Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA TERAPAN

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
Tahun Akademik 2014/2015

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
TITRASI PENGENDAPAN (PENENTUAN KLORIDA)

Nama

Jurusan

: Muhammad Ridho .P 061440410802


Puspita Anggraini

061440410804

Rahmat Rendi .S

061440410805

Ridho Anugerah

061440410806

Septiani Wulandari

061440410810

Tri Lestari

061440410811

Yulinda

061440410812

: Teknik Energi

Judul percobaan : Titrasi Pengendapan (Penentuan Klorida)


Instruktur

: Ir. Fatria .M.T

TITRASI PENGENDAPAN / ARGENTOMETRI


( PENENTUAN KLORIDA )

I.

TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapan
dengan menggunakan metode Mohr

II.

RINCIAN KERJA
1. Standardisasi larutan AgNO3

2. Penentuan kadar klorida pada cuplikan

III.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


A. ALAT
Neraca Analitis
Kaca Arloji
Erlenmeyer
Buret
Pipet Ukur
Pipet Tetes
Gelas Kimia
Labu Takar
Spatula
Pengaduk
Bola Karet
B. BAHAN
AgNO3
Indikator K2CrO4
NaCl p.a
Cuplikan yang mengandung Cl

IV.

DASAR TEORI
Titrasi Pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan
endapan antara analit dengan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang
dibedakan dari indicator yang digunakan :
1. Metode Mohr
2. Metode Volhard
3. Metode Adsorbsi

Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga indicator yang dapat
di pergunakan. Metode Mohr menggunakan ion kromat CrO42- untuk mengendapkan
AgCrO4 berwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk
kompleks berwarna dengan ion tiosianat SCN-. Dengan metode Fajans menggunakan
indicator adsorbsi , seperti suatu system asam-basa dapat digunakan sebagai suatu
indicator untuk titrasi asam-basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan
sebagai petunjuk akhir suatu titrasi. Pada metode Mohr, yaitu penentuan klorida
dengan ion perak dengan indicator ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari
pengendapan perak kromat yang berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai suatu
titik akhir titrasi. Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator
dekat pada titik ekivalen. Perak kromat lebih larut ( sekitar 2,4x10 -5 mol/liter ) dari
pada perak klorida ( 1x10-5 mol/liter ). Jika ion perak ditambahkan pada sebuah
larutan yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat
dalam konsentrasi yang kecil, maka perak klorida akan terlebih dahulu mengendap
membentuk endapan berwarna putih. Pada perak kromat baru akan terbentuk sesudah
konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui harga Kkel perak kromat.
Metode Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromide dengan
perak nitrat. Selain itu juga, dapat menentukan ion sianida dalam larutan yang sedikit
alkalis.

V.

LANGKAH KERJA
1. Strandardisasi Larutan Baku AgNO3

Menimbang 1,07 gr Perak Nitrat dan menambahkan air aquadest sampai


100 mL dalam labu takar. Kemudian menjaganya agar tidak sampai

terkena sinar matahari


Menimbang dengan teliti tiga cuplikan Natrium Klorida yang murni dan

kering seberat 0,20 gr dalam tiga Erlenmeyer 250 mL


Melarutkan tiap contoh dalam 50 mL air aquadest dan menambahkan 2
mL 0,1 M Kalium Kromat

Menitrasi cuplikan dengan larutan Perak Nitrat sampai terjadi perubahan


warna menjadi kemerah-merahan yang stabil

2. Penentuan Klorida
Menimbang dengan teliti tiga cuplikan seberat 0,5 gr dan melarutkannya
ke dalam air sampai 50 mL, dengan menggunakan cuplikan CaCl2.2H2O

dan KCl
Mengambil 10 Ml alikot, dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer

berukuran 250 mL
Menambahkan tiga tetes indicator Kalium Kromat
Menitrasinya dengan larutan baku Perak Nitrat sampai terjadi perubahan
warna menjadi kemerah-merahan yang stabil.

VI.

DATA PENGAMATAN

I.1. Standardisasi Larutan Baku / Standar AgNO3


No

Gram Analit (NaCl)

Volume Titran (AgNO3)

200 mg

7,5 ml

200 mg

7,1 ml

200 mg

7,3 ml
Vrata-rata = 7,3 ml

I.2. Penentuan Cl Dengan AgNO3

a. Analit CaCl2.2h2O
No

Volume Analit

Volume Titran (AgNO3)

10 ml

17,7 ml

10 ml

16,3 ml

10 ml

17,2 ml
Vrata-rata = 17,06 ml

b. Analit KCl
No

Volume Analit

Volume Titran (AgNO3)

10 ml

13,7 ml

10 ml

14 ml

11 ml

13,9 ml
Vrata-rata = 13,8 ml

VII. PERHITUNGAN
I.3. Standardisasi Larutan AgNO3
Menentukan normalitas AgNO3 Teoritis
N.AgNO3 =
g. AgNO3
V. AgNO3 x BE. AgNO3
=
4,25 gr
0,25 l x 170 gr/ek
= 0,1 ek/l
= 0,1 mek/ml

