplifier dasarnya ada dua jenis, yaitu RF
amplifier yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan yg
berfungsi sebagai penguat daya.
Tujuan utama penguat daya adalah untuk menaikkan daya
outputnya dengan mengingat besarnya tegangan, sedangkan
tujuan utama rangkaian penguat tegangan adalah untuk
menaikkan

besarnya

tegangan

tanpa

mengingat

besar

dayanya.
RF amplifier biasanya dapat memperkuat sinyal dengan
frekuensi

30

kHz

sampai

300MHz.

Sirkuit

penguat

RF

bermacam-macam variasinya, tergantung pada rangkaian


daerah frekuensinya. Pada rangkaian RF, pesawat ini hanya
akan memperkuat sinyal pembawa beserta kedua jalur sisinya
yang berisi informasi dari suatu pemancar. RF amplifier pada
pesawat ini berfungsi sebagai rangkaian konverter yang terdiri
atas komponen L2,CA, dan TR1.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

86

86

Rangkaian tangki L dan C di sini berfungsi sebagai rangkaian


penala yg akan meneruskan sinyal frekuensi resonansi yg
sesuai dengan selektivitas rangkaian penala tersebut.

Penguat RF (TR1) mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:


1. Sebagai penguat sinyal RF yg bervariasi tergantung pada
perubahan CA.
2. Dikombinasikan

dengan

L3

dan

CB

berfunsi

sebagai

oksilator lokal.
3. Sebagai mixer yg mencampur sinyal RF dari pemancar
dengan sinyal dari silator lokal dan menghasilkan frekuensi
menengah (IF) tertentu, yaitu 455 kHz. Bila dalam kerja
rangkaian pesawat ini CA dan CB diubah bersama-sama
maka selish frekuensi yg dicampur akan selalu sama. Secara
fisik dilakukan dengan cara memasang CA dan CB menjadi
satu poros (ganged capasitor).
Contoh penjelasan hal diatas sebagai berikut:
Bila oscilator menghasilkan frekuensi sebesar 1455 kHz dan
sinyal datang sebesar 1000 kHz, maka frekuensi menengah
adalah 455 kHz.
Bila CB dirubah maka sinyal oscilator akan berubah, misalnya
menjadi 1555 kHz. Demikian pula karena CA berubah maka
frekuensi sinyal yang ditala menjadi 1100 kHz berubah.
Dengan demikian sinyal selisih IF akan tetap besarnya, yaitu
455 kHz. Karena perubahan CA dan CB terjadi bersama-sama
maka rangkaian berikutnya, yaitu IF amplifier, dapat dirancang
untuk bekerja frekuensi tertentu (IF = 455kHz untuk sistem
AM) yang disalurkan melalui IFT-A ke TR2.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

87

87

Besarnya penguatan tingkat RF ini dapat ditentukan dengan


rumus sebagai berikut:
Eout
AV =
E in
Dengan : Av = Besarnya penguatan tegangan rangkaian
Eo = Tegangan output (Volt)
Ein = Tegangan input (Volt)
Kurva

respon

frekuensi

dapat

dianalisis

dengan

cara

memvariasikan kedudukan L2 dan CA untuk daerah frekuensi


yang sesuai dengan gelombang pembawa beserta kedua jalur
sisinya yang mengandung informasi.
C. Alat dan Bahan
1. Pesawat radio super heterodyne
2. RF generator

TP17

4. Osciloscope

4K7

12V

+V

3. Multimeter

D1-D2 4148

5. Frekuensi counter

TP2

39K
TP1
01
C829

1uF
TP3

005

47

L3

1k

2L
390

1uF

TP4

Gambar 24. Rangkaian RFconverter


D. Langkah Kerja

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

88

88

1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan praktek


pengukuran.
2. Atur kedudukan frekuensi RF generator pada posisi 1000 kHz.
3. Hubungkan kabel output generator pada antena dan grond.
4. atur posisi osciloscope untuk daerah pengukuran sekitar 1000
kHz.
5. Sambungkan kabel vertikal input pada test point dengan
grond pesawat penerima.
PENGUKURAN FREKUENSI RESPON
1. Hidupkan

RF

generator,

pesawat

penerma

AM

dan

osciloscope.
2. Atur output RF generator sampai didapat output TR1 (TP2
sebesar

Volt/p-p)

dengan

terlebih

dulu

megatur

kedudukan dial penala untuk output maksimum.


3. Atur frekuensi RF generator menjadi 1010 kHz dan catat
hasil penunjukan pada osciloscope.
4. Naikan frekuensi RF generator dan catat penunjukan di
osciloscope.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk frekuensi RF generator
sebesar 990 kHz dan 980 kHz.
6. Buatlah kurva respon rangkaian RF amplifier berdasarkan
hasil langkah 3-4 dan 5.
PENGUKURAN PENGUATAN RF AMPLIFIER
1. Atur kembali frekuensi RF generator pada 1000 kHz dan atur
posisi output pada posisi mendekati minimum!
2. Buatlah modulasi pada RF generator sebesar 30 %!
3. Pindahkan proses osiloskop pada test point 1 (TP1) dengan
ground!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

89

89

4. Putar piringan pemilih gelombang sampai didapat output


maksimum pada osiloskop dan catat hasilnya pada lembar
kerja!
5. Pindahkan posisi osiloskop pada TP 2 dengan ground!
6. Amati besarnya tegangan pada osiloskop dan catat pada
lembaran kerja!
7. Hitung besarnya penguatan RF amplifier!
8. Matikan semua peralatan!
9. Buat kesimpulan hasil pengamatan!
E. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan jalur sisi!
2. Bagaimana cara menentukan selektivitas suatu rangkaian RF?
Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud dengan respons frekuensi?

Rangkaian Oscilator
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta
diklat dapat:
1. Menguji/mengukur tegangan output osilator lokal.
2. Menguji/mengukur besarnya osilator lokal pada suatu posisi
dari posisi penalaan tersebut.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima radio AM
2. Osiloskop
3. RF generator
C. Pengantar

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

90

90

Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan


sebuah sinyal AC dari sumber DC. Pada pesawat ini, sinyal dari
osilator diheterodynekan dengan sinyal RF yang datang dari
luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455
kHz. Pada pesawat, yang berfungsi sebagai osilator lokal yaitu
pasangan TR1, L3 dan CB untuk band MW (lihat gambar).
Condenser

trimmer

CT2

digunakan

untuk

memperluas

(menambah) frekuensi osilator lokal.


