Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Frozen shoulder atau nyeri bahu adalah penyakit kronis dengan gejala
khas berupa keterbatasan lingkup gerak sendi bahu secara aktif maupun
pasif ke segala arah yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan progresif
bahu yang berlangsung 18 bulan sehingga mengganggu aktifitas kerja
sehari-hari.1
Frozen shoulder dibagi 2 klasifikasi, yaitu :1,2
a. Primer/ idiopatik
Yaitu frozen yang tidak diketahui penyebabnya. Biasanya terjadi pada
lengan yang tidak digunakan dan lebih memungkinkan terjadi pada orangorang yang melakukan pekerjaan dengan gerakan bahu yang lama dan
berulang.
b Sekunder
Yaitu frozen yang diikuti trauma yang terjadi pada bahu misal fraktur,
dislokasi, luka bakar yang berat, meskipun cedera ini mungkin sudah terjadi
beberapa tahun sebelumnya.
Kapsul
Sendi mengalami
peradangan
oleh proses
2. Etiologi
Etiologi dari frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva masih belum
diketahui dengan pasti. Adapun faktor predisposisinya antara lain periode
immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau operasi pada
sendi, Dupuytren diseases, hyperthyroidisme, penyakit cardiovascular,
clinical depression dan Parkinson. Kadang kadang muncul setelah menjalani
operasi bedah syaraf.5,6
Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS
tahun 2007
Teori hormonal.
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita
bersamaan dengan datangnya menopause.
b.
Teori genetik.
Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen
shoulder, contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik
pasti menderita pada saat yang sama.
2
c.
d.
Teori postur.
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan
berpostur tegap menyebabkan pemendekan pada salah satu
ligamen bahu.
3. Patologi
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan
dalamnya terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak
dan sinovium, yang berbentuk suatu kantong yang melapisi seluruh sendi,
dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, sinovium tidak
meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan
gerakan secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental
yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovium normalnya bening, tidak
membeku, tidak berwarna. Jumlah yang di permukaan sendi relatif kecil (1-3
ml). Cairan sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan
sendi. 1,4,6
Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena
terjadi peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam
kapsul sendi dan mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi
fibrous dapat diperburuk akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi
impingement yang terlalu lama.1,2
Sindroma nyeri bahu sangat komplek dan sulit untuk diidentifikasi satu
persatu bagian secara detail. Guna memahami penyebab dan patologi
sindroma nyeri bahu, maka dapat dikelompokkan menjadi: 8,9,10
a. Faktor Penyebab:
1) Faktor penyebab gerak dan fungsi, yang terkait dengan aktifitas
gerak dan struktur anatomi
2) Faktor penyebab secara neurogenik yang berkaitan dengan
keluhan neurologik yang menyertai baik secara langsung
maupun tidak langsung yang berupa nyeri rujukan.
b. Berdasarkan sifat keluhan nyeri bahu dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
(a) Kelompok spesifik, mengikuti pola kapsuler
(b) Kelompok tidak spesifik sebagai kelompok yang bukan
mengikuti pola kapsuler.
4. Tanda dan gejala 1,3,5,7
a. Tanda
Tanda-tanda klinis yang khas dari frozen shoulder yaitu berkembang
secara lambat dan terdiri dari 3 fase yaitu;
1. Fase nyeri atau pain (freezing): pada fase ini nyeri hebat terjadi
pada semua gerakan bahu bahkan saat istirahat dan gerakan bahu
mulai terbatas.
2. Fase kaku atau stiffness (frozen) : ditandai dengan rasa nyeri
1. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma,
seringkali ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara
berangsur-angsur bertambah berat dan pasien sering tidak dapat
tidur pada sisi yang terkena. Setelah beberapa lama nyeri
berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi,
berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang.
Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi
tidak lagi normal.
Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada
malam hari sering sampai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat
lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukan dengan
mengangkat bahunya (shrugging).
2. Keterbatasan lingkup gerak sendi
Capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan lingkup
gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun
pasif. Ini adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai
tendinitis, infark myokard, diabetes melitus, fraktur immobilisasi
berkepanjangan atau radikulitis cervicalis.
3. Penurunan kekuatan otot dan atropi otot
Pada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita
dalam mengangkat lengannya (abduksi) karena penurunan
kekuatan otot. Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus, bila
terjadi
pada
malam
hari
sering
menggangu
tidur.
Pada
adanya
atropi
bahu
(dalam
berbagai
tingkatan).
dalam batas
normal.
4. Gangguan aktifitas fungsional
Dengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan
pada penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva seperti
adanya nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi, penurunan
kekuatan
otot
mempengaruhi
dan
atropi
maka
(mengganggu)
secara
aktifitas
langsung
fungsional
akan
yang
dijalaninya.
5. Komplikasi5,7
Pada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva yang berat
dan tidak dapat mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu
yang lama, maka akan timbul problematik yang lebih berat antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menemukan
adanya fraktur, dislokasi sendi dan kerusakan
perubahan
degenerative.
