Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengenalan Serat Optik


Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca murni atau plastik yang
panjang dan berdiameter sebesar rambut manusia. Digunakan untuk men-transmisikan
sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Pada sistem komunikasi serat optik
informasi dikirim dalam bentuk sinyal cahaya.
Alasan utama penggunaan serat optik adalah kekebalannya terhadap gangguan
elektromagnetik (sinyal cahaya yang menjalar dalam serat optik tidak terpengaruh
oleh medan elektromagnetik). Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar
karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara.
Sumber cahaya yang digunakan adalah sinar laser karena sinar laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit dan sangat tajam/monokromatis. Kecepatan
transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi. Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta
dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan. Efisiensi dari serat optik ditentukan
oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin
sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
2.1.1. Struktur Dasar Sebuah Serat Optik

Gambar 2.1. Serat optik

Universitas Sumatera Utara

Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian : core (inti) ,
cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer (pelindung).

Inti (core) adalah sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik
(bahan silika (SiO2), biasanya diberi doping dengan germanium
oksida (GeO2) atau fosfor penta oksida (P2O5) untuk menaikan indeks
biasnya) yang tidak menghantarkan listrik, inti ini memiliki jari-jari,
besarnya sekitar 8 200 m dan indeks bias n1, besarnya sekitar 1,5.

Kulit (cladding) yaitu material yang melapisi inti, yang terbuat dari
bahan dielektrik (silika tanpa atau sedikit doping), kulit memiliki jarijari sekitar 125 400 m indeks bias-nya n2, besarnya sedikit lebih
rendah dari n1.

Jaket (buffer), bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan


cladding yang terbuat dari bahan plastik yang elastis. Walaupun pada
dasarnya cahaya merambat sepanjang inti serat, namun kulit memiliki
beberapa fungsi :
a. Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.
b. Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan.
c. Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.
d. Menambah kekuatan mekanis.

2.1.2.Pembagian Serat optik


Pembagian Fiber optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
2.1.2.1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :

Single mode : Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9
micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang
gelombang 1300-1550 nanometer) diameter mendekati panjang gelombang
sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke
dinding cladding.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 : Fiber Optik Single Mode

Multi mode : Mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0.0025 inch
atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah
(panjang gelombang 850-1300 nanometer) serat optik dengan diameter
core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantulpantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.

Gambar 2.3 : Fiber Optik Multi Mode

2.1.2.2. Berdasarkan indeks bias core :

Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen.

Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin
kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang
paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth
yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Pada serat optik tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded
index multimode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat
core sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya indeks
bias ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan
berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan

Universitas Sumatera Utara

berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaan di penerima (ujung serat optik).

2.1.3. Transmisi Cahaya Pada Serat Optik.


Serat optik mengirmkan data dengan media cahaya yang merambat melalui serat
kaca. Lintasan cahaya yang merambat di dalam serat :

Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami


gangguan.

Sinar mengalami refleksi, karena memiliki sudut datang yang lebih


besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat melalui
pantulan-pantulan.

Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang


serat karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari sudut kritis.

b
2

.
Gambar 2.4 : Lintasan cahaya dalam serat optik.
Pemanduan cahaya dalam serat optik menggunakan pantulan internal total
yang terjadi pada bidang batas antara 2 media dengan indek bias yang berbeda yaitu
n1 dan n2. Bila indek bias n1 dari medium pertama lebih kecil dari indek bias medium
kedua, maka sinar akan dibiaskan pada media berindeks bias besar dengan sudut i2
terhadap garis normal, hubungan antara sudut datang i1 dan sudut bias i2 terhadap
indeks bias dielektrik dinyatakan oleh hukum Snell:

Universitas Sumatera Utara

SinI 1 n2
=
SinI 2
n1

(2.1)