Kerja osilator dapat dilihat pada rangkaian di atas. Dalam hal ini
TR1 merupakan penguat dari osilator yg mempunyai beberapa
fungsi pada pesawat penerima.
Sakelar pemilih pada saat pertama bekerja (nois relative sangat
kecil) diperkuat oleh TR1 dan dikembalikan (feed-back)melalui
gulungan sekunder L3 ke bagian primernya. Akibat umpan balik
ini, terjadilah osilasi dari rangkaian ini dengan frekuensi yang
sesuai dengan frekuensi resonansi L3 yang terhubung dengan
CB.
Tegangan output yg dihasilkan melaui emitter TR1 akan
dicampur dengan sinyal RF yang datang melalui base transistor
tersebut.

Primer

L3

tersebut

dengan

CB,

CT2,

dan

C5

merupakan kondensator trimmer untuk mendapatkan frekuensi


resonansi. R3 berfungsi untuk menetapkan factor kualitas
rangkaian resonator dengan harga positif. Dengan adanya D1
dan D2 maka rangkaian osilator dari convetor beroperasi dalam
konfigurasi terbumi (common base).
TP17
12V

+V

4k7

D1-D2 4148
TP2

39k
1mH

TP1
C829

01

0ut

+
L2
005

5pF

1uF
TP3

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

390

47

L3

TP4

1uF

1uF
0

1k

91

91

Gambar 24. Rangkaian Penala


D. LANGKAH KERJA
1. Ambillah trainer radio AM!
2. Masukkan penghubung AC pada sumber lisktrik!
3. Atur dial pemilih gelombang pada frekuensi 600 kHz!
4. Ambillah osiloskop dan atur sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan untuk pengukuran pada daerah 1000 kHz!
5. Hubungkan output osiloskop pada emitter TR1 (test point3)
dengan ground dari pesawat!
Operasi Osilator
1. Hidupkan pesawat penerima beserta osiloskop!
2. Perhatikan gelombang yg dipergunakan osiloskop dan catat
besar tegangan beserta bentuk gelombang pada lembaran
kerja yg tersedia!
3. Atur dial pemilih gelombang searah jarum jam perlahan-lahan
dan amati pola yg terjadi pada osiloskop!
4. Berilah komentar untuk kejadian pada langkah 8!
5. Kembalikan

posisi

pemilih

gelombang

pada

kedudukan

600kHz!
6. Ambil RF generator dan atur frekuensinya 600 kHZ dengan
modulasi 30%!
7. Hubungkan output RF Generator pada antenna dan ground
kemudian hidupkan RF generator!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

92

92

8. Tatalah L3 (trafo osilator ME + merah) sampai didapat


amplitude paling maksimum pada osiloskop!
9. Matikan semua peralatan dan lepaskan RF generator dari
pesawat penerima!
PENGUKURAN FREKUENSI
Pada langkah ini kita akan menggunakan metode pola Lissoyous
untuk pengukuran frekuensi osilator.
1. Letakkan posisi gelombang sapu osiloskop

pada

posisi

eksternal!
2. Hubungkan horizontall output RF osiloskop pada TP3 dengan
ground pesawat penerima!
3. Hubungkan pula output RF Generator pada vertical input
osiloskop dengan ground!
4. Hidupkan kembali semua peralatan!
5. Atur dial frekuensi RF Generator dan catat pada lembaran
kerja sebagai frekuensi osilator!
6. Ulangi hasil langkah 19 dengan 600 kHz dan catat frekuensi
selisihnya!
7. Matikan semua peralatan!
8. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. PERTANYAAN
1. Apa sebabnya gulungan osilator MW terdiri atas L3 (primer
dan sekunder)?
2. Benarkah umpan balik pada rangkaian osilator MW adalah
positif? Jelaskan!
3. Disebut apakah selisih frekuensi pada langkah 20?

Rangkaian Mixer
A.Tujuan

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

93

93

Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat


dapat:
1. Menguji/mengukur bias rangkaian mixer.
2. Menguji/mengukur penguatan rangkaian mixer.
3. Menentukan

frekuensi

output

rangkaian

mixer

melalui

pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1.

Trainer penerima Radio AM

2.

Osiloskop

3.

RF Generator

4.

Multimeter

C. Pengantar
Rangkaian mixer pesawat penerima ini dapat dilihat pada
gambar, ternyata juga merupakan rangkaian osilator local dan
karena hal demikian, rangkaian ini disebut Coverter Authodyn.
Pada TR1 ini terjadi pencampuran (mixer) antara sinyal RF yg
dating melalui base dan sinyal dari osilator local melalui
emiternya. Hasil pencampuran kedua sinyal tersebut akan
berupa frekuensi menengah (IF) yg dilanjutkan dari kolektor TR1
melalui R5 ke rangkaian IF am[lifier pertama (IFT-A).
Rangkaian mixer sebenarnya juga merupakan suatu rangkaian
penguat RF dan besar penguatannya dapat dihitung dengan
rumus:
Eout
AV =
E in

Gabungan primer dari IFT-A merupakan beban dari rangkaian


mixer dan ditala pada frekuensi 455 kHz. Karena input dipasang

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

94

94

antara base dan bumi, sedangkan outputnya diambil antara


kolektor

dengan

ground,

maka

rangkaian

mixer

pada

hakikatnya merupakan rangkaian konfigurasi emitter terbumi


(common emitter).
TP17
12V

+V

4k7

D1-D2 4148
TP2

39k
1mH

TP1
C829

01

0ut

1uF

L2
005

5pF

TP3

390

47

L3

1k

TP4

1uF

1uF
0

Gambar 26. Rangkaian Penala


D. Langkah Kerja
1. Hubungkan penghubung AC Trainer radio AM pada sumber
listrik!
2. Atur dial pemilih gelombang pada posisi 1000 kHz!
3. Tentukan lokasi osilator lokal!
4. Sambungkan kawat penghubung emitter dengan ground
untuk menghentikan kerja osilator!
Pengukuran Bias
1. Hidupkan pesawat penerima radio!
2. Ukur dengan multimeter bias kolektor pada TP2 dengan
ground dan catat hasilnya pada lembar kerja!
3. Ukur pula bias base pada TP2 dan ground !

