**'+ -f
#,
{
.*+
"4:
LF't
6!fli-Tllt
J{ t*
iGLr+rf
LVT
ia* SlAri
N
F -xH-Y
S'_-.'"
.F
.,
&,.i.'
i*'ff-&
'&
##
tiltlE
&?t?ill &H&
$Ldr{;
11,1
t;t_r
*e5[{iu$
il
BSFt
m,t
*.#s \* -"#
tvifit
t,
w{,1$t&$}tc
RPUSTAKAAN
EARSIPAN
JAWA TIMUR
# ;1i,
,,fli.im
&:::'n
Las dan Pematrian
o Skripta, 2011
Penulis
Mifftahul Munir,
S.Pd.
Editor
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
M. Alaika Salamulloh
Tata Letak
Henzanura
Desain Grafis
Mifftahul Munir, S.Pd.
Editor, M. Alaika Salmulloh
Cetakan 1. Yogyakarta : Skripta Media Creative, 2011
120 HIm. : 77 ,6 x 25 cm
M. Taufik N.H.
Penerbit
PT. Skripta Media Creative
Informasi/Kontak
Penerbit Skripta
Merek Dagang
Seluruh merek dagang yang digunakan dalam buku ini
merupakan hak cipta dari pemegang merek dagang masingmasing.
Kata fengantar
""""""""' ln
Pengantar..........
"""iv
Daftar Isi .............
BAB I HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM PEKERJAAN
""""""""""' 1
PENGEI/.SAN..............
A Yang Perlu Diketahui Sebelum Melaksanakan Pengelasan ..."....'........3
13
BAB rr PENGELASAN DENGAN LAS OXY ASETILEN (l-AS KARBIT) '...'..'......
"""""""""i3
A Pengertian Umum......
""""""""""14
B Peralatan dan Bahan
"""""33
Asetilen
C Proses Pengelasan
"""""""""""'36
D Jenis Nyala Api Las Asetilen'....
"""37
E Teknik Pengelasan Las karbit
"""39
F Pengerjaan Pengelasan".........
Kata
BAB
rII IAS
A
B
C
D
(BRAZING)..........'..
A Penyolderan dan Pematrian
B Macam-macam Penyolderan
Glosarium
Daftar Pustaka.....
Indeks
BAB
.M
rV MENYOLDER
Daftar Isi
""""""""""""54
""""""""""'':56
"""""76
"""""""""'
87
""""87
"""'90
"""""""
113
"'114
"""""""""'
115
ees).
Pada waktu
& Okumura, 2000). Hal ini menyebabkan hampir semua konstruksi bangunan,
peralatan transportasi, industri ataupun mesin-mesin menggunakan teknik las
sebagai penyambungannya.
a).
b).
c).
d).
e).
secara
umum
b).
Las cair
ini kami bahas pengelasan dengan las cair yaitu dengan las dengan
gas ohy asetilen, pengelasan dengan busur listrik, serta penyolderan dan pematrian
yang banyak aplikasi dan penggunaannya di masyarakat dan di sekolah kejuruan
Pada buku
pada khususnya.
I*]Yang
1.
2.
a. Teknik pengelasan
Faktor yang memengaruhi kualitas las pada pengelasan ini adalah
posisi mengelas, bentuk kampuh sambungan, kecepatan mengelas, brander
las yang dipakai (untuk las gas), ukuran elektrode (las busur).
b.
c.
Pengaruh Panas
d.
c.=0
c. = 2-3 mm
s.
= 1-2 mm
c.: jarak logam
s. = 2-6
c. = 2-3 mm
s. = 4-6 mm
(a). I Tertutup
(b). I Terbuka
mm
s.:Tebal Iogam
c.=0
nn
t.=3mm
t.=3mm
s. = 6-26
c.=2-3mm
mm
s. = 6-26
mm
s. = 6-26
Celah
(0
(d). Kampuh Ve
(e). Ve
c. = 2-3 mm
t.=3mm
Ve
mm
- Tumpul
s.
= 12-40 mm
(g). Kampuh Ka
(j). Kampuh U
I Gambar 1. Kampuh
s. = 12-40
mm
(h). Kampuh
Eks
s. = 12-40
mm
NN WN
(k). Kampuht/zLI
Eks
Laa dan,Pematrian
(b). Te Vz -Ye
(c). Kampuh Te -
3.
Ka
(d). KampuhTet/z IJ
a.
Pengelasan besi
1)
Klasifikasi
Bahan logam ferro biasanya mengandung karbon 0 s.d 4,5%o dan
dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
- besi (kadar karbon 0 - 0,008%),
- baja (kadar karbon 0,008 - 2,Oo/o),
- besi cor (kadar karbon 2,0 - 4,5o/o).
pengelasan 7
420"C.
Adapun untuk pengelasan besi igot (besi murni) karena besi murni
dan butiran kandungan Fe yang homogen dan iarang menghasilkan
gas, maka cara pengelasasannya hampir sama dengan pengelasan besi
tempa.
Pengelasan baia karbon
(1). Klasifikasi
Baja karbon: paduan besi dan karbon dengan sedikit Si,Mn,P,s
dan Cu. Sifatnya tergantung dari kadar karbonnya, sehingga dibedakan
menjadi baja karbon tinggi (kadar karbon 0,45 - 1,70o/o), baja karbon
sedang (kadar karbon o.3oo/o - 0.45o/o) dan baia karbon rendah (kadar
karbon kurang dari 0,30%).
(2). )enis las yang dipakai
Baja karbon rendah: baia yang mudah dilas sehingga dapat dipakai
a.
b.
c.
kil atau baja karbon khusus yang mengandung C < 1.5%o, Si >
O.L0/o, dan Mn > O.3o/o
o/o, Si
Baja semi kill atau baja karbon yang mengandung C < I
> 0.010/o - O.1o/o, dan Mn > 0.45o/o - O.Bo/o
Baja rim atau baja karbon rendah yang mengandung C < 0'3 %, Si
< 0.01Y0, dan Mn > 0.25o/o - 0.45o/o
Bala
penggolongan
dimiliki
oksidasi.
kekuatan
ini
adalah
baia
oleh
ienis
takik dan kepekakan terhadap retak las. Kekuatan takik pada baia
ini dapat dipertinggi dengan menurunkan kadar C dan menaikkan
kadar Mn. Baja jenis ini mempunyai kepekakan retak las yang rendah
dibandingkan dengan baia karbon lainnya. Retak las dapat mudah
terjadi pada pengelasan pelat tebal atau bila dalam baia terdapat
belerang bebas.
Laa dan,Pematrian
semua cara pengelasan yang ada. Hasilnya akan baik iika persiapan;-,":
memenuhi persyaratan. Retak las dapat dihindari dengan pemana\a:
awal menggunakan elektroda hidrogen rendah.
Pengelasan baja karbon sedang dan baja karbon tinggi
Baja karbon sedang dan baja karbon tinggi mengandung banr-ak
unsur karbon dan unsur lain yang dapat memperkeras baja. Oleh
karena itu pada daerah pengaruh panas mudah menjadi keras dan
peka terhadap retak. Terjadinya retak dapat dicegah dengan pemanasan
mula (pre heating) dengan suhu tergantung dari kadar karbon pada
bahan tersebut. Untuk mengurangi retak las dianiurkan menggunakan
elektroda hydrogen rendah.
Baja karbon tinggi: karena mudah menjadi keras dan hidrogen
difusi menyebabkan baia karbon tinggi peka terhadap retak las. OIeh
karena itu perlu dilakukan pemanasan mula. Baja ini dapat dilas
dengan Ias busur, tetapi pemilihan elektrode harus diperhatikan (lihat
tabel)
Tabel 1. Pemilihan Elektrode Terbungkus untuk Baia Karbon
E*rre
rl+*
8S
k.5
l{.*!
elettr*d*
'l
*:
t
*,4r-+
-*,#
*tE
Bi,i-lt}* rFt
*..**EFb
i
i #* &lR. llFa
I
i ilki****
*&r *i*{i
C"lS*?S
*t*
gtere*$tE
E3!$*r**E
**
i
I
lti*i
t
5s&
,
a
J**
#eEd*
zl'l t
le
Fc*c***#*
qibt***i}ffi
gFr#iwr *Sr n-!8'*i
pffi#s*qE*I"*
h#ri-** *l*a +i+=r
-!n6$.-s
g}*r*!l*t
**::r*t+a*
9"8**,?*
E$E!4**
E*t****
k ffi**riiiFf
iftffirffi*tk6SS',
t{Es
tu*ffi*S
*rr*it**
F*+
=
*r&&ffi t*":
rlk*r#*t+ABta;
P*ege*e?ie'e
kffi**F+*,t
*rs*E*#
k**li+r*{
+:
irHit--t+6*
tl*
*#1'$*
k*l*:*S*:iff'.
kH*n*:l&*t:
+:
l*
8*.=t*a*
Jas
*ass
***nF*r*&
:#*
ffit*l*
tt*
eaat-*#*
,t5
axf5
lt
*t5
l*t
a*i*+!a*
e,r*l-**tt
k*iffi
M#etS
tu**!*?*#*i
ffii-I**
e*+*t*s i
.a-
tr*s* *.* *i k *** *i{ **+ itad *rd s*ih *e r*i- r#**&!*e h5*.
i!, t**errxtr*r*t*xahtxe*ex*rx&*EF*r4?Et*.rEf*qs$Sii&*.1!l$rfu:*!Sa*:3{**B**-}klF
. *ht* a**F*S****l{t
* ft*rq seA.i:flE- tu
See.=*bw.***
+5- fthx1q1*pr******itt
#*ffi t*x&**r***:"s#F**e#,**#*rf**
.*r Esd*.
i{.