Gambar 2.5 : Sinar cahaya datang pada antar muka indek bias
Dari gambar terlihat bahwa cahaya dibiaskan menjauhi garis normal.Jika
sudut datang terus diperbesar sehingga sudut bias sejajar dengan bidang batas (sudut
bias 90) maka apabila sudut datang terus diperbesar setelah sudut bias 90, maka
tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan tetapi dipantulkan sempurna. Sudut datang pada
saat sudut biasnya 90 disebut sudut kritis dan pada saat ini pemantulan yang terjadi
adalah pemantulan total (sempurna). Dari persamaan (2.1) nilai sudut kritis diberikan
oleh :
n
I 1 lim = arc sin 2
n1

(2.2)

Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Karakteristik Serat Optik


a. Numerical Aperture (NA)
Numerical Aperture merupakan parameter yang merepresentasikan sudut penerimaan
maksimum dimana berkas cahaya masih bisa diterima dan merambat didalam inti
serat. Sudut penerimaan ini dapat beraneka macam tergantung kepada karakteristik
indeks bias inti dan selubung serat optik.

Gambar 2.6 : Proses masuknya cahaya kedalam serat optik.


Jika sudut datang berkas cahaya lebih besar dari NA atau sudut kritis maka
berkas tidak akan dipantulkan kembali ke dalam serat melainkan akan menembus
cladding dan akan keluar dari serat (loss). Semakin besar NA maka semakin banyak
jumlah cahaya yang diterima oleh serat. Akan tetapi sebanding dengan kenaikan NA
menyebabkan lebar pita berkurang, dan rugi penyebaran serta penyerapan akan
bertambah. Oleh karena itu, nilai NA besar hanya baik untuk aplikasi jarak-pendek
dengan kecepatan rendah. Besarnya Numerical Aperture (NA) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
NA = sin maks = (n1 n 2 ) = n1 2
2

Dimana :

(2.3)

n1 = Indeks bias inti


n 2 =Indeks bias cladding

= Beda indeks bias relatif

Universitas Sumatera Utara

b. Redaman
Redaman atau atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari fiber
optik yang dinyatakan dalam dB. Redaman/atenuasi serat optik merupakan
karakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan
jarak pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan.
Besarnya atenuasi atau rugi-rugi daya dinyatakan oleh persamaan berikut :

10 Pin
log
L
Pout

Dimana:

dB / km

(2.4)

L = Panjang serat optik (km)


Pin =Daya yang masuk kedalam serat
Pout =Daya yang keluar dari serat

Redaman serat biasanya disebabkan oleh karena absorpsi, hamburan


(scattering) dan mikro-bending. Semakin besar atenuasi berarti semakin sedikit
cahaya yang dapat mencapai detektor dan dengan demikian semakin pendek
kemungkinan jarak span antar pengulang.

Absorpsi.

Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas
dapat mengabsorpsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal
ini disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk
daerah inframerah, terjadi absorpsi yang besar. Ini disebabkan adanya getaran
ikatan kimia. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan fiber optik harus
menjauhi daerah ultraviolet dan inframerah. Penyebab absorpsi lain adanya
transmisi ion-ion logam dan ion OH. Ion OH ini ternyata memberikan
sumbangan absorpsi yang cukup besar. Semakin lama usia suatu fiber maka
bisa diduga akan semakin banyak ion OH di dalamnya yang menyebabkan
kualitas fiber menurun.

Universitas Sumatera Utara

Hamburan

Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias di sepanjang
gelas tadi, sebagian energinya akan hilang dihamburkan oleh benda benda kecil
yang ada di dalam gelas. Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya
dengan partikel tersebut dinamakan hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan
Rayleigh ini berbanding terbalik dengan pangkat empat dari pangjang gelombang
cahaya yaitu : 1/ . Sehingga dapat disimpulkan untuk lamda kecil, hamburan
Rayleigh besar dan sebaliknya.

Mikro-bending

Atenuasi lainya adalah atenuasi yang disebabkan mikro-bending yaitu


pembengkokan fiber optik untuk memenuhi persyaratan ruangan. Namun
pembengkokan dapat pula terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya fiber optik
yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang merambat di dalamnya
akan berbelok dari arah transmisi dan hilang. Hal ini tentu saja menyebabkan
atenuasi.

c. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat sepanjang serat
optik. Dispersi akan membatasi lebar pita (bandwidth) dari serat. Dispersi yang terjadi
pada serat secara garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal
dikenal dengan nama lain dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan
dispersi wavegiude.

