Proposal Penelitian Victor Juli A (1206191)
Proposal Penelitian Victor Juli A (1206191)
Oleh:
ABSTRAK
Saat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk
pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk
dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara
lain : bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah
dibuat dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural
maupun arsitektural, memiliki tingkah laku deformatif yang kaku, memiliki
ketahanan relatif baik terhadap abarasi atau pengerusan, memiliki ketahanan
korosi dan keawetan jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan
perawatan bangunan yang relatif murah.
Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat. Tujuan
penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton,
sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang
biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang
dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan.
Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar
kelapa . Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah
tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya
paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah
mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi kesed. Padahal sabut
masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan
menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk
inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka
macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa.
Kata Kunci : beton serat, kuat tekan, kuat tarik belah, sabut kelapa.
ABSTRACT
Currently concrete is the most common material used for construction.
Experts prefer the concrete structure of the building to be used as a building
material, as some advantages, among others: a mixture of readily available
naturally in many places, easy to make and implement, easy to set up for the
purposes of structural and architectural aspects, has deformative rigid behavior ,
has a relatively good resistance against abarasi or pengerusan, have corrosion
resistance and long term durability is good enough, and the cost of
implementation and maintenance of the building is relatively inexpensive.
Fiber-reinforced concrete is concrete that weave plus fiber. The fiber
additions goal is to increase the tensile strength of concrete, so concrete resistant
to tensile force and effect, weather, climate and temperature that typically occur in
large concrete surface. This type of fiber that can be used in fiber-reinforced
concrete can be either natural fibers or artificial fibers.
Coir is part mesokarp (blanket) in the form of coarse fibers of coconut.
Coir usually referred to as the waste just piled under palm plant stands then left to
rot or dry. Utilization at most only for firewood. Traditionally, people have been
treating the fiber to be woven into a rope and kesed. Though coir still have
economic value quite well. Coconut coir if parsed will produce coir fiber
(cocofibre) and coir dust (cococoir). But the core product of coir is coir fiber. Of
the product will produce a wide assortment cocofibre derivation of products
whose benefits are very remarkable.
Keywords: fiber-reinforced concrete, compressive strength, tensile strength sides,
coco/ coir.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunianya, shalawat
serta salam selalu terlimpah bagi Nabi Muhamad SAW., keluarga, sahabatsahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Atas berkat
rahmat-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Proposal ini
disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam pelaksanaan dan pembuatan proposal ini penulis banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu DR. Rina Marina Masri, MP., selaku Dosen Metodologi Penelitian.
2. Orang tua yang telah memberi dorongan dan bantuan baik doa dan
materi.
3. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil S1 yang telah memberi masukan.
Akhirnya, Penulis berharap semoga proposal ini menjadi sumbangsih yang
bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya displin
keilmuan yang penulis dalami.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
Latar Belakang................................................................................................1
1.2
Identifikasi Masalah........................................................................................4
1.3
Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.4
Batasan Masalah.............................................................................................4
1.5
Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.6
Sistematika Penulisan.....................................................................................5
Pengertian Pengaruh.......................................................................................6
2.2
2.3
2.4
Pengertian Kolom...........................................................................................8
Metodologi Penelitian.....................................................................................9
3.2
Bahan-bahan Penelitian..................................................................................9
3.3
Lokasi Penelitian..........................................................................................10
3.4
Pembuatan Sampel........................................................................................10
3.5
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................12
4.1
Nilai Slump...................................................................................................12
4.2
4.3
Kesimpulan...................................................................................................17
5.2
Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang banyak, menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa
pada tahun 2010. Dengan banyaknya jumlah penduduk dan akan terus meningkat
pertumbuhan serta kesejahteraan masyarakat mendorong orang untuk memenuhi
kebutuhan akan kehidupan yang layak, salah satunya kebutuhan suatu bangunan,
baik rumah maupun fasilitsas umum. Pemerintah pun sekarang ini sedang
menggalakan
program-program
pembangunan
untuk
masayarakat
seperti
Saat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk
pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk
dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara
lain : bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah
dibuat dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural
maupun arsitektural, memiliki tingkah laku deformatif yang kaku, memiliki
ketahanan relatif baik terhadap abarasi atau pengerusan, memiliki ketahanan
korosi dan keawetan jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan
perawatan bangunan yang relatif murah.
Karakterisitik pada beton memang menunjukan bahwa beton kuat terhadap
gaya tekan, namun disisi lain beton lemah terhadap gaya tarik. Hal ini yang
menjadi salah satu dari kekurangan beton. Dalam jurnal yang ditulis Iwan
Rustendi, (Murdock dan Brook, 1996) mengatakan, kekuatan tarik beton hanya
sekitar seperduapuluh kekuatan tekannya. Sehingga sangatlah tidak efektif apabila
beton dijadikan material elemen-elemen struktur yang menderita tegangan tarik.
