Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

KERADIOAKTIFAN
A. Peluruhan Radioaktif
Jika suatu inti terdiri atas sejumlah neutron yang tidak seimbang, inti tersebut
menjadi tegang dan mempunyai kelebihan energi. Beginilah keadaan inti dan suatu
atom karbon jika di dalamnya terdapat kurang dari enam atau lebih dan tujuh neutron.
Inti ini tidak dapat bertahan. Suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi dan
mungkin melepaskan satu atau dua partikel radiasi sekaligus.
Satu inti karbon dengan enam proton dan enam neutron disebut sebagai karbon
- 12 atau ditulis dengan simbol C-12. Angka 12 menunjukkan jumlah dari nukleon.
Satu inti karbon dengan 7 neutron dapat diindentifikasi sebagai C-13. Inti karbon C12 dan C-13 mempunyai sifat stabil. Selain bentuk ini, bentuk yang lain tidak stabil.
Semakin janggal jumlah neutronnya, semakin bertambah ketegangannya dan semakin
cepat pula inti melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk sinar radiasi. Satu inti
karbon dengan hanya 5 neutron, atau yang disebut C-11, dapat mempertahankan
kondisi/keadaan tersebut selama 20 menit. C-10 membelah dalam waktu 19 detik dan
C-9 hanya dalam 1/8 detik.
Lebih mudah bagi inti untuk bertahan dengan kelebihan 1 neutron. Karbon-14,
inti dengan 8 neutron, dapat tetap bertahan selama beribu-ribu tahun tanpa ada
masalah. Kelebihan 2 neutron menjadikan inti tidak dapat bertahan dalam waktu 2
atau 3 detik. Inti yang memiliki kelebihan 3 neutron akan meletup dalam waktu 1
detik. Gambar-gambar berikut ini memperlihatkan seluruh struktur inti suatu atom
karbon, yaitu semua isotop dan karbon. Apa yang kita pelajari mengenai karbon di
sini tidak hanya berlaku untuk karbon saja. Keadaan itu juga sama bagi hampir setiap
elemen, baik besi atau emas, nitrogen atau oksigen, radon atau uranium. Jika jumlah
neutron dalam suatu inti sesuai, inti itu stabil atau non-radioaktif. Tetapi bila jumlah
neutron tidak sesuai, inti menjadi tidak stabil dan suatu saat akan melepaskan
ketegangannya dengan mengeluarkan sinar radiasi. Inti yang tidak stabil
mengakibatkan zat menjadi radioaktif.
Setiap inti melepaskan ketegangannya dengan cara yang berbeda dan
mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus,
inti melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang dalam
banyak hal mirip dengan sinar-X. Ia bergerak secara lurus, melemah bila membentur
suatu benda. tetapi sering sebagian dari radiasi gamma menembus benda tersebut.

Dalam banyak hal, inti juga melepaskan radiasi beta. Radiasi beta lebih mudah untuk
dihentikan. Pelat seng biasa atau kaca dapat menghentikan semua radiasi beta. Bahkan
pakaian yang kita pakai dapat melindungi dengan baik dan radiasi beta.
Suatu kejadian dimana atom yang tidak stabil melepaskan kelebihan energinya
disebut proses peluruhan radioaktif. Inti yang ringan dengan sedikit nukleon
menjadi stabil setelah hanya mengalami I (satu) kali proses peluruhan. Tetapi inti
yang berat mengandung ratusan nukleon. Apabila inti berat mengalami peluruhan. ada
kemungkinan inti tersebut tetap tidak stabil. Oleh karena itu, kondisi stabil dapat
dicapai setelah beberapa kali peluruhan.
Jika jumlah proton berubah selama proses peluruhan, elemen tersebut akan
berubah menjadi elemen lain. Contohnya, uranium U-238 (terdiri atas 92 proton dan
146 neutron) selalu melepaskan 2 proton dan 2 neutron ketika sedang meluruh.
Setelah mengalami satu kali proses peluruhan jumlah protonnya menjadi 90. Tetapi
elemen dengan 90 proton disebut torium. Inti torium ini juga tidak stabil dan akan
berubah menjadi protaktinium setelah proses peluruhan berikutnya. Kemudian, inti ini
juga akan berubah menjadi inti lain. Pada akhirnya menjadi inti stabil, yaitu inti timah
hitarn yang akan dihasilkan setelah peluruhan ke 14.
B. KERADIOAKTIFAN ALAM
Terjadi secara spontan
Misalnya: 92238 U

