Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI

BAHAN UNTUK BETON BERSERAT PADA KOLOM


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kulia Metodologi Penelitian
Dosen : DR. Rina Marina Masri, MP

Oleh:

Victor Juli Andrianto


1206191

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

ABSTRAK
Saat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk
pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk
dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara
lain : bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah
dibuat dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural
maupun arsitektural, memiliki tingkah laku deformatif yang kaku, memiliki
ketahanan relatif baik terhadap abarasi atau pengerusan, memiliki ketahanan
korosi dan keawetan jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan
perawatan bangunan yang relatif murah.
Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat. Tujuan
penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton,
sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang
biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang
dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan.
Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar
kelapa . Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah
tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya
paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah
mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi kesed. Padahal sabut
masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan
menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk
inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka
macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa.
Kata Kunci : beton serat, kuat tekan, kuat tarik belah, sabut kelapa.

ABSTRACT
Currently concrete is the most common material used for construction.
Experts prefer the concrete structure of the building to be used as a building
material, as some advantages, among others: a mixture of readily available
naturally in many places, easy to make and implement, easy to set up for the
purposes of structural and architectural aspects, has deformative rigid behavior ,
has a relatively good resistance against abarasi or pengerusan, have corrosion
resistance and long term durability is good enough, and the cost of
implementation and maintenance of the building is relatively inexpensive.
Fiber-reinforced concrete is concrete that weave plus fiber. The fiber
additions goal is to increase the tensile strength of concrete, so concrete resistant
to tensile force and effect, weather, climate and temperature that typically occur in
large concrete surface. This type of fiber that can be used in fiber-reinforced
concrete can be either natural fibers or artificial fibers.
Coir is part mesokarp (blanket) in the form of coarse fibers of coconut.
Coir usually referred to as the waste just piled under palm plant stands then left to
rot or dry. Utilization at most only for firewood. Traditionally, people have been
treating the fiber to be woven into a rope and kesed. Though coir still have
economic value quite well. Coconut coir if parsed will produce coir fiber
(cocofibre) and coir dust (cococoir). But the core product of coir is coir fiber. Of
the product will produce a wide assortment cocofibre derivation of products
whose benefits are very remarkable.
Keywords: fiber-reinforced concrete, compressive strength, tensile strength sides,
coco/ coir.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunianya, shalawat
serta salam selalu terlimpah bagi Nabi Muhamad SAW., keluarga, sahabatsahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Atas berkat
rahmat-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Proposal ini
disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam pelaksanaan dan pembuatan proposal ini penulis banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu DR. Rina Marina Masri, MP., selaku Dosen Metodologi Penelitian.
2. Orang tua yang telah memberi dorongan dan bantuan baik doa dan
materi.
3. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil S1 yang telah memberi masukan.
Akhirnya, Penulis berharap semoga proposal ini menjadi sumbangsih yang
bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya displin
keilmuan yang penulis dalami.

Bandung, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1

Latar Belakang................................................................................................1

1.2

Identifikasi Masalah........................................................................................4

1.3

Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.4

Batasan Masalah.............................................................................................4

1.5

Tujuan Penelitian............................................................................................4

1.6

Sistematika Penulisan.....................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................6


2.1

Pengertian Pengaruh.......................................................................................6

2.2

Pengertian Sabut Kelapa.................................................................................6

2.3

Pengertian Beton Serat (Fiber Concrete).......................................................7

2.4

Pengertian Kolom...........................................................................................8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................9


3.1

Metodologi Penelitian.....................................................................................9

3.2

Bahan-bahan Penelitian..................................................................................9

3.3

Lokasi Penelitian..........................................................................................10

3.4

Pembuatan Sampel........................................................................................10

3.5

Diagram Alir Penelitian................................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................12
4.1

Nilai Slump...................................................................................................12

4.2

Nilai Kuat Tekan...........................................................................................13

4.3

Nilai Kuat Tarik Belah..................................................................................15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAM................................................................17


5.1

Kesimpulan...................................................................................................17