Meskipun telah dilakukan penambahan baja pada beton yang mengalami tegangan
tarik, retak-retak melintang masih sering terjadi. Bagian beton tarik akan
mengalami retak jauh lebih cepat sebelum baja tulangan dapat memberi dukungan
terhadap tarikan sebelum secara optimal, akibatnya akan terjadi retak rambut
(micro crack) yang dapat mempengaruhi keawetan bangunan dan dirasa beton
belum memberikan hasil yang memuaskan.
Berbagai cara yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan beton
sehingga dapat menahan tegangan tarik, salah satunya adalah dengan beton
berserat (fiber concrete).
Beton serat ialah material komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan
lain berupa serat (Tjokrodimuljo, 1996). Menurut Iwan Rustendi (2004) dalam
jurnalnya bahwa dengan penambahan serat, beton menjadi lebih tahan retak dan
tahan benturan sehingga beton serat lebih daktail daripada beton biasa. Dengan
kata lain pengaruhnya terhadap kekuatan beton adalah meningkat kuat tarik,
sementara terhadap kuat tekan pengaruhnya tidak begitu signifikan. Dengan seratserat ini, daerah beton tarik yang mengalami retakan-retakan akan ditahan oleh
2
serat tambahan ini sehingga kuat tariknya akan bertambah dibanding denganbeton
biasa.
Serat merupakan suatu jenis bahan potongan-potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh. Berbagai macam-macam serat yanng
bisa dijadikan bahan campuran pada beotn. Dalam jurnal yang ditulis Yohanes dan
Tri (2006) serat untuk campuran beton dapat dibedakan menjadi empat jenis
antara lain : serat metal, serat polymeric, serat mineral, dan serat alam.
Berbicara mengenai keuntungan beton serat, tentu beton serat memiliki
keuntungan dengan hanya menambahkan serat dari bahan yang tidak mahal
bahkan tersedia cuma-cuma akan mendapatkan nilai lebih terhadap kekuatan tarik
betonnya dibanding beton biasa.
Sabut kelapa merupakan benda yang banyak dijumpai disetiap tempat,
karena sabut kelapa berasal dari pohon kelapa yang secara alami tumbuh di pesisir
pantai. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan
laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami
pelambatan pertumbuhan.
Kandungan sabut serat pada buah kelapa merupakan bagian yang cukup
besar, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Setiap butir kelapa rata-rata
mengandung serat 525 gram (75% dari sabut), dan gabus 175 gram (25% dari
sabut). Di Indonesia sendiri, walaupun merupakan negara penghasil kelapa
terbesar dunia, namun pangsa serat sabut kelapa masih sangat kecil. Padahal,
kebutuhan dunia terhadap serat kelapa cenderung meningkat, begitu juga jumlah
dan keragaman industri yang berkembang di Indonesia memiliki potensi untuk
menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku atau bahan bantu. Jelaslah
bahwa kondisi ini merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri
pengelolaan serat sabut kelapa. Artinya, bisa dijadikan sebagai hasil samping
maupun utama yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Dengan alasan di atas maka perlu dikembangkan penggunaan serat alam
yang banyak tersedia di Indonesia ini, diantaranya dengan memanfaatkan limbah
sabut kelapa yang akan diambil seratnya. Pemanfaatan serat sabut kelapa tersebut
di antaranya dapat digunakan dalam pembuatan papan serat sabut kelapa (Coconut
Fiber Board).
I.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penilitian ini dapat
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kekuatan tekan beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila
dibandingkan dengan beton biasa?
2. Bagaimana kekuatan tarik belah beton yang menggunakan serat sabut kelapa
bila dibandingkan dengan beton biasa?
I.4
Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah :
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kuat tekan beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila
dibandingkan dengan beton biasa.
2. Mengetahui kuat tarik belah beton yang menggunakan serat sabut kelapa
bila dibandingkan dengan beton biasa.
3. Mengetahui penggunaan campuran beton serat sabut kelapa pada struktur
bangunan.
I.6
Sistematika Penulisan
Bagian ini menjelaskan sistematika penulisan proposal secara garis besar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Ijuk
Serabut kelapa
polypropilene
polyetilene
dengan
serat
membuatnya
menjadi
lebih
kaku
sehingga
memperkecil nilai slump serta membuat waktu ikat awal (initial setting) lebih
cepat.
Sifat Mekanis beton serat:
Penambahan serat sampai batas optimum umumnya meningkatkan kuat
tarik dan kuat lentur, tetapi menurunkan kekuatan tekan. Jenis serat tertentu
meningkatkan kinerja beton seperti serat baja dan serat tembaga.
Penggunaan Beton Serat :
Beton serat digunakan pada konstruksi yang harus mempunyai permukaan
luas dimana temperatur, oksidasi dan penguapan mempunyai pengaruh besar
terhadap besarnya susut muai, seperti landasan pacu di bandar udara, plat atap,
jalan, dan lain-lain.
II.4 Pengertian Kolom
Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu/ menahan balok yang
memikul beban-beban pada lantai. Sehingga kolom ini sangat berarti bagi struktur.