2.1.5.Keuntungan dan Kerugian Serat Optik

Keuntungan Serat Optik

Universitas Sumatera Utara

Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwith yang lebar).Frekuensi


pembawa optik bekerja pada daerah frekuensi yang tinggi yaitu sekitar

1013 Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga informasi yang dibawa akan
menjadi banyak.

Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari


tembaga

Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik


terbuat dari kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas
dari interferensi medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.

Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi.

Kemampuan fiber optik dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi,


sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks
digital dengan kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.Ukuran dan
berat fiber optik kecil dan ringan.Diameter inti fiber optik berukuruan
micro sehingga pemakaian ruangan lebih ekonomis.

Terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak dapat dialiri arus listrik
(terhindar dari terjadinya hubungan pendek)

Sistem dapat diandalkan (20 30 tahun) dan mudah pemeliharaannya.

b. Kerugian Serat Optik

Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan


lapisan penguat sebagai proteksi.

Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang
berlebihan.

Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan
pada pemasangan repeater.

2.2.FIBER BRAGG GRATING.

Sebuah fiber Bragg Grating (FBG) adalah sebuah variasi periodik dari indeks refraktif
yang ada pada sebagian panjang fiber optik. Fiber Bragg Grating (FBG) merupakan
suatu jenis reflektor (Bragg) yang terdistribusi dalam bentuk segmen-segmen atau kisi

Universitas Sumatera Utara

dalam serat optik. FBG memantulkan beberapa panjang gelombang cahaya tertentu
dan meneruskan sisanya, dimana hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan
suatu variasi periodik terhadap indeks bias core serat optik. Dengan karakteristik yang
dimilikinya tersebut, FBG dapat difungsikan sebagai filter optik (optical filter) yakni
untuk menghalangi panjang gelombang cahaya tertentu yang diinginkan atau sebagai
reflektor panjang gelombang cahaya spesifik.

Input

Transmisi

Refleksi

Gambar 2.7: Struktur fiber bragg grating beserta spektrum


transmisi dan refleksinya.

Gambar diatas menunjukkan priode yang dimiliki oleh sebuah fiber bragg
grating. Secara harfiah grating (kisi) berarti kumpulan ruang teratur yang pada

dasarnya merupakan elemen indentik dan pararel yang dipandang cahaya sebagai
reflektor. Pada gambar diatas gtratingnya adalah uniform, sehingga priode bragg
gratingnya adalah konstan.

Adanya grating tersebut di dalam fiber menyebabkan fiber bragg grating


merefleksikan panjang gelombang cahaya yang hanya memenuhi kondisi bragg dan
mentransmisikan semua panjang gelombang yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8: Skematis prinsip kerja sebuah FBG.

Bragg grating tersebut dibuat di dalam fiber optik itu sendiri tanpa merubah

bentuk fiber dan menjadikannya komponen di dalam fiber. Pembentukan


gratingterjadi ketika fiber optik diarahkan cahaya UV dengan karakteristik panjang

gelombang dan intensitas yang tergantung pada material core.

2.2.1.Prinsip Kerja FBG.

FBG bekerja berdasarkan pada prinsip refleksi bragg. Mekanisme kerja dari FBG
ditunjukkan dalam Gambar(2.8). Dalam inti (core) suatu fiber optik dibuat kisi-kisi
yang mempunyai jarak antar kisi tertentu. Kisi-kisi ini, oleh cahaya, dipandang
sebagai reflektor yang membentuk resonator, dimana puncak transmisi dari resonator
tersebut tergantung jarak antar kisi-kisinya. Ketika cahaya melalui daerah yang secara
priodik berubah-ubah dari indeks refraktif tinggi dan rendah, maka sebagian cahaya
akan direfleksikan untuk setiap panjang gelombang yang memenuhi kondisi Bragg,
sedangkan wilayah yang lainnya akan ditransmisikan. Panjang gelombang yang
ditransmisikan disebut panjang gelombang Bragg.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8 diatas adalah skematis prinsip kerja FBG yang mengilustrasikan
bahwa hanya panjang gelombang yang memenuhi kondisi Bragg (direfleksikan),
secara parsial direfleksikan pada tiap interface diantara daerah tersebut, sedangkan
panjang gelombang yang lain diluar fase ditransmisikan ( diteruskan).
Kondisi untuk refleksi tinggi, dikenal sebagai kondisi Bragg ,berkenaan
dengan panjang gelombang yang direfleksikan, maka panjang gelombang Bragg

