PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman dari tahun-ketahun terus meningkat dengan pesat
terutama dibidang industri, banyak perusahaan dari dalam negeri banyak
mempergunakan alat dan bahan dari luar negeri yang diyakini mutu dan
kuwalitasnya lebih baik di dalam negeri. Seperti negara kita yang sedang
berkembang ini kebutuhan akan peralatan industri meningkat secara derastis.
Untuk memenuhi akan kebutuhan barang dan alat kerja didalam perushaan
maka dari itu khususnya mahasiswa teknik mesin dibidang industri diharapkan
mempunyai keterampilan yang tinggi. Agar dapat menciptakan suatu produk yang
bermutu tinggi sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan demikian
maka dapat meningkatan perekonomian bangsa dan masyarakat sekitar supaya
lebih baik lagi.
Pada waktu ini teknik las telah dipergunakan secara luas didalam
penyambungan batang-batang pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang
dibutuhkan dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi lebih
ringan dan proses pembuatannya lebih sederhana, sehinga biaya keseluruha yang
dikeluarkan menjadi lebih ringan. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam
kontruksinya sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana, pipa
pesat, pipa saluran, kendaraan rel dan lain sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, peroses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, mambuat lapisan
keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macammacam reparasi lainya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tapi hanya
merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena
itu rancangan las dan cara pengelesan harus betul-betul memperhatikan
kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta keadaan
sekitarnya.
acetylene.
4. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bermacam-macam sambungan
oxy-acetylene.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam praktikum las oxy-acetylene ini
adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengelas dengan baik sesuai ketentuan yang telah ada.
2. Dapat mengetahui bentuk pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh las oxyacetylene.
3. Dapat mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan dengan menggunakan las oxy-acetylene.
Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat dari Praktikum las
oxy-acetylene.
Bab II
Teori Dasar
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang dilaksanakan pada praktikum
oxy-acetylene.
Pembahasan.
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari persoalan-persoalan yang
menyangkut
perhitungan-perhitungan
dalam
praktikum
las
oxy-
acetylene.
Bab VI
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Las Oxy Acetylene
Pengelasan dengan las oxy acetylene adalah panyambungan dua buah
logam dengan proses pemanasan yang didapat dari pencampuran gas oxy
acetylene dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat
mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat
digunakan gas-gas oxy acetylene, propan atau hydrogen. Diantara tiga bahan bakar
ini yang paling banyak digunakan adalah gas acetylene, sehingga las gas pada
umunya di artikan sebagai las oxy acetylene. Karena tidak memerlukan tenaga
listrik, maka las oxy acetylene banyak dipakai dilapangan walaupun pemakaianya
tidak sebatas las busur elektroda terbungkus.
gas, pemotongan sembur dapat juga dilaksanakan dengan busur, karena itu dalam
potong busur juga terdapat potong sembur.
Cara pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini adalah
pengelasan cair dengan busur dan gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las
busur listrik dan las gas akan dibahas secara terperinci. Pemotongan, karena
masalah tersendiri maka pembahasan juga dulakuakan secara terperinci.
2.3 Sarana Tempat Kerja
Kebersihan lantai, ruangan, dinding dan lingkungan kerja merupakan
syarat fisik timbulnya gairah dalam kerja, produktivitas dan terjaminnya
keselamatan.
Penerangan yang baik pada ruang kerja berkisar antara 800 - 1200 lux. Hal
in penting untuk mencegah kerusakan mata.
Bangku kerja harus dibuat dengan kokoh, lengkap dengan laci untuk
menyimpan perkakas sehingga aman, rapi dan terawat.
2.4 Sarana Perkakas
Pengaturan perkakas dalam laci harus dipisakan antara yang presisi dan
yang kasar. Setiap tempat letak alat dicat warna merah agar mudah dalam
pemeriksaannya.
Pengaturan perkakas diatas bengku kerja (saat digunakan) juga harus
dipisahkan antara yang kasar dan yang halus. Alat-alat ukur/presisi diletakan
terpisah dan diberi alas kain karet.