224
90

Th + 24 He

1. Jenis peluruhan
a. Radiasi Alfa
- terdiri dari inti 24 He
- merupakan partikel yang massif
- kecepatan 0.1 C
- di udara hanya berjalan beberapa cm sebelum menumbuk molekul udara
b. Radiasi Beta
- terdiri dari elektron -10 e atau -10 beta
- terjadi karena perubahan neutron 01 n
- di udara kering bergerak sejauh 300 cm
c. Radiasi Gamma

p + -10 e

- merupakan radiasi elektromagnetik yang berenergi tinggi


- berasal dari inti
- merupakan gejala spontan dari isotop radioaktif
d. Emisi Positron
- terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan hampir sama dengan elektron
- terjadi dari proton yang berubah menjadi neutron 1 1 p

n + +10 e
e. Emisi Neutron
- tidak menghasilkan isotop unsur lain
2. Kestabilan inti
1. Pada umumnya unsur dengan nomor atom lebih besar dari 83 adalah
radioaktif.
2. Kestabilan inti dipengaruhi oleh perbandingan antara neutron danproton di
dalam inti.

isotop dengan n/p di atas pita kestabilan menjadi stabil dengan


memancarkan partikel beta.

isotop dengan n/p di bawah pita kestabilan menjadi stabil dengan


menangkap elektron.

emisi positron terjadi pada inti ringan.

penangkapan elektron terjadi pada inti berat.

3. Deret keradioaktifan
Deret radioaktif iajlah suatu kumpulan unsur-unsur hasil peluruhan suatu
radioaktif

yang

berakhir

dengan

terbentuknya

a. Deret Uranium-Radium
Dimulai dengan
b. Deret Thorium

92

238

U dan berakhir dengan

82

206

Pb

unsur

yang

stabil.

Dimulai oleh peluruhan

90

232

Th dan berakhir dengan

82

208

Pb

c. Deret Aktinium
Dimulai dengan peluruhan 92 235 U dan berakhir dengan

82

207

Pb

d. Deret Neptunium
Dimulai dengan peluruhan
Bi

93

237

Np dan berakhir dengan

83

209

Di alam, kita dapat menemukan beberapa contoh inti berat yang dapat
mencapai kondisi stabil setelah melalui masa peluruhan yang panjang. Inilah salah
satu alasan mengapa lingkungan mengandung banyak sekali bahanbahan radioaktif
alam. Pada suatu mata rantai peluruhan tertentu, unsur yang dihasilkan adalah radium.
Radium adalah logam. seperti unsur-unsur pada awal mulainya peluruhan. Tetapi,
yang mengherankan sewaktu radium meluruh, unsur ini berubah menjadi bahan yang
bersifat gas yang disebut radon. Bahanbahan lain dari proses peluruhan tetap berada di
dalam bumi, tetapi gas radon bergerak menuju ke permukaan bumi. Pada saat
mencapai permukaan bumi ia menyebar ke segala arah dan membaur. Dalam hal ini
gas radon tidak membahayakan sama sekali. Tetapi, jika ada sebuah rumah tepat
berada di suatu tempat dirnana gas radon mencapai permukaan bumi, gas radon akan
masuk ke dalam rumah itu dan tidak akan bercampur dengan udara luar. Konsentrasi
radon dalam udara yang kita hirup di dalam rumah mungkin ratusan, bahkan ribuan
kali lebih tinggi daripada yang ada di luar rumah. Apabila kita menghirup udara,
atom-atom radon masuk ke dalam paru-paru. Hal yang sama terjadi pada setiap bahan
yang dihasilkan selama peluruhan radon, yang juga bersifat radioaktif. Akibatnya,
paru-paru terkena radiasi. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi adanya
paparan oleh radon, seperti kandungan partikel udara dalam rumah, bahan-bahan
bangunan yang digunakan (yang juga mengeluarkan radon) dan juga gedung di tempat
kita tinggal. Akibat dari gas radon, banyak orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan radiasi menerima dosis radiasi lebih tinggi di rumah daripada di tempat kerja.
Dalam berpuluh-puluh ribu rumah, para penghuninya menerima dosis radiasi
beberapa kali lipat dari batas dosis yang direkomendasikan bagi para pekerja di
industri, pembangkit tenaga nuklir dan fasilitas perawatan dengan sinar-X.

Radioaktivitas Alam
Inti
Kestabilan inti

Inti stabil

Inti tidak stabil menjadi stabil ( berubah secara spontan).