Gr NaCl = V. AgNO3 x N AgNO3


BE NaCl
200 mg x 10 ml/50ml = 7,3 ml x N AgNO3
58, 44 mg/mek
N AgNO3 = 0,093 mek/ml

% Kesalahan =

0,1 0,095
0,1

x 100 %

= 7%
I.4. Penentuan Klorida dengan AgNO3
Menentukan % Klorida dalam CaCl2.2h2O
a. Secara teoritis
% Cl =
Mr. Cl
x 100 %
Mr. CaCl2.2h2O
= 35,5 gr/mol x 100 %
147,06 gr/mol
= 24,11 %
b. Secara praktek
% Cl = V AgNO3 x N. AgNO3 x BE Cl

x 100 %

Gr sampel
= 17,06 ml x 0,093 ek/mol x 35,5 gr/mol

x 100 %

2 ek/mol
500 mg x 10 ml/50 ml
= 28,1245 %

% Kesalahan = 24,11 28,1245 x100 %


24,11
= 28,1245 %

Menentukan % Klorida dalam KCl


a. Secara Teoritis
% Cl =
Mr. Cl
x 100
Mr. KCl
= 35,5 gr/mol x 100
74,55 gr/mol
= 47,55 %
b. Secara Praktek
% Cl = V AgNO3 x N. AgNO3 x BE Cl
Gr sampel

x 100

= 13,8 ml x 0,093 mek/ml x 35,45 mg/mek

x 100

500 mg x 10 ml/50 ml
= 45,5%
%Kesalahan = 47,55 45,5 x100 %
47,55
= 4,3 %
VIII. ANALISA DATA
Pada percobaan Titrasi Pengendapan ( Penentuan Klorida ) menggunakan metode
Mohr, dimana pada titrasi ini menggunakan indicator Kalium Kromat ( K2CrO4 ). Hal
pertama yang dilakukan adalah membuat larutan baku AgNO3 ( Perak Nitrat ).
Setelah itu, melakukan Standardisasi Larutan Baku dengan menitrasi larutan NaCl
yang telah ditambah dengan 2 mL Kalium Kromat ( K 2CrO4 ) 0,1 M. dan dari
percobaan tersebut di dapatkan nilai Normalitas AgNO3 sebesar 0,093 ek/ml, dimana
secara teorinya Normalitas AgNO3 adalah 0,1 N. Sehingga didapat % kesalahannya
yaitu 7 %. Kesalahan ini didapat karena kurangnya ketelitian praktikan dalam
pembuatan larutan maupun dalam melakukan titrasi, dan bisa juga dikarenakan alat
yang fungsinya tidak akurat lagi. Adapun nilai Normalitas secara praktek didapat dari
rumus standardisasi yaitu :
= VAgNO3 x NAgNO3

Setelah didapat nilai Normalitas dan Standardisasi larutan baku, maka dapat kita cari
kadar klorida ( % Cl- ) dalam analit / cuplikan dengan rumus :

% Cl - =

x 100

Cuplikan yang kita gunakan ada dua yaitu CaCl 2.2H2O dan KCl dengan berat
masing-masing 0,5 gr. Sehingga di dapat kadar klorida dalam CaCl 2.2H2O sebesar

28,1245 %, dengan % kesalahan sebesar 16,3 %, dan kadar klorida dalam KCl
sebesar

45,50 %, dengan % kesalahan sebesar 4,3 %. Adapun faktor yang

mempengaruh hasil yang didapat antara lain :

IX.

Kurangnya ketelitian dalam mentitrasi

Kurangnya pengetahuan tentang job

KESIMPULAN
1. Titrasi Pengendapan adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan
endapan antara analit dengan titran
2. Macam-macam titrasi pengendapan :
Metode Mohr
Metode Valhard
Metode Adsorbsi
3. Dalam metode Mohr, penentuan klorida dengan ion perak menggunakan indicator
ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang harus
berwarna kemerah-merahan di anggap sebagai titik akhir suatu titrasi
4. Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data :
NAgNO3 secara teori
= 0,1 N
NAgNO3 secara praktek
= 0,093N
Kadar Cl dalam CaCl2.2H2O secara teori = 24,11 %
Kadar Cl- dalam CaCl2.2H2O secara praktek = 28,1245 %
% Kesalahan CaCl2.2H2O
= 16,03 %
Kadar Cl dalam KCl secara teori
= 47,55 %
Kadar Cl- dalam KCl secara praktek
= 45,50 %
% Kesalahan KCl
= 4,3 %
5. Rumus-rumus yang digunakan :
Menentukan Normalitas AgNO3
= VAgNO3 x NAgNO3

Menentukan kadar Cl- dalam contoh


% Cl - =

x 100

X.

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Penuntun Praktikum Kimia Terapan. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya

GAMBAR ALAT

Neraca Analitis

Pengaduk

Kaca Arloji

Pipet Ukur

Spatula

Pipet Tetes

Gelas Kimia

Bola Karet

Aquadest

Erlenmeyer

Labu Ukur

Buret

Anda mungkin juga menyukai