Kelompok Agama Budaya
Kelompok Agama Budaya
PEMBAHASAN
A. BUDAYA
Menurut Edward B. Taylor, Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta budaya yaitu bentuk jamak
dari budi yang artinya roh atau akal. Jadi kata kebudayaan berarti segala
sesuatu yang diciptakan oleh roh dan akal manusia. Kebudayaan adalah
mengerjakan kemungkinan-kemungkinan dalam alam oleh manusia. .
Dimanapun manusia mengubah dan mengusahakan/mengerjakan
kemungkinan-kemungkinan
jasmani
dan
rohani,
disitulah
terdapat
kebudayaan.
Menurut Prof Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
Koentjaraningrat menggambarkan kebudayaan mencakup 7 unsur universal
sesuai urutan dari yang lebih sukar berubah, yaitu: (1) sistem religi dan
upacara keagamaan; (2) sistem dan organisasi kemasyarakatan; (3) sistem
pengetahuan; (4) sistem bahasa; (5) sistem kesenian; (6) sistem mata
pencarian hidup; dan (7) sistem teknologi dan peralatan. Kebudayaan adalah
khas hasil manusia, karena di dalamnya, manusia menyatakan dirinya sebagai
manusia,
mengembangkan
keadaannya
sebagai
manusia,
dan
B. ETIKA
Secara Etimologi Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti
sikap, cara berfikir, watak kesesuaian atau adat. Ethos identik dengan Moral,
yang dalam Bahasa Indonesia berarti akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik
buruknya bagi tingkah laku manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang
adat kebiasaan yang berkenaan dengan kebiasaan baik atau buruk yang
diterima umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban dan sebagainya.
Etika adalah merupakan suatu cabang ilmu filsafat, tujuannya adalah
mempelajari perilaku, baik moral maupun immoral dengan tujuan membuat
pertimbangan yang cukup beralasan dan akhirnya sampai pada rekomendasi
yang memadai yang dapat diterima oleh suatu golongan tertentu atau individu.
C. ETIKA KRISTEN
Dasar etika Kristen adalah iman Kristiani. Iman Kristiani inilah yang
akan dipakai untuk menjadi asumsi dasar dalam melakukan penilaian etis.
Etika Kristen meruapakan tanggapan akan kasih Allah yang menyelamatkan
kita. Kehidupan etis merupakan cara hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.
Secara kontekstual, makna etika Kristen diperhadapkan pada situasi
terntentu, yakni kini dan di sini. Oleh sebab itu, etika Kristen mempelajari
situasi yang seharusnya dengan mengingat situasi yang sebenarnya. Etika
Kristen bersifat universal dan juga kontekstual. Etika Kristen merupakan
sesuatu yang terbuka dan dinamis yang bergerak dalam ruang dan waktu.
Maksudnya ialah adanya analisis etis yang harus merupakan suatu interaksi
antar disiplin ilmu, dengan konteks budaya sekitar, berorientasi pada masalahmasalah konkret, dan juga peka terhadap perkembangan serta kecenderungan
yang mutakhir.
perelasian
hakiki
dengan
manusia
sebagaimana
yang
dimaksudkannya sejak awal mula (teonomi). Etika Kristen tidak mulai dengan
apa yang wajib kita lakukan tetapi dengan apa yang telah dan terus menerus
Allah sudi lakukan.
Sains mendefinisikan etika sebagai, serangkaian prinsip moral, kajian
mengenai moralitas. Karena itu Etika Kristen adalah prinsip-prinsip yang
disarikan dari iman Kristen yang menjadi dasar tindakan kita. Walaupun
Firman Tuhan mungkin tidak menyinggung dan membicarakan seluruh situasi
yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan kita, prinsip-prinsipnya memberi
kita standar yang harus kita ikuti dalam situasi-situasi di mana tidak ada
instruksi yang eksplisit. Misalnya, Alkitab tidak berbicara secara eksplisit
mengenai penggunaan obat-obat terlarang, namun berdasarkan prinsip-prinsip
yang kita pelajari melalui Alkitab kita tahu bahwa itu salah.
Salah satunya adalah Alkitab mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait
Roh Kudus dan kita harus memuliakan Allah dengannya (1 Korintus 6:19-20).