Unsur RA U 238 yang langsung dari lam digunakan sebagai bahan bakar
100 gr U238 = 99,3 % U238 + 0,7% U235
Unsur Unsur RA di alam :
40

87

Rb T1/2 = 4,8 x 1010 th

113

T1/2 = 1,28 x 109 th

Cd T1/2 = 9 x 1015th

Unsur radioaktif yang dihasilkan secara kontinu dalam atmosfer bumi sebagai hasil
reaksi molekul udara dengan partikel berenergi tinggi yang dikaenal dengan sinar
kosmik (14C ).
Penentuan Umur Radiometrik
Sinar kosmik inti atomik berenergi tinggi ( proton) masuk ke atmosfer
sehingga terjadi tumbukan dengan partikel sekunder menghasilkan netron. Netron
14
7

tersebut kemudian bereaksi dengan Nitrogen di udara (

14
7
Reaksi :

1
0

N
+

14
6

N
)

C 11H

Setelah dihasilkan di atmosfer, karbon membentuk CO2 radioaktif yang


kemudian diserap oleh tumbuhan dan dimakan oleh konsumen-konsumen di atasnya
(manusia dan hewan).

Radiokarbon
Mengukur kandungan

14

C dalam tanaman diambil sampel diuapkan dan diambil

uapnya (gas) CO2 yang kemudian dimasukkan ke dalam indikator peka-beta.

R o e t
R=

T=
Dimana :

1 Ro
ln

Ro = aktivitas sample masih hidup.


R = aktivitas sample yang sudah mati.

Gambar 1. Detektor Peka-Beta


Detektor peka-beta adalah sebuah alat yang dipergunakan untuk mengamati
hasil dari aktivitas peluruhan beta yang terjadi pada sample radioaktif.
Secara bahasa detektor adalah : Alat yang peka terhadap radiasi, menghasilkan sinyal
respons yang dapat diukur atau dianalisis.
Radioisotop

Membandingkan penjumlahan inti mula-mula yang ada pada sampel karang,


tunggu sampai inti meluruh sampai stabil membentuk (Pb 206). Pb206 yang terbentuk
dikonversikan dengan

238

U (inti mula-mula). Dalam 25 tahun, 1206Pb yang

diperkirakan terbentuk.
Keradioaktifan Buatan
Merupakan perubahan inti yang terjadi karena ditembak oleh partikel.
Prinsip penembakan:
Jumlah nomor atom sebelum penembakan = jumlah nomor atom setelah penembakan.
Jumlah nomor massa sebelum penembakan = jumlah nomor massa setelah
penembakan.
Misalnya:

14

N+

He

17

O + 11 p

RUMUS
k = (2.3/t) log (No/Nt)

k = tetapan laju peluruhan

k = 0.693/t1/2

t = waktu peluruhan

t = 3.32 . t1/2 . log No/Nt

No = jumlah bahan radioaktif mula-mula


Nt = jumlah bahan radioaktif pada saat t
t1/2 = waktu paruh

PELURUHAN ALFA
Peluruhan Alfa
Peluruhan alfa adalah emisi partikel alfa (inti helium) yang dapat dituliskan
sebagai
4

He atau 42 . Ketika sebuah inti tak stabil mengeluarkan sebuah partikel alfa,

nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat. Peluruhan alfa dapat
ditulis:
A
Z

X ZA42Y +24
Sebagai contoh 234U meluruh dan mengeluarkan sebuah partikel alfa
234
92U

23090Th +

Energi Peluruhan Alfa


Dalam peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat lebih erat
dari
pada inti semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai energi kinetik partikel alfa

K dan energi kinetik inti anak (inti hasil) KY , yang dapat dihitung dengan
persamaan:

Karena energi yang dilepas muncul sebagai energi kinetik, maka:


Q = KY + K Dengan asumsi kita memilih kerangka acauan laboratorium
(dijelaskan pada reaksi
inti). Selanjutnya, kita dapat menghitung energi kinetik alfa dengan persamaan:
K

A 4
Q
A

Teori Peluruhan Alfa


Peluruhan alfa merupakan salah satu peristiwa efek trobosan (tunneling effect),
seperti dibahas dalam mekanika kuantum.
Diasumsikan dua netron dan dua proton yang berada dalam inti membentuk
partikel alfa. Dua proton dan dua netron ini bergerak terus di dalam inti, yang kadangkadang bergabung dan terkadang berpisah. Di dalam inti partikel alfa terikat oleh gaya
inti yang sangat kuat. Tetapi jika partikel alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari inti
ia akan segera merasakan tolakan gaya Coulomb.

