TINJAUAN PUSTAKA
Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian : core (inti) ,
cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer (pelindung).
Inti (core) adalah sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik
(bahan silika (SiO2), biasanya diberi doping dengan germanium
oksida (GeO2) atau fosfor penta oksida (P2O5) untuk menaikan indeks
biasnya) yang tidak menghantarkan listrik, inti ini memiliki jari-jari,
besarnya sekitar 8 200 m dan indeks bias n1, besarnya sekitar 1,5.
Kulit (cladding) yaitu material yang melapisi inti, yang terbuat dari
bahan dielektrik (silika tanpa atau sedikit doping), kulit memiliki jarijari sekitar 125 400 m indeks bias-nya n2, besarnya sedikit lebih
rendah dari n1.
Single mode : Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9
micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang
gelombang 1300-1550 nanometer) diameter mendekati panjang gelombang
sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke
dinding cladding.
Multi mode : Mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0.0025 inch
atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah
(panjang gelombang 850-1300 nanometer) serat optik dengan diameter
core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantulpantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin
kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang
paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth
yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Pada serat optik tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded
index multimode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat
core sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya indeks
bias ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan
berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan
berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaan di penerima (ujung serat optik).
b
2
.
Gambar 2.4 : Lintasan cahaya dalam serat optik.
Pemanduan cahaya dalam serat optik menggunakan pantulan internal total
yang terjadi pada bidang batas antara 2 media dengan indek bias yang berbeda yaitu
n1 dan n2. Bila indek bias n1 dari medium pertama lebih kecil dari indek bias medium
kedua, maka sinar akan dibiaskan pada media berindeks bias besar dengan sudut i2
terhadap garis normal, hubungan antara sudut datang i1 dan sudut bias i2 terhadap
indeks bias dielektrik dinyatakan oleh hukum Snell:
SinI 1 n2
=
SinI 2
n1
(2.1)
Gambar 2.5 : Sinar cahaya datang pada antar muka indek bias
Dari gambar terlihat bahwa cahaya dibiaskan menjauhi garis normal.Jika
sudut datang terus diperbesar sehingga sudut bias sejajar dengan bidang batas (sudut
bias 90) maka apabila sudut datang terus diperbesar setelah sudut bias 90, maka
tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan tetapi dipantulkan sempurna. Sudut datang pada
saat sudut biasnya 90 disebut sudut kritis dan pada saat ini pemantulan yang terjadi
adalah pemantulan total (sempurna). Dari persamaan (2.1) nilai sudut kritis diberikan
oleh :
n
I 1 lim = arc sin 2
n1
(2.2)
Dimana :
(2.3)
b. Redaman
Redaman atau atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari fiber
optik yang dinyatakan dalam dB. Redaman/atenuasi serat optik merupakan
karakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan
jarak pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan.
Besarnya atenuasi atau rugi-rugi daya dinyatakan oleh persamaan berikut :
10 Pin
log
L
Pout
Dimana:
dB / km
(2.4)
Absorpsi.
Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas
dapat mengabsorpsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal
ini disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk
daerah inframerah, terjadi absorpsi yang besar. Ini disebabkan adanya getaran
ikatan kimia. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan fiber optik harus
menjauhi daerah ultraviolet dan inframerah. Penyebab absorpsi lain adanya
transmisi ion-ion logam dan ion OH. Ion OH ini ternyata memberikan
sumbangan absorpsi yang cukup besar. Semakin lama usia suatu fiber maka
bisa diduga akan semakin banyak ion OH di dalamnya yang menyebabkan
kualitas fiber menurun.
Hamburan
Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias di sepanjang
gelas tadi, sebagian energinya akan hilang dihamburkan oleh benda benda kecil
yang ada di dalam gelas. Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya
dengan partikel tersebut dinamakan hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan
Rayleigh ini berbanding terbalik dengan pangkat empat dari pangjang gelombang
cahaya yaitu : 1/ . Sehingga dapat disimpulkan untuk lamda kecil, hamburan
Rayleigh besar dan sebaliknya.
Mikro-bending
c. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat sepanjang serat
optik. Dispersi akan membatasi lebar pita (bandwidth) dari serat. Dispersi yang terjadi
pada serat secara garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal
dikenal dengan nama lain dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan
dispersi wavegiude.
1013 Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga informasi yang dibawa akan
menjadi banyak.
Terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak dapat dialiri arus listrik
(terhindar dari terjadinya hubungan pendek)
Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang
berlebihan.
Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan
pada pemasangan repeater.
Sebuah fiber Bragg Grating (FBG) adalah sebuah variasi periodik dari indeks refraktif
yang ada pada sebagian panjang fiber optik. Fiber Bragg Grating (FBG) merupakan
suatu jenis reflektor (Bragg) yang terdistribusi dalam bentuk segmen-segmen atau kisi
dalam serat optik. FBG memantulkan beberapa panjang gelombang cahaya tertentu
dan meneruskan sisanya, dimana hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan
suatu variasi periodik terhadap indeks bias core serat optik. Dengan karakteristik yang
dimilikinya tersebut, FBG dapat difungsikan sebagai filter optik (optical filter) yakni
untuk menghalangi panjang gelombang cahaya tertentu yang diinginkan atau sebagai
reflektor panjang gelombang cahaya spesifik.