Dalam pengelasan oxy acetylene diperlukan alat las terdiri dari penyembur
dan pembakar. Dalam praktek terdapat dua jenis alat yaitu jenis tekanan rendah
yang digunakan untuk gas asetilen bertekanan sampai 700 mmHp dan tekanan
sedang untuk tekanan acetylene antara 700 sampai 1300mmHp. Pada jenis
tekanan rendah gas acetylen terisap oleh semburan gas oksigen dan gas
asetilennya didapat langsung dari alat penghasil gas. Sedangkan pada jenis
tekanan sedang gas asetilinnya dilarutkan dan dimasukan dalam botol-botol gas.
Dengan oxy acetylene sedang dapat dihasilkan kwalitas las yang lebih merata. Di
samping itu pada tekanan sedang bahaya terjadinya api balik juga ada, sedangkan
pada jenis tekanan rendah dengan alat penghasil gas yang dihubungkan langsung
bahaya tersebut selalu ada. Untuk menghindari bahaya tersebut maka pada system
pipanya dipasang suatu alat pengaman yang terendam air.
2.5 Generator
Generator adalah tempat untuk mencampur bahan bakar karbit dengan air
yang akan menghasilkan gas acetylene yang dapat dipergunakan untuk dan tempat
menampung gas pada pengerjaan las oxy acetylene. Gas acetylene dapat dibuat
secara sederhana dengan cara mencampur karbit (calcium carbide) ditambah air,
dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O C2H2 + Ca(OH)2 + kalor. Percampuran ini
dilakukan dalam sebuah tabung yang disebut generator acetylene.
10
11
Tetapi meskipun kadar zat asam berkurang, kita masih dapat melakukan pekerjaan
pengelasan, yaitu dengan cara memperlambat gerakan pengelasan.
2.7 Regulator
Mengalirkan gas dari tabung harus memakai alat ukur yang dinamakan
Regulatar, alat ini berfungsi untuk mengatur tekanan tabung menjadi suatu
tekanan kerja. Pada regulator terdapat dua manometer, yaitu manometer tekana isi
dan manometer takanan kerja. Yang dimaksud tekanan isi adalah tekanan gas yang
berada dalam tabung. Dalam tabung yang masih penuh, tekanan gas oksigen
besarnya 150 bar (15 MPa) sedangakan tekanan gas asitilin besarnya 15 bar (1,5
MPa). Yang dimaksud tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu
melakukan pekerjaan las. Tekanan kerja ini diatur oleh regulator dan besarnya
dapat dibaca pada manometer tekanan kerja.
Antara regulator las Oxy-Acetylene dilengkapi dengan pengukur tekanan
(manometer) dengan skala pound/square inci (1b/in2); dangan skala cuft per hous
(ft 3/jam), atau bahkan lajimnya regulator kombinasi regulator dan flow meter.
Kedudukan flow meter pada regulator harus pada posisi tegak, ini untuk
memudahkan operator membacanya.
12
Bagian-bagian Regulator
1. Manometer isi
2. Manometer kerja
3. Ruang tekanan isi
4. Keran penyetel tekanan
5. Katup
2.7.1 Jenis-jenis Regulator
Ada dua jenis regulator yaitu regulator satu tingkat dan regulator dua
tingkat
1) Regulator satu tingkat
Pada regulator ini tekanan isi diturunkan sekaligus menjadi tekanan
kerja yang dikehendaki. Besar kecilnya tekanan diatur dengan memutar
keran pengatur pada kedudukan tertentu. Keran diputar kekenan berarti
menambah tekanan kerja dan bila diputar kekiri berarti mengurangi
takanan kerja
13
2.
3.
14
2.
3.
15
16
17
18
19
20
21
1. Nyala Karburasasi
Nyala karbulasi adalah nyala api kelebihan gas Acetylene. Bila acetylene
yang digunakan melebihi dari pada jumlah untuk mendapatkan nyala netral maka
diantara kerucut dalam dan luar timbul kerucut nyala baru yang berwarna biru. Di
dalam bagian nyala ini terdapat kelebihan gas acetylene yang menyebabkan
terjadinya karburasi pada logam cair.