*
*i##*k
r&d** &i}E}** *r*!a!Rai b**: t*#eet*e"
+w+
**gB5&
**- sixfr$ $ift* lfry} {sr * *St&+
+ * i**:*i i***r"
P.qlar
c.
1)
Klasifikasi:
dan
penggunaannya:
Thhan Aus
Tahan Karat
Cr, Ni atau Cu
Thhan Suhu
2)
Tinggi
Cr, W, Mo atau Ti
atau
Jenis las yang dapat dipakai: seperti pengelasan baia karbon
d.
1)
dari 2o/o dengan tambahan unsur lain seperti si, Mn, P, s dan lain
sebagainya. Dalam penggunaan tertentu masih ditambah lagi dengan
Ni, cr, dan Mo. Kekuatan besi cor pada umumnya lebih rendah dari
baia cor, pada tipe tertentu kekuatannya sama baja cor'
2)
Sifat mampu las besi cor dibandingkan dengan las besi dan baja
lainnya lebih rendah. Penyebabnya: (a). Bila teriadi pendinginan yang
cepat akan terbentuk besi cor putih yang keras, getas, dan mudah
patah. (b). Persenyawaan gas CO dari besi cor dan 02 atmosfer las
membentuk gas co yang menyebabkan lubang halus. (c). Tegangan
sisa pada sudut, rusuk dan tempat perubahan tebal menyebabkan besi
cor mudah retak. (d). Bila dipanaskan lama, grafit besi cor meniadi
kasar dan besi cor banyak berisi pasir dan berongga. Elektroda
rid:^
mudah sesuai dengan induknya, sehingga terjadi lubang-lubang
halus.
3)
1.
Proses
pengelasan
terlindung
2.
3.
Las gas
Las suhu Kamar
4.
5.
6.
tr
l*
->
4)
ieu
i
I
I
DFf Ni Ii
DFC NiFe
DFC NiCu
*TC
PFC
CI
Fe
i*
*ix.
{e*tr ti bEa
* xi*. ii],5 maks
$.*,1 *aks
$i*
l.E maks
?.0 maks
$3
?5*35
Sisa
5)
pengelasat
'l
eat*taa:
* :
*;
4:
&*it s+k*!i
BE:t
H*r*s;
beift
**cs"
*_-__
irJ
\j
{r} *****k1ry*i*:q-
i5*?* xr*
:i
{* Il&*k*t*rt*x-
untuk pengelasan besi cor dan bentuk alur untuk pengelasan reparasi
besi cor.
tanpa adanya bahan tambah. Ikatan dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai
ikatan metalurgi.
i,
B:
(1).
(2).
(3).
(4).
(5).
(6).
(7).
(B).
(9).
1.
Brander Listrik
Regulator
Gas Asetelyne
Gas Oksigen
Katup pengaman
Kaca Mata Las
Tang Penjepit
(10).
(11).
(12).
(13).
Palu Besi
(14)
(15)
( 6).
(17)
(18)
Pakaian Kerja
SarungTangan
Sumber Api
Pembersih Brander
KunciTabung
Sikat Baja
fi frilil
$
r
d**.**
$ *#eq
(02)
pada bagian brander ini dilengkapi penyetel baik penyetel gas karbit maupun
oksigen. Penyetel ini juga berfungsi untuk menyalakan dan mematikan busur
api las karbit serta sebagai katup pengaman pertama bila terjadi aliran balik
busur api. Pada ujung brander dilengkapi torekh. Torekh memiliki ukuran dan
kecil sampai ukuran besar. ukuran yang terdapat pada torekh menunfukkan
ukuran tebal pelat yang dapat disambung. oleh karena itu, torekh yang terdapat
pada brander dapat dilepas dan diganti dengan ukuran yang sesuai dengan
ukuran tebal pelat yang akan disambung.
Berdasarkan macamnya brender las ini ada 2 macam yaitu brender las
dan brender las potong. untuk penampang brender las terdiri dari tiga bagian
besat yaitu pucuk/moncong, saluran nosel, dan tangkai/gagang. Adapun
menurut sistem pencampuran gas oksigen dan asetilen yaitu jenis injector dan
ienis pencampuran. Ienis injector dipakai untuk pengelasan dengan tekanan
asetilen yang rendah, misalnya pada pengelasan yang menggunakan gas asetilen
pada tangki karbit. oksigen yang mengalir melalui injector pada kecepatan
yang tinggi menyeret gas aserilen yang terdapat disekeliling dinding iniector,
sedangkan jenis pencampur dipakai untuk pengelasan dengan tekanan asetilen
yang tinggi yang terdapat pada botol asetilen.
?*fe *9
i&fr{e?}&*
{prr6B
*-,'.*
+r r0[r4
r(d,t
;*r;g. *ggag-j
:tts$3trI! e4
ii
]i
i*&-t,"*
,EiX*W
Flgl,{i*t
,ii#
r*^e
e.*4 /4.**
f;"9.,.-4.**. $/.4.
fw*le*ft,*t1
1
ft&.t.*z**
*3&4.
gas
Karbit)
'a
pipa ketiga untuk saluran gas oksigen. Selain itu, uiung pembakarnya berbeda
dengan ujung pembakar untuk mengelas. Setiap pembakar pemotong
mempunyai alat pemegang pipa penghubung dan kepala pemotong. Pada
kepala pemotong dipasang mulut pemotong. Pada mulut pemotong ini terdapat
pemotong
sebuah lubang kecil untuk pemanasan pendahuluan, panjang mulut
untuk pekerjaan tertentu berbeda dan terdapat iuga bentuk uiung pemotong
lengkung. Perbandingan campuran gas asetilen dan oksigen berbeda untuk
keperluan pemanasan pendahuluan dan untuk keperluan memotong. Logam
yang akan dipotong lebih dahulu dipanaskan dengan nyala api pemanasan
pendahuluan, kemudian dengan nyala api gas oksigen bertekanan tinggi,
maka bagian yang telah dipanaskan tersebut kemudian dipotong. Pemotongan
terjadi karena hembusan gas oksigen pemotong melalui lubang di tengahatau
tengah nyala api pemanasan pendahuluan. untuk logam yang berkarat
kotor ataupun logam tebal memerlukan pemanasan yang lebih lama'
Hubungan Tebal Pelat, Tekanan Gas, dan Ukuran Pembakar
Ketidaksesuaian pada pemakaian ukuran pembakar dan tekanan gas terhadap
ukuran pelat yang akan dilas atau dipotong akan mempersulit pengerjaan dan
memengaruhi kualitas dan hasil akhirnya. oleh karena itu, dalam melaksanakan
0001234s67
00-1 00-1 1-7
1"7
1'?
\-?
1-7
7'7
l'7
0,40,8r,51,5356810
6-10
6-10
12
13
0.483
0.518
2A
t1
17
20
20
0,621 0,60
a,823
0',069
0,483
Tabel 6. Hubungan antara tip/nosel dengan tebal pelat dan tekanan keria
1.
0-5-1
2,5
2.
t-2
2,5
7-4
4-6
2,5
J.
4.
2,5
bar = 1'o'kg/cmz
;
t
Perhatian:
Jangan melepas atau memasang moncong dalam keadaan panas, gunakan
kunci yang tepat
2.
Regulator
Seperti istilah pada umumnya regulator adalah alat pengukur atau pembatas
ukuran. Pada las karbit ini regulator berfungsi untuk mengukur tekanan gas
pada tabung dan membatasi tekanan gas yang keluar dari tabung, baik oksigen
maupun karbit.
Tekanan kerja pada tabung oksigen dan asetilen sangat tinggi tetapi tekanan
dibutuhkan pada brender cukup rendah (tekanan kerja) maka untuk
gas yang
asetilen diberi warna merah atau kuning. Skala tekanan manometer isi untuk
untuk botol oksigen berkisar antara 0 s/d 250 atm untuk tekanan asetilen
berkisar antara 0 s/d 25 atm, sedangkan tekanaa tgTg-pa+apksigen 0 s/d
...:
r .
{ rl.
'.:. I
. - i ,, j r'.,or,,o;
-(, rr:it&;.qi4
u- ,;. I
.
3rn rvit:*:i
.g
Karbit)
"-ffi
ffiffi
Penting
Semua ulir untuk botol olsigen mempunyai ulir kanan, sedangkan untuk ulir
3.