Bragg dengan priode grating dan indeks refraktif rata-rata neff diperoleh sesuai
dengan persamaan Bragg yaitu:

Bragg = 2neff

(2.5)

Salah satu fenomena yang menarik dari FBG ini adalah sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, tekanan dan tarikan. Apabila terjadi
perubahan jarak kisi karena sesuatu hal misalnya tekanan maupun suhu, maka puncak
transmisinya akan berubah. Dari karakteristik inilah maka FBG banyak dikembangkan
menjadi sensor suhu maupun sensor strain.

2.2.2.APLIKASI FBG.

Pembagian aplikasi utama pada produksi komersial FBG, berdasarkan material


corenya yaitu:

Sistem komunikasi fiber optik.

Wavelenght Stabilizer untuk pump laser.

Narroband WDM add/drop filter.

Dispersion Compensation.

Gain-Flattening filter.

Filter Grating Laser.

Universitas Sumatera Utara

Fiber Grating sensor.

Dalam aplikasinya sebagai sensor pengukuran yang biasanya bisa diukur oleh
fiber bragg grating adalah temperatur dan strain. Dalam beberapa literatur
menunjukkan FBG sensor bisa digunakan untuk preasure dan dynamic magnetik
field.

Gambar 2.10 : Fiber bragg grating diberi pengaruh suhu dan strain.

Gambar 2.10 menunjukkan pemberian pengaruh suhu dan strain pada fiber
bragg grating

mengakibatkan adanya perubahan priode grating yang akan

mempengaruhi panjang gelombang Bragg. Sifat ini memungkinkan FBG dapat


digunakan untuk sensor strain.
Bragg grating sensor beroperasi berdasarkan

pada properti fiber bragg

grating untuk merubah karakteristik panjang gelombang yang sesuai terhadap strain
dan temperatur glass fiber. Secara umum fiber bragg grating bisa dengan mudah
dimultiplex untuk banyak sensor dalam fiber optik.Sistem seperti ini mempunyai
kemampuan perluasan yang lebih tinggi dimana banyak sensor bisa ditambahkan ke
sistem untuk pengukuran yang lebih.
Terdapat beberapa aplikasi untuk sensor, umumnya sering digunakan untuk
memonitoring keadaan struktur sipil,seperti gedung,jembatan dan bendungan.

Universitas Sumatera Utara

Sensor fiber bragg grating mempunyai banyak keuntungan tergantung pada


properti spesifiknya,seperti:

Ukuranya kecil dan sederhana.

Imunitas terhadap interferensi elektromagnetik, material dielektrik dan


kemungkinan sensing dan multiplexing pasif (sensor network) yang
terdistribusi.

FBG dapat melakukan banyak fungsi didalam fiber optik seperti refleksi dan
pemfilteran dan insertion loss yang kecil.

Respon spektrum dari FBG bergantung pada perubahan lingkungan (suhu dan
tekanan), karena baik indeks refraktif dari fiber dan dimensi fisiknya berubah
sesuai suhu maupun tekanan, yang mempengaruhi panjang gelombang Bragg.

