Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Logam berat merupakan pencemar lingkungan yang utama dan sebagian
besar bersifat toksik meskipun dalam konsentrasi yang rendah. Pencemaran logam
berat berlangsung sangat cepat sejak dimulainya revolusi industri (Nriagu, 1979).
Sumber utama pencemaran oleh logam berat disebabkan oleh pembakaran bahan
bakar fossil, pertambangan dan peleburan bijih logam, limbah domestik, pupuk,
pestisida dan lain-lain. Umumnya, logam berat yang menyebabkan pencemaran
adalah Cd, Cr, Cu, Hg, Pb dan Zn (Kabata-Pendias and Pendias, 1989).
Di antara logam berat toksik yang mencemari tanah, Pb merupakan
pencemar utama karena memiliki distribusi/penyebaran yang luas dan penyebab
utama pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Cunningham and Berti,
1993). Menurut Alloway and Ayres (1997), Pb merupakan pencemar di semua
lingkungan (multimedia pollutant) dan sumber utama pencemaran tanah (U.S.
EPA, 1993). Logam berat kadmium (Cd) mempunyai toksisitas yang tinggi
setelah Hg namun Cd memiliki mobilitas yang tinggi dalam sistem tanahtumbuhan (soil-plant system) dibandingkan logam berat lain pada umumnya
sehingga lebih mudah masuk dan terakumulasi ke dalam rantai makanan (Alloway
and Ayres, 1997).
Kelimpahan rata-rata unsur Pb dalam tanah adalah 5-50 ppm sedangkan
limpahan unsur Cd dalam tanah < 1 ppm (Juliawan dkk, 2005). Namun Pb dan Cd
adalah logam berat yang secara fisiologis tidak diperlukan tanaman maupun
hewan (Hindersah dkk, 2004). Logam berat tidak dapat didegradasi, sehingga
untuk melakukan remediasi area yang tercemar oleh logam berat dilakukan secara
fisik, kimawi ataupun biologis namun metode tersebut mahal, tidak efektif dan
berdampak negatif bagi lingkungan (Lasat, 2002). Oleh karena itu, perlu
dilakukan tindakan pemulihan (remediasi) yang mudah, murah dan efisien agar

lahan yang tercemar logam berat dapat digunakan kembali untuk berbagai
kegiatan dengan aman.
Salah satu metode remediasi yang dapat digunakan adalah fitoremediasi.
Fitoremediasi merupakan teknik pemulihan lahan tercemar dengan menggunakan
tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, mentransformasi dan mengimobilisasi
bahan pencemar, baik itu logam berat maupun senyawa organik. Metode ini
mudah diaplikasikan, efisien, murah dan ramah lingkungan (Schnoor and
McCutcheon, 2003). Penelitian tentang berbagai macam tumbuhan telah banyak
dilakukan untuk mengetahui potensi dari masing-masing tumbuhan tersebut dalam
menyerap logam berat. Tumbuhan yang telah digunakan dalam beberapa
penelitian fitoremediasi logam berat sebelumnya adalah Polygonum hydropiper
L., Rumex acetosa L. (Wang et al., 2003), Lolium perenne (O Connor et al.,
2003), Brassica juncea (Bennet et al., 2003), Thlaspi caerulescens, Zea mays L.
(Lombi et al., 2001), Vetiveria zizanioides (Greenfield, 1989), Helianthus annus
dan Brassica napus (Solhi et al., 2005), Streptanthus polygaloides, Sebertia
acuminata,

Armeria

maritima,

Aeollanthus

biformifolius,

Haumaniatrum

katangense, dan dari genus Alyssum (Rismana, 2002).


Pada penelitian ini tanaman yang akan dimanfaatkan untuk proses
remediasi adalah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas). Tanaman dari famili
Euphorbiaceae ini banyak ditemukan di pinggir-pinggir jalan dan biasanya
digunakan sebagai tanaman pembatas pagar dan tanaman hias, mudah didapatkan
dan diperbanyak, mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah dan tahan kekeringan.
Tanaman ini juga dikembangkan sebagai sumber energi alternatif bahan baku
minyak nabati, yaitu biodiesel (Hambali dkk, 2006). Menurut Kelly (1998),
tumbuhan dari famili Euphorbiaceae sangat baik dalam menyerap logam berat
nikel (Ni). Chehregani and Malayeri (2007) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa Euphorbia cheirandenia mampu menyerap logam berat Pb, Cd, Zn dan Ni
dengan baik.
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah taman
yang biasa dipakai untuk membuat taman-taman di rumah. Tanah taman ini