Gas
karbit (asetilen)
karbit banyak digunakan dalam pengelasan busur cair gas daripada bahan
bakar lainnya. Hal ini dikarenakan gas karbit memiliki banyak kelebihan di
Gas
antaranya:
(a). Gas karbit mudah dibuat dan tidak beracun. fika dihisap untuk mengenali
dari baunya tidak berbahaYa.
3.200 0c
3,100
2.500 0c
237A oC
2.2AA oC
- Gas Karbit
Udara - Gas Coal
Udara - Gas Propana
2.450 "C
Udara
1.871 0C
1.750 0C
KETERANCAN:
1. Pemumi gas
2. Penunjuk tekanan
3. Katup satu arah
4. Katup pemasukan air
1
{ 5.
" 6.
7.
8,
9.
Penyeimbang tekanan
Ruang pembentuk gas
PengelasanDenganLasoxyAsetilen{LasKarbit},M
KETERANGAN
Katup karbit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Katup pengaman
Kunci air
Keran cerat
Asetilen
Pengaduk
Ruang karbit
Manometer
Ruang gas karbit
Gambar 9. Ilustrasi pembuatan gas asetilen dari karbit dengan sistem celup
Cara pembuatan gas karbit (asetilen) ada tiga cara, yakni sistem tetes, sistem
cebur, dan sistem celup. Dari ketiga sistem tersebutyang dianggap paling efektif
adalah sistem tetes. Asetilen diperoleh dengan cara mereaksikan CaC, (kalsium
karbita) dengan air. Karbit atau CaC, adalah senyawa kimia antara CaO (kapur)
dan C (karbon). Dengan demikian, gas asetilen adalah gas hidrokarbon yang
diperoleh dari unsur kapur, karbon, dan air. Reaksi kimia yang teriadi adalah:
Ca.C,
Ca.C,
2.HrO
Air
Panas
--...--.+
Batu Karbit
Kapur Terguyur
Ca(oH),
C,H,
HrO
6
WM
Gas Karbit
Ca(OH),
!o
Batu karbit 1 kg dapat menghasilkan gas karbit sekitar 250 - 300 kg gas.
Pada tabung gas karbit (asetilen) yang dipasarkan berisi 40 liter dengan tekanan
15 bar. Tabung gas karbit tidak boleh kena panas, karena jika terkena panas
hingga suhu di atas 100"C pada tekanan 2 bar dapat meledak. Asetilen tidak
berwarna dan berbau. Hal ini disebabkan karena terdapatnya kotoran belerang
dan fosfor. Asetilen merupakan gas yang sangat mudah terbakar dan meledak
akibat kenaikan tekanan dan temperatur, terbakar dan meledaknya gas asetilen
iuga disebabkan oleh faktor lain, di antaranya adalah kotoran, katalisator,
kelembaban, sumber penyalaan, dan kualitas tabung penyimpanan.
Batu karbit (Calsium carbide) dapat diperoleh dengan cara memanaskan
atau melebur batu kapur (Ca) dan arang (C) dalam tungku listrik, reaksi
kimianya:
Ca.O+3C---r"Ca.Cr+CO
Asetilen juga disediakan pada tabung-tabung arau botol yang terbuat dari
bahan baja yang berfungsi sebagai tempat penyimpan gas asetilen pada tekanan
tertentu. Di dalam tabung aserilen terdapat beberapa alat, misalnya bahan
berpori seperti kapas sutra riman atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap
aseton, yaitu bahan asetilen dapat larut dengan baik dan aman di bawah
pengaruh tekanan. Penyimpanan asetilen dalam tabung relatif aman jika tidak
terjadi kebocoran atau tidak terkena suhu yang tinggi. untuk mengantisipasi
bahaya yang timbul maka pada bagian bawah tabung diberi sumbar pengaman
atau sumbat lebur. Sumbat pengaman akan meleleh dan sumbat yang ditutup
akan bocor apabila sumbat pengamannya bersuhu 100oC, jika botol suhunya
berlebihan sumbat akan bocor dan gas asetilen akan keluar dari tabung
sebelum tabung meledak. Panas dari tabung asetilen dapat disebabkan oleh
proses pengeluaran atau penggunaan gas asetilen yang berlebihan, di mana
pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750literljam. Seperti tabung oksigen
tabung asetilen berisi 40 - 60 liter gas asetilen tetapi bentuknya gemuk dan
lebih pendek yang biasanya berwarna merah dan tekanan isinya sampai 1 kg/
cm2
Xartit)
4.
Gambar
10.
Gas oksigen
t*
Botol oksigen adalah suatu botol yang terbuat dari baha* Ufi VuntS
,4
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen denffi te1aian keria
tertentu. Tabung oksigen biasanya berwarna biru atau hitam ddn rilempunyai
katup atau pembuka katup berupa roda dengan baut serta mur pengikatnya
adalah ulir kanan. Pada bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator.
Gas yang terdapat dalam tabung baia ini mempunyai tekanan yang cukup
besar.
Udara bebas yang sehari-hari kita hirup sebagian besar terdiri dat\ 77o/o
nitrogen dan 23o/o oksigen, di mana oksigen dapat dipisahkan dari udara
bebas dengan proses elektrolisis atau dengan cara mencairkan udara bebas
kemudian diuapkan lagi karena antar kedua unsur antara oksigen dan nitrogen
mempunyai titikdidihyangberbeda, yaitu oksigen -183"C dan nitrogen -196"C.
Karena perbedaan titik didih yang sedikit ini maka sulit diperoleh oksigen
murni. Oleh karena itu, untuk memperoleh kemurnian yang tinggi diperlukan
pemurnian. Oksigen yang telah dimurnikan dikompresikan ke dalam tangkitangki baja dengan tekanan kerja 15 kg/cm'? sampai 30 kg/cm'' Pada saat akan
digunakan oksigen cair perlu diubah menjadi gas yang disebut gasifikator atau
dengan pompa plunyer. oksigen yang diubah meniadi gas akan mempunyai
22
we
'Iasdan'":":
tekanan yang lebih besar dan dapat disimpan dalam tabung-tabung baja. Dari
tabung baja ini dapat diketahui kemurniannya dengan alat Oxygen Puriry Test
dan untuk penghematan, kecepatan, dan efesiensi kerja pada waktu pengelasan.
Apabila kadar oksigen kurang dari 9Oo/o, bahan seperti baja akan sukar sekali
dilas. Kadar oksigen yang misalkan hanya 8B% saja tidak dapat dipakai untuk
mengelas baja, bahkan perbedaan kandungan oksigen yang hanya O,5o/o saja
akan menghasilkan perbedaan pada hasil pengelasan. Jadi kadar oksigen harus
tetap tinggi untuk mendapatkan suhu pengelasan.
Oksigen di pasaran biasa dijual dengan isi 40 liter dengan tekanan: 125
bar, 150 bar dan 200 bar pada suhu 15"C. Pemakaian oksigen = volume tabung
Tekanan kerja yang dipakai pada gas oksigen antara 3-4 bar dan untuk
gas karbit pada pembakar besar 0,5 - 0,6 bar, sedangkan pada pembakar kecil
berkisar 0,3 - 0,4bar.
5.
mudah meledak. Gas karbit lebih ringan daripada udara, oleh karenanya
tidak boleh bocor. Selanjutnya logam yang bersentuhan dengan gas karbit,
kandungan tembaga (Cu) tidak boleh lebih dari 70%.
Karbit)
ffi
$ari Pengatur
1
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Sambungan slang
Katup pengaman
sulutan balik
Perintang api (terbuat
dari baia yang berporipori dan anti karat).
Ruang antara
{lu$
o
Ke Pembakar
6.
Kacamata las
Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur api yang
dihasilkan dari las karbit. Dengan demikian, mata kita tidak cepat lelah dan
pedih serta melindungi mata dari radiasi ultra violet, logam cair, dan percikan
api. Di samping itu, dengan menggunakan kacamata kita dapat melihat dengan
jelas logam yang dilas sudah mencapai titik lebur. Sehingga kita dapat dengan
mudah menentukan kapan harus menyambung pelat tersebut dan kapan pula
ff"",
7.
Tang penjepit
v-- L
Sarung tangan
Dengan memakai sarung tangan kita akan lebih aman dari percikanpercikan api dan logan yang sedang dilas. Tentunya dengan rasa aman yang
tinggi akan membantu kita dalam mencapai kesempurnaan kinerja, sehingga
akan menghasilkan pengelasan yang baik.
9.
Sumber api
Dalam menyalakan busur api kita memerlukan sumber api. Sumber api
dapat berupa bara api, korek api, dan lain-lain yang dapat menghasilkan
percikan api. Perlu diketahui bahwa gas karbit dapat menyala hanya dengan
percikan api dan tidak harus api yang menyala.
l{arbft}
ffi
10.
Palu besi
oleh arang pada torekh (ujung brander). Arang yang terbentuk disebabkan
karena busur api yang terbentuk kelebihan gas karbit. Dengan menyiapkan
jarum pembersih brender yang bervariasi besarnya akan memperlancar
prosesnya pengelasan.