Sebuah fiber bragg grating yang dimanufaktur dengan tepat juga menawarkan
reflektivitas yang tinggi dan bandwith yang sempit pada bragg wavelenghtnya.
Biasanya fiber bragg grating mempunyai reflektivitas lebih besar dari 75% .
Reflektivitas yang tinggi menawarkan jumlah daya optik yang cukup untuk
bisa dideteksi oleh photodiodes. Karakteristik unik fiber bragg grating sensor
akan menghasilkan sebuah panjang gelombang bragg unik yang independen
dari intensitas optik yang digunakan sistem.
Selain kelebihan FBG juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:

Dalam aplikasi dibutuhkan recover sinyal refleksi yaitu optical sirculator agar
tidak menimbulkan noise.

Secara prinsip, spektrum refleksi dari FBG saling melengkapi dengan


spektrum transmisi, apa yang tidak direfleksikan ditransmisikan. Pada panjang
gelombang yang lebih pendek dari Bragg ,bagaimanapun FBG biasanya
mengalami loss transmisi tambahan diamana tidak ada cahaya sesuai yang
direfleksikan. Loss itu disebabkan oleh cahaya yang direfleksikan kedalam
mode cladding pada fiber.

Respon spektrum dari FBG sangat tergantung terhadap perubahan lingkungan


(suhu atau tekanan) pada aplikasi bukan sensor ini merugikan. Untuk
mencegahnya grating bisa disusun dalam material negative-expansion atau
pada material kombinasi yang menyediakan effective negative thermal

Universitas Sumatera Utara

expansion, diatur untuk mencegah panjang gelombang Bragg berubah karena


suhu. Atau dengan cara lain yaitu menggunakan Thermoelectric Coller yang
dapat dikontrol secara aktif.
2.2.3. Tipe-tipe struktur Grating.

Berikut adalah beberapa macam tipe dari grating dari FBG yaitu:

Gambar 2.11: Tipe umum struktur fiber grating yang diklasifikasikan


berdasarkan variasi dari perubahan indeks sepanjang axis yaitu,(a)uniform
dengan perubahan indeks positive-only,(b)Gaussian-apodized,(c)Raised-CosineApodized dengan perubahan indeks zero-dc, (d)Phase shift (dari ).
2.2.4. Pembuatan FBG.

Untuk membuat tumpukan yang tepat dari daerah indeks refraktif tinggi dan rendah
sepanjang fiber optik, pembuat harus memodifikasi indeks refraktif dari fiber secara
permanen dengan proses efekfotosensitif.Ini bisa diselesaikan dengan menyinari fiber
optik dengan cahaya ultraviolet UV dengan panjang gelombang sekitar 244 nm.
Photosensitivitas pada fiber optik mengarah pada perubahan permanen indeks
refraktif dari core fiber ketika diarahkan ke cahaya dengan karakteristik panjang
gelombang dan intensitas yang tergantung pada material core.

Universitas Sumatera Utara

Photosensitivitas berkaitan terutama dengan germanium dopant yang digunakan


dalam core kebanyakan fiber komersial. Photosensitivitas bisa ditingkatkan dengan
menaikkan level doping germanium atau dengan in-diffusing molekul hidrogen,
dimana bertindak sebagai katalis pada reaksi dari germanium dengan cahaya UV dan
secara hebat mengurangi waktu pencahayaan.Perubahan indeks sangat stabil,bahkan
pada temperatur tinggi,terutama jika grating di preanneal

(dipanaskan pada

temperature antara 150C dan 500C setelah fabrikasi).


Fabrikasinya sendiri dilakukan dengan 4 langkah proses sederhana :

Mengeluarkan acrylate Coating.

Meng-expose fiber ke cahaya UV

Preannel

Kemudian me-recoat fiber.

Untuk membuat Bragg Grating pada fiber optik, perlu dihasilkan pola priodik
yang diperlukan dari cahaya UV pada sisi fiber. Ini bisa dilakukan dengan
memisahkan laser cahaya UV dan menggabungkanya kembali di dalam fiber untuk
membentuk standing wave, priodenya tergantung pada sudut diantara sinar. Melalui
efek photosensitif, pola di imprint di dalam fiber sebagai perubahan yang bervariasi
secara periodik pada indeks refraktif. Merubah periode hanya memerlukan merubah
sudut dari kaca.
Pendemonstrasian