5.2

Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang banyak, menurut

data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa
pada tahun 2010. Dengan banyaknya jumlah penduduk dan akan terus meningkat
pertumbuhan serta kesejahteraan masyarakat mendorong orang untuk memenuhi
kebutuhan akan kehidupan yang layak, salah satunya kebutuhan suatu bangunan,
baik rumah maupun fasilitsas umum. Pemerintah pun sekarang ini sedang
menggalakan

program-program

pembangunan

untuk

masayarakat

seperti

pembangunan tempat tinggal, sarana olahraga, bandara, pelabuhan, dan


sebagainya.
Kepedulian terhadap lingkungan dan energi menjadi sangat penting, salah
satu peningkatan kepedulian ini dapat diwujudkan dengan penggunaan material
yang berasal dari limbah, seperti limbah pertanian. Penggunaan limbah pertanian
ini didasarkan kepada beberapa hal berikut: (1) meningkatnya kepedulian terhadap
lingkungan, (2) melindungi sumber daya alam, (3) mengurangi emisi
karbondioksida (CO2), dan (4) daur ulang material. Indonesia merupakan negara
yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki peluang untuk
memanfaatkan penggunaan limbah pertanian ini, sebagai contoh adalah
penggunaan serat alam, yaitu serat sabut kelapa. Dimana Indonesia merupakan
negara perkelapaan terluas yang tersebar di Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jambi, Aceh, Sumatera Utara, NTT, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku . Selain itu serat kelapa berbeda
dengan serat sintetik seperti serat gelas, serat karbon, dan lainnya yang dibuat dari
minyak bumi yang merupakan bahan alam yang tidak dapat diperbaharui (non
renewable). Ketersediaan serat sintetik mulai terbatas, sedangkan serat alam
memiliki ketersediaan yang sangat banyak dan melimpah yang sebagian besar
dapat didaur ulang.

Saat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk
pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk
dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara
lain : bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah
dibuat dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural
maupun arsitektural, memiliki tingkah laku deformatif yang kaku, memiliki
ketahanan relatif baik terhadap abarasi atau pengerusan, memiliki ketahanan
korosi dan keawetan jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan
perawatan bangunan yang relatif murah.
Karakterisitik pada beton memang menunjukan bahwa beton kuat terhadap
gaya tekan, namun disisi lain beton lemah terhadap gaya tarik. Hal ini yang
menjadi salah satu dari kekurangan beton. Dalam jurnal yang ditulis Iwan
Rustendi, (Murdock dan Brook, 1996) mengatakan, kekuatan tarik beton hanya
sekitar seperduapuluh kekuatan tekannya. Sehingga sangatlah tidak efektif apabila
beton dijadikan material elemen-elemen struktur yang menderita tegangan tarik.
Meskipun telah dilakukan penambahan baja pada beton yang mengalami tegangan
tarik, retak-retak melintang masih sering terjadi. Bagian beton tarik akan
mengalami retak jauh lebih cepat sebelum baja tulangan dapat memberi dukungan
terhadap tarikan sebelum secara optimal, akibatnya akan terjadi retak rambut
(micro crack) yang dapat mempengaruhi keawetan bangunan dan dirasa beton
belum memberikan hasil yang memuaskan.
Berbagai cara yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan beton
sehingga dapat menahan tegangan tarik, salah satunya adalah dengan beton
berserat (fiber concrete).
Beton serat ialah material komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan
lain berupa serat (Tjokrodimuljo, 1996). Menurut Iwan Rustendi (2004) dalam
jurnalnya bahwa dengan penambahan serat, beton menjadi lebih tahan retak dan
tahan benturan sehingga beton serat lebih daktail daripada beton biasa. Dengan
kata lain pengaruhnya terhadap kekuatan beton adalah meningkat kuat tarik,
sementara terhadap kuat tekan pengaruhnya tidak begitu signifikan. Dengan seratserat ini, daerah beton tarik yang mengalami retakan-retakan akan ditahan oleh
2