Untuk membuka dan menutup tabung gas karbit dan gas oksigen kita
memerlukan kunci tabung. Bentuk kunci tabung bermacam-macam, ada
yang berbentuk palang dan ada yang berbentuk lurus. Besar penutup tabung
juga bermacam-macam, sehingga kita harus tepat dalam memilih kunci yang
dipakai. Pemakaian yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan penutup
tabung. Selama proses pengelasan hendaknya kunci tabung tetap menempel
pada penutup tabung gas karbit. Dengan demikian, ketika terjadi kebocoran
gas bisa segera diatasi dengan menutup tabung secepatnya.
13. Sikat baja
Selesai proses pengelasan biasanya permukaan menjadi kotor oleh arang.
Bersihkan dengan menggunakan sikatbajabaru kemudian lapisi bidangpengelasan
dengan cat atau minyak untuk menghindari terf adinya proses korosi.
',irr',,
:|;i
Sie!*F$
?.aAliry*
Ani{t*4e
L4l!&t4!q&r
?ff}sIt Ja*ks
},}*"ne{tt Sr*df
&,**-&ei8#
'4$&!!s!
tS6eil* 6#,a{
Lnd@
Ass
ll*eft Fsrf*
1ryd!{}ur
{E
15
l-*alr*$|ffi
16. Penjepit/ragum
Digunakan untuk menjepit benda kerjayang akan dilas ataupun membantu
agar benda yang dilakukan pengelasan tidakt berubah posisi sehingga hasil
pegelasan maksimal.
\7. llatpengukur
Digunakan untuk mengukur dan memberi tanda pada benda keria.
Besi
Besi kasar
Las cair
Las
Besi
karbon rendah
Besi galvanis
patri
Las cair
Baja lunak
HI-BOND manganese
Baia lunak
Las
patri
HI-BOND manganese
Las
paui
HI-BOND manganese
Baia karbon
Baia karbon rendah (bafa lunak)
I,as cair
[,as
HI-BOND manganese
Las cair
Baia super
tas patri
Perunggu nikel
Las cair
Band saw
Las
patri
patri
Perunggu nikel
Baja perkakas
las cair
Baja perak
l,as patri
Perunggu nikel
Las cair
Baja tuang
Plain karbon
l,as
Paduan rendah
patri
las cair
I^as
patri
HI-BOND manganese
Band saw
Perunggu nikel
Besi tuang
Besi tuang abu-abu
Malleable iron
Baja tegangan
las cair
Besi tuang
t as patri
HI-BOND manganese
patri
HI-BOND manganese
Las
tinggi
Umum (general)
l.as cair
Baja super
Baja tegangan
Urnum
Las cair
Molibdin
Las cair
Baja mangan
Las cair
[^as
cair
I,as
patri
l.as cair
[,as
patri
las cair
Ias cair
Perak nikel
las cair
Perunggu phosphor
l,as cair
Perunggu aluminium
las cair
Las cair
Aluminium mangan
Las
Las cair
Alurninium magnesium
Las
patri
patri
Aluminium
Aluminium brazing
Aluminium
Aluminium brazzing
[,as cair
Aluminium
Monel
Las patri
Aluminium brazing
Inconel
Las calr
Aluminium
Logam lain
Timah (timbel)
las cair
Magnesium (pelat)
l"as cair
Elektron
Magnesium (tuang)
Las cair
Elektron
Las cair
Everdur
Las cair
Las
Cusilman
patri
Las cair
Las patri
Besi
Besi kasar
Las cair
Tidak pakai
l,as patri
Las cair
Tidak pakai
patri
Ias patri
Las
Besi galvanis
Baia karbon
Baia karbon rendah
Las cair
(baia lunak)
Las
Las cair
Las
patri
Las cair
Las
Baja perkakas
patri
patri
Las calr
las patri
Baia tuang
Plain karbon
las cair
1as
Paduan rendah
patri
dan kuningan
Las cair
]embaSa
las patri
I.as cair
Besi tuang
Besi tuang
Besi tuang abu-abu
patri
Perunggu
las patri
perunggu
l"as
Malleable iron
Saia tegangan
Umum
Las cair
Molibdin
Las cair
t(arrar}
ru
Bala mangan
Las cair
Las cair
Las
patri
Las cair
Las
patri
Muntz metal,tobin
bronze,naval brass
Las cair
Spring, admiralty,yellow
Las cair
Perak nikel
Las cair
Perunggu phosphor
Las cair
Perunggu aluminium
Las cair
Tembaga dan
brass
aluminium
Aluminium dan paduan aluminium
Aluminium murni
Las cair
Aluminium mangan
Las
Aluminium silicon
Las cair
patri
Aluminium
Aluminium brazing
Aluminium
magnesium
Aluminium magnesium
Las
patri
Aluminium brazzing
Las cair
Monel
Las patri
Aluminium brazing
Inconel
Las cair
Inconel
Logam lain
Timah (timbel)
Las cair
Magnesium (pelat)
Las cair
Elektron
Magnesium (tuang)
Las cair
Elektron
Las cair
Everdur
Las cair
Las
cusilman
patri
Las cair
Las
.C
patri
1. Tempatkan botol
asetilen
2.
3. Kran masing-masing
botol
buka sebentar lalu tutup kembali. Hal ini dilakukan agar lubang ulir bebas dari debu atau
kotoran (gambar 22).
4.
5.
6.
Las
dar Pemati{an
7.
g.
a.
Kran pembakar
oksigen
dibuka sedikit.
b.
Kran pembakar
asetilen
c.
d.
Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan gas karbit. Batas nyala
ketiga kerucut yang teriadi tidak ielas. Penerapannya untuk pengelasan baia dengan
karbon (C) tinggi, tuang kelabu, tuang temper dan untuk paduan logam ringan.
Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan oksigen. Pada nyala api
oksidasi terlihat dua kerucut, dan kerucut bagian dalam pendek berwarna biru
pucat sampai ungu. Pada nyala api oksidasi ini biasanya terdengar suara berdesis.
Nyala api oksidasi menimbulkan terak, gelembung gas (seperti busa sabun), kecuali
pada logam kuningan. Kegunaannya untuk pengelasan kuningan dan pemotongan
logam.
Nyala api netral terbentuk karena campuran gas karbit dan oksigen yang
seimbang. Nyala api netral terdapat dua kerucut dengan batas yang cukup jelas.
Kerucut dalam berwarna putih bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening.
Pada nyala api netral terjadi reaksi pembakaran dua tingkat, yakni:
2CO + H,
(1). Kerucut dalam: CrH, + O, +
(2). Kerucut luar: 2CO + Or......+ 2C,
2H2O
(3).H, + O,+Nyala api netral digunakan untuk mengelas baia, tembaga, seng, dan nikel.
,rofi
tt'6
I#f
tr6a
$ults *Fi
tt{d
lafd
eFdS
{r*e*g*k*idasi}
ud*re
* d*ri
trtSt
{rn*r+duk+*}
Keterangan Cambar 9:
Baja karbon
Sedikit karburasi
Tidak perlu
NetraI
Perlu
Oksidasi lemah
Perlu
Perunggu
Nikel
Karburasi
Tidak perlu
Nikel
Paduan Ni-Cu
Netral atau
Karburasi lemah
Tidak perlu
Monel
Tembaga
Netral
Tidak perlu
Tembaga
Perunggu
Netral atau
Oksidasi lemah
Tidak perlu
Perunggu
Kuningan
Oksidasi
Perlu
Kuningan
Dalam las karbit ada dua teknik pengelasan yang biasa dipakai, yaitu dengan
arah maju atau arah ke belakang.
1.
Karbit)
'M
id*L
rrliRdung
ri-:.il.i.:.
dsk r*rtifldir{}
F*rnbaks:
?{*tcl41
P*rrr*ek*r
K**'*f
r Gambar
2.
t*st+**elr'!*
.{} q5S**
ii t r }i i Ei"rrn+
ULJLJLJL.}
,t\(\tsltt\ffi
i
F*+:i:+*sr
,tffrtr{ffffru
Ll*fuesr*
5x*q6i*c**
re+eYsl*i13it
Baik teknik las maju maupun mundur jika posisi benda lasan mendatar
tidak begitu meny'ulitkan. Pada teknik pengelasan arah mundur dengan posisi
di atas kepala, pinggiran jalur sambungan harus dileleh lebih awal dengan baik
dan kawat disodorkan benar-benar tembus keatas.
,F ,j Pengerjaan Pengelasan
Apabila beberapa langkah persiapan pengelasan di atas telah dilakukan maka
dapatlah dimulai pekerjaan mengelas atau memotong.
a.
Las cair
Las cair adalah proses pengelasan
b.
