Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN INFILTRASI

1. LANDASAN TEORI
Infiltrasi adalah proses meresapnya air ke dalam tanah melewati permukaan tanah.
Infiltrasi merupakan besarnya tebal air yang dapat meresap ke dalam tanah persatuan
wakty. Umumnya besarnya infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/hari atau cm/hari. Pada
dasarnya ada tiga faktor yang mempengaruhi besar kecilnya. Infiltrasi yaitu sifat
permukaan tanah, transmisi lapisan tanah, dan pengatasan kapasitas infiltrasi.
Faktor sifat permukaan tanah ditentukan oleh keberadaan permukaan tanah dan
ada tidaknya tumbuhan. Semakin padat kondisi permukaan tanah, maka akan semakin
kecil tingkat infiltrasi, karena tanah yang padat sulit ditembus oleh air. Sementara itu
adanya tumbuhan akan dapat meningkatkan laju infiltrasi. Namun, demikian setiap jenis
dan sifat tumbuhan memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda, sedangkan kerapatan
tumbuhan berpengaruh positif terhadap tingkat infiltrasi.
Sifat transmisi lapisan tanah sangay menentukan tingkat infiltrasi karena pada
umumnya tanah itu berlapis-lapis. Sedangkan sifat transmisi lapisan tanah ditentukan
oleh kemampuan setiap lapisan/horizon tanah dakam meloloskan air yang melewatinya,
atau kemampuan setiap lapisan tanah dalam pengatusan, kapasitas, penampuangan. Oleh
karena itu, walaupun lapisan permukaan bersifat meloloskan air (porus), tetapi kalau
lapisan dibawahnya sulit meloloskan air, maka nilai kecepatan infiltrasinya juga kaan
kecil.
Adapun rumus perhitungan infiltrasi sebagai berikut:
F = fc + (fo-fc)e-kt
Keterangan :
F
= tingkat infiltrasi (cm/hari)
Fc
= tingkat infiltrasu setelah konstan (cm/hari)
Fo
= tingkat infiltrasi awala (cm/hari)
E
= 2,78
T
= waktu awalkonstan (jam)
K
= 1/m log e
Tujuan
Pratikum pengukuran infiltrasi ini bertujuan :
1. Melatih mahasiswa agar dapat melakukan pengukuran infiltrasi di lapangan
2. Mengetahui tingkat infiltrasi pada jenis tanah dan penutup lahan tertentu.
Alat dan bahan:

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Double ring water


Stop watch
Penggaris
Palu besi
Ember dan gayung
Buku catatan dan alat tulis
Kertas grafik
Kalkulator
Air sekucupnya.

Cara kerja
1.
2.
3.
4.
5.

Pilih lokasi daerah yang berumput da dekat dengan sumber air


Tancapkan ring infiltrometer kurang dari 5 cm
Tuangkan di luar ring air sebanyak-banykanya sampai terjadi genangan
Isilah ring infiltrometer tersebut dengan air sampai penuh
Ukurlah ketinggian air dalam ring setelah 5 menit, ukur pengurangan ketingian air

dan catat hasilnya


6. Apabila penurunan air dalam ring cepat maka segera isi dengan air lagi. Catatlah
ketinggian permukaan serta penurunannya
7. Penelitian ini selesai apabila penurunan air mencapai konstan minimla 3 kali.

TABEL PERHITUNGAN DAERAH KEDAWUNG


No

pembacaa

penuruna

kom/jam

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

menit
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2

n
15
14
13,2
12,5
12
11,4
10,7
10
9,5
8,7

n
0
1
0,8
0,7
0,5
0,6
0,7
0,7
0,5
0,8

Fo-fe

Log
fo-fe

11
12
13
14
15
16
17

2
2
2
2
2
2
2

8,3
7,9
7,2
6,9
6,5
6,0
5,5

0,4
0,4
0,7
0,3
0,5
0,5
0,5

PERTANYAAN
1. Berapakan besarnya tingkat infiltrasi lokasi pratikum?
2. Masalah-masalah apa yang anda jumpai selama melakukan observasi?