serat tambahan ini sehingga kuat tariknya akan bertambah dibanding denganbeton
biasa.
Serat merupakan suatu jenis bahan potongan-potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh. Berbagai macam-macam serat yanng
bisa dijadikan bahan campuran pada beotn. Dalam jurnal yang ditulis Yohanes dan
Tri (2006) serat untuk campuran beton dapat dibedakan menjadi empat jenis
antara lain : serat metal, serat polymeric, serat mineral, dan serat alam.
Berbicara mengenai keuntungan beton serat, tentu beton serat memiliki
keuntungan dengan hanya menambahkan serat dari bahan yang tidak mahal
bahkan tersedia cuma-cuma akan mendapatkan nilai lebih terhadap kekuatan tarik
betonnya dibanding beton biasa.
Sabut kelapa merupakan benda yang banyak dijumpai disetiap tempat,
karena sabut kelapa berasal dari pohon kelapa yang secara alami tumbuh di pesisir
pantai. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan
laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami
pelambatan pertumbuhan.
Kandungan sabut serat pada buah kelapa merupakan bagian yang cukup
besar, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Setiap butir kelapa rata-rata
mengandung serat 525 gram (75% dari sabut), dan gabus 175 gram (25% dari
sabut). Di Indonesia sendiri, walaupun merupakan negara penghasil kelapa
terbesar dunia, namun pangsa serat sabut kelapa masih sangat kecil. Padahal,
kebutuhan dunia terhadap serat kelapa cenderung meningkat, begitu juga jumlah
dan keragaman industri yang berkembang di Indonesia memiliki potensi untuk
menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku atau bahan bantu. Jelaslah
bahwa kondisi ini merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri
pengelolaan serat sabut kelapa. Artinya, bisa dijadikan sebagai hasil samping
maupun utama yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Dengan alasan di atas maka perlu dikembangkan penggunaan serat alam
yang banyak tersedia di Indonesia ini, diantaranya dengan memanfaatkan limbah
sabut kelapa yang akan diambil seratnya. Pemanfaatan serat sabut kelapa tersebut

di antaranya dapat digunakan dalam pembuatan papan serat sabut kelapa (Coconut
Fiber Board).
I.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penilitian ini dapat

didenisikan sebagai berikut :


1. Pengaruh apa yang terjadi akibat penambahan sabut kelapa sebagai serat
ditinjau dari kekuatan tekan betonnya.
2. Pengaruh apa yang terjadi akibat penambahan sabut kelapa sebagai serat
ditinjau dari kekuatan tarik belah betonnya.
3. Bagaimana perbandingan jumlah campuran sabut kelapa sebagai serat pada
beton.
I.3

Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kekuatan tekan beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila
dibandingkan dengan beton biasa?
2. Bagaimana kekuatan tarik belah beton yang menggunakan serat sabut kelapa
bila dibandingkan dengan beton biasa?
I.4

Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah :

1. Campuran beton normal tanpa menggunakan bahan tambahan sabut kelapa


sebagai serat.
2. Penambahan sabut kelapa sebagai serat pada campuran beton.
3. Penelitian ditujukan untuk penggunaan pada bangunan bagian kolom.
I.5

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kuat tekan beton yang menggunakan serat sabut kelapa bila
dibandingkan dengan beton biasa.

2. Mengetahui kuat tarik belah beton yang menggunakan serat sabut kelapa
bila dibandingkan dengan beton biasa.
3. Mengetahui penggunaan campuran beton serat sabut kelapa pada struktur
bangunan.
I.6

Sistematika Penulisan
Bagian ini menjelaskan sistematika penulisan proposal secara garis besar

yang terdiri dari :


BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah , maksud dan tujuan kerja praktek , batasan masalah dan
sistematika penulisan
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori teori yang mendasari penelitian berdasarkan
studi pustaka yang dilakukan penulis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode penelitian, peralatan, bahan bahan,
pembuatan sampel uji dan pengujian sampel.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil pengujian dan pembahasan mengenai
analisa terhadap hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan kesimpulan dan saran dari
penelitian.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Pengaruh


Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
Sedangkan beberapa ahli berpendapat bahwa pengaruh ialah :
1. Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari
suatu kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.
2. Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A
mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat
sesuatu yang sebenernya tidak akan B lakukan.
3. Menurut Surakhmad (1982:7), menyatakan bahwa pengaruh adalah
kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam
yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di
sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari
sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di
alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
II.2 Pengertian Sabut Kelapa
Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar
kelapa. Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah
tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya
paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah
mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi kesed. Padahal sabut
masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan
menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk
inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka
macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa.