dianggap baik karena subur dan tidak memakai pupuk. Pada penelitian ini tidak
dilakukan pengaturan pH tanah, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
alami tanaman jarak pagar dalam menyerap logam berat Pb dan Cd. Beberapa
variabel yang akan digunakan antara lain: jenis logam berat, variasi konsentrasi
logam berat, dan efek kombinasi logam berat. Efek negatif suatu toksikan bagi
makhluk hidup berdasarkan interaksi banyak zat di dalam lingkungan Dari hasil
pertimbangan tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan uji efek kombinasi
logam berat Pb dan Cd. Adapun penentuan prosentase kombinasi Pb dan Cd
(Pb:Cd = 50%:50%, Pb:Cd = 75%:25%, Pb:Cd = 25%:75%) didasarkan pada
kajian ekotoksikologi untuk mengetahui masukan zat-zat yang berinteraksi
dengan zat-zat yang ada dalam badan penerimanya (dalam hal ini yaitu tanaman
jarak pagar), sehingga dapat diidentifikasi resultantenya apakah bersifat
sinergisme/antagonisme

terhadap

pemberian

kombinasi

logam

berat

(Mangkoedihardjo, 1999). Hal ini didukung dengan penelitian yang telah


dilakukan oleh Chaney et al. (1999), Pahlsson (1989) dan Robinson et al. (2006).
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, di Indonesia maupun di luar negeri
belum ada penelitian yang mengungkap tentang potensi tanaman jarak pagar
sebagai tanaman penyerap (akumulator) logam berat. Dari hasil pertimbangan
diatas, maka pada penelitian ini akan mengkaji tentang fitoremediasi tanah
tercemar logam berat dengan menggunakan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
Linn.). Pemanfaatan prediktif penelitian ini adalah sistem loop pengelolaan
lingkungan yaitu untuk mengetahui potensi pemanfaatan tanaman jarak pagar
sebagai tanaman alternatif dalam meremediasi tanah yang tercemar logam berat,
dan phytomining yaitu pengambilan logam dalam tanaman setelah proses
fitoremediasi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diajukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh logam berat Pb, Cd dan kombinasinya terhadap tinggi
tanaman, luas daun, pH tanah dan CO 2?

2. Berapakah nilai persentase reduksi tanah tercemar Pb dan Cd oleh jarak pagar?
3. Apakah jarak pagar mempunyai kemampuan dalam mengakumulasi Pb dan Cd?
4. Berapakah nilai persentase akumulasi logam berat Pb dan Cd dalam jarak
pagar?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji pengaruh logam berat Pb, Cd dan kombinasinya terhadap
tinggi tanaman, luas daun, pH tanah dan CO 2.
2. Untuk mengetahui nilai persentase reduksi tanah tercemar Pb dan Cd oleh
jarak pagar.
3. Untuk mengkaji kemampuan jarak pagar dalam mengakumulasi Pb dan Cd.
4. Untuk mengetahui nilai persentase akumulasi logam berat Pb dan Cd dalam
jarak pagar.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah tentang potensi pemanfaatan jarak pagar sebagai tanaman alternatif dalam
meremediasi tanah yang tercemar logam berat

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Adapun ruang lingkup penelitian adalah:
1. Penelitian dilakukan di jurusan Teknik Lingkungan ITS Surabaya
2. Media tanah taman dan tanaman dalam pot ditempatkan di rumah kaca
3. Tanah taman adalah produksi dari PD. Watu Blorok Mojokerto Jawa Timur
4. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) diperoleh dari Kebun Bibit
Jarak Pagar Pandaan, dengan kriteria sebagai berikut :
- Tinggi tanaman

= 20 cm

- Jumlah helai daun

= 9-12 helai daun

5. Variabel penelitian ini terdiri atas:


a. Jenis logam berat
-

Pb

Cd

b. Variasi konsentrasi Pb dan Cd


-

Pb = 5, 15, 35, 50, 75 mg/kg

Cd = 5, 15, 25, 35, 45 mg/kg

c. Efek kombinasi
Pb:Cd=50%:50%
-

5 mg Pb/kg : 5 mg Cd/kg

15 mg Pb/kg : 15 mg Cd/kg

35 mg Pb/kg : 25 mg Cd/kg

50 mg Pb/kg : 35 mg Cd/kg

75 mg Pb/kg : 45 mg Cd/kg

Pb:Cd=75%:25%
-

15 mg Pb/kg : 5 mg Cd/kg

45 mg Pb/kg : 15 mg Cd/kg

105 mg Pb/kg : 25 mg Cd/kg

150 mg Pb/kg : 35 mg Cd/kg

225 mg Pb/kg : 45 mg Cd/kg

Pb:Cd=25%:75%
-

5 mg Pb/kg : 15 mg Cd/kg

15 mg Pb/kg : 45 mg Cd/kg

35 mg Pb/kg : 75 mg Cd/kg

50 mg Pb/kg : 105 mg Cd/kg

75 mg Pb/kg : 135 mg Cd/kg

6. Parameter yang akan diamati adalah:


-

Konsentrasi logam berat Pb dan Cd dalam tanah

Konsentrasi logam berat Pb dan Cd dalam tanaman jarak pagar

Tinggi tanaman

Luas daun

pH tanah

CO2

Berat kering tanaman

7. Waktu pengamatan dilakukan setiap hari

Anda mungkin juga menyukai