PENGUKURAN DEBIT AIR SUNGAI


Debit air adalah besarnya volume air yang melalui penampang tertentu persatuan
eaktu. Sebenarnya debit air itu merupakan fungsi dari luas penampang dukali kecepatan
aliran. Luas penampang saluran yang berbentuk teratur yang dihitung menurut rumus
bentuk bangunnya, sedangkan penampang yang tidak teratur dihitung dengan
menggunakan prinsip rata-rata kedalaman air. Sedangkan kecepatan sliran merupakan
fungsi dari bentuk saluran, nilai kekasaran saluran, dan kemiringan aliran.
Untuk melaksanakan pengukuran debit perlu diikuti prosedur pengukuran sebagai
berikut:
1. Penempatan stasiun pengukuran harus memperhatukan 4 kriteria yaitu (1) tempat
pengukuran harus mudah dicapai, (2) tempat harus sesuai dengan kondisi lokasi
pengukuran, (3) kedudukan alat harus stabil dan (4) alat permanen.
2. Pemilihan tempat pengukuran kecepatan aliran harus memperhatkan 7 syarat yaitu,
(1) penampang lurus dan aliran relative merata, (2) distrbusi kecepatan aliran teratur,
(3) kecepatan aliran lebih besar dari 10/15 cm/detik, (4) dasar sungai stabil, (5)

kedalaman air lebih dari 30 cm, (6) tidak ada aliran yang melampui tebing, dan (7)
tidak terdapat tumbuhan air.
Metode pengukuran debit air ada bebrapa macam, yang mana setiap metode memiliki
kesesuaian dengan kondisi sungai atau saluran yang akan dihitung debitnya. Pada
pratikum ini akan dilakukan pengukuran debit air dengan menggunakan 3 macam
metode yaitu metode slopen aren, metode apung, dan metode weir. Adapun cara
pengukuran debit dengan ketiga metode tersebut diuraikan berikut ini:
A. PENGUKURAN DEBIT AIR DENGAN METODE SLOPE AREA
1. Landasan Teori
Prinsip pengukuran debit air dengan metode slope area mengalihkan luas penampang
saluran dengan kecepatan aliran. Luas penampang saluran di ukur dan dihitung
sesuai dengan rumus bentuk bangun yang dihasilkan. Sedangkan kecepatan aliran
merupakan fungsi dari bentuk penampung, kekasaran saluran, dan kemiringan
permukaan air. Bentuk saluran diwujudkan radius hidraulik yaitu hasil bagi dari luas
penampang dengan perimeter basah. Angka kekasaran dasar saluran menetukan
besar kecilnya hambatan yang dialami oleh air yang mengalir pada saluran tersebut.
dalam hal ini semakin besar dasar saluran, akan semakin besar hambatan, dan berarti
pula semakin kecil kecepatan aliran air. Sedangkan kemiringan permukaan air
ditentukan oleh beda tinggi antara titik hulu dan hlir sungai. Semakin besar
kemiringan dasar saluran akan semakin dasar saluran akan semakin besar beda tinggi
permukaan air, sehingga akan semakin cepat aliran air. Adapun rumus debit air
sunagi dengan metode slope area sebagai berikut:
Q = A.V
V = 1/n. R2/3. S1/2
Keterangan:
Q = debit air (m3/ detik)
A = luas penampangsaluran (M2)
V = kecepatan aliran air (m/detik)
N = angka kekasaran saluran (tabel)
R = A/P
P = perimeter basah (m)
S = H/L
S = kemiringan garis energy (permukaan air)
H = beda tunggi air di hulu dan hilir (m)
L = jarak antara titik di hulu dan hilir (ra)