II.3 Pengertian Beton Serat (Fiber Concrete)


Beton serat adalah beton yang cara pembuatannya ditambah serat. Tujuan
penambahan serat tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik beton,
sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang
biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Jenis serat yang
dapat digunakan dalam beton serat dapat berupa serat alam atau serat buatan.
Serat Alam, umumnya terbuat dari tumbuh-tumbuhan, misalnya:

Ijuk

Serabut kelapa

Sisal, dan lain-lain

Serat Buatan, umumnya terbuat dari senyawa-senyawa polimer yang


mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap pengaruh cuaca

polypropilene

polyetilene

Untuk mendapatkan hasil terbaik dianjurkan menggunakan rasio 50 100


dimana jika diambil diameter serat 1mm, panjangnya berkisar 50 100 mm.
Sifat fisis beton serat:
Beton

dengan

serat

membuatnya

menjadi

lebih

kaku

sehingga

memperkecil nilai slump serta membuat waktu ikat awal (initial setting) lebih
cepat.
Sifat Mekanis beton serat:
Penambahan serat sampai batas optimum umumnya meningkatkan kuat
tarik dan kuat lentur, tetapi menurunkan kekuatan tekan. Jenis serat tertentu
meningkatkan kinerja beton seperti serat baja dan serat tembaga.
Penggunaan Beton Serat :
Beton serat digunakan pada konstruksi yang harus mempunyai permukaan
luas dimana temperatur, oksidasi dan penguapan mempunyai pengaruh besar

terhadap besarnya susut muai, seperti landasan pacu di bandar udara, plat atap,
jalan, dan lain-lain.
II.4 Pengertian Kolom
Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu/ menahan balok yang
memikul beban-beban pada lantai. Sehingga kolom ini sangat berarti bagi struktur.
Jika kolom runtuh, maka runtuh pulalah bangunan secara keseluruhan.
Pada umumnya kolom beton tidak hanya menerima beban aksial tekan, tapi
juga momen.
Berdasarkan bentuk dan komposisi material yang umum digunakan, maka
kolom bertulang dapat dibagi dalam beberapa type berikut :
1. Kolom empat persegi dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat
lateral/ sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau
berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat pembuatannya
yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta
penggunaan tulangan longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban momen
lentur) dari type lainnya.
2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau
tulangan pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yag lebih bagus
dibanding bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan
penggunaan tulangan longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen
lentur) dibandingkan dari type yang pertama di atas.
3. Kolom komposit. Pada jenis kolom ini, digunakan profil baja sebagai pemikul
lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan tulangan pengikat juga
ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika hanya
menggunakan kolom bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat besar
karena bebannya yang cukup besar, dan disisi lain diharapkan ukuran kolom
tidak terlalu besar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metodologi Penelitian


Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah guna mendapatkan
data dengan tujuan tertentu. Kegiatan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan
ciri-ciri keilmuan, antara lain rasional, empiris, dan sistematis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara
satu dengan yang lain dan membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah
inovasi. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah beton ringan silinder
yang mana nantinya akan diuji kuat tekan dan tarik belahnya. Selain itu beton
akan dihitung berat jenisnya sesuai dengan berbagai komposisi yang telah
ditentukan.
III.2 Bahan-bahan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan material seperti pembuatan beton umunya.
a. Semen
Semen berfungsi sebagai bahan pengikat pada adukan beton. Pada
penelitian ini digunakan semen portland tipe I merk Tiga Roda dalam
kemasan 50 kg.
b. Agregat halus (pasir)
Agregat halus yang digunakan adalah pasir yanng mempunyai bentuk
bulat bersih dan gradasi yang baik.
c. Agregat kasar (kerikil)
Agregat kasar yang digunakan adalah kerikil dengan diameter antara 12,5 cm.
d. Air
Air yang digunakan adalah air bersih yang memenuhhi persyaratan
untuk campuran beton. Air yang digunakan berasal dari Laboratorium
Struktur Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia.

e. Sabut kelapa
Sabut kelapa yang dipilih adalah sabut kelapa tua dengan alasan
kandungan air pada sabut kelapa tersebut sudah sangat rendah dan dari
hasil pengujian sebelumnya kekuatan serat kelapa tua lebih tinggi
dibanding kelapa muda. Hal ini disebabkan karena kelapa muda
mengandung air yang tinggi dan pada saat pengeringan akan terjadi
pelapukan.
III.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik Sipil
Universitas Pendidikan Indonesia.
III.4 Pembuatan Sampel
Perancangan campuran dilakukan dengan mengacu pada Metode SNI 033449-1994. Penelitian dilakukan dengan membuat sampel dengan variasi
penambahan sabut kelapa yang digunakan.
Tabel 1. Kebutuhan Sampel Uji
No

Kod

Kadar Sabut Kelapa

Jumlah Benda Uji

1
2
3
4
5

e
A
B
C
D
E

0%
5%
10%
15%
20%

5
5
5
5
5

III.5 Diagram Alir Penelitian


Mulai

Pemeriksaan
Bahan

Mix Deign
10

Pengeringan (24

Pengecoran

Pencetakan

jam)

