Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia yang dicurahkan-Nya sehingga makalah yang
berjudul USAHA AGRIBISNIS CABE RAWIT dapat disusun.
Makalah ini disusun guna untuk pembelajaran tentang usaha agribisnis Cabe
Rawit dan berisikan tentang gambaran kegunaan / manfaat cabe, teknis budidaya,
pasca panen dan analisa usaha tani
Disadari apa yang telah disusun ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk
itu kritik dan saran menuju perbaikan selalu kami harapkan demi kesempurnaan
buku ini dan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini tak
lupa diucapkan terima kasih.
Akhir kata terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen Mata Kuliah
Pengantar Teknologi Pertanian yang dengan penuh kerelaan membantu serta tak
henti hentinya memberikan arahan dan motivasi hingga tersusunnya makalah ini,
kepada Allah semua ini kami kembalikan dan semoga senantiasa memberikan
petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Tilamuta,
Januari 2010
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................
2
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
3
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................................... 4
2. Kegunaan Cabe rawit.. 5
3. Peluang Bisnis Cabe Rawit .. 6
II TEKNIS BUDIDAYA CABE RAWIT
1 Pesemaian ................................................ 8
2 Pengolahan tanah dan Pembuatan Bedengan...................................... .. 10
3. Penanaman . 11
4. Pemeliharaan . 12
5. Panen . 13
IV. PENANGANAN PASCA PANEN
1. Sortasi dan Grading .. .. 14
2. Pembersihan dan Pencucian . 15
3. Penyimpanan . 16
4. Pengemasan dan angkutan.. 17
V. ANALISA USAHA TANI CABE RAWIT
1. Perkembangan Harga Cabe Rawit 19
2. Analisa Usaha Tani Cabe Rawit... .............................. 20
VI PENUTUP
1. Kesimpulan .......................................................................................... 21
2. Saran
.................................................................................................. 22
Daftar Pustaka
BAB I .
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Cabe Rawit merupakan komoditas hortikultura yang penting di Kabupaten
Boalemo, hal ini mengingat masyarakatnya memiliki selera makan yang rasanya
pedas, disamping itu komoditas ini sudah dibudidayakan secara meluas oleh
para petani dan permintaan pasar yang sangat tinggi.
Jenis Cabe yang banyak diusahakan oleh petani adalah Cabe
Rawit
( Capricum Frutescens ), varitas unggul lokal cabe
rawit jenis sirup ( malita FM ) dan kapas ( jenis cabe rawit local ) merupakan
komoditas yang memiliki prospek bagus untuk usaha agribisnis , hal ini karena
memiliki beberapa kelebihan antara lain :
a.Toleran terhadap perubahan iklim
b. Tahan terhadap serangan hama penyakit
c. Produktifitas tinggi dan masa panen lama ( > 1 tahun )
d. Rasanya pedas
e. Tahan disimpan sampai I minggu tidak busuk.
Dengan kelebihan ini maka cabe rawit varitas local yang diproduksi petani
mampu menembus pasar luar daerah seperti Manado, Ternate, Kaltim dan Irian.
Harga pasaran di tingkat petani berfluktuasi antara Rp. 5.000 Rp 35.000 per Kg.
( 2009 )
obat obatan dab bahan baku kosmetika dan dalam dunia formasi, minyak asiri
dapat menggantikan minyak kayu putih.
Buah Cabe rawit mengandung zat zat gizi yang cukup lengkap, yakni; kalori,
protein, lemak, karbohidrat, mineral ( kalsium, fosfor, besi ) vitamin. Dan zat zat
yang berkhasiat obat misalnya; Oleoresin, Capsaicin, bioflavonoid, minyak arsiri,
karotenoid ( kapsantin, kapsorubin, karoten dan leutin ), sedangkan kandungan rasa
pedis 0,1 1 %.
Tabel: Komposisi Gizi Buah Cabai Rawit Segar dalam 100 Gram bahan yang dapat
dimakan.