Jika kolom runtuh, maka runtuh pulalah bangunan secara keseluruhan.
Pada umumnya kolom beton tidak hanya menerima beban aksial tekan, tapi
juga momen.
Berdasarkan bentuk dan komposisi material yang umum digunakan, maka
kolom bertulang dapat dibagi dalam beberapa type berikut :
1. Kolom empat persegi dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat
lateral/ sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau
berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat pembuatannya
yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta
penggunaan tulangan longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban momen
lentur) dari type lainnya.
2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau
tulangan pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yag lebih bagus
dibanding bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan
penggunaan tulangan longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen
lentur) dibandingkan dari type yang pertama di atas.
3. Kolom komposit. Pada jenis kolom ini, digunakan profil baja sebagai pemikul
lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan tulangan pengikat juga
ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika hanya
menggunakan kolom bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat besar
karena bebannya yang cukup besar, dan disisi lain diharapkan ukuran kolom
tidak terlalu besar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
e. Sabut kelapa
Sabut kelapa yang dipilih adalah sabut kelapa tua dengan alasan
kandungan air pada sabut kelapa tersebut sudah sangat rendah dan dari
hasil pengujian sebelumnya kekuatan serat kelapa tua lebih tinggi
dibanding kelapa muda. Hal ini disebabkan karena kelapa muda
mengandung air yang tinggi dan pada saat pengeringan akan terjadi
pelapukan.
III.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik Sipil
Universitas Pendidikan Indonesia.
III.4 Pembuatan Sampel
Perancangan campuran dilakukan dengan mengacu pada Metode SNI 033449-1994. Penelitian dilakukan dengan membuat sampel dengan variasi
penambahan sabut kelapa yang digunakan.
Tabel 1. Kebutuhan Sampel Uji
No
Kod
1
2
3
4
5
e
A
B
C
D
E
0%
5%
10%
15%
20%
5
5
5
5
5
Pemeriksaan
Bahan
Mix Deign
10
Pengeringan (24
Pengecoran
Pencetakan
jam)
Perendaman (28
Pengujian Kuat
hari)
Selesai
Kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
11
Nilai Slump
8
4
3
2
2
12
13
Kuat Tekan
25,9
22,49
17,46
12,59
7,9
14
mendapatkan
gambaran
besarnya
tegangan
tarik
beton
dengan
Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton pada silinder beton pada umur
28 hari diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan tegangan tarik beton pada setiap
penambahan penggunaan serabut kelapa. Kuat tarik belah tertinggi terjadi pada
penggunaan serabut kelapa 5% sebesar 34,16 kg/cm dan Kuat tarik belah
terendah penggunaan serabut kelapa 20% sebesar 24,63 kg/cm. Penurunan nilai
kuat tarik pada setiap penambahan serat diakibatkan oleh semakin banyak serat
yang dimasukkan ke dalam adukan beton akan semakin mengurangi volume beton
15
yang seharusnya diisi pasta semen, sehingga daya lekat antar masing-masing
bahan penyusun beton kurang sempurna.
Selain itu serabut kelapa juga memiliki lignin yang banyak dimana suatu
komposit akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila
mengandung sedikit lignin, karena lignin bersifat kaku dan rapuh. (Sunario, 2008
Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas).
Dapat dilihat penurunan kuat Tarik belah setelah penambahan serabut
kelapa pada gambar 4.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada proposal ini, dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Penggunaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi 5%,
10%, 15% dan 20% dapat menurunkan nilai slump. Hal ini disebabkan
oleh bahan tambahan yang tinggi mengakibatkan volume udara dan
faktor air semennya turun hal ini sesuai dengan sifat serabut kelapa yang
memiliki daya serap air tinggi.
2. Penggunaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi 5%,
10%, 15% dan 20% dari volume beton berdampak terhadap penurunan
nilai kuat tekan menjadi dari beton normal mengalami penurunan nilai
kuat tekan 25,9 kg/cm2; 22,49 kg/cm2; 17,46 kg/cm2; 12,59 kg/cm2; 7,9
kg/cm2. Diakibatkan karena serabut kelapa yag memiliki berbagai
kandungan yang dapat mengubah karakteristik beton.
3. Nilai kuat tarik belah yang diperoleh menunjukkan grafik yang semakin
menurun pada setiap penambahan serabut kelapa yaitu 44,54 kg/cm2;
4,16 kg/cm2; 31,52 kg/cm2; 29,82 kg/cm2; 24,63 kg/cm2. Diakibatkan
karena serabut kelapa yag memiliki berbagai kandungan yang dapat
mengubah karakteristik beton.
4. Sedangkan penambahan sabut kelapa ke dalam adukan dapat
meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik-belah dibanding dengan benda
uji tanpa penambahan serat.
5. Pengaplikasian beton serat pada kolom bangunan dirasa peneliti efektif
karena dilihat dari segi kekuatan beton lebih besar dibanding beton biasa.
V.2
Saran
Dari hasil penelitian diatas, peneliti memberi saran sebagai berikut:
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19