awal

dari

pembuatan

FBG

menggunakan

pendekatan

interferometric, tetapi stabilitas dari pola interferensi bisa dengan mudah terganggu
oleh getaran mekanikal.Metode yang lebih dapat diandalkan untuk mencetak grating
adalah menggunakan fase mask.
Sebuah fase mask merupakan grating itu sendiri,di sketsa di dalam silica,yang
mendifraksi cahaya UV pada normal incidence menuju +1 dan -1 orde difraksi.Kedua
orde ini berinterferensi untuk membuat pola interferensi

yang diinginkan tepat

dibelakang mask,dimana fiber tersebut diletakkan.Secara tipikal, waktu pencahayaan


bervariasi dari beberapa detik sampai beberapa menit,bergantung pada tipe grating.

Universitas Sumatera Utara

Terdapat dua tehnik penting untuk membuat grating yaitu interference pattern dan
phase mask. Fiber yang biasanya digunakan adalah single mode fiber.

Interference Pattern (pola interferensi).

Menggunakan sinar cahaya dari single laser, sinar dipisahkan dan kemudian
digabungkan kembali. Sebuah pola interferensi dibentuk dan priode grating bisa
diatur. Metode ini susah untuk membuat grating yang panjang (limitnya adalah 1 atau
2 cm). Banyak penggunaan potensial grating memerlukan panjang yang cukup
panjang (pada beberapa aplikasi 20 sampai 30 cm) dan tehnik ini tidak mampu untuk
membuat grating yang lebih panjang.

Gambar 2.12: Writing FBG ke core fiber dengan tehnik interference pattern.

Phase Mask.

Tehnik phase mask mungkin adalah tehnik yang paling terbaik untuk saat ini.
Phase mask mendifraksi sebuah sinar cahaya yang datang. Sinar yang didifraksi
mempunyai pinggiran interferensi yang bisa dikontrol untuk untuk membuat
variasi periodik dari tipe grating yang diinginkan. Ini memiliki keuntungan dalam
teknik sinar rangkap dua yang memungkinkan untuk membuat grating yang sangat
panjang. Mask yang digunakan panjang dan sinar disinari sepanjangnya.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13: Ilustrasi fabrifikasi FBG dengan menggunakan tehnik phase mask.

2.3. LASER

Laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation.


Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat lurus. Laser
bekerja pada spektrum infra merah sampai ultra ungu. Proses laser pada dasarnya
adalah proses interaksi gelombang elektromagnetik dengan atom-atom materi, yaitu
penggandaan intensitas cahaya yang dihasilkan dari proses transisi dalam atom di
dalam materi.
Untuk dapat mengetahui bagaimana sumber cahaya ini bekerja maka terlebih
dahulu perlu diketahui keadaan energi yang terdapat didalam suatu atom. Menurut
teori kuantum, keadaan energi dari suatu atom ditentukan oleh keadaan energi dari
elektron-elektronnya. Salah satu contoh yang sederhana dari prinsip kerja laser adalah
sistem dua tingkat energi untuk hidrogen seperti pada gambar 2.14, dimana E1 adalah
tingkat energi normal (ground state) dan E 2 adalah tingkat energi tereksitasi (exciting
state).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.14 : Mekanisme produksi laser (a) penyerapan (absorption),


(b) pancaran spontan (spontaneous emission) dan (c) pancaran terangsang
(stimulation emission).

Mula-mula dalam keadaan normal atom berada di E1 (tingkat energi normal)


lalu diganggu, misalnya dengan cara dialiri arus listrik sehingga energinya naik ke E2
(tingkat energi tereksitasi). Setelah berada dalam tingkat energi tereksitasi, maka atom
akan berusaha kembali ke keadaan normalnya, yaitu menuju ke E1 . Sewaktu menuju
E1 dari E2 inilah dipancarkan sinar laser dalam bentuk emisi spontan (spontaneous

emission). Dalam keadaan kesetimbang termal maka jumlah atom di tingkat tereksitasi
( N 2 ) akan sama jumlahnya dengan jumlah atom di tingkat energi normal ( N1 ).
Pada waktu perpindahan menuju keadaan normal maka perubahan jumlah
atomnya memenuhi persamaan:
N 2 / N1 = Exp (-E/kT)