22
3. Nyala Oksidasi
Nyala api oksidasi adalah nyala api kelebihan gas oksigen. Bila gas
oksigen lebih dari pada jumlah yang diperlukan untuk menghasdilkan nyala netral
maka nyala menjadi pendek da warna kerucut dalam berubah dari putih bersinar
menjadi ungu. Bila nyala ini digunakan mengelas maka terjadi peruses oksidasi
atau dekaburasi pada logam cair.
kerucut dalam
2CO + O2 2CO2
kerucut luar
2H2 + O2 2H2O
kerucut luar
Suhu pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000 o C dan ditengah kerucut
luar kira-kira 2500o C. suhu ini masi rendah dari pada suhu yang terjadi pada
busur listrik dan konsentrasi suhu juga kurang baik. Karena hal ini maka las OxyAcetylene hanya dapat dipakai untuk mengelas dengan laju yang rendah saja
sehinga terjadi perubahan bentuk pada hasil pengelasan.
23
BESARAN
Efisiensi
Sifat mampu las
Harga peralatan
Harga bahan las
Keterampilan juru las
Penggunaan
terbungkus
Tinggi (suhu 6000oC)
Baik
Mahal
Sama
Sama
luas
24
2. Sambungan T
Maksut sambungan T adalah bentuk sambungan dimana kedua bidang
yang akan disambung berbentuk T.
25
26
27
1. Gerakan melingkar
28
29
30
31
2. Lach of fussion yaitu logam dasar tidak meleleh atau mencair. Hal ini
disebabkan karena adanya bahan lain yang merintang ditempat itu. Untuk
menghindari hal ini, maka sebelum dilas benda kerja harus dibersihkan
terlebih dahulu.
3. Slach inclusion yaitu terdapat bahan lain dalam hasil las. Hal ini terjadi
karena:
32
33
34
2)
3)
Garis tanda harus terdiri dari dua garis yaitu gari lurus datar tempat
tanda dan garis penunjuk dengan panah yang menunjukan bagian dari
sambungan dan membuat sudut 600 terhadap garis tempat tanda.
4)
5)
6)
35
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam mesin las asetilin adalah sebagai berikut:
1. Generator
Generator adalah tempat untuk mencampur bahan bakar karbit dengan air
yang akan menghasilkan gas acetylene yang dapat dipergunakan untuk
36
mengelas dan tempat menampung gas pada pengerjaan las oxy acetylene dan
untuk menghembuskan gas tekanan tinggi
37
38
9. Gergaji besi
Digunakan untuk memotong benda kerja yang akan dilas
39
40
41
3.2 Bahan
1. Benda kerja rigi-rigi las
Pelat dengan ukuran 100 mm x 100 mm x 1mm. Digunakan untuk
membuat rigi las
100mm
1mm
100mm
100mm
1mm
42
50mm
1mm
50mm
100mm
1mm
50mm
43
130mm
60mm
6. Kawat las
Kawat las dengan diameter 2,3 mm
2,3
BAB IV
PROSEDUR KERJA
D.1Prosedur Umum
1. Peralatan kerja disiapkan
44
45
21. Hasil
dari
dipukul-pukul
dengan
palu
terak
gunanya
untuk
80mm
10mm
10mm
80mm
10mm
46
1. Benda kerja diukur panjang dan lebar dengan menggunakan mistar baja.
2. Benda kerja diberi tanda dilukis sesuai dengan gambar kerja menggunakan
penggores ini untuk mudah dalam melakukan pengelasan
3. Katup tekanan isi regulator acetylene dibuka dengan memutar baut
pengaturnya berlawanan arah jarum jam.
4. Katup tekanan isi regulator oksigen dibuka dengan memutar baut
pengaturnya berlawanan arah jarum jam.