Energi

Partikel
R

Gambar 6.1 Potensial Inti dan Proses Efek Trobosan Oleh Partikel Alfa
Tinggi potensial halang dalam inti berat sekitar 30 MeV sampai 40 MeV,
sementara partikel alfa hanya memiliki energi sekitar 4 sampai 8 MeV. Jadi, secara
klasik partikel alfa tidak akan mengkin menerobos potensial Coulomb yang begitu
besar.

Namun, dalam mekanika kuantum, penerobosan seperti itu diijinkan. Terdapat


peluang partikel alfa untuk menerobos dinding yang begitu tebal dan kuat
Probabilitas persatuan waktu .bagi partikel alfa untuk muncul adalah
probabilitas menerobos potensial halang dikalikan banyaknya partikel alfa menumbuk
penghalang per detik dalam usahanya untuk keluar. Jika partkel alfa bergerak dengan
laju di dalam sebuah inti berjari-jari R, maka selang waktu yang dibutuhkan untuk
menumbuk penghalang bolak-balik dalam inti sebesar 2R / . Inti berat nilai R sekitar
6 fm, maka partikel alfa menumbuk dinding inti berat sebesar 10

22

kali per detik.

Taksiran kasar probabiltas peluruhan alfa, berdasarkan mekanika kuantum


adalah
= v ek ( RR)
2R
Dengan k =

(5.4)

(2m / =2 )(VB K ) / 2 , VB merupakan tinggi maksimum

penghalang atau merupakan energi Coulomb partikel alfa pada permukaan inti atom,
yang besarnya
VB = 2(Z 2)e2 / 40 R , dan R = 2(z 2)e2 / 40 K . Jika persamaan diatas
5

dihitung, maka akan didapatkan nilai antara 10 /s hingga 10

-21

/s, lumayan sama

dengan hasil eksperimen.


Berdasarkan data eksperimen, usia paro peluruhan alfa ada ketergantungan
dengan energi artikel alfa. Semakin besar energi partikel alfa, waktu paro nya
semakin cepat dan sebaliknya. Dikusikanlah masalah ini!
Tabel 6.1 Hubungan Energi Kinatik Alfa Dengan Waktu Paro
Isotop

K (MeV)

(1/s)

1/ 2

10

Th

4,01

1,4 x 10

4,19

4,5 x 10 thn

Th

4,69

Pu

232

thn

-18

1,6 x 10

4,9 x 10

8,0 x 10 thn

2,8 x 10

5,50

88 thn

2,5 x 10

5,89

20,8 hari

3,9 x 10

220

Rn

6,29

56 s

1,2 x 10

222

Ac

7,01

5s

0,14

216

Rn

8,05

45 s

1,5 x 10

212

Po

8,78

0,3 s

2,3 x 10

238
230
238
230

-18
-13
-10
-7
-2

4
6

KARAKTERISTIK PARTIKEL ALFA


Daya Jangkau Partikel Alfa
Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak partikel alfa
berkisar
antara 0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u, maka
jangkauan partikel alfa sangat pendek.partikel alfa dengan energi paling tinggi,
jangkauannya di udara hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan hanya beberapa
mikron.
Partikel alfa yang dipancarkan oleh sumber radioaktif memiliki energi tunggal
(mono-energetic). Bertambah tebalnya bahan hanya akan mengurangi energi partikel
alfa yang melintas, tetapi tidak megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri.
Pengujian jejak partikel alfa dengan kamar kabut Wilson, menunjukkan bahwa
sebagian besar partikel alfa memiliki jangkauan yang sama di dalam gas dan bergerak
dengan jejak lurus.
Jangkauan partikel alfa biasanya diukur di udara pada suhu 0 C dan tekanan 70
mmHg dan dapat didekati dengan persamaan sebagai berikut.
d (cm) = 0,56 x E (MeV )
E < 4 MeV
d (cm) =1,24 x E (MeV ) 2,62
4 < E < 8 MeV

(5.5)

Sedangkan jangkauannya dalam medium (dm) selain udara didefinisikan dengan


pendekatan persamaan Bragg-Kleeman sebagai berikut:

dengan

Am =
.

n1 A1 + n2 A2 +...
n1 A1 + n2

A2 +...

m adalah massa jenis medium


3

(gr/cm ) Ni fraksi atom dari unsur


i
Ai berat atom unsur i
Contoh
Berapak jangkauan partikel alfa dengan energi 4,195 MeV di dalam molekul UO2
3

dengan masaa jenis 10,9 gr/cm . Diketahui massa atom U dan O masing-masing 238
dan 16 Jawab