Pemeriksaan
jaringan
penunjang
yang
serta
dapat
Protein).
Foto x ray bahu: untuk melihat apakah adanya kelainan pada
tulang atau tanda tanda kalsifikasi. Bisa ditemukan fraktur,
subluksasi atau dislokasi sendi glenohumeral maupun calcifying
tendinitis. Biasanya pada frozen shoulder tidak ditemukan
4. Diagnosis banding
Tidak semua nyeri bahu atau kaku tergolong frozen shoulder.
Adapun diagnosis pembanding dari kondisi frozen shoulder yang
diakibatkan capsulitis adhesiva antara lain: bursitis subacromial,
tendinitis bicipitalis, acromio-clavicular osteoatritis, nekrosis vaskular
kaput humerus, artritis gout dan lesi rotator cuff.
Adapun beberapa kondisi yang harus diperhatikan antara lain :
infeksi, post traumatic stiffness, difuse stiffness dan reflex symphatetic
dystrophy
Joint disorders
Glenohumeral arthritis
Acromioclavicular arthritis
Bone lesions
Infection
Tumours
Instability
Dislocation
Subluxation
Nerve Injury
Suprascapular nerve
entrapment
Terapi
Hal ini bisa saja terjadi karena ukuran sampel yang kecil. Tetapi
akupunktur memiliki keunggulan dari plasebo dalam meningkatkan
Constant Skor Murley (ukuran fungsi bahu) pada 4 minggu (dengan WMD
(weighted mean difference) 17, 3, 95% CI 7, 79-26, 81). Setelah 4 Bulan,
perbedaan antara akupunktur dan kelompok plasebo masih signifikan
secara statistik, tetapi tidak signifikan secara klinis (WMD 3.53, 95% CI
0,74-6,32). Tidak ada perbedaan efek samping yang ditimbulkan akibat
akupunktur jika dibandingkan dengan plasebo.
Green menyimpulkan bahwa, karena sejumlah kecil uji klinis dan
metodologis beragam, sedikit dapat disimpulkan dari tinjauan mereka,
dan bahwa ada sedikit bukti untuk mendukung atau menyangkal
penggunaan akupunktur untuk nyeri bahu walaupun dimungkinkan
terdapat
keuntungan
pada
jangka
pendek
sehubungan
dengan
terapi
(10
sesi)
electroacupuncture
atau
interferential
Peneliti
menyimpulkan
bahwa
electroacupuncture
atau
3. Penelitian Ma T et al.14
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan akupunktur dengan
terapi fisik untuk mengobati frozen shoulder pada 75 pasien dengan usia
rata-rata 54,8 tahun dan durasi rata-rata frozen shoulder adalah 25,8
minggu. Sebanyak 30 pasien kelompok pertama diobati dengan terapi
fisik dan 30 pasien pada kelompok kedua diberikan akupunktur serta 15
pasien diberikan kedua terapi. Sebelum pengobatan, semua pasien
dievaluasi untuk nyeri statis, nyeri gerak aktif dan pasif, rentangan
tangan dan kualitas hidup. Penilaian lanjutan dilakukan pada minggu ke2 dan ke-4.
Semua pasien menunjukkan perbaikan dalam kualitas hidup (Short
Form-36). Gejala nyeri bahu menjadi lebih baik dengan akupunktur
sementara rentangan tangan membaik setelah terapi fisik. Akan tetapi
pasien yang diobati dengan kedua metode menunjukkan hasil terbaik.
Peneliti menyimpulkan bahwa kombinasi akupunktur dan terapi fisik
untuk mengobati frozen shoulder memberikan hasil yang lebih baik
daripada hanya menggunakan satu terapi saja.
4. Peneliitian Sun Ko, et al15
Penelitian ini membagi penderita frozen shoulder secara acak
menjadi dua kelompok yaitu kelompok fisioterapi dan kelompol fisioterapi
ditambah dengan akupunktur pada titik Zhongping kontralateral. Terapi
diberikan selama 6 bulan. Dibandingkan dengan kelompok yang diberi
fisioterapi saja, kelompok yang diberikan fisioterapi plus akupunktur
memberikan hasil perbaikan yang lebih signifikan.
Pada penilaian
10
based
vertex
needling,
implusive
needling,
tangtian
needling,
memiliki
keunggulan;
penggunaan
jarum
yang
lebih
sedikit,
menstimuliasi lebih banyak titik akupuntur, serta mengurangi rasa sakit yang
ditimbulkan akibat pensukan jarum.
11
V. KASUS
A. IDENTITAS
Nama
: Ny. M
Umur
: 51 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
: 17 september 2014
B. ANAMESIS
1. Keluhan utama:
12
Bahu kanan tidak dapat digerakkan dan terasa sakit sejak 9 bulan
sebelum berobat.
2. Riwayat penyakit sekarang:
Tujuh belas tahun yang lalu pasien terjatuh dengan posisi menahan
pada telapak tangan. Pasien menyatakan akibat jatuh tersebut tulang
tangannya
pada
sisi
kelingking
pada
pergelangan
tangannya
14
Hasil
11.3
12.1
4.08
4.95
302
Satuan
Mn/jam
g/dl
10 6/
I03
103
Nilai Rujukan
0-20
12,0-14,0
4-5
5,0-i0
150-400
0.5
0-1
15
Eosinofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Hematokrit
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Asam urat
Trigliserida
Kolesterol Total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
Glukosa Darah Puasa
0.3
68.5
27.2
3.5
36.5
18
10
35
0.80
3
100
130
45
110
85
%
%
%
%
%
U/L
U/L
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
1-3
52,0-76,0
20-40
2-8
40-43
<27
0-50
10-50
0.6-1.1
<5,7
<150
120-200
>40
<130
70-110
E. RESUME
Pasien seorang perempuan, 51 tahun datang dengan keluhan tidak dapat
mengangkat dan nyeri pada sendi bahu kanan saat mengangkat lengan
bawah, keluhan ini dirasakan secara perlahan dan semakin memberat
diikuti oleh gerakan yang semakin terbatas. Riwayat imobilisasi sendi
bahu selama 10 bulan karena nyeri pada pergelangan tangan kanan.
Pada pemeriksaan sendi bahu didapatkan adanya restriksi dan nyeri pada
saat sendi bahu digerakkan.
F. DIAGNOSA KERJA
Frozen shoulder dextra
G. RENCANA TERAPI
1. Alat yang digunakan : jarum akupunktur ukuran 0.40125 mm
2. Pemilihan titik
Seri dan sesi terapi : 2x seminggu (12 kali terapi atau 1 seri), lama terapi
satu sesi 30 menit
H. PROGNOSIS
-
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
16
I.
II
Tanggal
ROM Aktif
24 -09-14
III
26-09-14
IV
03-10-14
08-10-14
Abduksi 450
Abduksi 600
Internal Rotation S1
Abduksi 500
Internal Rotation S1
Abduksi 650
Abduksi 600
Internal Rotation L5
Abduksi 800
Abduksi 750
Internal Rotation L3
Abduksi 950
Abduksi 80
VI
10-10-14
15-10-14
VIII
17-10-14
5-6
4-5
3-4
2-3
1-2
Internal Rotation L1
Abduksi 1100
Abduksi 100
Internal Rotation Th 12
Abduksi 1200
VAS
Internal Rotation L2
Abduksi 1000
Abduksi 90
VII
ROM Pasif
Internal Rotation Th 11
VI. DISKUSI
Diajukan satu kasus perempuan berusia 51 tahun dengan keluhan
nyeri sendi bahu kanan dan sulit digerakan dan di diagnosis sebagai
frozen
shoulder.
pemeriksaan
fisik
Diagnosis
dan
ditegakan
pemeriksaan
berdasarkan
penunjang.
Dari
anamesis,
anamesis
17
untuk terjadinya
(merupakan usia
frozen
terbanyak
nervus
posterior
cutaneous
(C5,C6,C7)
yang
merupakan
17
18
18
tingkat
segmental:
penjarum,
yang
dilakukan
akan
19
HPA yang akan masuk dalam sirkulasi darah dan cairan serebrospinal
sehingga memberikan efek analgesia. Pada tingkat selular juga akan
merangsang homeostatis dari beberapa sistem salah satunya sistem
kekebalan tubuh sehingga membantu proses penyembuhan. 20,21
Etiopatologi dari frozen shoulder belum semuanya diketahui
dengan pasti, secara patologis frozen shoulder disebabkan adanya
proses inflamasi berupa infiltrasi selular sehingga terjadi fibrosis kapsula
sendi
bahu.
Penelitian
membuktikan
bahwa
terapi
akupunktur
mRNA
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apleys System of Orthopaedics
and Fractures. Ninth Edition. UK. Hidder Arnold. 2010; 13:351-353.
2. Kim YS, Kim JM, Lee YG, Hong OK, Kwon HS, Ji JH.J Bone Joint
Surg Am. 2013 Feb 20;95(4):e181-8. doi: 10.2106/JBJS.K.00525
3. Rookmoneea M, Dennis L, et al. The effectiveness of interventions in
the management of patien with primary frozen shoulder. J Bone Joint
surg (Br) 2010; 92 B :1267-72
4. Purba J.S. Frozen Shoulder dalam buku Patofisiologi dan
penatalaksanaan nyeri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010: 76-82.
5. Xu Y, Bonar F, Murrell GA. J Shoulder Elbow Surg. 2012
Oct;21(10):1391-7. doi: 10.1016/j.jse.2011.08.046. Epub 2011 Oct 17.
6. Hagiwara Y, Ando A, Onoda Y, et al. Osteoarthritis Cartilage. 2012
Mar;20(3):241- 9
7. AAOS (American Academy of Orthopedic Surgeon), 2007. Frozen
Shoulder, diakses 20 Oktober 2014 dari http://orthoinfo.aaos.org/
21
22
23