5. Katup tekanan kerja
47
19. Jika hasil pengelasann terdapat cacat las atau kotoran maka benda
dibersihkan terlebih dahuli kemudiaan dilas kembali atau dirapikan
20. Kran tekanan isi dan tekanan kerja acetylene ditutup dengan memutar kran
yang ada pada regulator acytelen
21. Kran tekanan isi dan tekanan kerja gas oksigen ditutup dengan memutar
kran yang ada pada regulator oksigen
22. Selang las digulung dan dirapikan
23. Peralatan kerja di bersihkan dan dirapikan
24. Ruangan kerja dibersihakan dan dirapikan
D.3Prosedur Kerja II Membuat Sambungan Tumpul
4.3.1 Langkar persiapan
1. Peralatan kerja disiapkan
2. Bahan kerja disiapkan
4.3.2Langkah kerja
1. Benda kerja diukur panjang dan lebar dengan menggunakan mistar baja.
2. Benda kerja diberi tanda dilukis sesuai dengan gambar kerja menggunakan
penggores ini untuk mudah dalam melakukan pengelasan
48
15. Pembakar diayunkan secara melingkar dan arah pengelasan arah dari
kanan kekiri mengikuti kewat las
16. Jika langkah pengelasan sudah sesuai dengan yang dinginkan maka
pengelasan dilakukan dengan penuh hingga semua
49
50
50mm
100mm
1mm
50mm
Gambar 4.9 Benda Kerja IV
4. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami
5. Perencanaan kerja dibuat
4.4.2Langkah kerja
1. Benda kerja diukur panjang dan lebar dengan menggunakan mistar baja.
2. Benda kerja diberi dilukis sesuai dengan gambar kerja menggunakan
penggores ini untuk mudah dalam melakukan pengelasan
3. Katup tekanan isi regulator acetylene dibuka dengan memutar baut
pengaturnya berlawanan arah jarum jam.
4. Katup tekanan isi regulator oksigen dibuka dengan memutar baut
pengaturnya berlawanan arah jarum jam.
5. Katup tekanan kerja pada regulator acetylene di buka berlahan-lahan
sehingga menunjukan tekanan 0.5 Psi.
6. Katup tekanan kerja pada regulator oksigen di buka berlahan-lahan
sehingga memunjukan tekanan 2 Psi.
7. Peralatan keselamatan kerja las dikenakkan.
8. Katup acetylene pada pembakar( brender )dibuka sedikit
9. Ujung pembakar disulut dengan korek api hingga menyala
10. Setelah api pada pembakar menyala maka kran oksigen dibuka secara
perlahan-lahan
11. Kemudian atur nyala api yang ingin digunakan untuk mengelas
51
52
53
20mm
30mm
54
55
24. Kran tekanan isi dan tekanan kerja gas oksigen ditutup dengan memutar
kran yang ada pada regulator oksigen
25. Selang las digulung dan dirapikan
26. Peralatan kerja di bersihkan dan dirapikan
27. Ruangan kerja dibersihakan dan dirapikan
60mm
60
Gambar 4.13 Sambungan Pipa
4. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami
5. Perencanaan kerja dibuat
II. Langkah kerja
56
1. Benda kerja diukur panjang dan lebar dengan menggunakan mistar baja.
2. Benda kerja diberi tanda garis membentuk sudut 300 dengan penggores
3. Benda kerja dipotong menjadi dua bagian dan pemotonganya membentuk
sudut 300 dengan mengunakan gergaji tangan
4. Benda kerja digerinda agar sambungan pipa rata mengunakan gerinda
bangku
5. Katup tekanan isi regulator acetylene dibuka dengan memutar baut
pengaturnya berlawanan arah jarum jam.
6. Katup tekanan isi regulator oksigen dibuka dengan memutar baut
pengaturnya berlawanan arah jarum jam.
7. Katup tekanan kerja pada regulator acetylene di buka berlahan-lahan
sehingga menunjukan tekanan 0.5 Psi.