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

95

95

4. Ukur bias base emitter melalui TP1 dan TP3 dan catat
hasilnya pada lembaran kerja!
5. Lepaskan penghubung antara emitter dengan ground dan
atur dial pemilih gelombang untuk mendapatkan siaran dari
pemancar terkuat!
6. Lihat kedudukan dial pemilih gelombang dan catat frekuensi
pemancar tersebut!
7. Bila

osilator

lokalnya

lebih

tinggi

455

kHz

daripada

pemancar yg diterima, berapakah frekuensi osilatornya?


8. Matikan pesawat dan lepaskan antena.
OPERASI MIXER
1. Sambungkan kembali penghubung antara emitter dengan
ground !
2. Atur posisi dial pemilih gelombang pada 1000 kHz!
3. Ambillah RF Generator dan atur frekuensinya pada 1000 kHz
dengan

output

mendekati

minimum

50

milli

volt/p-p

(termodulasi 30%)!
4. Hubungkan output RF generator pada TP1 dengan ground !
5. Sambungkan vertikal output osiloskop pada TP2 dengan
ground !
6. Hidupkan pesawat penerima dengan osiloskop!
7. Catat besarnya tegangan pada TP2 pada lembaran kerja!
8. Hitung penguatan rangkaian mixer!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

96

96

9. Tentuka frekuensi osilator mixer dengan metode Lissoyous!


10.

Matikan semua peralatan!

11. Buat kesimpulan hasil pengamatan!


E. Pertanyaan
1. Apa sebabnya untuk mengamati kerja rangkaian mixer,
osilator harus dimatikan?
2. Berapakah seharusnya frekuensi output mixer?
3. Bila terjadi frekuensi output mixer tidak sesuai dengan
seharusnya, kira-kira apa penyebabnya? Jelaskan!

Penguatan If Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat :
1. Menguji/mengukur input dan output setiap tingkat IF
amplifier.
2. Menguji/mengukur besarnya penguatan setiap tingkat IF
amplifier berdasarkan hasil pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima
2. radio AM
3. Osiloskop
C. Pengantar
Penguat pada IF amplifier bekerja memperkuat sinyal dan
mixer

dengan

penguatan

tertentu

dan

menyalurkan

outputnya pada rangkaian berikutnya. Besarnya penguatan


rangkaian

IF

amplifier

dapat

ditentukan

dengan

cara

membagi tegangan output dengan tegangan inputnya.


Penguatan

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

rangkaian

ini

dirancang

sedemikian

rupa

97

97

sehingga mempunyai band width sesuai dengan yang


diharapkan, demikian pula selektivitasnya. Frekuensi kerja IF
amplifier pada sistem AM adalah 455 kHz.
+V

100

12V

47k

39k

TP6
1P

C829

1P
1S

.1
TP9

TP5

1S

470
.1
001
TP10
5k

220/16

1P

TP7

1S

5k6
IN60

C829

.1
.1

TP8

390 004

002

15k

004
390

10/16

RANGK.IF(FREK.MENENGAH)

Gambar 27.

Rangkaian IF (Frek. Menengah)

D. Langkah Kerja
1. Ambillah trainer penerima radio AM dan hubungan kabel
penghubung AC pada sumber listrik yang tersedia!
2. Dengan menggunakan kabel penghubung, sambungkan
stator dari CB dengan ground pesawat dan ini berarti
mematikan kerja osilator local!
3. Hidupkan RF generator dan atur dial frekuensi pada posisi
455 kHz!
4. Gunakan osiloskop untuk mengukur tegangan output RF
generator dan atur sampai didapat tegangan sebesar 0,1
V/p-p!
5. Lepaskan osiloskop dari RF generator dan hubungkan pada
test point 6 (TP6) dengan ground !
6. Hubungkan output RF generator pada TP5 dengan ground !
7. Amati bentuk gelombang yang terdapat pada osiloskop
dan catat pada lembar kerja besarnya tegangan!
8. Hitung penguatan dari TR2 dan catat pada lembaran kerja!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

98

98

9. Pindahkan osiloskop pada test point 7 yang merupakan


input TR3!
10.

Catat pada lembaran kerja besar tegangan pada TP7!

11.

Pindakan osiloskop pada TP8 dengan ground dan catat

besarnya tegangan yang merupakan output TR3!


12.

Hitung penguatan TR3 dan catat hasilnya pada

lembaran kerja!
13.

Berilah komentar tentang penguatan TR2 dan TR3!

14.

Matikan

semua

tempatsemula,

jangan

peralatan
lupa

dan

simpan

melepaskan

pada

penghubung

pesawat!
15.

Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!

F. PERTANYAAN
1. Berapa tingkatan penguat IF amplifier?
2. Apa pengaruh penambahan tingkat pada selektivitas?
3. Bila penerimanya terdiri atas 2 band, bagaimana frekuensi
kerja IF amplifier?

Band Width Amplifier


A.Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan pesrta
diklat dapat:
1.

Menentukan

besarnya

band

width

RF

Amplifier

berdasarkan hasil pengukuran.


2.

Menentukan faktor kualitas (selektivitas) rangkaian IF


amplifier dari hasil pengukuran.

B. Alat dan Bahan


1. Trainer penerima radio AM
2. RF generator
3. Osiloskop

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

99

99

C. Pengantar
Rangkaian

IF

amplifier

dirancang

untuk

bekerja

pada

frekuensi resonansi sebesar 455 kHz, fungsinya memperkuat


sinyal yang dihasilkan rangkaian mixer yg mempunyai
frekuensi center sebesar 455 kHz.
IF amplifier pada pesawat ini menggunakan 2 buah penguat
yaitu TR2 dan TR3 (lihat gambar), masing-masing pnguat
mempunyai dua buah penala untuk base dan collector.
Kegunaan

rangkaian

menstabilkan
(power

frekuensi

driver)

penala
juga

rangkaian.

tersebut

memperkecil
Jumlah

di

samping

daya

kemudi

rangkaian

penala

seluruhnya ada 3 buah yaitu IFT-A,IFT-B, dan IFT-C.