Xarbit,
tidak ikut mencair. Bentuk sambungan dan tebal lapisan patri sama
dengan las cair (gambar 34 )
C.
ffi
yang dimaksud dengan beban statis adalah beban tetap tanpa bertambah
misalnya balok
atau berkurang dalam kondisi berfungsi atau tidak berfungsi,
beban sekali
besi penyangga pada konstruksi bangunan' Ia hanya menerima
beban hanya
saja secara tetap. Kalaupun ada penambahan dan penguranSan
sedikit, sehingga tidak berpengaruh dan dapat diabaikan'
pertambahan
Beban dinamis adalah beban yang berubah-ubah dengan
Misalnya
dan pengurangan yang cukup besar dalam kondisi yang tak tentu.
pengangkat'
besi penyangga pada konstruksi iembatan atau pada alat
a.
Las alur I
Las
Las
Pada sambungan ini terdapat celah antara pelat yang akan dilas.
Lebar celah bergantung pada ketebalan pelat (lihat gamb ar 3Z).
b.
Sambungan V -tunggal
Sambungan v-tunggal dapat juga dibuat terrurup dan terbuka seperti
ditampilkan gambar 3B dan gambar 39.
Karbit)
ffi
c.
Sambungan V-ganda
Gambar 40 dan 41 berturut-turut memperlihatkan sambungan V-ganda
rertutup dan terbuka. Sambungan ini lebih kuat daripada sambungan Vtunggal, sangat baik untuk kondisi beban statis maupun dinamis serta dapat
menjaga perubahan bentuk kelengkungan sekecil mungkin. Sambungan
ini dipakai pada ketebalan 1B mm 30 mm.
d.
e.
Sambungan U-tunggal
f.
Sambungan U-ganda
g.
Sambungan l-ganda
h.
Sambungan ini sangat simpel, murah, dan mudah (gambar a8). Bila
sambungan ini diperlukan untuk menahan tekanan berat, maka pengelasan
harus dikerjakan pada kedua sisi permukaan.
Sambungan-T
1)
2)
r
3)
4)
Dipakai untuk beban tekan yang lebih besar daripada las rusuk,
tetapi tidak untuk mengganti sambungan dengan las-T dengan alur
V-miring ganda. Sambungan ini digunakan untuk ker
lat 25
mm atau lebih. (Gambar 52)
Xartit}
^'ffi
J-
tunggal
s)
Sambungan sudut
Sambungan sudut dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu:
1) Sambungan
sudut raPat
dua sisi.
k.
Sambungan tepi
Sambungan ini hanya cocok untuk tebal pelat kurang dari 3 mm.
Perembesan yang sempurna tidak mungkin dapat dicapai. Sambungan ini
hanya digunakan untuk menahan beban kecil dan tidak digunakan unruk
tegangan yang besar (gambar 57).
I.
Sambungaan flens
Sambungan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dilas pada satu
sisi (gambar 58) atau dilas pada kedua sisi, untuk ketebalan pelat lebih dari
3 mm (gambar 59). Sambungan ini lebih kuat dibanding cara sambungan
La* dan'Psnratrian
Dalam pembahasan las busur ini dibatasi dengan las busur dengan elektrode
terbungkus, karena cara pengelasan ini banyak digunakan.
Banyak sekali macam pengelasan yang menggunakan las busur listrik pada
industri logam ataupun dalam bengkel-bengkel pengelasan, dalam praktiknya yang
paling banyak digunakan adalah:
- Las busur dengan electrode berselaput fluks
- Las busur gas TIG (Tungsten Inert Gas)
- Las busur gas MIG (Metal Inert Gas)
- Las busur rendam (Submerged)
1.
pada masa ini. Dalam cara pengelasan ini digunakan kawat elektroda logam
yang dibungkus dengan fluks. Dalam gambar 2.1 dapat dilihat dengan ielas
bahwa busur listrik terbentuk di antara logam induk dan uiung elektroda.
Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut
mencair dan kemudian membeku bersama. (Wiryosumarto & Okumura,
2000).
Hr*
*!Fd
glrPilr
trds
fildiltr
dG
Keterangan:
a). BendaKerja
b). Kepompong l,asan
c). BusurCahaya
d). Elekrode
e). ThngElektroda
0. Mesin Las
C). Kabel Penghubung
h). Hubunganpada
benda keria
Las
daf Pematrian
terjadi. Secara umum dapat dikatakan bahwa logam mempunyai sifat mampu
las tinggi bila pemindahan teriadi dengan butiran yang halus. Adapun pola
pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus juga oleh komposisi
dari bahan fluks yang digunakan. Selama proses pengelasan bahan fluks yang
digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan membentuk terak yang
kemudian menutupi logam cair yang terkumpul di tempat sambungan dan
bekerja sebagai penghalang oksidasi. Dalam beberapa fluks bahannya tidak
dapat terbakar, tetapi berubah menjadi gas yang juga menjadi pelindung dari
logam cair terhadap oksidasi dan memantapkan busur (Wiryosumarto &
Okumura,2000).
IEIAT
fBLttr
ms
HIIAL ltao
[01[]tftto suts
8tI0
$tt0
ut8fltPrtIt
}@4,..r@
b
edi'l
e,@4
Busur listrik yang terf adi di antara elektroda dan bahan dasar (henda kerja)
akan mencairkan elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang
turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawat las, busur listrik, dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap
Lletr*
Ire
pengelasan fluks akan mencair membentuk terak dan menutup cairan logam
lasan. Selama proses pengelasan fluks yang tidak terbakar akan berubah
menjadi gas. Terak dan gas yang terjadi selama proses pengelasan tersebut
akan melindungi cairan logam lasan dari pengaruh udara luar (oksidasi) dan
memantapkan busur listrik. Dengan adanya fluks, pemindahan logam cair
elektroda las menjadi lancar dan tenang.
Mesin las busur dengan arus AC banyak digunakan. Dengan arus AC/
bolak-balik maka tidak ada kutup positif dan kutup negatif. Mesin las arus
AC menggunakan tegangan rendah dan arus tinggi, misalnya 30 V dengan 180
A. Jika mengambil dari jaringan listrik PLN, digunakan transformator untuk
menurunkan tegangan. Pada mesin las arus AC, busur listrik yang ditimbulkan
tidak tenang, sehingga untuk awal penyrlutannya lebih sukar daripada mesin
las arus DC. Oleh karena itu, dalam penggunaannya mesin las AC lebih cocok
menggunakan elektrode terbungkus (dengan fluks) dan lebih ekonomis apabila
idigunakan untuk pengelasan pelat tipis.
2.
lnert
Gas)
tidak berfungsi
sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas pengelasan. Elektroda
wolfram yang mempunyai titik cair tinggi (3.8009c), tidak ikut mencair pada
saat terjadi busur listrik.
IDffia r*liDtr
OEI!:G
-+tLTIT'GSTEI
EJgC?FODE CABIJ
teESB C{TII T
iic6E
I.'TT
ELETFODE
dan didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda, wolfram dengan
bahan dasar.
3.
Las busur
$flftt
sil.fl
ftEU?80il8
sflrH_$rfi8
Listrik
M
Pada las busur MIG, digunakan kawat las yang sekaligus berfungsi sebagai
4.
Las listrik busur rendam (submerged) pada umumnya otomatis dan semi
otomatis menggunakan serbuk fluks sebagai bahan pelindungnya dari pengaruh
udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar berada
dalam timbunan fluks serbuk sehingga sinar las yang dikeluarkan seperti pada
listrik yang Iain tidak keluar sehingga operator Ias tidak perlu menggunakan
kacamata pelindung. Pada waktu pengelasan fluks yang digunakan akan
mencair dan membeku menutupi lapisan las, dan fluks yang telah digunakan
dapat dipakai lagi untuk fluks setelah dibersihkan dari terak las.
las
i B ,Instalasi
Las Busur
Listrik
Dalam hal arus bolak balik (AC) tidak terdapat masalah mengenai polaritas,
namun dalam hal pemakaian arus searah (DC) maka polaritas harus benarbenar diperhatikan sebelum mulai pengelasan. Sebab, pemakaian polaritas yang
berlawanan dengan yang seharusnya dipakai untuk jenis elekroda tertentu, akan
mengakibatkan buruknya hasil pengelasan.
Terdapat dua jenis polaritas, yakni yang lazim disebut polaritas lurus (straight
polarity) dan polaritas terbalik (reuerse polarity).
1.
las
2.
PSI,d.Iil?iS
Polarites
Is!* t
Straisht gslrri{y
@
f,:f r r--I
PGsjrsit
l*
Teghi ls
Tnltrj ts
arus AC tidak terjadi pengutuban karena arah arus bergantian secara periodik
sehingga panas yang dihasilkan dibagi merata antara elektrode las dan benda
kerja.
a.
ini memerlukan
il
ldnr* .*rtain
b.
c.
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin arus bolak-balik dan
arus searah. Dengan mesin ini lebih banyak kemungkinan pemakaiannya
karena arus yang keluar dapat dipilih AC atau DC dengan hanya mengubah
posisi handle pada mesin tersebut.
Pelengkapan las
a.
Kabel las
aliran arus listrik yang besar serta tidak mengganggu dalam instalasi
(amper)
Sampai 20m
35m
50m
7Om
100
'r1
27
21
33
150
_lJ
JJ
33
43
200
JJ
]J
43
53
250
33
J.)