Mengenali apa yang diakibatkan oleh obat-obat terlarang pada tubuh kita
kerusakan yang diakibatkan pada berbagai organ tubuh kita tahu bahwa
menggunakan obat-obat terlarang adalah merusak bait Roh Kudus. Dan jelas
hal itu tidak memuliakan Allah. Alkitab juga memberi tahu kita bahwa kita
harus mengikuti pemerintah yang Allah telah tempatkan (Roma 13:1).
Mengingat natur obat-obat terlarang yang ilegal, penggunaannya berarti
Etika Kristen adalah etika berbasis karakter yang menghadirkan kasih,
keadilan, pembebasan dari ketertindasan, kemurahan, dan belas kasihan dalam
berhubungan dengan orang lain.
D. ETIKA KRISTEN TERHADAP BUDAYA
Sepanjang kehidupan gereja/orang percaya, ternyata ditemukan adanya
berbagai macam sikap gereja terhadap kebudayaan. Barangkali pemikiran
Richard Niebuhr penulis buku Kristus dan kebudayaan dapat membantu
kita untuk lebih memahami masalah ini.
Richard Niebuhr menyampaikan bahwa setidaknya ada 5 (lima)
macam sikap gereja (orang Kristen) terhadap kebudayaan. Lima sikap itu
adalah:
produk budaya barat dalam mengungkapkan sukacita natal, dan itu cocok
dengan iklim dan cuaca di negara barat. Kita mengambil alih begitu saja tanpa
mengkritisi apakah Natal dengan pohon terang itu cocok dengan budaya kita?
Yang lebih memperihatinkan lagi adalah menganggap bahwa Pohon Terang
adalah produk kebudayaan Kristen. Selama beberapa abad kita mengikuti
tradisi kekristenan barat. Bahkan jaman dulu ada warga jemaat yang
memprotes keras pada saat pohon terang akan diganti dengan janur. Kata
pemrotes penggantian itu akan mencoreng kemurnian kekristenan. Secara
tersirat protes itu sebenarnya merupakan wujud sikap mengagungkan budaya
barat bukan mengagungkan iman Kristen. Sebab pohon terang tidak terdapat
di dalam Alkitab. Bahkan cerita tentang Natal halnya terdapat tidak lebih dari
4-5 pasal dari keseluruhan isi Alkitab.
Di lingkup GKJW tentulah kita sangat mengenal nama J. Emde (yang
sekarang makamnya ditempatkan di Sukun Malang). J. Emde meminta orang
Jawa yang sudah dibaptis agar meninggalkan berbagai atribut kejawaan atau
yang biasanya dipakai/digunakan (misalnya: sarung, peci, wayang, dsb). Dan
diganti dengan baju, celana, sepatu, musik (barat). Mungkin pengaruh ajaran
J. Emde inilah di gereja kita hanya mengenal alat musik organ/orgel,
sedangkan alat-alat musik lainnya seperti gitar, seruling, kendang dan
sebagainya. Baru tahun-tahun terakhir ini saja dapat diterima oleh semua
warga jemaat.
3. Gereja /Injil berada di atas Kebudayaan
Menurut Thomas Aquinas (1225-1274), kebudayaan menciptakan
aturan suatu kehidupan sosial yang ditemukan oleh akal budi manusia yang
dapat dikenal oleh semua yang berakal sehat sebab bersifat hukum alam. Tapi
disamping hukum alam ada hukum Ilahi yang dinyatakan Allah melalui para
Nabi yang melampaui hukum alam. Sebagian hukum Ilahi adalah harmonis
dengan hukum alam dan sebagian lagi melampauinya dan itulah menjadi
hukum dari hidup supernatural manusia (ordo supernaturalis). Hukum Ilahi
8
terdapat dalam perintah: juallah semua apa yang kamu miliki, berikan kepada
orang miskin sedang hukum alam terdapat dalam perintah kamu tidak boleh
mencuri, yaitu hukum yang sama dapat ditemui oleh akal manusia dan didalam
wahyu. Dari contoh itu Thomas Aquinas menyimpulkan bahwa hukum alam
yang ditemui yang terdapat dalam kodrat hidup manusia berada di bawah ordo
supernaturalis. Manusia dalam hidupnya sudah kehilangan ordo supernaturalis
dan untuk dapat memulihkannya kembali hanyalah melalui sakraman. Gereja
berada dalam ordo supernatulis. Oleh karena itu kebudayaan berada di bawah
hirarkis gereja.