Input
Transmisi
Refleksi
Gambar diatas menunjukkan priode yang dimiliki oleh sebuah fiber bragg
grating. Secara harfiah grating (kisi) berarti kumpulan ruang teratur yang pada
dasarnya merupakan elemen indentik dan pararel yang dipandang cahaya sebagai
reflektor. Pada gambar diatas gtratingnya adalah uniform, sehingga priode bragg
gratingnya adalah konstan.
Bragg grating tersebut dibuat di dalam fiber optik itu sendiri tanpa merubah
FBG bekerja berdasarkan pada prinsip refleksi bragg. Mekanisme kerja dari FBG
ditunjukkan dalam Gambar(2.8). Dalam inti (core) suatu fiber optik dibuat kisi-kisi
yang mempunyai jarak antar kisi tertentu. Kisi-kisi ini, oleh cahaya, dipandang
sebagai reflektor yang membentuk resonator, dimana puncak transmisi dari resonator
tersebut tergantung jarak antar kisi-kisinya. Ketika cahaya melalui daerah yang secara
priodik berubah-ubah dari indeks refraktif tinggi dan rendah, maka sebagian cahaya
akan direfleksikan untuk setiap panjang gelombang yang memenuhi kondisi Bragg,
sedangkan wilayah yang lainnya akan ditransmisikan. Panjang gelombang yang
ditransmisikan disebut panjang gelombang Bragg.
Gambar 2.8 diatas adalah skematis prinsip kerja FBG yang mengilustrasikan
bahwa hanya panjang gelombang yang memenuhi kondisi Bragg (direfleksikan),
secara parsial direfleksikan pada tiap interface diantara daerah tersebut, sedangkan
panjang gelombang yang lain diluar fase ditransmisikan ( diteruskan).
Kondisi untuk refleksi tinggi, dikenal sebagai kondisi Bragg ,berkenaan
dengan panjang gelombang yang direfleksikan, maka panjang gelombang Bragg
Bragg dengan priode grating dan indeks refraktif rata-rata neff diperoleh sesuai
dengan persamaan Bragg yaitu:
Bragg = 2neff
(2.5)
Salah satu fenomena yang menarik dari FBG ini adalah sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, tekanan dan tarikan. Apabila terjadi
perubahan jarak kisi karena sesuatu hal misalnya tekanan maupun suhu, maka puncak
transmisinya akan berubah. Dari karakteristik inilah maka FBG banyak dikembangkan
menjadi sensor suhu maupun sensor strain.
2.2.2.APLIKASI FBG.
Dispersion Compensation.
Gain-Flattening filter.
Dalam aplikasinya sebagai sensor pengukuran yang biasanya bisa diukur oleh
fiber bragg grating adalah temperatur dan strain. Dalam beberapa literatur
menunjukkan FBG sensor bisa digunakan untuk preasure dan dynamic magnetik
field.
Gambar 2.10 : Fiber bragg grating diberi pengaruh suhu dan strain.
Gambar 2.10 menunjukkan pemberian pengaruh suhu dan strain pada fiber
bragg grating
grating untuk merubah karakteristik panjang gelombang yang sesuai terhadap strain
dan temperatur glass fiber. Secara umum fiber bragg grating bisa dengan mudah
dimultiplex untuk banyak sensor dalam fiber optik.Sistem seperti ini mempunyai
kemampuan perluasan yang lebih tinggi dimana banyak sensor bisa ditambahkan ke
sistem untuk pengukuran yang lebih.
Terdapat beberapa aplikasi untuk sensor, umumnya sering digunakan untuk
memonitoring keadaan struktur sipil,seperti gedung,jembatan dan bendungan.
FBG dapat melakukan banyak fungsi didalam fiber optik seperti refleksi dan
pemfilteran dan insertion loss yang kecil.
Respon spektrum dari FBG bergantung pada perubahan lingkungan (suhu dan
tekanan), karena baik indeks refraktif dari fiber dan dimensi fisiknya berubah
sesuai suhu maupun tekanan, yang mempengaruhi panjang gelombang Bragg.
Sebuah fiber bragg grating yang dimanufaktur dengan tepat juga menawarkan
reflektivitas yang tinggi dan bandwith yang sempit pada bragg wavelenghtnya.
Biasanya fiber bragg grating mempunyai reflektivitas lebih besar dari 75% .
Reflektivitas yang tinggi menawarkan jumlah daya optik yang cukup untuk
bisa dideteksi oleh photodiodes. Karakteristik unik fiber bragg grating sensor
akan menghasilkan sebuah panjang gelombang bragg unik yang independen
dari intensitas optik yang digunakan sistem.
Selain kelebihan FBG juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:
Dalam aplikasi dibutuhkan recover sinyal refleksi yaitu optical sirculator agar
tidak menimbulkan noise.