53
67
300
43
43
67
B5
350
]-l
53
B5
ta7
400
)J
53
B5
450
67
67
107
500
D1
67
107
550
67
67
to7
600
85
B5
10?
b.
listrik
Klem massa untuk menempel pada benda kerja biasanya dibuat bentuk
penjepit benda kerja dan juga ada yang dibuat menempel yang terbuat dari
magnet yang bisa menempel pada benda kerja.
Listrik
*ffi
d.
? -
r r-':*,sf
\ 4-p
fur
r
f.
3.
*r'*"; ****a-r
;.
i.j*
{tf,,e}&.
&;aq{t46's'q4a*paq,:
bit.
'W.&lHF*;;*9.
lis;.,lir.r'&:.Xi,
Perlengkapan pelindung
melindungi pekeria terhadap
radiasi infra merah, ultra violet, percikan logam maupun
panas yang ditimbulkan dari
pengelasan itu sendiri.
ttefli*.q.l'*
,iie*r:fl,Jtri,
re**ar-qPe.
a.
*affi@
l}sratu{Wtuf}
BusurGahaya (Arc
l*e#ie4flL,ab tJo*
6l
&
\J
r
6 danT
Sampai 30 Ampere
30 - 75 Ampere
10
75 - 2O0 Ampere
l2
1.4
f**,
t,"d
r1
Gambar 75.
C.
Pakaian kerja
Digunakan untuk melindungi tubuh pekerja, dalam hal ini terdiri dari
sarung tangan dari kulit, baju las, dan sepatu las
d.
Kamar las
Kamar las digunakan dengan tujuan keselamatan orang lain agar tidak
terganggu dengan cahaya las, di mana kamar las harus tahan api baik
XLlli\-ffi
I
4.
Gambar 77. kamar las bi lik yang dapat dipindah dan tertutup
Elektroda pengelasan
dalam kaitan dengan hubungan listrik pengelasan dibagi menjadi dua, yaitu
elektroda yang langsung habis terpakai biasanya dipergunakan pada pengelasan
busur nyala terlindung (SMAW) dan elektroda yang secara tidak langsung habis
terpakai, misalnya tungsten electrode dari gas tungsten arc welding (GTAW)
(Sriwidharto, 1996).
Menurur Amstead dkk (1997) dikenal tiga jenis elektroda logam, yaitu
elektroda polos, elektroda fluks, dan berlapis tebal. Elektroda polos terbatas
penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baia lunak. Biasanya
digunakan polaritas langsung. Mutu lasan dapat ditingkatkan dengan
memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu
melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan'
Akan tetapi kawat las berlapis merupakan yang paling banyak digunakan (95
o/o) p ada berb agai proses pengelasan komersil'
a.
Klasifikasielektroda
1)
Elektrode polos
Sesuai dengan namanya elektrode polos adalah elektrode yang
tidak menggunakan fluks, sehingga hanya berbentuk kawat yang
ini tidak
dapat mencegah
2)
Elektrode inti
Berbeda dengan elektrode polos, elektrode inti adalah kawat
yang di tengahnya terdapat inti yang berfungsi sebagai fluks. Percikan
yang ditimbulkan elektrode ini relatif sedikit dibanding elektrode
polos. Elektrode ini tidak tahan terhadap lembab. Hasil pengelasan
mempunyai kekuatan yang cukup tinggi, tetapi pada daerah lasan
3)
ElektrodeTErbungkus
tUffi
ffi
ffi
00ona
satu angka terakhir menuniukkan ienis arus (AC/DC), bahan fluks,
polaritas dan penetrasi yang dihasilkan (lihat tabel).
angka kedua dari belakang menuniukkan posisi pengelasan (lihat
th
t_
tabel).
Angka ke 4 danke 5 dari belakang menunjukkan kekuatan/kekuatan
tarik (lihat tabel).
Huruf E di depan menyatakan elekrode digunakan untuk busur
listrik.
macam, yaitu:
:
1:
ganda.
: Fluk dari kalium titania tinggi, arus AC atau DC, polaritas ganda.
: Fluk dari serbuk besi titania, arus AC atau DC, polaritas ganda.
5 : Fluk dari natrium hidrogen rendah, arus DC, polaritas balik.
6 : Fluk dari kalium hidrogen rendah, arus AC atau DC, polaritas
3
4
balik.
Fluk dari serbuk besi dan oksida besi, arus DC, polaritas lurus atau
ganda.
Fluk dari serbuk besi hidrogen rendah, arus AC atau DC, polaritas
balik.
Di bawah ini
20-40
u16
75 40
3132
rl8
Kurang dan3116
125
185
Lebih 1/8
Lebih l/a
3116
- 250
140 - 305
114
2n-$o
Lebih 3/B
sl32
105
sl t6
275
Lebih 3/B
Lebih
450
112
Contoh elektroda:
Pada elektroda Philips berseri AWS tertulis: E6013. Artinya:
E
60
lb/in'
1
3 = fenis selaput:
Rutil potasium.
Sumber tegangan/arus:AC, DCSP, DCRP Daya tembus: lemah
Kadar serbuk besi: 0
l0o/o (Lihat kembali tabel)
E60>o<
60.000,00
42
E70lol
70.000,00
49
EB0lo
80.000,00
56
E 90
>or
90.000,00
63
E100m
100.000,00
7A
E110
110.000,00
1'7
120.000,00
84
E 120
>or
>or
Bueur cahaya
ffi
Dapat dipakai
Dapat dipakai
Datar
Dapat dipakai
Dapat dipakai
Horizontal
Dapat dipakai
Tidak dapat
dipakai
Tidak dapat dipakai
Vertikal
Dapat dipakai
Di atas kepala
Tabel 16. Ienis Selaput, Arus, Busur, Penembusan, dan Kadar Besi
0
E XXX 1
EXXX 2
E XXX 3
E XXX 4
EXXX 5
E
XXX
Cellulose sodium
DCRP
Penggali
Dalam
Cellulose potasium
AC, DC RP
Penggali
Dalam
-10o/o
tanpa
Rutil sodium
AC, DC SEPERTI
Sedang
Sedang
O-l0o/o
Lunak
Lunak
Lemah
DC RP
Sedang
Sedang
tanpa
AC, DC RP
Sedang
Sedang
tanpa
AC, DC RP, DC
Sedang
Lemah
50o/o
besi
SEPERTI
Hidrogen rendah,
AC. DC RP
Sedang
Sedang
30
Dalam
AC. DC SEPERTI
Sedang
AC. DC SEPERT]
Lemah
Rutil potasium
AC, DC
SP,
DC RP
AC, DC
SP,
DC RP
Low hydrogen
Lemah
25
-
l0o/o
40o/o
sodium
6
I
E XXX 7
XXX
XXX
Low hidrogen
Potasium
serbuk besi
5Oo/o
EXXX9
DC RP
Penggali
Keterangan:
AC
Alternating Current
-loo/o
-1Oo/o
b.
1)
E,
6013
lebih tinggi.
(6) Kondisi
pengelasan
E 6010
PHILIPS
E6011
DC+
E 6012
31
PHILIPS 46
AC atau DC
86013
PHILIPS 28
AC atau DC
3.25 x 350
x350
4
x350
5
1.6 x 250
x300
2
2,5 x 350
3,25 x 350
3,25 x 450
4
x45A
x450
5
x450
6
x300
2
2,5 x 350
3,25 x 350
4
x350
x450
5
90 - 130
120 - 160
160 - 210
30-45
40- 60
60 - 100
80 - 140
i10 - 160
160-210
220 - 290
25A -34A
25- 60
60 - i00
85 - 145
170 - 190
200 - 26A
E 6013
PHILIPS 68
AC atau DC
E 6020
PHILIPS 50
AC atau DC-
87014
PHILIPS C 18
AC atau DC +
E 7015
PHILIPS 55
DC.
87016
PHILIPS 36
AC atau DC -
E 7018
PHILIPS 35
2,5 x 350
3,25 x 350
4
x350
90 - 120
x 350
77A -24A
1,6 x250
2
x300
2,5 x 350
3,25 x 450
4
x450
5
x450
2,5 x 350
3,25 x 350
4
x350
5
x450
2
x300
2,5 x 350
3,5 x 450
4
x450
5
x450
2,5 x 300
3,25 x 350
3,25 x 450
4
x350
4
x450
5
x450
65-75
125
25
77A
- 400
4A -70
6A -12A
90- 15s
t6a - 22A
220 - 2eo
B0
100
130 - 150
180 - 220
22A--3AO
50-70
55-9s
80, 135
110
- 170
170 - 230
65 - 100
85 - 140
85 - 130
110
- 180
110
- 170
180 - 2so
UsfrIl
ffi
+ 5
x 450 180 - 250
x 450 235 -325
6
x450 t7o-21O
PHILIPSC23S 4
x 450 230 - 300
5
AC atau DC 6,3 x450 320 - 430
x350 19O-22O
PHILIPSC6 4
x 450 26A 820
5
x 45A 330 -380
6
AC atau DC +
AC atau DC
87024
87028
6,3
7
2)
450
360 -420
x45O
400 - 450
Elektroda
Elektroda
Elektroda
Elektroda
baja
nikel
perunggu
dengan hydrogen rendah
Tabel 18 Karakteristik Elektroda Nikel untuk Mengelas Las Listrik Besi Tuang
92,9
3,16
1,24
Nikel
53,4
43,6
1,83
2,5
3,2
4
5
2,5
5A - 70
40-70
90 -
80 - 100
110
120 - 140
100 - 130
- 160
120 - 150
130
50 - 90
40-80
3,2
90 - 120
80 - 100
120 -150
100 - 140
130 - 270
120 - 160
3)
":'k
BuerrrGahaya{Arcl4leldtr9fifl.acBusurListri
'1re
M
4)
1,5
20-40
2,5
30-60
3,2
75 - 125
125 - 150
t40 - 175
170 - 225
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian, yaitu agar alat
atau bahan tahan terhadap kikisan, pukulan, dan tahan karat. Untuk
tujuan itu maka elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan
dalam tiga macam, yaitu:
- Elektroda tahan kikisan.