Dalam pandangan ini dipahami bahwa kebudayaan tidak perlu
dimusuhi. Mengapa? Karena kebudayaan merupakan salah satu realisasi jati
diri manusia yang telah diberi akal budi oleh Allah. Sebab tidak dapat
dipungkiri bahwa melalui kebudayaan manusia dapat mengenal tentang apa
yang baik dan buruk (nilai-nilai hidup). Hanya saja nilai-nilai hidup yang
ditawarkan oleh kebudayaan itu tidak mungkin mencapai pada pengenalan
akan Allah yang sejati. Oleh karena itu kebudayaan membutuhkan tambahan,
yaitu anugerah Allah (dalam hal itu: Yesus Kristus). Yesus Kristus memberi
nilai plus pada kebudayaan.
4. Gereja/Injil selalu pada posisi paradok dengan kebudayaan (Christ and
culture is in paradox)
Dalam pandangan ini, iman dan kebudayaan dipisahkan. Orang beriman
(Kristen) berada dalam dua suasana yaitu berada dalam kebudayaan dan
sekaligus berada dalam anugerah Allah dalam Kristus. Oleh sebab itu orang
beriman dihimpit oleh dua suasana yaitu hidup dalam iman dan hidup dalam
kebudayaan. Pandangan dualisme kelihatan juga secara samar dalam ajaran
Marthin Luther yang mencetuskan reformasi pada tahun 1517 Menurut dia
orang beriman hidup dalam dua kerajaan, yaitu kerajaan Allah yang rohani dan
kerajaan duniawi. Kerajaan Allah adalah suatu kerajaan anugerah dan
kemuliaan, tetapi kerajaan duniawi adalah suatu kerajaan kemurkaan dan
9
11
E. STUDI KASUS
Ada banyak pergumulan orang Kristen tentang bagaimana hidup
beriman di tengah tradisi atau budaya yang sudah lama menyatu dalam
kehidupannya.
Misalnya memiliki pergumulan iman di seputar tradisi kematian.
Khususnya dalam kehidupan masyarakat Jawa. Masyarakat di Jawa, dalam
kasus ini Jawa Tengah memiliki tradisi slametan (selamatan) untuk
memperingati dan mendoakan arwah orang yang sudah meninggal yang
biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, pada hari
ke-40, ke-100, ke satu tahun pertama, kedua tahun hingga hari ke 1000.
Peringatan hari kematian merupakah warisan budaya Jawa Hindu
Kuno yang memang berpusat di Jawa Tengah yaitu kerajaan Mataram Hindu.
Orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari,
7 hari, 40 hari dst, /red ) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas
berasal dari ajaran agama Hindu. Dalam keyakinan Hindu roh leluhur (orang
mati) harus dihormati karena bisa menjadi dewa terdekat dari manusia [Kitab
Weda Smerti Hal. 99 No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya
Samskara (menitis/reinkarnasi). Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda
Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi : "Termashurlah selamatan yang
diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu.
Dalam buku media Hindu yang berjudul : "Nilai-nilai Hindu dalam budaya
Jawa, serpihan yang tertinggal" karya : Ida Bedande Adi Suripto, ia
mengatakan : "Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang
Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu."
Tidak mudah untuk meninggalkan tradisi yang sudah menyatu dalam
kehidupan kita dan masyarakat, bagaimana iman Kristen menyikapi hal ini.
Karena masih ada anggota jemaat yang meminta pelayanan bidston (kebaktian
doa) pada hitungan hari-hari tersebut.
