Anda di halaman 1dari 1

Pohon Natal Lingkungan Yosef

1. Pohon Natal
Bahan dasar : Potongan botol bekas (Sprixx, minyak kayu putih, minuman ringan)
Botol bekas kami pilih sebagai bahan dasar pembuatan pohon Natal karena banyak tersedia botol bekas di
sekitar lingkungan kami. Selain dapat mengurangi jumlah sampah tak terurai yang diakibatkan oleh sampah
botol ini, sampah botol juga dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna. Botol bekas tersebut
dipotong kecil-kecil dan disusun menjadi bentuk pohon. Mengapa dipotong kecil-kecil? Karena dari potongan
kecil itulah akan dihasilkan bentuk pohon yang indah dan alami. Potongan kecil tersebut merupakan
perlambang pribadi-pribadi manusia yang saling menyatu dalam kehidupan sehari-hari.
Warna Dasar: Hijau
Botol tersebut dipilih sebagai bahan dasar pembuatan pohon natal karena warnanya yang hijau. Warna hijau
dipilih untuk melambangkan kedamaian dan kekekalan, seperti halny pohon cemara yang berwarna hijau
sepanjang tahun.
Bentuk:
Meruncing ke atas, maka itu mengingatkan akan surga. Bentuk pohon yang berupa segitiga dan menjulang ke
atas serta hijau sepanjang tahun, inilah mengingatkan kita akan misteri Trinitas, Allah yang kekal untuk
selama-lamanya, yang turun ke dunia dalam diri Kristus untuk menyelamatkan manusia.
Pohon dibuat bertingkat terinspirasi dari pita dilambang Keuskupan Agung Palembang yang terdiri dari 4
tingkatan.
2. Hiasan:
a. Bintang dikelilingi lampu : Melambangkan hadirnya Yesus di dunia (bintang yang menjadi pedoman Tiga
Raja untuk menemukan Yesus). Bentuk bintang kami pilih dengan bentuk menyerupai salib, untuk
mengingatkan akan Yesus yang wafat di kayu salib.
b. Burung : melambangkan kabar sukacita yang dibawa ke seluruh penjuru dunia
c. Bola- bola dengan warna Liturgi:
PUTIH atau KUNING, warna-warna yang melambangkan sukacita dan kemurnian jiwa,
MERAH memiliki makna ganda. Di satu pihak, merah melambangkan pencurahan darah; di lain pihak,
merah juga melambangkan api kasih Allah yang bernyala-nyala. HIJAU dikenakan sepanjang masa liturgi
yang disebut Masa Biasa. UNGU dikenakan selama Masa Adven dan Masa Prapaskah sebagai tanda
pertobatan, kurban dan persiapan.
d. Tongkat Gembala :
Melambangkan Yesus sebagai gembala yang utama.
e. Bintang kecil-kecil :
Bintang kecil yang kami sebar diseputar pohon melambangkan umat katolik yang diharapkan dapat
membawa terang ditengah-tengah masyarakat.
f. Peristiwa Kelahiran Yesus:
Bahan: Sterofom, kain perca, potongan botol
Yesus hadir di bumi Rejang Lebong. Hal ini kami lambangkan dengan memberikan kain batik basurek yang
dipakai oleh Yosef, Maria, dan kain yang dipakai Bayi Yesus dan juga para gembala.
g.

3.

Anda mungkin juga menyukai