Lebar jalur seluruh penguat tergantung pada faktor kualitas
ketiga penala tersebut dan masing-masing mempunyai faktor
kualitas yg berlainan. Itulah sebabnya ketiganya diberi warnw
yang berbeda: kuning, putih, dan hitam.
Lebar jalur rangkaian IF tergangtung pada penguatannya. Bila
penguatannya semakin tinggi maka lebar jalur semakin
sempit (lihat gambar). Istilah lain mengatakan bahwa lebar
jalur semakin sempit berarti pesawat makin selektif.
Dengan demikian, selektifitas pesawat sangat tergantung
pada lebar jalur (band width)

rangkaian tersebut. Yang

dimaksud dengan selektifitas adalah kemampuan rangkaian


untuk melakukan suatu daerah frekuensi dan menahan
frekuensi lain.
Kurva lebar jalur akan naik semakin curam bila banyaknya
penguat bertambah. Lebar jalur (band width) harus sama
dengan dua kali nilai frekuensi audio tertinggi yg dipancarkan
suatu stasiun pemancar.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

100

100

Untuk transmisi sistem AM umumnya frekuensi audio tertinggi


kira-kira 5 kHz, sehigga lebar jalur IF amplifier cukup besar
yaitu 10 kHz.
Pada sistem AM yang berkualitas tinggi (high fidelity)
mempunyai

frekuensi

audio

tertinggi

kira-kira

10

kHz,

sehingga lebar jalur menjadi 20 kHz. Untuk menentukan


faktor kualitas (selektivitas) suatu rangkaian secara praktis
dapat ditentukan sebagai berikut:

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

101

101

Fr

Q=

Fr

BW

FU - FL

Keterangan :
Q

=Faktor kualitas

Fr

=Frekuensi resonansi

BW

=Band width

FU

=Frekuensi upper

FL

=Frekuensi lower

D. Langkah Kerja
1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan
percobaan!
2. Hubungkan pesawat radio AM pada sumber tegangan
yang sesuai dan atur dial pemilih gelombang pada
kedudukan 1000 kHz!
3. Ambillah RF generator dan atur Frekuensinya pada
kedudukan 455 kHz dengan modulasi 30%!
4. Hubungkan dengan kabel penghubung emitter dengan
ground untuk mematikan osialtor lokal!
5. Ambillah RF generator dan ukur outputnya dengan
osiloskope!
6. Hubungkan output RF generator pada TP 4 dengan ground!
7. Letakkan kabel penghubung dari vertikal input pada TP 2
dengan round!
8. Atur osiloskope dengan daerah pengukuran sekitar 100
kHz!
9. Hubungkan vertikal input osiloskop pada TP 6 dengan
ground!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

102

102

10.

Dengan menggunakan obeng plastik, putarlah IFT-A

sampai didapat tegangan maksimum pada osiloskop!


11.

Catat besar tegangan yang terukur pada lembar kerja!

12.

Pindahkan probe osciloscope pada TP8 dengan grond!

13.

Amati gelombang yang terjadi pada layar osciloscope!

14.

Atur kembali IF T-B sampai amplitudo yang

diperagakan dilayar osciloscope mencapai harga yang


paling maksimum!
15.

Pindahkan osciloscope pada TP10 dan atur IFT-C

seperti yang lainnya!


16.

Catat tegangan maksimum yang dihasilkan TP10!

17.

Naikan Frekuensi RF Generator perlahan-lahan sampai

didapat tegangan kira-kira 0,70 x tegangan langkah 14


dan baca besarnya frekuensi yang ditunjukan RF
generator!
18.

Catat hasil langkah 15 pada lembaran kerja!

19.

Ulangi langkah 15-16 untuk frekuensi dibawah

455kHz!
20.

Gambar kurva resonansi IF amplifier berdasarkan hasil

pengukuran langkah sebelumnya!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

103

103

Karakteristik Dioda Detektor


A.Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat
:
1.

Membuat

kurva

karakteristik

dioda

detektor

berdasarkan hasil pengukuran praktikum.


2.

Menganalisis

karakteristik

dioda

detektor

yang

menyebabkan dioda tersebut efektif sebagai pendeteksi


sinyal IF termodulasi.
B. Alat dan Bahan

1. Trainer penerima radio AM


2. RF generator
3. Osiloskop
4. Multimeter elektronik
5. Kondensator 200 pF
C. Pengantar
Rangkaian

detektor

bertugas

mendeteksi

sinyal

RF

termodulasi yang dihasilkan rangkaian IF. Sistem deteksi


menggunakan dioda untuk frekuensi ini (dioda point contact)
ternyata lebih efektif dibanding dengan sistem lain, karena
menghasilkan distorsi yang lebnih kecil. Hal ini didapat
karena

karakteristik

dinamis

detektor

lebih

konduktif

terhadap prestasi linier jenis detektor lain.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

104

104

Bila suatu sinyal RF diberikan kepada anoda dioda detektor


maka pada katoda dioda tersebut dihasilkan sinyal DC
berpulsa yang sesuai dengan besar sinyal AC yang diberikan,
dan hal ini menyebabkan mengalir arus DC pasa resistor
beban.
Pada percobaan ini, akan kita amati besarnya tegangan input
serta output dioda yang diumpani sinyal RF. Dengan tegangan
input

yang

divariasikan

maka

otomatis

outputnya

pun

demikian, dan dari hasil inilah karakteristik dioda detektor


dapat dibentuk.
12V
+V

ke basis TR2

5K6
TP8
IN60

TR3
.1
1P

470
01

TP10

1S
005
5k

RANGK.DETEKTOR

Gambar 28. Rangkaian Direktor


D. Langkah Kerja
1. Ambillah

trainer

penerima

AM

dan

siapkan

untuk

dipergunakan dalam percobaan ini!


2. Hidupkan RF generator dan atur kedudukan frekuensinya
pada 455 kHz dengan output minimum!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

105

105

3. Pasang kondensator 200 pF pada output positif untuk


mencegah masuknya tegangan DC ke RF generator
tersebut!
4. Hubungan ujung positif RF pada katoda detector dan
ground pada rangkaian penerima radio AM, demikian pula
osiloskopnya!
5. Hubungkan multimeter pada anoda detektor dengan
terlebih dahulu sakelar pemilih diletakkan pada batas ukur
kira-kira 1,5 volt/DC!
6. Naikkan

perlahan-lahan

output

RF

generator

sampai

osiloskop menunjukkan harga 5 V/p-p!


7. Catat pada l;embar kerja output detektor yang ditunjukkan
oleh multimeter!
8. Turunkan secara bertahap input detektor dengan jarak0,5
V/p-p sampai harga minimum (0,5 V/p-p)!
9. Padasetiap penurunan, catat padalembaran kerja output
detektor tersebut!
10.

Matikan semua peralatan!

11.

Dari hasil pengukuran-pengukuran di atas, buatlah

kurva E yang merupakan fungsi Eout dioda detektor!