Kalau pun gereja melayani permintaan kebaktian doa tersebut maka isi
dan maknanya berbeda, bukan untuk mendoakan arwah tapi merupakan
12
kebaktian syukur karena keluarga terus disertai Tuhan walaupun ada anggota
keluarga yang telah meninggal dunia. Kebaktian itu diadakan untuk
menguatkan iman keluarga dan mengajak keluarga mensyukuri kasih Tuhan
karena anggota keluarga telah kembali pada Tuhan. Kebaktian ini biasa
disebut ibadah penghiburan. Bagi orang Kristen,
ibadat penghiburan
13
Dalam kasus ini, dapat kita lihat bahwa pandanga etis Kristen adalah
cenderung memperbaharui kebudayaan. Kalau kebudayaan jawa memandang
peringatan kematian bertujuan untuk mendoakan ketenangan orang yang telah
meninggal dunia. Kekristenan memberikan isi dan maknanya berbeda. Bukan
untuk mendoakan arwah tapi merupakan kebaktian syukur karena keluarga
terus disertai Tuhan walaupun ada anggota keluarga yang telah meninggal
dunia. Selain itu mengingatkan agar orang-orang Kristen tidak berduka seperti
orang yang tidak punya pengharapan karena setiap orang yang meninggal
dalam iman kepada Tuhan Yesus, maka ia akan dikumpulkan bersama dengan
Tuhan
14
KESIMPULAN
Dalam Kejadian 2:15, manusia diberi tugas bergenerasi, berkuasa,
mengusahkan dan memelihara. Untuk melakukan tugas-tugas itu, manusia berbudaya.
Namun untuk dapat berbudaya dengan baik, manusia di beri berkat terlebih dahulu.
Akal budi dan segala alat pengindraan menjadi modal dasar untuk berbudaya. Dapat
kita ketahui bahwa kebudayaan menurut iman Kristen adalah semua alat untuk
memuji Tuhan. Dasarnya adalah kasih kepada sesama yang menimbulkan kerja sama
dan komunikasi yang harmonis.
Sesungguhnya kehidupan manusia tidak bisa lepas dari budaya dan tradisi.
Justru dalam budaya dan tradisi itulah manusia mengembangkan kemanusiaan dan
komunitasnya. Budaya dan tradisi menjadi sarana bagi manusia untuk memaknai
alam, sesama dan TUHAN-nya. Iman Kristen dipengaruhi budaya dan tradisi yang
ada di sekitarnya tetapi sekaligus juga menciptakan budaya dan tradisi baru. Kristen
telah menjadi salah satu sumber kekuatan untuk melahirkan kebudayaan.
Beberapa sikap yang dapat menjadi pertimbangan dalam menghadapi
kebudayaan yang ada. Sikap tersebut adalah Injil dipandang bertentangan dengan
kebudayaan (menentang), Gereja dari/dalam kebudayaan (sikap akomodasi
atau adaptasi), Gereja /Injil berada di atas kebudayaan (sikap dominasi),
Gereja/Injil selalu pada posisi paradok dengan kebudayaan (Christ and culture
is in paradox) (sikap mendua), Gereja-Injil memperbaharui kebudayaan
(sikap pengudusan serta adopsi)
Iman dan budaya memang berbeda namun juga begitu menyatu dan saling tak
terpisahkan, saling menghidupi. Jadi kita tidak boleh anti budaya namun harus kritis
terhadap budaya. Akan tetapi juga perlu berhati-hati, jangan mencampuradukkan
iman Kristen dengan kepercayaan-kepercayaan lain. Tentu tradisi yang tidak
mengandung unsur pemujaan kepada allah lain bahkan mengandung nilai-nilai
solidaritas dan kemanusiaan perlu kita hargai dan terima. Bila perlu tradisi itu kita
pakai dengan memberi makna baru yang lebih kristiani.
15
DAFTAR PUSTAKA
Brotosudarmo, Drie, S. 2007. Etika Kristen Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Andi
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:PT. Renaka Cipta
Niebuhr, Richard, H. Christand Culture, terj. Satya Karya, Jakarta : Petra Jaya, tt.
Sumartono, Edy, makalah Ajaran GKI tentang Budaya dan Tradisi Yang Ada Di
Tengah Masyarakat
http://www.gkjw.web.id/ibadat-penghiburan diunduh pada 3 November 2011 jam
12.04 WIB
http://cabeoles.blogspot.com/2010/06/definisi-etika.html diunduh pada 3 November
2011 jam 12.09 WIB
http://www.oaseonline.org/artikel/ngelow-perspektif.htm diunduh pada 3 November
2011 jam 12.30 WIB
http://www.yabina.org/TanyaJawab/Feb_02.htm diunduh pada 3 November 2011 jam
13.05 WIB
http://pecintasunnah.blogspot.com/2011/03/acara-kematian-7-40-100-1000-hari.html
diunduh pada 10 November 2011 pukul 13.15 WIB
16