8. Katup tekanan kerja pada regulator oksigen di buka berlahan-lahan
sehingga memunjukan tekanan 2 Psi.
9. Peralatan keselamatan kerja las dikenakkan.
10. Katup acetylene pada pembakar( brender )dibuka sedikit
11. Benda kerja dijepit dengan klem penjepir
12. Ujung pembakar disulut dengan korek api hingga menyala
13. Setelah api pada pembakar menyala maka kran oksigen dibuka secara
perlahan-lahan
14. Kemudian atur nyala api yang ingin digunakan untuk mengelas
15. Benda kerja diletakan di atas meja kerja las dengan posisi lukisan rigi-rigi
las berada diatas
16. Benda kerja dipanaskan terlebih dahulu hingga benda kerja menbara
setelah memerah barulah diberi bahan tambahan atau kawat las
17. Benda kerja terlebih dahulu dilas titik ini untuk mempermudah dalam
melakukan pengelasan
18. Setalah pengalasan titik selesai barulah pipa dilas penuh dengan
menggunakan kawat las sebagai bahan isi
19. Pembakar diayunkan secara melingkar dan arah pengelasan arah dari
kanan kekiri mengikuti kawat las
57
20. Jika langkah pengelasan sudah sesuai dengan yang dinginkan maka
pengelasan dilakukan dengan penuh
21. Nyala api las pada pembakar dipadamkan dengan menutup kran acetylene
secara penuh kemuduan keran oksigen hingga tidak ada gas yang keluar
22. Benda kerja diangkat dari meja karja las mengunakan tang penjepit
23. Kemudian hasil pengelasan dipukul-pukul dengan palu terak gunanya
untuk menghilangakan terak-terak yang menempel pada hasil pengelasan
24. Jika hasil pengelasan terdapat cacat las atau kotoran maka benda
dibersihkan terlebih dahulu kemudiaan dilas kembali atau dirapikan
25. Kran tekanan isi dan tekanan kerja acytelen ditutup dengan memutar kran
yang ada pada regulator acetylene
26. Kran tekanan isi dan tekanan kerja gas oksigen ditutup dengan memutar
kran yang ada pada regulator oksigen
27. Selang las digulung dan dirapikan
28. Peralatan kerja di bersihkan dan dirapikan
29. Ruangan kerja dibersihakan dan dirapikan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan
58
300
30mm
60mm
60mm
130mm
30mm
300
A
60mm
Diketahui :
AB = 60mm
AD = 30mm
= 300
Ditanya :
BC =........?
Dimana :
tan
AD
BC
59
Tan 300=
30
BC
BC
= 30 x tan 300
BC
= 30 mm
80mm
10mm
10mm
80mm
10mm
Jika panjang benda kerja adalah 100mm dan lebar adalah 100mm
Jika jarak setiap rigi-rigi las berjarak 10mm
Ditanya jumlah rigi-rigi las yang akan dilas
Jawab:
Jika setiap tepi benda kerja diberi jarak 10mm
Maka luas benda kerja menjadi
L = (P-20) x (l-20)
= (100-20) x (100-20)
= 80 x 80
= 6400mm
5.2 Analisa
Pada waktu mengelas terjadi letusan-letusan las ini disebabkan karena
nyala api yang digunakan dalam mengelas terlalu kecil, waktu mengelas mulut
pembakar terlalu dekat dengan dengan kawat las, mulut pembakat tersumbat. Pada
60
saat mengelas benda kerja yang dilas tidak ikut meleleh hal ini dikarenakan
pemanasan kurang.
Ketika mengelas benda kerja yang kita las memuai ini di karenakan nyala
api yang terlalu besar. Hasil pengelasan ini dikarenakan gerak ayun pambakar
terlalu cepat dan logam dasar tidak ikut meleleh.
Benda kerja yang dilas lama mencairnya ini dikarenakan benda kerja
terdapat karat atau bahan yang melapisi benda kerja, maka sebelum mengelas
sebaiknya benda kerja yang akan dilas dibersihkan terebih dahulu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
61
62