NO
JENIS ZAT
KADAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat Besi
103 kal
4,7 gram
2,4 gram
19,9 gram
45 mg
85 mg
2,5 mg
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Vitamin A
11.050 SI
0,24 mg
70 mg
71,2 gram
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Niasin ( Vitamin B3 )
Air
membutuhkan bahan baku cabe. Penggunaan oleoresin yang cukup luas untuk
berbagai keperluan industri pangan dan industri formasi juga mengakibatkan
permintaan cabai rawit terus meningkat.
Selain dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan
industri pengoalahan yang berbahan baku cabe, peningkatan permintaan cabe di
Kabupaten Boalemo juga dipengaruhi oleh semakin luasnya jangkauan pemasaran
yang disebabkan oleh semakin lancarnya hubungan transportasi antar propinsi, baik
melalui hubungan darat jalan Trans Sulawesi maupun hubungan udara dan laut.
Permintaan cabe untuk dikirim ke Sulawesi utara mencapai 30 ton per hari
untuk pemasaran di Manado, Minahasa, Bitung, Bolang Mangondo serta pengiriman
ke Sangir, Ternate dan Irian. Sedangkan kearah barat kebutuhan cabe rawit
mencapai 20 ton dengan wilayah pemasaran ke Palu, Makasar dan Kalimantan
Timur.
Untuk pengiriman ke surabaya maupun jakarta tersedia Bandara Jalaludin di
Isimu Gorontalo dengan jarak 60 KM, sedangkan pemasaran eksport tersedia jalur
penerbangi yang berjarak ke Singapura melalui Bandara Samratulangi Manado.
Dalam memenuhi permintaan pasar, berbagai bentuk dapat ditawarkan baik
segar, kering, ektrak bubuk cabe maupun bentuk olahan misalnya saus cabai, pasta
cabai, oleoresin cabe dan lain lain
Dengan latar belakang tersebut diatas maka tidak mengherankan bahwa Cabe
merupakan merupakan komoditas utama yang diproduksi petani di Kabupaten
Boalemo dan sebagai gambaran produksi Cabe dibandingkan dengan sayuran
laiannya selama 5 ( lima ) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.
DATA PERKEMBANGAN PRODUKSI SAYUR - SAYURAN
TAHUN 2004 - 2009
KABUPATEN BOALEMO
NO JENIS KOMODITI
2009*
1
2
3
4
5
6
CABE
TOMAT
TERONG
KACANG PANJANG
BAWANG MERAH
KETIMUN
1285.5
142
47
89.7
46
5
436
144
45
117
35
6
725
252
114
168
148.5
4
1915
448
80
104
302.5
3
1123
1533
436
176
110
3
2.045
1628
172
63
47
2
7
8
BAYAM
KANGKUNG
10
43
11
45
2.5
4
2.5
4
15
8
0
4
sedalam 8 10 cm. Bibit pada polybag diletakkan pada lubang tanam dengan cara
merobek plastik kantong semai dengan menghindari pecahnya media yang dapat
menyebabkan putusnya akar. Selanjutnya bibit tersebut dimasukkan pada lubang
tanam. Supaya tumbuhnya bibit tegak, maka tanah disekitar bibit ditekan sedemikian
rupa dengan kedua telapak tangan. Untuk mengurangi kerusakan bibit akibat
panasnya pantulan cahaya matahari dari palstik, maka dapat dilakukan penutupan
terhadap bibit tersebut (misalnya dengan pelepah daun pisang). Penutupan
dilakukan sampai bibit benar-benar hidup ( 7 10 hst). Pembuatan lubang tanam
dilakukan dua baris setiap bedeng dengan dengan jarak antar baris tidak
bersebrangan namun zigzag. Hal ini karena kanopi dari tanaman cabe yang rimbun
akan saling menutupi satu sama lain bila ditanam secara bersebrangan
. Penanaman
Kegiatan yang dilakukan sebelum tanam adalah melakukan penyiraman
dan penyemprotan terhadap bibit yang akan ditanam, mengelompokkan bibit
berdasarkan ukuran dan memilih bibit mana yang pertumbuhannya seragam
dan baik. Melakukan pengairan pada lahan serta membuat lubang tanam
yang ditugal sedalam 8 10 cm. Bibit pada polybag diletakkan pada lubang
tanam dengan cara merobek plastik kantong semai dengan menghindari