2. Tujuan
Pratikum pengukuran debit air sungai denagn menggunakan metode slope area ini
bertujuan:
1. Melatih mahasiswa mengukur debit air sungai secara langsung dengan
menggunakan metode slope area
2. Mengetahui besarnya debit air sungai pada saat tertentu yang diukur dengan
menggunakan metode slope area
3. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah:
1. Teodolit
2. Selang plastic
3. Meteran
4. Staff gauge
5. Yallon
6. Buku catatab dan alat tulis
4. Cara kerja
1. Tentukan saluran/sunagi yang lurus
2. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan
3. Letakkan theodolit pada bagian tengah antara hulu dan hilir
4. Hitunglah jarak dari titik pengamatan ke hulu dan hilir dengan pengamata
theodolit
5. L hulu = 100 (ca-cb)
6. L hilir = 100 (ca-cb)
7. Hitunglah beda tinggi antara hulu dengan hilir dengan pengamatan theodolit
dengan menghitung dengan rumus :
Beda tinggi = Cb hilir Ct hulu
8. Ukurlah lebar saluran/sunagi. Ukurlah kedalaman sungai/aliran
9. Hitunglah slope atau keiringan dengan rumus beda tinggi:
bedatinggi
Slope =
jarak
10. Hitunglah debit sungai dengan rumus:
Q = A.V
V = 1/n R2/3. S1/2
Keterangan:
Q = debit sungai (m3/detik)
A = luas penampung
V = kecepatan aliran (m/detik)
R = radius hidrolik (A/P)
S = Slope
N = koofisien kekasaran
B. PENGUKURAN DEBIT SUNGAI DENGAN METODE APUNG

1. Landasan Teori
Pada prinsipnya pengukuran debit air sungai dengan metode apungsama dengan
pengukuran debit yang lain yaitu mengalihkan luas penampang sungai dengan
kecepatan aliran. Cara memperoleh nilai luas penampang sunagi sama seperti
dalam metode slope area. Sedangkan kecepatan aliran air diperkirakan
berdasarkan kecepatan pelampung yang dihanyutkan dalam air. Oleh karena
massa pelampung tidak sama dengan massa air, maka kecepatan hanyut
pelamoung tidak kotimatis sama dengan kecepatan aliran air, sehingga erkiraan
kecepatan aliran air berdasarkan kecepatan hanyut pelampung dihitung denga cra
mengal9ihkan kecepatan hanyut pelampung dengan nilai oofisien\. Adapaun
rumus debit air sungai dengan merode apung sebagai berikut:
Q = A.V
V = K. u
U=L/T
K = 1 0,116 (VI-a-0,1)
Keterangan:
Q = debit air (m3/detik)
V = kecepatan aliran air (m/detik)
K = nilai koofisien
U = kecepatan hanyut pelampung (m/detik)
L = jarak hulu ke hilir pengamatan
T = waktu tempuh pelampung darihulu ke hilir (detik)
A = kedalaman tangkai dibagi kedalaman air

2.

Tujuan
Pratikkum pengukuran debit dengan metode apapun ini bertujuan sebagai berikut:
1. Melatih mahasiswa melakukan pngukuran debit sungai dengan menggunakan
metode apung
2. Mengetahui besarnya debit air sungai pada saat penukuran menggunakan
metode apung
3. Alat dan bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan pengukuran debit
dengan metode apung adalah:
1. Pelampung
2. Stop watch

3. Meteran
4. Staff gauge
5. Catatan dan alat tulis
4. Cara kerja
1. Memilih aliran yang lurus
2. Aliran harus laminar
3. Tentukan bagian titik hulu dan hilir
4. Ukurlah jarak antara hulu dan hilir
5. Ukurlah kedalaman pelampung
6. Ukurlah kedalaman sungai pada masing-masing seksi
7. Lepaslah pelampung dan catatlah waktu perjalanan sampai hilir
8. Hitunglah besarnya debit menggunakan rumus.

Anda mungkin juga menyukai