Catatan:
Plot kurva karakteristik ini, dengan Ein merupakan ordinat
bebas (sumbu horizontal) sedangkan Eout merupakan ordinat
bebas (sumbu vertical).
12.

Amati

kurva

karakteristik

tersebut

dan

berilah

komentar hasil pengamatan!


13.

Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!

E. Pertanyaan
1. Dapatkan dioda yang digunakan sebagai penyearah power
suplly digunakan sebagai detektor? Jelaskan!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

106

106

2. Apakah

penting

kita

mengetahui

karakteristik

dioda

detektor? Jelaskan!
3. Mengapa arah dioda detektor seperti tergambar pada
rangkaian? Jelaskan bagaimana kalau dioda posisinya
dibalikkan!

Detektor Dengan Avc (Automatic Volume


Control)
A. Tujuan
Setelah mneyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat:
1. Membandingkan ouput pesawat penerima menggunakan
AVC dan tanpa AVC bila terjadi variasi sinyal input.
2. Menyimpulkan kerja AVC dari hasil pengukuran dalam
pratikum.
B. Alat dan Bahan
1. Pesawat penerima radio AM
2. Osiloskop
3. RF generator
C. Pengantar
Automatic Volume Control adalah suatu rangkaian yang
bekerja secara otomatis dalam menaggulangi variasi sinyal
input pada antenna. Pada transmisi sinyal RF termodulasi ke
pesawat penerima, ternyata dipengaruhi oleh keadaan cuaca
progasi

beserta

hambatan-hambatan

lainnya

selama

perjalanan menuju pesawat penerima.


Akibat hal di atas, ada yang disebut efek alunan (fading)
yaitu berubah - ubahnya kekerasan sinyal input yang datang
pada antena penerima terutama pada sistem SW. Untuk

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

107

107

mengatasi hal ini maka pada pesawat penerima sistem AM


selalu dilengkapi dengan rangkaian AVC yang bekerja
mengkompensasi efek alunan tersebut.
Ranglaian AVC pada pesawat ini terdiri atas komponenkomponen R12 dan C11. Kerja AVC sebenarnya merupakan
umpan balik negatif dari output detektor ke input penguat
pertama IF amplifier.
Umpan balik ini bekerja menurunkan bias TP2 bila output
pesawat terlalu besar ketika input pada antena bertambah
dan akan bekerja bila input berubah menjadi lebih kecil.
Perubahan bias TP2 dapat diatur secara otomatis karena
sebagai output detektor akan difilter menjadi tegangan DC
negatif oleh kerja R12 dan C11. Tegangan negatif inilah yang
akan bekerja menurunkan atau menaikkan bias R12 dan
hasilnya akan mengkompensasi output pesawat penerima.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

108

108

D. Langkah Kerja
1. Hidupkan pesawat penerima AM dan atur posisi dial panala
gelombang pada frekuensi 1600 kHz !
2. Hidupkan RF generator dan AF generator untuk frekuensi
1600 kHz termodulasi dengan frekuensi 100 Hz!
3. Atur output AF generator sampai meter menunjukkan
modulasi menyatakan 30%!
4. Hubungkan output RF generator pada terminal antena
dengan ground pesawat!
5. Letakkan vertical input osiloskop antara katoda D4 dengan
ground
6. Atur output RF generator sampai osiloskop memperagakan
gelombang dengan amplitudo 0,04 V/p-p!
7. Atur volume suara (VR) sampai didapat suara yang enak
didengar!
8. Pindahkan osiloskop pada anoda D4 dan catat besarnya
tegangan beserta bentuk gelombangnya pada lembaran
kerja yang tersedia!
9. Ukur tegangan pada titik sambung antara R12 dan C11
(TP5)

dan

catat

besarnya

tegangan

serta

bentuk

gelombangnya!
10.

Turunkan tegangan RF generator menjadi 0,3 V/p-p

dan ulangi langkah 7 sampai 9!


11.

Lakukan hal di atas untuk output RF generator 0,02

V/p-p, 0,05 V.p-p!


12.

Berilah komentar tentang kekerasan suara

pada

loudspeaker pada setiap posisi output RF generator yang


bervariasi sebagai gambaran efek alunan pada pesawat!
13.

Ulangi langkah 1 sampai dengan 12 untuk posisi di

atas!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

109

109

14.

Matikan semua peralatan!

15.

Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

110

110

E. Pertanyaan
1. Mengapa pengaruh AVC sangat terasa pada band SW
dibandingkan pada band MW?
2. Rangkaian AVC sebenarnya merupakan rangkaian apa?
3. Mengapa

tegangan

yang

dihasilkan

rangkaian

AVC

berbentuk tegangan DC?

Rangkaian Audio Amplifier


A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat :
1. Mengukur bias rangkaian preamplifier dan rangkaian
driver.
2. Mengukur

penguatan

rangkaian

preamplifier

dengan

rangkaian driver.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer pesawat penerima radio AM
2. AF generator
3. Osiloskop
4. Multimeter eletronik
C. Pengantar
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas
empat

buah

penguat

(TR4

sampai

dengan

TR7)

dan

berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian


detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah
kedudukan VR yang berfungsi sebagai volume control.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

111

111

TR4 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier


dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan
melalui R20 mendapat umpan balik negatif dari output
power amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar
band switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik.
TR5 merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat
disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi
sama dengan TR4. Transistor inipun mendapat umpan balik
negatif

melalui

R21

(lihat

gambar).

Penguatan

kedua

transistor inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga


mampu mengeluarkan output yang dapat mengemudikan
rangkaian power amplifier.
Pada percobaan ini, akan diukur besarnya penguatan TR4
dan TR5. Dalam hal ini AF generator digunakan sebagai
pengganti informasi siaran suatu pemancar.
12v