- Elektroda tahan pukulan.
- Elektroda tahan karat.
paduan-paduan
non ferro
yang
5.
Bahan fluks dibuat dari berbagai bahan mineral, antara lain oksida logam,
karbonat, silikat, florida, zat organik, baja panduan, dan serbuk besi. Bahan
Selulosa
Lempung Silikat
Talek
Titanium Oksida
Ilmenit
I
I
Feroksida
A
A
Kalsium lfurbonat
Ferro Mangan
Mangan Dioksida
Pasir Silisium
Kalium Silikat
Natrium Silikat
Utama
I
I
I
r
I
I
I
I
I
I
I
I
I
l
l
I
I
Fungsi Tambahan
Li$tti*
1.
Tabel21. Amperase
2,s
3,2
4
5
s.5
6,3
I
2.
3132
118
5132
311.6
7132
125
80 - 120 110 - 160
120 - 160 750 - 220
150 - 200 200 - 275
260 - 340
B0
114
330-415
slL6
390 -
500
70
- i00
100-145
185
160 - 240
210 - 300
250 - 350
260 - 340
190
180 - 250
230 - 305
275 - 265
315-400
335-430 300-42A
115
140 -
- 165
t50 - 220
200 - 275
375
125 -
140 - 190
180 - 250
230 - 305
275 - 365
335-430
470
a.
b.
h tr*
{r}
3.
langkah mengelas
a.
I
b.
Jarak busur
menyudut
5' -
C.
Kubangan las (puddle) dibuat melebur sampai 1,5 atau 2 kali diameter
elektroda. Kemudian elektroda digerakkan dengan kecepatan yang
konstan supaya terbentuk jalur las yang sama lebarnya (gambar B6).
d.
e.
ffiI
hasit
Cara kedua:
ryr
hasii
4.
9{!ryrCatrayq
:,1+
,Weilnfrrg&.*s Buslr
Usfik
ffi
ini
akar.
5.
(D) kawat
a.
las.
Bila iarak busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan
mengendap dengan baik (gambar 90).
Hasilnya:
- rigi-rigi las yang halus dan baik
- tembusan las yang baik
- perpaduan dengan bahan dasar baik
- percikan teraknya halus
b.
Bila jarak busur terlalu besar (L > D), maka timbul bagian-bagian yang
berbentuk bola cairan elektroda (gambar 91)
Hasilnya:
- rigi-rigi las kasar
- tembusan las dangkal
- percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las
c.
Bila busur las terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa teriadi
pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (gambar 92)'
Hasilnya:
6.
elektroda sering melekat pada benda kerja rigi-rigi las tidak merata
tembusan las tidak baik
jalur las terlalu kecil
percikan teraknya kasar dan berbentuk bola
7.
Gerakan elektroda
Ada dua macam gerakan elektroda pada saat pengelasan, yaitu:
a.
ini dilakukan
Listrik t"lffi
re
ire
ffi
yang dikehendaki. Ayunan ke atas menghasilkan jalur las yang lebar (gambar 94).
Penembusan las pada ayunan ke atas lebih danglcal daripada alunan ke bawah.
Lae dan'Pematrlan
lurus elektroda. Wakru yang digunakan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapar
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Oleh karena itu,
penggunaan gerakan ayun hanya memperhatikan tebal bahan dasar.
B.
Untuk menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan
menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Apabila
elektroda digerakkan:
a. Tepat dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
perembesan lasnya baik (gambar 97 ).
9.
Las catat
Untuk mempertahankan posisi dua bagian benda yang akan dilas diperlukan
pengikatan sementara dengan las catat (tack weld), seperti ditunjukkan (gambar 99).
Untuk las catat pada uiung-uiung sambungan, biasanya tiga sampai empat
kali tebal pelat dan maksimum 35 mm.
Untuk las catat yang berada di antara uiung-uiung sambungan, biasanya
dua sampai tiga kali tebal pelat dan maksimum 35 mm.
untuk pelat
baf a
150 mm.
hingga jarak maksimum 600 mm untuk tebal pelat di atas 33,0 mm.
Bila panjang las kurang dari dua kali jarak normal di atas, cukup dibuat las
catat pada kedua uiungnya. Pada sambungan las I iarak las atat dibuat dua kali
1p*1.5*3
me
EnrtrA?rt$$NIEE
I* Y
*,5*?"5
tc) sffrbrngrn
tss
{v
{d} ssrak*gsn
{c) mmkmgm
*e*
lru lJ
t.*
tils X {G**bE*v}
ssmfo*r:g*n l*s
I(
I
11.
Posisi pengelasan
a.
b.
c.
d.
o' mengelas
horiz-ontal
pengelasan.
Dari keempat posisi pengelasan ini, posisi bawah tangan memang 1,ang paling
mudah dilakukan. OIeh karena itu, dalam pelaksanaan pengelasan. bila
memungkinkan diusahakan mengambil sisi di bawah tangan.
ik
L
'=0a
:.lbIId
Sambungan
Sambungan
tumPul
Dua bagian benda yang akan dilas hanya diikat sementara dengan alat
pemegang. Tujuan dari pengikatan sementara ini adalah:
a. Menahan dan menghalangi perubahan bentuk saat pengelasan, sehingga
ketepatan bentuk dapat dicapai sebaik mungkin.
b. Memungkinkan pelaksanaan pengelasan posisi datar dan di bawah tangan
sebanyak-banyaknya.
c.
d.
MENYOLDER (BRAZtNcl
Penyolderan hanya bersifat sebagai perekat antara dua logam yang dilakukan
penyambungan.
Masyarakat banyak kita temui menggunakan penyolderan. Dalam dunia
otomotif banyak kita temui jasa penyolderan radiator, pembuatan kerajinan tangan
dari logam, dan lain sebagainya. Kesemuanya tidak terlepas dari yang namanya
proses penyolderan itu sendiri. Penyolderan mempakan proses penyambungan
dengan menggunakan logam campuran yang disebut timah solder. Kali ini kita
mempela jari proses penyolderan halus. Penyolderan digunakan untuk menyambung
tembaga, baja, timah atau seng. Karena itu, penyolderan dipakai secara luas dalam
perbaikan listrik otomotif.
1.
2.
3.
4.
5.
18
Adapun jenis sambungan yang lazim pada patri adalah sambungan tindih,
temu, dan serong seperti terlihat pada gambar
ilrenYorder
Braziasl
Serong
1.
2.
Pencelupan benda yang akan disambung dalam logam pengisi atau fluks cair.
Mematri dengan menggunakan dapur. Di sini benda diiepit dengan jig dan
3.
dimasukkan ke dalam dapur yang diatur suhunya sesuai titik cair logam patri.
Mematri dengan nyala. Panas nyala diambil dari nyala oksi asetilen atau
oksihidrogen dan logam pengisi dalam bentuk kawat dicairkan pada celah
sambungan.
4.
Mematri dengan patri listrik. Panas berasal dari tahanan, induksi atau busur
listrik.
1.
a.
Pb Sn 20
SB 3.3424
3.3420
% rimah (Sn)
2O
1,2
186 "C
antimon (Sb)
timbel (pb)
Sisanya
AIat pendingin
Peralatan
270 "C
Karoseri
L-Sn63Pb
2.3653
63 % timah (Sn)
Sisanya
timbel (pb)
Elektroda
183 "C
L-Sn60Pb
63
o/o
7,2..2
timah (Sn)
o/o
193 "C
Peralatan
tembaga
elektronik
(cu)
2.3662
Cu2
Sisanya
timbel (pb)
L-SnAg5
3 .,. 5 7o Perak
Sisanya
b.
timbel (pb)
190
"c
221oC
24O
^..
oC
Instalasi pipa
Bala
mumi
2.
3.
4.
Ada berbagai perbandingan logam timah dan timah hitam yang bisa
diperoleh, tergantung bahan yang akan disambung. secara umum
timah
solder harus meleleh pada suhu yang lebih rendah daripada kedua
Iogam
yang disambung. perbandingan kandungan rogam pada timah
solder
untuk penyolderan peralatan listrik, lebih kuran g 600/o d,an 4oo/o timah
hitam.
o
o
Tongkat
[anvorder tBtaztnst
"l
Bubuk
Pasta
berinti
.@
Timah solder bedoentuk tongkat dan
batang.