pecahnya media yang dapat menyebabkan putusnya akar. Selanjutnya bibit
tersebut dimasukkan pada lubang tanam. Supaya tumbuhnya bibit tegak,
maka tanah disekitar bibit ditekan sedemikian rupa dengan kedua telapak
tangan. Untuk mengurangi kerusakan bibit akibat panasnya pantulan cahaya
matahari dari palstik, maka dapat dilakukan penutupan terhadap bibit
tersebut (misalnya dengan pelepah daun pisang). Penutupan dilakukan
sampai bibit benar-benar hidup ( 7 10 hst). Pembuatan lubang tanam
dilakukan dua baris setiap bedeng dengan dengan jarak antar baris tidak
bersebrangan namun zigzag. Hal ini karena kanopi dari tanaman cabe yang
rimbun akan saling menutupi satu sama lain bila ditanam secara
bersebrangan
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman cabe mencakup kegiatan antara lain :
pangkas/wiwil, pengikatan tanaman, pengairan, penyiangan serta pengendalian
hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas samping yang
muncul sebelum pembungaan, buah pertama pada cabang Y juga perlu
dipangkas agar tanaman tumbuh membesar terlebih dahulu. Pengairan lahan
dilakukan secara rutin setiap 7 10 hari. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengairan ini adalah pada waktu pelepasan air dari petak tanaman harus
dilakukan dengan pelan-pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng
tanaman. Tanaman cabe juga tidak menyukai genangan air. Pengikatan
dilakukan untuk menghindari agar tanaman tidak roboh terkena terpaan angin
dan beban buah. Pengikatan dilakukan pada ajirnya setidaknya tiga simpul
untuk setiap tanaman yaitu pertama di bawah cabang Y pada umur 10 15 hari
hst, di atas cabang Y 30 40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 60 hst.
Antar ajir tanaman juga harus dihubungkan dengan tali plastik atau sayatan
bambu membujur untuk menopang tegaknya tanaman. Kegiatan yang lain yaitu
penyiangan. Penyiangan pada bedengan cabe yang telah diberi mulsa akan
lebih ringan dibandingkan bedengan tanpa mulsa. Penyiangan dilakukan pada
tanaman pengganggu/rumput yang tumbuh baik di lubang tanam maupun di
sekitar saluran drainase dan pematang. Pengendalian gulma dapat dilakukan
secara mekanis yaitu dengan tangan dan alat (cangkul), dapat juga dilakukan
dengan menggunakan herbisida. Penyiangan ini selain untuk mengurangi
persaingan dalam mendapatkan nutrisi tanaman juga untuk memotong siklus
inang pembawa virus yang menyebabkan penyakit pada cabe.
d. Panen
BAB III.
PENANGANAN PASCA PANEN
a.
Disediakan bak tempat air, diisi dengan secukupnya, kemudian ditambah dengan
larutan Neutral Cleaner Brogdex dengan dosis menurut anjuran yang tercantum
dalam kemasan.
b. Buah cabai dimasukkan ke dalam bak dan dicuci, kemudiaan ditiriskan pada rege
atau widik dari bambu sampai kering.
c. Dilakukan pencucian kedua dalam bak yang lain, yang telah diisi air dan larutan
Britex Wax dengan dosis sesuai anjuran dalam kemasan, kemudian ditiriskan
kembali dan diangin-anginkan dalam bentuk kering.
3. Penyimpanan
Anyaman keranjang bambu yang kasar dan anyaman yang mencuat harus
dihindari agar tidak melukai buah cabai yang dikemas. Luka yang terjadi dapat
mempercepat kerusakan akibat infeksi patogen (busuk dan berjamur)
b.
Alat kemas harus diberi label yang berisi tentang kelas mutu buah cabai dan jenis
untuk memudahkan pengontrolan.
c. Buah cabai yang dikemas dalam kantong plastik polietilen disusun secara rapi
dalam kotak kemas hingga penuh, kemudian ditutup rapi dan diikat kuat dengan tali.
d. Kebersihan kotak kemas harus dijaga untuk mencegah kerusakan buah akibat
serangan hama dan penyakit.