Dengan :

k = konstanta Bolzman ( 1,38 x

(2.6)

1023 J/K)

T = Temperatur ( K)
E= E1 - E2

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan energi fotonnya memenuhi persamaan :


h = E2 - E1

(2.7)
34

dengan :

h = konstanta Plank ( 6,6261 x 10

J.s)

= frekuensi energi foton


Supaya terjadi banyak radiasi, maka harus diusahakan agar jumlah molekul di
tingkat energi tereksitasi lebih banyak dari jumlah molekul di tingkat energi normal
atau N 2 harus lebih besar dari N1 , yaitu dengan mengeksitasi sistem tersebut. Ada
beberapa cara mengeksitasi sistem atom atau molekul untuk tujuan ini, misalnya
dengan cara dipanasi, disinari, dialiri arus listrik ataupun dengan gelombang
elektromagnetik pada frekuensi radio.
Setelah N 2 lebih besar dari N1 dan apabila hal tersebut terjadi pada tabung
tertutup dengan ujung tabung adalah cermin-cermin, maka foton hasil emisi spontan
akibat perubahan tingkat energi dari E2 ke E1 yang mempunyai arah sembarang
menumbuk foton yang lain dan akan membentuk foton baru. Dengan adanya cermincermin pada ujung tabung maka gerakan foton akan diarahkan, foton yang gerakanya
sudah diarahkan ini menumbuk foton lain sehingga menimbulkan foton baru dengan
arah yang sama dengan foton yang menumbuknya. Karena bentuk tabung serta
pemasangan cermin tersebut maka foton-foton ini akan bolak-balik menumbuk cermin
dan membentuk foton-foton baru dengan arah dan energi yang sama, hal ini disebut
dengan penguatan (amplifikasi) cahaya. Biasanya cermin yang pertama mempunyai
refleksi mendekati 100%, sedangkan cermin kedua 99,5% - 99,8%.
Didalam sistem tersebut foton-foton dengan arah dan energi yang sama akan
bolak-balik dan membentuk foton baru yang energi dan arahnya juga sama, sehingga
pada suatu saat setelah terkumpul energi yang besar kumpulan foton-foton ini akan
melewati bagian cermin kedua dan inilah yang keluar sebagai laser.

Universitas Sumatera Utara

Memang tidak semua laser yang ada mempergunakan cermin-cermin untuk


menstimulasi pembentukan foton baru, akan tetapi penjelasan diatas merupakan
gambaran secara umum terjadinya laser.

2.3.1.Laser Semikonduktor (Laser Diode).

Dioda laser terbuat dari bahan semikonduktor, semikonduktor adalah material dengan
konduktivitas diantara konduktor dan isolator,susunan atom-atomnya membentuk
struktur kristal. Elektron-elektron dari atom-atom kristal semikonduktor pada tingkat
energi yang hampir sama akan membentuk tingkat-tingkat energi yang sangat
berdekatan yang disebut dengan pita energi. Pita energi yang berhubungan dengan
pemancaran cahaya adalah pita energi valensi dan pita energi konduksi., jika elektron
dari pita valensi karena mendapatkan energi maka tereksitasi ke pita konduksi maka
tempat kosong yang ditinggalkan elektron tersebut disebut hole yang dipandang
bermuatan positif. Elektron pada pita konduksi tersebut dapat turun kembali ke pita
valensi mengisi hole, peristiwa ini disebut dengan rekombinasi, pada peristiwa
rekombinasi akan dipancarkan cahaya bersesuaian dengan selisih kedua pita energi
tersebut. Panjang gelombang yang dipancarkan tergantung pada energi gap anatara
pita konduksi dan pita valensi yaitu:

1,2398
hc

m
E g E g (eV )

Dimana:

( 2.8 )

c = kecepatan cahaya (3x10 8 m/s 2 )


h = tetapan Planck (6,6261 x 10 34 J.s)

E g = E = Energi gap (eV)

Berbagai jenis material semikonduktor tersedia sehingga panjang gelombang


yang dihasilkan hampir memuat semua spektrum dari daerah tampak sampai dekat
dengan infra-merah.