Perendaman (28

Pengujian Kuat

hari)

Tekan, Tarik Beton

Selesai

Kesimpulan

Gambar 1. Diagram Alir

BAB IV
PEMBAHASAN
11

Berdasarkan hasil uji penelitian yang dilakukan oleh Richo Ronald


Marpaung dan Rahmi Karolina, S.T.,M.T. dalam jurnal Pengaruh Penambahan
Sabut Kelapa Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Sebagai
Peredam Suara, didapatkan data sebagai berikut :
IV.1 Nilai Slump
Konsistensi/ kelecakan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian
slump yang berdasarkan pada SNI 1972:2008. Cara Uji Slump Beton. Percobaan
ini menggunakan corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua
ujungnya, yang disebut kerucut Abrams. Bagian bawah berdiameter 20 cm, bagian
atas berdiameter 10 cm, dan tinggi 30 cm.
Hasil percobaan slump dari campuran dengan penambahan serabut kelapa
dapat dilihat pada Tabel 2 dan digambarkan pada Gambar 2.
Tabel 2. Nilai Slump Campuran beton dengan penambahan serabut kelapa
Kadar Serabut Kelapa
0%
5%
10%
15%
20%

Nilai Slump
8
4
3
2
2

Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase serabut


kelapa milai slump turun dengan signifikan.

12

Gambar 2. Grafik Nilai Slump Terhadap penambahan serabut kelapa


Nilai slump menurun diakibatkan karena serabut kelapa memiliki daya serap
air yang tinggi sehingga mengakibatkan campuran pasta semen akan berkurang.
IV.2 Nilai Kuat Tekan
Pengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) beton
dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curing) di
laboratorium. Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,
yang dihasilkan oleh mesin tekan (compression machine).
Pengujian kekuatan tekan beton dengan atau tanpa menggunakan
penambahan serabut kelapa dilakukan pada umur 28 hari. Pengujian kuat tekan
beton ini berdasarkan SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
Hasil perhitungan kuat tekan beton dengan atau tanpa menggunakan
penambahan serabut kelapa pengujian kuat tekan pada umur 28 hari ditunjukkan
pada Tabel 3.

13

Tabel 3. Kuat tekan silinder beton


Variasi
0%
5%
10%
15%
20%

Kuat Tekan
25,9
22,49
17,46
12,59
7,9

Dari hasil pengujian kuat tekan silinder beton di atas menunjukkan,


terjadinya penurunan kuat tekan akibat penambahan serabut kelapa. Hal ini
menunjukkan bahwa penambahan serabut kelapa mengakibatkan berkurangnya
daya ikat beton. Namun dalam batas pemakaian tertentu hasil kuat tekan yang
dihasilkan masih sesuai dari kuat tekan rencana.
Hilangnya air pada beton akibat penguapan baik pada saat pembongkaran
cetakan benda uji, pengangkutan, ataupun kehilangan air pada saat pengecoran
akan mengakibatkan berkurangnya air dalam beton yang akan mengganggu proses
berlangsungnya hidrasi semen. Semen yang berhidrasi dengan baik akan
memberikan kekuatan yang maksimum (Indrayumansyah, 2001:5).
Dari hasil pengujian silinder beton pada umur 28 hari diperoleh hasil
bahwa terjadi penurunan kekuatan pada setiap penambahan serabut kelapa .
Sehingga didapat grafik yang semakin menurun seiiring penambahan serabut
kelapa . Kuat tekan tertinggi yang terjadi pada substitusi serabut kelapa 5%
sebesar 22.49 kg/cm. dan kuat tekan terendah 20% sebesar 7.9 kg/cm.
Penurunan nilai kuat tekan pada setiap penambahan sabut kelapa diakibatkan oleh
semakin banyak serat yang dimasukkan ke dalam adukan beton maka akan
mengurangi volume beton yang seharusnya diisi oleh pasta semen.
Ini dapat dilihat gambar kuat tekan setelah penambahan serabut kelapa yaitu pada
Gambar 3 berikut :

14

Gambar 3.Grafik Kuat Tekan Beton


IV.3 Nilai Kuat Tarik Belah
Pengujian kuat tarik beton dilakukan pada umur 28 hari yang dimaksudkan
untuk

mendapatkan

gambaran

besarnya

tegangan

tarik

beton

dengan

menggunakan bahan tambahan slagP dan hasilnya dibandingkan dengan beton


normal. 6
Hasil perhitungan Kuat tarik belah beton dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Kuat Tarik Belah Beton dengan penambahan serabut kelapa
Variasi
0%
5%
10%
15%
20%