Pengangkutan buah cabai yang telah dikemas dari gudang penyimpangan ke
pusat-pusat pasar merupakan mata rantai yang penting dalam distribusi cabai ke
konsumen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan
buah cabai selama dalam pengakutan adalah :
a. Penyusunan buah cabai (dalam kemasan) di dalam alat pengakutan harus
diusahakan serapi mungkin, dengan diberi sedikit celah untuk sirkulasi udara
sehingga keadaan di dalam ruang angkutan tidak panas dan tidak lembab.
b. Pengangkutan sebaiknya dilakukan pada malam hari untuk menghindari cuaca
yang panas selama perjalanan dan mencegah terjadinya penguapan air yang
berlebihan.
c.
BAB IV.
ANALISA USAHA TANI
BULAN
JANUARI
FREBUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
Mg I
25.000
25.000
35.000
20.000
20.000
30.000
15.000
9.750
9.000
35.000
35.000
35.000
Mg II
22.000
22.000
35.000
10.000
16.000
25.000
25.000
10.250
5.500
35.000
35.000
12.000
Mg III
20.000
20.000
35.000
22.000
20.000
20.000
12.250
12.000
6.000
35.000
45.000
10.000
Mg IV
15.000
15.000
25.000
16.000
18.000
20.000
10.000
14.000
6.000
25.000
27.000
10.000
HARGA
RATA 2 PER
BULAN
20.000
20.000
32.500
17.000
18.500
23.750
15.625
11.500
6.625
32.500
35.500
16.000
13. Bunga modal diperhitungkan sebagai unsur biaya, yaitu sebesar 2% per bulan.
14. Biaya tak terduga diperhitungkan sebesar 10% dari biaya operasional.
Perkiraan biaya dan pendapatan yand disajikan dalam analisis usaha tani ini
akan berbeda dengan daerah lain karena perbedaan agroklimat dan agroekonomi.
Akan tetapi penggunaan sarana dan prasarana produksi pada prinsipnya sama.
Sehingga analisis usaha tani dapat disajikan dalam perhitungan biaya dan
pendapatan, meskipun pada kondisi daerah yang berlainan. Di samping itu, analisis
usaha tani ini tidak bersifat tetap, melainkan dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan usaha yang sedang berlangsung.
Rincian biaya
1.
2.
3.
Jumlah
Rp. 1.500.000,-
Rp.
75.000,-
Rp.
200.000,-
Rp.
12.000,-
- Tali 15 m @ Rp.2000,-
Rp.
30.000,-
Rp. 1.008.000,-
Rp.
300.000,-
Rp.
750.000,-
Rp.
225.000,-
Rp.
125.000,-
Rp.
75.000,-
Rp.
100.000,-
Rp.
40.000,-
Rp.
40.000,-
Peralatan
4.
5.
Pupuk :
Rp. 1.250.000,-
Rp. 7.500.000,-
Rp.
300.000,-
Rp.
220.000,-
Rp.
250.000,-
Rp.
250.000,-
- Furadan 3 G 10 Kg @ Rp.10000,-
Rp.
100.000,-
Rp.
600.000,-
Rp.
120.000,-
6.
Pestisida
7.
Tenaga Kerja
-
Pengolahan tanah I
Rp. 1.000.000,-
Pengolahan tanah II
Rp. 2.250.000,-
Rp.
750.000,-
Rp.
375.000,-
Rp.
750.000,-
Rp.
750.000,-
Rp.
925.000,-
Rp.
750.000,-
Rp. 2.250.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 5.500.000,-
Rp. 6.000.000,-
8.
Lain lain
Biaya tidak terduga / cadangan .
Rp. 5.750.000,-
Rincian biaya
Jumlah
1.
Rp. 1.500.000,-
2.
Rp. 1.625.000,-
3.
Rp.
150.000,-
4.
Rp.
45.000,-
5.
Rp.
25.000,-
6.
Rp.
15.000,-
7.
Rp.
20.000,-
8.
Rp.
8.000,-
9.
Rp.
8.000,-
10.
Rp. 1.250.000,-
11.
Pupuk
Rp. 8.250.000,-
12.
Pestisida
Rp.
820.000,-
13.
Rp.22.000.000,-
14.
Biaya Cadangan
Rp. 5.750.000,-
Jumlah
Rp.41.466.000,-
= Rp.118.694.000,-
DAFTAR PUSTAKA