TP16
+

13

14

220/16
220

IN4148

TP12

220pf

TP11

1n

C1684

TP15
B698

C1684

5k

1uF
+

.1uF

1k
.1uf

D734

2k2

470k

220/16
560

+V

470

150k
33k

1uF

1k

RANGK.AUDIO AMPLIFIER

Gambar 29. Rangkaian Audio Amplifier


D. Langkah Kerja

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

112

112

1. Hidupkan pesawat penerima radio dan atur dial pemilih


gelombang pada posisi pemancar yang kosong!
2. Ukurlah tegangan sumber TR4 menggunakan multimeter pada
TP16 dengan ground pesawat dan catatlah hasilnya pada
lembaran kerja!
3. Lakukan

pula

collector,

pengukuran-pengukuran

emitter,

base

denagan

bias

TR4,

ground

yaitu

pesawat

menggunakan multimeter dan catat hasilnya pada lembaran


kerja!
4. Ukur dan catat tegangan bias antara base dengan emitter
TR4!
5. Ulangai langkah 3 dan 4 TR5!
6. Hidupakn AF generator dan atur frekuensi pada posisi11000
Hz dengan amplitudo 0,1 V/p-p (ukur menggunakan osiloskop)
untuk sinyalberbentuk sinus!
7. Hubungan output

generator

pada

TP10

dengan

ground

penerima pesawat!
8. Hubungkan vertikal input osiloskop pada TP10 dan catat
besarnya tegangan lengkap dengan bentuk gelombangnya!
9. Pindahkan osiloskop pada TP11 dan cata pula besarnya
tegangan beserta bentuk gelombangnya!
10. Hitung penguatan tegangan TR4!
11. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk TP12 dan TR5!
12. Matikan pesawat dan peralatan lainnya!
13. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi apabila umpan balik TR4 dan TR5 positif ?
2. Apa tujuan setiap tingkat penguat menggunakan umpan balik?
3. Bila pernah mengamati penerima 2 band, adakah perbedaan
amplifiernya untuk setiap band? Jelaskan!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

113

113

Rangkaian Power Amplifier


A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat:
1. Mengukur tegangan input dan output rangkaian power
amlifier.
2. Menentukan

penguatan

power

berdasarkan

hasil

pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima radio AM
2. AF generator
3. Osiloskop
4. Multimeter
C. Pengantar
Rangkaian power amplifier pesawat penerima ini terdiri ats
dua transistor yaitu TR6 dan TR7. Konfigurasi kedua transistor
adalah simetry complementry dan tipe transistor adalah NPN
(TR6) dan PNP (TR7) yang keduanya mempunyai karakteristik
yang sama.
Kedua transistor bekerja bergantiam sesuai dengan input
yang masuk pada rangkaian ini. Tegangan bias sumber
pesawat TR6 sama dengan bias TR7 atau setengah dari bias
sumber pesawat penerima, hal ini dapat diatur oleh resistor
R22 sampai dengan R25.
Untuk memperlebar band width rangkaian kedua pesawat
penguat menggunakan umpan balik melalui R21 dan R26.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

114

114

dalam percobaan ini, akan dilakukan penganalisisan kerja


rangkaian power amplifier dengan menggunakan input dari
audio signal generator dan akan dilakukan pengukuran bias
TR6 dan TR7.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

115

115

12v

13

220/16
560
14

D734
220

IN4148

TP12

1uF
+

220pf

.1uF

+V

470

TP11

C1684

TP15
B698
150k

33k

RANGK.AUDIO AMPLIFIER

Gambar 30. Rangkaian Audio Amplifier


D. Langkah Kerja
1. Hidupkan pesawat penerima untuk band width MW dan
atur dial pemilih gelombang pada posisi 1000 kHz!
2. Atur volume control untuk pendengaran yang enak!
3. Gunakan multimeter untuk pengukuran tegangan sumber
pesawat pada TP10 dengan ground pesawat dan catat
hasil pengukuran pada lembaran kerja!
4. Pindahkan multimeter pada titik tengah antara R24 dan
R23 dengan ground pesawat dan catat hasil pengukuran
bias TR6/TR7 pada lembaran kerja!
5. Lepaskan multimeter pada rangkaian!
6. Hidupkan AF generator untuk frekuensi 1000 Hz dengan
amplitudo 0,1 V/p-p (pola gelombang sinus).

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

116

116

7. Hubungkan output AF generator pada base dengan ground


pesawat!
8. Ukur tegangan input TR6 dengan osiloskop pada base
dengan ground pesawat dan catat pada lembaran kerja!
9. Gunakan pula

osiloskop

untuk pengukuran tegangan

output TR6 dan catat pada lembaran kerja!


10.

Hitung penguatan TR6!

11.

Ulangi langkah 1 sampai dengan 10 untuk TR7!

12.

Matikan semua peralatan dan simpan pada tempat

semula!
13.

Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan!

E. Pertanyaan
1. Apa

bedanya

power

amplifier

konfigurasi

simetry

complementry dengan push pull amplifier?


2. Apa fungsi D5 dan D6 ? Jelaskan!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

117

117

Kegiatan Belajar 7: Membuat laporan perbaikan


a. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diklat dapat
membuat laporan perbaikan pesawat penerima radio.
b.Uraian materi
Dalam industri elektronika diberlakukan apa yang disebut Final
Assembly. Pada bagian ini diadakan pemeriksaan menyeluruh atau
produk yang telah dihasilkan oleh rangkaian ban berjalan.
Rangkaian ban berjalan adalah sebuah sistem dimana seorang
karyawan bekerja memasang komponen pada bagian tertentu
kemudian dilanjutkan oleh karyawan berikutnya. Dalam konteks ini
pola pelaporan dari Final Assembly dapat Diadopsi oleh sistim
ketika membuat pelaporan perbaikan pesawat radio tape recorder.
Bentuk laporan perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
No.

Bagian yang
Diperiksa

1.

Power Amplifier

Kerusakan/Ganggu
an
1.Tidak ada suara
2.Suara tidak jelas
3.Suara kecil

Komponen
yang diganti
-Kabel

ke

speaker putus
-Potensio volume
-Transistor
penguat

2.

Catu daya

1.Suara
50Hz

akhir

rusak satu.
dengung -salah satu dioda

2.Tidak ada sinyal

penyearah
rusak satu.
-Trafo

power

putus kumparan
primer.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

118

118

No.
3.

Bagian yang
Diperiksa
Penala

Kerusakan/Ganggu
an
1.Gelombang

hanya -Komponen

sa

Capasitor

tu yang diterima
2.Suara hanya desis
4.

tanki osilator
-Trafo

Osilator

rusak
1.Suara sangat lemah -Trafo IF tingkat 1

IF 1

2.Suara mencuit
5.

Komponen
yang diganti

-Trafo

IF

perlu

trim
1.Suara sangat lemah -Condensatro

Detektor

2.Suara berdesis

filter

pada

detektor rusak
-Dioda
6.

Osilator

1.Tidak dapat siaran

detektor

rusak
-Transistor rusak
-Transistor
kesalahan teg
bias

c. Rangkuman
1. Final Assembly dikerjakan pada industri elektronika
2. Industri Elektronika menggunakan sistim ban berjalan
3. Dalam

sistim

ban

berjalan

seorang

karyawan

bertugas

memasang komponen pada bagian tertentu saja.


d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai didalam membuat
laporan pekerjaan perbaikan/reparasi, Anda sebaiknya melakukan
tugas berikut:

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

119

119

1.

Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok


maksimum 2 orang.

2.

Kunjungilah

bengkel

elektronika/bengkel

reparasi

sekitar tempat tinggal anda.


3.

Menggunakan contoh format diatas, catatlah macammacam kerusakan pesawat radio dan cara perbaikannya.

4.

Setelah memperoleh macam-macam kerusakan dapat


digunakan sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok
belajar anda, dengan bimbingan guru.

e. Test formatif
1. Ketika memperbaiki penerima radio yang mengalami gangguan,
anda memeriksa kerusakan/gangguan pada bagian penguat
daya dimana transistor/resistor rusak.
Pertanyaan:
a. Mengapa

Transistor

atau

resistor

itu

bisa

rusak,

buat

penjelasan singkat?
b. Bagaimana kalau tidak diganti!Jelaskan!
c. Alat apa yang digunakan untuk penggantian komponen?
Sebutkan!
2. Didalam pemeriksaan kerusakan/gangguan pada catu daya,
terdapat dioda zener yang rusak.
Pertanyaan:
a. Apa fungsi dioda zener pada power suplly?Jelaskan!
b. Berapa besar daya dioda zener yang harus terpasang untuk
catu daya tegangan 12volt dengan arus 1 amp.?
c. Dapatkah dioda zener dijadikan dioda penyearah?
3. Kerusakan pesawat radio ditandai oleh suara yang kecil dan
tidak jelas, didalam pemeriksaan ternyata dioda detektornya
rusak.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

120

120

Pertanyaan:
a. Dapatkah dioda detektor digantikan dengan transistor?
b. Bagaimana dioda detektor jika digantikan dengan dioda
penyearah!
c. Apa penyebabnya dioda detektor menjadi rusak?
4. Pesawat radio mengalami gangguan tidak mendapat gelombang
pemancar, didalam pemeriksaan frekuensi 455khz tidak ada.
Pertanyaan:
a. Bagian manakah yang tidak bekerja? jelaskan
b. Frekuensi

455

diperoleh

dari

frekuensi

selisih

denga

ketentuan rumus.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Membuat Laporan Perbaikan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
kita dapat membuat laporan perbaikan. Jika Anda dapat
melakukan
mengamati

langkah-langkah
dengan

teliti

kerja
maka

dengan
Anda

benar,
akan

serta

memiliki

kemampuan untuk membuat laporan perbaikan.


Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda pahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
c. Multimeter, Toolkit, solder.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

121

121

Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari


setiap tombol kontrol!

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

122

122

C. Langkah kerja
1.

Buatlah kelompok belajar (empat


orang atau lebih dalam satu kelompok, kemudian buat diskusi
untuk membuat laporan)!

2.

Buatlah

tabel,

Catatlah

gejala

kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol!


3.

Buat ringkasan pemahaman setiap


melaporakan perbaikan!

4.

Buat penjelasan singkat terhadap


pelaporan dan sistim perbaikan1

5.

Selamat bekerja, semoga berhasil.

D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja!
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari
lembar kerja

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

123

123

BAB. III
EVALUASI
A. Instrumen Penilaian
Evaluasi Pemelajaran 1
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul
ini. Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = --------------------------------------------

x 100

%
20
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya

= 80% - 89%

3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya

= 70% - 79%

4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%


Evaluasi pembelajaran 2
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul
ini. Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = --------------------------------------------

x 100

%
10

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

124

124

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

125

125

Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:


1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya

= 80% - 89%

3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya

= 70% - 79%

4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%


Evaluasi pembelajaran 3
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul
ini. Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = --------------------------------------------

x 100

%
5
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya

= 80% - 89%

3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya

= 70% - 79%

4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%


Evaluasi pembelajaran 4
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul ini.
Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = --------------------------------------------

x 100

%
5

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

126

126

Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:


1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya

= 90% - 100%

2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya

= 80% - 89%

3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya

= 70% - 79%

4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%


Evaluasi pembelajaran 5
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul ini.
Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = --------------------------------------------

x 100

%
10
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya

= 90% - 100%

2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya

= 80% - 89%

3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya

= 70% - 79%

4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%


Evaluasi pembelajaran 7
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul ini.
Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = --------------------------------------------

x 100

%
10

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

127

127

Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:


1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya

= 90% - 100%

2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya

= 80% - 89%

3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya

= 70% - 79%

4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%

B. Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Test Formatif 1
1. b
6. d
11. d
16. a

2. a
5. b
7. a
12. c
17. a

8. c
13. b
18. d

3. a
9. a
14. a
10. c

4. a
10. a
15. a
20. a

Kunci Jawaban Test Formatif 2


1.
6. d

a
2. c
3. d
4. d
5. d
7. c
8. a
9. d
10. a

Kunci Jawaban Test Formatif 3


1) Langkah-langkah pengukuran komponen:
1. Siapkan alat ukur dan fungsikan tombol slektor sesuai
denganbagian yang akan diukur.
2. Pastikan rangkaian tidak dalam mengalir arus.
3. Perhatikan perbandingan nilai hambatan terhadap beberapa
kondisi pengukuran.
2) Langkah-langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada rangkaian:
a. Siapkan AVO meter, kondisikan slektor pada pengukuran
hambatan.
b. Perhatikan jarum AVO meter selwaktu melakukan pengukuran.
3) Langkah-langkah dalam mengukur transistor du liar rangkaian:
a. Siapkan AVO meter, kondisikan slektor pada pengukuran
hambatan.
b. Perhatikan jarum AVO meter selwaktu melakukan pengukuran

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

128

128

c. Pengukuran diperoleh dua kondisi nilai yaitu nilai maju dan nalai
mundur,karena transistor sesungguhnya komponen dioda.
4) Langkah kerja dalam mengukur tahanan:
a. Siapkan AVO meter, kondisikan slektor pada pengukuran
hambatan.
b. Perhatikan jarum AVO meter selwaktu melakukan pengukuran
c. Cocokan hasil pengukuran dengan nilai terdapat pada pisik
tahanan.
5) Ada, dengan kemampuan mengukur komponen maka kita cepat
cepat menyimpulkan bagian/komponen yang rusak.
Kunci Jawaban Test Formatif 4
1) Langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran
a. Siapkan data hasil pengukuran kondisi pesawat radio dalam
keadaan baik.
b. Siapkan data hasil pengukuran radio tidak dalam keadaan
normal, dengan memutus melepas bagian/komponen sehingga
radio tidak bekerja dengan baik.
c. Lakukan perbandingan nilai, kemudian analisis kemungkinan
kerusakan.
2) Radio di opersikan dengan melepas salah satu komponen/melepas
jalur output dari satu bagian kebagian lainnya.
3) Dapat,

sebab

dari

data-data

pengukuran

diperoleh

besar

tegangan/nilai hambatan yang tidak standar.


Kunci Jawaban Test Formatif 5
1. d
6. b

2. b
7. a

3. a
8. b

4.c
9. d

5. a
10. d

Kunci Jawaban pertanyaan Tugas pembelajaran 6

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

129

129

Uji Coba RF Amplifier


a.

Jalur sisi adalah jalur


yang di lewati oleh sinyal informasi dari suatu pemancar.

b.

Dengan cara rangkaian


tangki L dan C yang berfungsi sebagai rangkaian penala yang akan
meneruskan sinyal frekuensi resonansi yang sesuai dengan
selektivitas rangkaian penala tersebut.

c.

Daerah frekuensi yang


sesuai dengan gelombang pembawa beserta kedua jalur sisi nya
yang mengandung informasi.

Uji Coba Rangkaian oscilator


a. Sebab gulungan sekunder L3 untuk sakelar pemilih pada saat
pertama berkerja (noise relatif sangat kecil) diperkuat oleh TR1 &
dikembalikan melalui gulungan sekunder L3. Primer L3 tersebut
dengan CB, CT2 & C5 merupakan kondensator trimmer untuk
mendapatkan frekuensi resonansi
b. Karena R3 yang berfungsi untuk menetapkan faktor kualitas
rangkaian resonator dengan harga positif.
Uji Coba Rangkaian Mixer
a.

Agar frekuensi RF tidak


masuk, sehingga kerja mixer dapat diamati.

b.

lebih besar dari oscilator

c.

Penyebabnya frekuensi
informasi tidak dapat diterima.

Uji Coba Penguat IF Amplifier


a. 2 (dua) tingkat
b. Penerima semakin positif
c. Frekuensi informasi di pisahkan pada output mixer

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

130

130

Karakteristik Dioda Detektor


a.

Dapat, karena bekerja


lebih efektif

b.

Penting, sehingga kerja


penyeleksian lebih efektif.

c.

Tidak dapat dikuatkan


oleh penguat

Uji Coba Detektor dengan AVC (automatic volume control)


a.

Karena AVC sebagai


pengatur tegangan ( Amplitudo sinyal)

b.

Dalam menanggulangi
variasi sinyal input pada antena secara automatis

c.

Karena oleh kerja R12


dan C11 tegangan negatif ini yang akan bekerja menurunkan atau
menaikan bias R12 & hasilnya akan mengkompensasikan output
pesawat penerima.

Uji Coba Rangkaian Audio Amplifier


a.

Output yang di
keluarkan tidak dapat mengemudikan power amplifier

b.

Sehingga mampu
mengeluarkan output yang dapat mengemudikan rangkaian power
amplifier

c.

Tidak ada, karena


amplifiernya sama

Uji Coba Rangkaian Pwer Amplifier


a.

Power amplifier
konfigurasi simetri complementry menggunakan transistor NPN dan
PNP secara deret push pull amplifier menggunakan trafo OT dan IT

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

131

131

b.

Bias DC pada Transistor


Driver

Kunci test formatif 7


1. Jawaban:
a. Karena komponen Transistor mempunyai batas umur,sehingga
sewaktu-waktu dapat rusak.
b. Jika tidak diganti maka kondisi radio tidak dapat bekerja secara
optimal.
c. Alat yang diperlukan, yaitu solder timah dan atractor.
2. Jawaban:
a. Fungsi dioda zene adalah sebagai penstabil tegangan, juga dapat
dipakai

sebagai proteksi tegangan.

b. Sedikitnya 1 watt untukarus 1 amper.


c. tidak, karena lain karakteristiknya.
3. Jawaban:
a. Dapat kemungkinan sedikit merubah sitim rangkaian
detektornya.
b. Tentu tidak bisa sebab, karakteristiknya tidak sama.
c. Bisa karena batas usia, atau kesalahan tegangan bias.
4. Jawaban
a. Bagian osilator lokal dari rangkaian penala.
b. IF = Frekuensi RF Frekuensi oscilator lokal

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

132

132

BAB IV
PENUTUP
Modul adalah suatu perangkat bahan ajar yang dirancang agar peserta
diklat dapat belajar secara mandiri. Dalam konteks kurikulum berbasis
kompetensi modul memegang peranan penting dimana peserta diklat
berada pada posisi aktif dalam belajar (active learning) dan guru lebih
berfungsi sebagai fasilitator.
Modul

Memperbaiki/Reparasi

Radio

dirancang

agar

setelah

menyelesaikan modul ini peserta diklat memiliki kompetensi dalam


perbaikan/reparasi radio sesuai dengan standar kompetensi nasional.
Materi yang terdapat dalam modul ini mengacu pada kurikulum edisi
2004 untuk bidang keahlian elektronika audio video.
Tak ada gading yang tak retak, sumbang saran rekan-rekan guru sangat
diharapkan agar modul ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan oleh
peserta untuk meningkatkan dan menciptakan
manusia mendatang di

bidang elektronika

kualitas sumber daya


audio video

semakin

meningkat.

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

133

133

DAFTAR
PUSTAKA
Adimas Ari Irawan Th.1993 Bengkel Elektronika, CV Aneka Solo
Wasito.s Th.1986 Teknik Frekwensi Tinggi, Penerbiot Karya Utama
Ichwan Haryadi Th.1988 Radio Transistor dan Tekni
Reparasi,Yayasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Ir.Ourba Tambunan Th.1984 Teknik Audio, Bandung
Ir.Suyatno BSc.E Th.1978 Pesawat Elektronika,Jakarta Depdikbud

Modul ELKA-MR.AM.004.A)

134

134

Anda mungkin juga menyukai