Molekul UO2 terdiri atas 3 atom (1 U dan 2 O), sehingga fraksi atom untuk U, n =1/3
dan untuk O, n = 2/3

Jangkauan partikel alfa di udara d = 1,24 x 4,195 2,62 = 2,58 cm


Maka jangkau partikel alfa di dalam molekul UO2

Daya Ionisasi
Mekanisme utama hilangnya energi partikel alfa adalah melalui ionisasi dan
eksitasi. Dalam udara partikel alfa rata-rata kehilangan energi sebesar 3,5 eV untuk
menghasilkan pasangan ion (p, e). Sementara eksitasi terjadi ketika energi yang
ditransfer ke elektron atom medium, tidak cukup untuk melepaskan elektron dari
pengaruh ikatan inti.
Partikel alfa bergerak cukup pelan karena massanya yang relatif besar. Karena
muatannya juga besar (2e), maka ionisasi spesifik sangat tinggi. Ionisasi sepisifik
adalah banyaknya pasangan ion yang terbentuk per satuan panjang lintasan.
Pasangan ion yang terbentuk dalam orde puluhan ribu paangan ion per centimeter
lintasan di udara.
Ionisasi spesifik (Is) dirumuskan:
Is =

Pasangan ion
jangkaun (cm)

K
( pasangan ion / cm)
W .d

K adalah energi partikel alfa (eV) dan W adalah energi yang diperlukan untuk
membentuk 1 pasang ion di udara, 35 eV/pasang

Gambar 6.2 Kurva Bragg untuk Ionisasi Spesifik Partikel Alfa di Udara

(5.7)

Contoh
Berapa jumlah pasangan ion per cm di udara yang dihasilkan oleh partikel alfa
dengan energi 4,5 MeV
Jawab
Jangkaun alfa di udara d = 1,24 x 4,5 2,62 =
2,96 cm Jumlah pasngan ion per cm
Is =

4,5 x10 6 eV

35eV x 2,96 cm
Peluruhan Beta

= 43.436 pasang ion /


cm

Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi inti atau sebaliknya. Jadi
Z dan N masing-masinng berubah satu satuan, tetapi A tidak berubah. Pada peluruhan
beta, yang paling utama adalah sebuah netron meluruh menjadi sebuah proton dan
sebuah elektron
np+e
Ketika proses peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan
disebut partikel beta, kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah
elektron.Elektron yang dipancarkan pada peluruhan beta bukanlah elektron kulit atom
dan juga bukan elektron yang semula berada dalam inti. Tetapi elektron ini diciptakan
oleh inti dari energy yang ada. Jika ada beda energy diam sekurang-kurangnya
penciptaan elektron sangat mungkin terjadi.
Hipotesis Neutrino
Dari eksperimen yang telah dilakukan berkaitan dengan peluruhan beta ini,
yaitu:
1.

Spin intrinsik proto, netron dan elektron masing-masing bernilai .


Jika terjadi peluruhan netron (spin ), gabungan spin proton dan elektron
hasil peluruhan bisa sejajar (spin total = 1) atau berlawanan (spin total 0),
dan tidak ada kemungkinan spin totalnya . Oleh karena itu, proses
peluruhan ini tampaknya melanggar hukum kekekalan momentum sudut

2.

Persoalan

energi beta. Dari pengukuran elektron yang dipancarkan

didapatkan bahwa spektrum energinya kontinyu dari 0 hingga nilai

maksimum Ke(max). Menurut perhitungan dalam peluruhan netron, nilai


Q = (mn - mp - mc)c2 = 0,782 MeV. Persoalan distribusi energi yang kontinyu
ini (karena adanya beberapa energi yang hilang), dicoba dipecahkan oleh
para fisikawan eksperimen sebelum tahun 1930, tapi semuanya tidak
berhasil.

Gambar 6.3. Grafik Distribusi Energi Partikel Beta


Pemecahan

terhadap

fenomena

yang

tampak

melanggar

hukum

kekekalan momentum sudut dan energi ini ditemukan oleh Wolfgang Pauli. Ia
mengusulkan bahwa ada partikel ketiga yang dipancarkan pada peluruhan beta ini.
Partikel ketiga ini bermuatan elektrik nol dan memiliki spin . Hilangnya energi ini
tidak lain adalah energi yang diambil partikel ini.
Partikel ini disebut neutrino (yang dalam bahasa Italia berarti netral kecil) dan
diberi lambang . Neutrino ini memiliki massa diam nol. Neutrino ini juga memiliki
anti partikel yang dinamakan antineutrino . Pada kenyataannya yang dipancarkan
dalam peluruhan beta adalah antineutrino. Dengan demikian proses peluruhan beta
secara lengkap adalah:
np+e+
Energi reaksi ini muncul sebagai energi kinetik elektron, energi antineutrino dan
energi pental proton. Proses peluruhan beta lainnya adalah peluruhan proton, yang
reaksinya
pn+e+ +
e+ adalah elektron positif atau positron yang merupakan antipartikel dari
elektron. Positron memiliki massa sama dengan elektron, tetapi memiliki muatan
elektrik yang berlawanan. Apabila positron bertemu dengan elektron, keduanya akan

bergabung dan musnah. Proses ini dinamakan annihilasi. Energi keduanya berubah
menjadi gelombang elektromagnetik.

Gambar 6.4. Grafik Distribusi Energi Positron


Tangkapan Elektron
Salah satu proses peluruhan inti adalah tangkapan elektron (Electron capture, EC).
Proses reaksinya adalah
p + e n +
Di sini sebuah proton menagkap elektron dariorbitnya beralih menjadi sebuah
netron ditambah sebuah neutrino. Elektron yang ditangkap ini adalah elektron
terdalam sebuah atom, dan proses ini dicirikan dengan kulit asal elektronnya:
tangkapan kulit K, kulit L, dan seterusnya. Tangkapan elektron ini tidak terjadi pada
proton bebas, tetapi hanya proton yang ada di dalam inti.
Energi Peluruhan.
Peluruhan beta terjadi pada sebuah inti atom. Pada saat pemancaran e, sebuah
inti atom dengan Z proton dan N netron meluruh ke inti atom lain dengan Z + 1
proton dan N 1 netron.

Nilai Q dari peluruhan ini, dihitung dengan mengurangi massa-massa elektron (Zme)

Massa elektron saling menghapuskan dalam perhitungan Q. Energi yang


dilepas dalam peluruhan ini

sebagai energi kinetik antineutrino, energi kinetik

elektron dan sejumlah kecil energi kinetik inti. Elektron memiliki energi kinetik
maksimum jika energi antineutrino hampir nol.
Sedangkan dalam pemancaran dapat digambarkan e+ , proton inti berubah
menjadi netron. Reaksinya

Nilai Q pada proses ini

Sedang untuk tangkapan elektron, reaksinya

Dan nilai Q-nya

Contoh
Berapakah energi maksimum elektron yang teremisi dari peluruhan e di dalam H?
Jawab
Reaksi peluruhan

Energi kinetik inti He bisa diabaikan karena terlalu kecil sehingga Ke terjadi pada saat
Kv = 0, maka Ke = 0,0186 MeV

KARAKTERISTIK PARTIKEL BETA


Daya Jangkau Sinar Beta
Sinar beta, baik elektron atau positron, keduanya termasuk kelompok partikel
ringan bermuatan. Besar massa diam dan muatan elektriknya juga sama, hanya
tandanya saja yang berlawanan. Kecepatan gerak di udara antara 0,32 c sampai 0,7 c.
Jejak partikel beta ini berbelok-belok karena elektron ini mengalami hamburan di
dalam bahan.
Energi rata-rata elektron ini (1/3) Kmax, sedangkan untuk positron 0,4
Kmax. Panjang jangkaun partikel ini di medium dinyatakan dalam cm, namun kadangkadang juga dinyatakan dalam bentuk ketebalan densitas (density thickness, dt)
dengan satuan massa per satuan luas (mg/cm2) untuk menggantikan jarak atau
ketebalan (d).
dt (mg / cm2 ) = d (cm) x (mg / cm3)
adalah massa jenis medium.
Dengan sistem satuan ini, jangkauan partikel di dalam medium tidak lagi
memperhatikan jenis bahan medium. Perumusan matematis yang menunjukkan
hubungan antara jangkauan dt dan energi maksimum Km (MeV) adalah sebagai
berikut:

Contoh
Berapakah jangkauan linier partikel beta (dalam cm) dengan energi maksimum 2,86
MeV yang dipancarkan dari inti 5625Mn yang melewati aluminum.
jawab

Daya Ionisasi Partikel Beta


Mekanisme hilangnya partikel beta sama dengan mekanisme pada partikel alfa,
yaitu diserap bahan yang dilewati untuk proses ionisasi dan eksistasi.
Partikel beta akan kehilangan energi 3,4 eV setiap pembentukan satu pasang
ion. Namun karena partikel beta lebih kecil (sekitar 1/7300 dari massa partikel alfa)
dan muatan yang lebih rendah (1/2 dari partikel alfa), maka konsekuensinya partikel
beta dalam sepanjang sejaknya tidak memproduksi pasangan ion per cm sebanyak
yang dibentuk partikel alfa. Partikel beta dengan energi 3 MeV mempunyai jangkaun
di udara lebih dari 1.000 cm namun hanya mampu menghasilkan beberapa pasangan
ion per mm sepanjang jejaknya.
Ionisasi spesifik (Is) partikel beta di udara bervariasi dari 60 sampai 7.000 pasangan
ion per cm. Ionisasi spesifik bernilai besar untuk partikel beta berenergi
rendah, selanjutnya berkurang secara cepat untuk energi yang makin besar, hingga
mencapai minimum pada energi sekitar 1 MeV. Ionisasi spesifik ini berlahan-lahan
naik untuk energi lebih besar dari 1 MeV.
Persamaan ionisasi spesifik ditulis:

dK/dx adalah laju kehilangan energi akibat ionisasi dan eksitasi oleh partkel
beta (MeV/cm) dan W adalah energi rata-rata untuk membentuk satu pasangan ion.
Satu hal yang menarik, karena partikel beta bermuatan listrik dan bergerak
dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat inti atom, maka gaya elektrostatik inti
menyebabkan partikel beta membelok dengan tajam. Peristiwa ini menyebabkan
partikel beta kehilangan energinya dengan memancarkan gelombang elektromagnetik
yang dikenal sinar-X Bremsstrahlung.
PELURUHAN GAMMA
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi. Seperti
halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan foton
(gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ().
Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak

berubah. ( AX )* AX +
Energi gelombang ini ditentukan oleh panjang gelombang () atau oleh
frekuensinya
(f) sesuai persamaan
E = hf = hc /

(7.1)

dengan h adalah tetapan plank yang besarnya 6,63 10

-34

Js.

Energi tiap foton adalah beda energi antara keadaan awal dan keadaan akhir inti,
dikurangi dengan sejumlah koreksi kecil untuk energi pental inti. Energi ini berada
pada kisaran 100 KeV hingga beberapa MeV.
Inti dapat pula dieksitasi dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan
menyerap foton dengan energi yang tepat.
Gambar 7.1 memperlihatkan suatu diagram tingkat energi yang khas dari
keadaan eksitasi inti dan beberapa transisi sinar gamma yang dipancarkan. Wakto paro
-9

-12

khas bagi tingkat eksitasi inti adalah 10 hinga 10

s.

Ada beberapa yang memiliki waktu paro lama (beberapa jam bahkan beberapa
hari). Intiinti yang tereksitasi seperti ini dinamakan isomer dan keadaan tereksitasinya
dikenal sebagai keadaan isomerik.
198

e-

Au

e-

3
0,412 MeV

1
0
198

Hg

Gambar 6.5 Diagram Tingkat Energi Inti

Dalam menghitung energi partikel alfa dan beta yang dipancarkan dalam
peluruhan radioaktif di depan dianggap tidak ada sinar gamma yang dipancarkan. Jika
ada sinar gamma yang dipancarkan, maka energi yang ada (Q) harus dibagi bersama
antara partikel dengan sinar gamma.
ABSORBSI SINAR GAMMA
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa energi
dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk ke dalam suatu
bahan, juga mengahsilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang dihasilkan sebagian besar
melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, jinar gamma berinteraksi dengan materi hanya
beberapa pasang ion primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjutnya
melakukan proses ionisasi sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih
banyak dibandingkan yang terbentuk pada proses ionisasi primer.
Apabila sinar gamma (gelombang elektromagnetik) memasuki perisai, maka
intensitas radiasi saja yang akan berkurang, sedangkan energi tetap tidak berubah.
I = I0 ed
Dengan Io adalah intensitas mula-mula, I Intensitas yang diteruskan, d adalah
ketebalan bahan perisasi dan adalah koefisien serapan linier bahan perisai.
Karena d tidak memiliki satuan, maka satuan dan d menyesuaikan. Jika d dalam
cm, maka dalam 1/cm.
Nilai untuk setiap bahan sangat bergantung pada nomor atom bahan dan juga
pada radiasi gamma.
Untuk beberapa tujuan tertentu, seringkali tabel bahan perisai tidak dinyatakan
dalam tebal linier dengan satuan panjang, tetapi dinyatakan dalam tebal kerapatan
2

(gr/cm ). Jika besaran itu yang dipakai maka koefisien serapan bahan dinyatakan
2

dalam koefisiem serapan massa m dengan satuan cm /gr.


Hubungan keduanya dinyatakan dalam:
(cm1 ) = m (cm2 / gr) x (gr / cm3 )
Selain kedua koefisien serapan tersebut, juga digunakan koefisien serapan
atomik (a), yaitu fraksi berkas radiasi gamma yang diserap oleh atom . Koefisien
serapan atomik dirumuskan

a (cm 2 / atom) =

(cm1 )
N (atom / cm3 )
3

Dengan N adalah jumlah atom penyerap per cm . Koefisien serapan atomik ini
selalu menunjukkan tampang lintang (cross section) dengan satuan barn.
1 barn = 10

-24

cm

Koefisien serapan atomik seringkali disebut microscopic cross section (),


sedangkan koefisien serapan linier sering dikenal dengan istilah macroscopic cross
section ( = N ). Sedangkan nilai tebal paro atau half value thickness (HVT) adalah
tebal bahan perisai yang diperlukan radiasi gelombang elektromagnetik untuk
mengurangi intensitas radiasinya, sehingga tinggal setengah dari semula.
Jika penurunan intensitas dirumuskan I = I 0 ed dan pada saat intensitas
menjadi setengahnya I = 1/2I0
Maka
Dilihat dari daya tembusnya, radiasi gamma memiliki daya tembus paling kuat
dibandingkan dengan radiasi partikel yang dipancarkan inti radioaktif lainnya.
Sebaliknya, daya ionisasinya paling lemah. Karena sinar gamma termasuk
gelombang elektromagnetik, maka kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya.
INTERAKSI SINAR GAMMA DAN MATERI
Ada tiga proses utama yang dapat terjadi apabila
radiasi gamma melewati bahan, yaitu efek fololistrik, hamburan Compton dan
produksi pasangan. Ketiga proses tersebut melepaskan elektron yang selanjutnya
dapat mengionisasi atom-atom lain dalam bahan.
Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan bahan ditentukan oleh
koefisien

absorbsi

linier

().

Karena

penyerapan

intensitas

gelombang

elektromagnetik melalui tiga proses utama, maka nilai juga ditentukan oleh peluang
terjadinya ketiga proses tersebut, yaitu f untuk foto listrik, c untuk hamburan
Compton dan pp untuk produksi pasangan.
Koefisien absorbsi total (t) dari ketiga koefisien tersebut
t = f + c + pp

Efek fotolistrik
Efek foto listrik adalah peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh
elektron yang terikat kuat oleh suatu atom sehingga elektron tersebut terlepas dari
ikatan atom. Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron.efek foto listrik terutama
terjadi antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV.
Efek fotolistrik ini umumnya banyak terjadi pada materi dengan Z yang besar,
seperti tembaga (Z = 29).
Energi foton yang datang sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam
bentuk energi kinetik elektron dan sebagian lagi digunakan untuk melawan energi ikat
elektron (W0).
Besarnya energi kinetik fotoelektron (K) dalam peristiwa ini adalah:
K = hf W0
Dari persamaan 7.7 terlihat bahwa agar efek fotolistrik terjadi, maka energi
foton harus sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat elektron yang berinteraksi.
Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf berinteraksi dengan
elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron
terluar dari atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak dengan energi
kinetik tertentu disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan foton
datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan.
Kemungkinan terjadinya hamburan Compton berkurang bila energi foton yang
datang bertambah dan bila Z bertambah.
Dalam hamburan Compton ini, energi foton yang datang yang diserap atom
diubah menjadi energi kinetik elektron dan foton hamburan. Perubahan panjang
gelombang foton hamburan dari menjadi dirumuskan

dengan memasukkan nilai-nilai h, m dan c diperoleh


( A) = 0,0242 (1 cos)
Hamburan foton penting untuk radiasi elektromagnetik dengan energi 200 keV
hingga 5 MeV dalam sebagian besar unsur-unsur ringan.

Produksi pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan medan listrik
dalam inti atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan sebagai
gantinya akan timbul sepasang elektron-positron. Karena massa diam elektron
ekivalen dengan energi 0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi pada
2

energi foton 1,02 MeV (2mec ).


Energi kinetik total pasagan elektron-positron sesuai dengan persamaan:
hf = Ke + K p + me c2 + mp c2 .
Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom
bahan. Positron yang terbentuk juga bisa bergabung dengan elektron melalui suatu
proses yang dinamakn annihiliasi

Anda mungkin juga menyukai