Prosedur penyolderan
Ienis
o
r
Listrik
las
dan
knratiian
1.
gas
.\
PEgfl!En t'YU
$f-/
;i'
*par./
tdr6ega
gas
Alat solder macam ini dipanaskan dengan tungku gas atau silinder
gas cair.
A;at-aiat pemanas
2.
knfplder
lBrazhqll
Panas yang
e.
Apapun juga ienis alat solder yang Anda pakai, 'gurdi ' atau 'ujung
solder' alat solder harus dilapisi timah sebelum dipakai. Pelapisan timah
dilakukan dengan melapiskan timah solder pada tip atau kepala solder. Ini
akan mempermudah penyaluran panas antara alat solder dengan bahan
yang disolder.
Cara pelapisan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
untuk
Kain lap
Pengkabelan
f.
1.
2.
Xenydd* l*Ang|
3.
4.
5.
6.
7.
Catatan:
fangan meletakkan solder terlalu lama pada kabel. Panas akan tersalur
pada kabel dan timah bisa berialan sepanjang kabel sehingga kabel akan
mengeras dan tidak lentur. Hal ini biasa disebut wicking.
8.
,/
S.kd timah
r
Las dan Pematrian
1.
otomotif
Komutator
Kadang-kadang angker dinamo pada motor stater atau generator
Prosedur keamanan
b.
c.
d.
e.
f.
fitik temu
besi selder
Penqgabungan yang
bersn dengan
pemakailn-yang
P enyaldera
n ke mbali sa filb u n g a n
o
b'
h.
2.
Terminal baterai
o
o
Perlengkapan OxY
asetilene
Tabung LPC
mt-nggunakannya.
r
o
a.
s penyekaf kabeL
b.
c.
twst
I
Nyala
eat
+r
asat
e.
f.
3.
Hentikanpemberianpanas/penyemburanapipadasambungan
dan pegang sambungan hingga timah mengeras'
Bersihkan sisa pasta dan isolasi sambungan iika diperlukan.
Transidor
t-.
#. qs
\--fi
lGFasilor
*&F
PaPar rang*aian
Lubans
,4
F'}*,,*
a.
Catatan:
|angan menekuk kaki komponen pada bagian kaki yang menyentuh
tepi komponen. Gunakan tang seperti gambar di bawah ini.
b.
c.
kaki komponen
fmyofer(W
I Gambar 119.
Proses Pembengkokan
d.
berlebihan).
Tttih merryolder
ht
penceph
e.
Penyalderan sambungan
f.
g.
Les daa''Fanratdan
Catatan:
,.
p
\.
,.
Upng bosi
.-'v a
..'
''t
t
Sambunoan dr soldef
oengan Saik
,,
/
Tonlolan draeb*biun
Sambungan sorder.
h.
Macam-macam fluks
Pada umumnya fluks dibagi menjadi dua macam:
r
.
Anorganik (korosif)
Organik (non - korosif)
o
.
Resin
Tallow/Gemuk
METAL YANG
ERSIH DI.LAPISI,
terlebih dahulu atau bisa juga digunakan timah solder berinti resin.
cara ini cepar dan mudah sehingga menjadi pilihan utama dalam
penyolderan pada sambungan/kawat listrik.
Fluks yang ada dalam timah solder berongga meleleh pada suhu
yang lebih rendah daripada timahnya. Maka fluks leleh dan mengalir
pada bahan sebelum timah leleh.
S
L
\\'
H
1.
2.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
Permukaan
cara
4.
5.
a.
b.
Pemanasan
a.
b.
pembakar lainnya.
Untuk patri keras stainless steel gunakan nyala api netral, dan
untuk logam lainnya gunakan nyala api karburasi.
rt
U.
{ilN
c.
d.
c.
bintik-bintik.
6.
a.
b.
c.
d.
Menyorder (BrazingD
ttf;
7.
kerf a setelah
8.
Demanasan
Femanasaul
9.
Nffi
(a)
saii.ibungan lunlpang
(c)
sambungan tumpul
(b)
(d)
sambungan flens
Menyorder
lBrazing)
ogm
ffi
ry
ry
ffi
ffi
*W LL
10. Pematrian/solder keras (brazing)
Solder keras/pematrian adalah proses penyolderan menggunakan bahan tambah dari logam-logam agak keras misalnya
perak, kuningan, tembaga dan sebagainya di mana logam solder
mencair dengan suhu lebih dari 450 "C. Solder keras digunakan
untuk mendapatkan kerekatan yang lebih kuat dan kokoh serta
tahan terhadap suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
penyolderan ringan.
Bahan-bahan solder keras
Banyak sekali jenis bahan-bahan penyambung untuk solder
keras sesuai dengan banyaknya jenis logam dasaryang disambung,
di mana bahan yang paling banyak digunakan dalam solder keras
adalah tembaga dan perak.
a.
cu)
Sifatnya sangat mudah dibentuk, menghasilkan jalur sambungan yang kedap udara, tahan asam, karat, dan suhu.
Pemakaiannya: menyolder celah sambungan antara baia
dan baja.
tto
b.
c.
d.
sambungan.
Bahan pelumer yang cocok: FSH2, tapi bahan pelumer
tidak cocok untuk solder yang keras.
ini
- nikel - seng
Terbuat dari tembaga, nikel, dan seng dengan sedikit
sisipan silisium.
Sifatnya: menghasilkan sambungan berkekuatan panas,
kekuatan tarik tinggi hingga 800 N/mm2
Pemakaiannya: untuk menyolder celah (0,5 - 0,3 mm)
dan penyolderan celah sambungan baja, nikel paduan
dan nikel besi tuang.
Bahan pelumer (fluks) yang cocok adalah: FSH2
Menyotder
lBraztngl
t"tlW
ffiffi*
.\lunrinium tirgrcndah
kli
Silvrr dloys
L .Sukvcralloy
l.
(rl0
30..15
It
It
ll.
36
0.os-0..1
C.N
C.N
680
l{
l{
0.05-0.?r
E"N
tJ
c,N
R.
R
R
R
U
R
t(
U
R
J(
.\
It
0.05-
0.:l
.1.
Ag Cu 7.n L'ln
610
,r0-50
4.
AgCuZn
720
36
AgCuT-rtCd
?50
36
0.1--0.2rt
6.
AgCuZnCti
800
30
0.t-{.2r)
C.N
C,N
Ag L\r 7.rr.Si
Ni Cu Zn Si
CuZnSi SnFe
Crr Zn Si Sn
li(dl
7U)
o.l
0.,1
ti.. N
t.-0.4
AgCu lr
705
AgCu
AgCu
'R
8"
9.
Bmna
10.
890
0.1-{.4
9il)
0,1-{.4
R,N
R,N
R.N
c.0.5"0.1t
C.N
?t0
0.05-0.?l
c,N
?50
0. l--0-3
C,N
r-0.3
C,N
0.0-i-o.4
0.
A
A
A
A
tl
U
It
l(
IJ
Ilr,rrc rllny,
7.
lf
I{
U
U
P.
{l
t.l
t)
U
U
Ilt4rhonrr
crxrlcr Clloys
.\itru
$qircflrs
n trRlt
usrd
cooper
Phoplmnrs
coopr
CuP
850
A(not
t.tfi)
Atnn, allo1s
Arun- solder
.0.
J50
i50
l)
0,
0.
rnrrr
t-0.8
t*0 B
2) C N
3)
:
A:
U:
djorrjrrrkau
dapat digunakan
tidak cocok
4)
R
R
Glosarium
'm
Bauerlein, B. 1997. A Basic Guide Of Arc Welding Electrodes [On Line]. Email:
A4lwillys@aol.com. [Z Nopember 2006].
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2004. Modul Melahsanakan Prosedur
Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas & Pemanasan. Jakarta:
Depdiknas
IAPSD, 2001. Buku Informasi 50
006
Maman Suratman, 2005. Teknik Menglas ,\setilen, Brazing dan Las Busur Listrik.
Bandung: Pustaka Grafika
Tim Pengajar Pengelasan. 2005. Las Busur Listrik dan Las Oxy Asetilen Yogyakarta:
BLPT Yogyakarta.
A
AC
K
52,54,56,57, 65, 66, 67, 68, 69,70,
77, 72, 73,74, 77, 113
amperase 76
AWS/ASTM 6s
M
metalurgi 2,14,173
MIC 2,50, 53, 54,56
mild steel 8, 84
B
brander las 4, 38
brasing
11
113
TT3
deoksidator 75
discontinuity
115
puddle 78
R
BO
T
tack weld 83
terak 3, 7, 36, 51, 52, 54, 60, 64, 69,25, 88
TIC 2, 50,52,53
torch 14
W
welding 2, 39, 64, 90,
113
I
ikatan metalurgi 2, 14, 113
Indeks',W