Kuat Tarik Belah


44,54
34,6
32,52
29,82
24,63

Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton pada silinder beton pada umur
28 hari diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan tegangan tarik beton pada setiap
penambahan penggunaan serabut kelapa. Kuat tarik belah tertinggi terjadi pada
penggunaan serabut kelapa 5% sebesar 34,16 kg/cm dan Kuat tarik belah
terendah penggunaan serabut kelapa 20% sebesar 24,63 kg/cm. Penurunan nilai
kuat tarik pada setiap penambahan serat diakibatkan oleh semakin banyak serat
yang dimasukkan ke dalam adukan beton akan semakin mengurangi volume beton

15

yang seharusnya diisi pasta semen, sehingga daya lekat antar masing-masing
bahan penyusun beton kurang sempurna.
Selain itu serabut kelapa juga memiliki lignin yang banyak dimana suatu
komposit akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila
mengandung sedikit lignin, karena lignin bersifat kaku dan rapuh. (Sunario, 2008
Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas).
Dapat dilihat penurunan kuat Tarik belah setelah penambahan serabut
kelapa pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik Kuat Tarik Belah dengan penambahan serabut kelapa

16

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada proposal ini, dapat diambil kesimpulan

bahwa:
1. Penggunaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi 5%,
10%, 15% dan 20% dapat menurunkan nilai slump. Hal ini disebabkan
oleh bahan tambahan yang tinggi mengakibatkan volume udara dan
faktor air semennya turun hal ini sesuai dengan sifat serabut kelapa yang
memiliki daya serap air tinggi.
2. Penggunaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi 5%,
10%, 15% dan 20% dari volume beton berdampak terhadap penurunan
nilai kuat tekan menjadi dari beton normal mengalami penurunan nilai
kuat tekan 25,9 kg/cm2; 22,49 kg/cm2; 17,46 kg/cm2; 12,59 kg/cm2; 7,9
kg/cm2. Diakibatkan karena serabut kelapa yag memiliki berbagai
kandungan yang dapat mengubah karakteristik beton.
3. Nilai kuat tarik belah yang diperoleh menunjukkan grafik yang semakin
menurun pada setiap penambahan serabut kelapa yaitu 44,54 kg/cm2;
4,16 kg/cm2; 31,52 kg/cm2; 29,82 kg/cm2; 24,63 kg/cm2. Diakibatkan
karena serabut kelapa yag memiliki berbagai kandungan yang dapat
mengubah karakteristik beton.
4. Sedangkan penambahan sabut kelapa ke dalam adukan dapat
meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik-belah dibanding dengan benda
uji tanpa penambahan serat.
5. Pengaplikasian beton serat pada kolom bangunan dirasa peneliti efektif
karena dilihat dari segi kekuatan beton lebih besar dibanding beton biasa.

V.2

Saran
Dari hasil penelitian diatas, peneliti memberi saran sebagai berikut:

17

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan serat sabut


kelapa ini dengan memodifikasi perbandingan agregat kasar dan agregat
halus untuk melihat kenaikan atau penurunan terhadap kekuatan
betonnya.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut pada sabut kelapa selain menggunakan
metoda SNI.
3. Melakukan penelitian lebih lanjut penggunaan serat alami lainnya
dibanding dengan menggunakan sabut kelapa.

DAFTAR PUSTAKA

18

Marpaung, R.R., dan Karolina, R. 2013. Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa


Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Sebagai Peredam
Suara. Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Sumatera
Utara.
Suparjo. 2005. Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa Dan Serat Bendrat Untuk
Dinding Beton Ringan Pracetak Tulangan Anyaman Bambu Dengan
Agregat Limbah Batu Apung. Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 13
Edisi 33.
Ardeshana, A.L., & Kesai, Dr. Atul K. 2012. Durability of Fiber Reinforced
Concrete of Marine Structure. International Journal of Engineering
Research and Applications (IJERA).
Sutaryono, Indra. 2013. Pengaruh Penambahan Material Serat Tutup Botol
(Crown Cork) Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sabut
http://id.wikipedia.org/wiki/Beton_Serat
http://www.ilmusipil.com/jenis-jenis-kolom-beton-bertulang

19

Anda mungkin juga menyukai