Berikut adalah beberapa macam tipe dari grating dari FBG yaitu:
Untuk membuat tumpukan yang tepat dari daerah indeks refraktif tinggi dan rendah
sepanjang fiber optik, pembuat harus memodifikasi indeks refraktif dari fiber secara
permanen dengan proses efekfotosensitif.Ini bisa diselesaikan dengan menyinari fiber
optik dengan cahaya ultraviolet UV dengan panjang gelombang sekitar 244 nm.
Photosensitivitas pada fiber optik mengarah pada perubahan permanen indeks
refraktif dari core fiber ketika diarahkan ke cahaya dengan karakteristik panjang
gelombang dan intensitas yang tergantung pada material core.
(dipanaskan pada
Preannel
Untuk membuat Bragg Grating pada fiber optik, perlu dihasilkan pola priodik
yang diperlukan dari cahaya UV pada sisi fiber. Ini bisa dilakukan dengan
memisahkan laser cahaya UV dan menggabungkanya kembali di dalam fiber untuk
membentuk standing wave, priodenya tergantung pada sudut diantara sinar. Melalui
efek photosensitif, pola di imprint di dalam fiber sebagai perubahan yang bervariasi
secara periodik pada indeks refraktif. Merubah periode hanya memerlukan merubah
sudut dari kaca.
Pendemonstrasian
awal
dari
pembuatan
FBG
menggunakan
pendekatan
interferometric, tetapi stabilitas dari pola interferensi bisa dengan mudah terganggu
oleh getaran mekanikal.Metode yang lebih dapat diandalkan untuk mencetak grating
adalah menggunakan fase mask.
Sebuah fase mask merupakan grating itu sendiri,di sketsa di dalam silica,yang
mendifraksi cahaya UV pada normal incidence menuju +1 dan -1 orde difraksi.Kedua
orde ini berinterferensi untuk membuat pola interferensi
Terdapat dua tehnik penting untuk membuat grating yaitu interference pattern dan
phase mask. Fiber yang biasanya digunakan adalah single mode fiber.
Menggunakan sinar cahaya dari single laser, sinar dipisahkan dan kemudian
digabungkan kembali. Sebuah pola interferensi dibentuk dan priode grating bisa
diatur. Metode ini susah untuk membuat grating yang panjang (limitnya adalah 1 atau
2 cm). Banyak penggunaan potensial grating memerlukan panjang yang cukup
panjang (pada beberapa aplikasi 20 sampai 30 cm) dan tehnik ini tidak mampu untuk
membuat grating yang lebih panjang.
Gambar 2.12: Writing FBG ke core fiber dengan tehnik interference pattern.
Phase Mask.
Tehnik phase mask mungkin adalah tehnik yang paling terbaik untuk saat ini.
Phase mask mendifraksi sebuah sinar cahaya yang datang. Sinar yang didifraksi
mempunyai pinggiran interferensi yang bisa dikontrol untuk untuk membuat
variasi periodik dari tipe grating yang diinginkan. Ini memiliki keuntungan dalam
teknik sinar rangkap dua yang memungkinkan untuk membuat grating yang sangat
panjang. Mask yang digunakan panjang dan sinar disinari sepanjangnya.
Gambar 2.13: Ilustrasi fabrifikasi FBG dengan menggunakan tehnik phase mask.
2.3. LASER
emission). Dalam keadaan kesetimbang termal maka jumlah atom di tingkat tereksitasi
( N 2 ) akan sama jumlahnya dengan jumlah atom di tingkat energi normal ( N1 ).
Pada waktu perpindahan menuju keadaan normal maka perubahan jumlah
atomnya memenuhi persamaan:
N 2 / N1 = Exp (-E/kT)
Dengan :
(2.6)
1023 J/K)
T = Temperatur ( K)
E= E1 - E2
(2.7)
34
dengan :
J.s)
Dioda laser terbuat dari bahan semikonduktor, semikonduktor adalah material dengan
konduktivitas diantara konduktor dan isolator,susunan atom-atomnya membentuk
struktur kristal. Elektron-elektron dari atom-atom kristal semikonduktor pada tingkat
energi yang hampir sama akan membentuk tingkat-tingkat energi yang sangat
berdekatan yang disebut dengan pita energi. Pita energi yang berhubungan dengan
pemancaran cahaya adalah pita energi valensi dan pita energi konduksi., jika elektron
dari pita valensi karena mendapatkan energi maka tereksitasi ke pita konduksi maka
tempat kosong yang ditinggalkan elektron tersebut disebut hole yang dipandang
bermuatan positif. Elektron pada pita konduksi tersebut dapat turun kembali ke pita
valensi mengisi hole, peristiwa ini disebut dengan rekombinasi, pada peristiwa
rekombinasi akan dipancarkan cahaya bersesuaian dengan selisih kedua pita energi
tersebut. Panjang gelombang yang dipancarkan tergantung pada energi gap anatara
pita konduksi dan pita valensi yaitu:
1,2398
hc
m
E g E g (eV )
Dimana:
( 2.8 )
kembali
E = h
(2.9)
= c/
(2.10)
E = q. eV
Dengan :
(2.11)
eV = hcl/q = 1,24/
(2.12)