Universitas Sumatera Utara

Pada laser semikonduktor proses lasing terjadi didalam sambungan dioda


semikonduktor dari jenis yang sama seperti yang dipakai pada LED dengan
mengalami perkembangan lebih lanjut, yaitu adanya rangkaian umpan balik optik
(optical feedback). Salah satu sisi dioda adalah bahan semikonduktor jenis p yang
mengandung sejumlah besar lubang (hole), yaitu ikatan-ikatan kovalen dalam struktur
kristal yang telah dipecah oleh pengambilan satu dari sepasang elektron yang
membentuk ikatan dari bond tersebut. Sisi lain dioda adalah semikonduktor jenis n
yang mengandung banyak elektron bebas.
Untuk mendapatkan aksi laser, semikonduktor jenis-p yang dikenal dengan
pembawa muatan positif atau hole dan jenis-n sebagai pembawa muatan negatif atau
elektron yang melakukan rekombinasi. Rekombinasi terjadi secara kontinu dalam
semikonduktor jika diberikan tegangan luar dari kristal pembentuk semikonduktor.
Pada bias nol, suatu daerah pengosongan (depletion zone) memisahkan kedua bagian,
dimana semua lubang dan elektron telah dikombinasikan kembali atau dihilangkan.
Disepanjang daerah pengosongan terdapat suatu potensial barrier (barrier potential),
karena lubang-lubang dan elektron-elekron yang dikombinasikan

kembali

(recombination) mempunyai muatan terjebak pada tempat-tempat elektron campuran


(impurities) didalam daerah pengosongan.
Bila pada sambungan dikenakan tegangan bias maju (forward bias) yang
cukup untuk mengatasi potensial batas sambungan, daerah pengosongan akan
menghilang, dan lubang bebas bergerak melewati sambungan ke dalam daerah-n,
sementara elektron-elekron bebas pula bergerak kedalam daerah p, dimana mereka
adalah pembawa-pembawa minoritas (minority carrier).
Rekombinasi akan terjadi terus-menerus dan mengeluarkan energi dalam
bentuk cahaya dan energi panas (foton). Setiap foton mengandung sejumlah energi
yang ada hubungannya dengan frekuensi elektromagnetis yang sesuai menurut
persamaan :

E = h

(2.9)

Universitas Sumatera Utara

= c/

(2.10)

Energi biasanya dinyatakan dalam elektron-volt,sehingga:

E = q. eV
Dengan :

(2.11)

q : adalah besarnya muatan elektron = 1,602 x 10^-19 C.


eV: adalah tingkat energi dalam elektron-volt.

Dari persamaan diatas didapatkan hubungan antara panjang gelombang dan


tingkat energi alaktron-volt :

eV = hcl/q = 1,24/

(2.12)

Kandungan energi dari sebuah foton yang dilepaskan dalam suatu


semikonduktor ada hubunganya dengan celah jalur energi (energy band gap) dari
bahan semikonduktor, besarnya sama dengan potensial batas sambungan.
Intensitas cahaya tergantung dari besar arus yang digunakan. Intensitas cahaya
akan membesar setelah mencapai besar arus ambang (threshold current), hal ini
berarti emisi spontannya naik secara linear, dimana permulaan arus emisi adalah arus
ambang laser.
Pada arus yang rendah radiasi yang dipancarkan oleh laser dioda adalah hasil
dari emisi spontan. Dengan penambahan arus bias secara terus-menerus akan dicapai
suatu keadaan dimana radiasi yang dipancarkan bukan sebagai akibat emisi spontan,
tetapi akibat emisi yang terstimulasi.
Daya keluaran dari laser juga sangat dipengaruhi oleh temperatur. Perubahan
temperatur untuk daya yang sama akan menghsilkan spektrum cahaya dengan panjang
gelombang yang berubah-ubah.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai