Anda di halaman 1dari 15

A.

JUDUL
KAJIAN TEKNIS
MENCAPAI

ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA

SASARAN PRODUKSI DI KUARI BATU ANDESITE PT.

VARIA USAHA BETON SUMBERSUKO,

PASURUAN,

JAWA TIMUR.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Produksi alat

dipengaruhi

oleh kemampuan nyata alat tersebut dalam

penggunaannya. Apabila kemampuan nyata besar berarti alat tersebut dikatakan


baik dalam penggunaannya. Untuk itu keserasian hubungan kerja, kemampuan
dan tingkat penggunaan alat, jam kerja yang tersedia dan produksi alat merupakan
hal yang menjadi pengkajian terhadap penggunaan alat muat dan alat angkut di
kuari.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rencana peningkatan produksi dari
masing-masing alat dan keserasian hubungan kerja alat muat dan alat angkut
seta upaya meningkatkan waktu kerja efektif.

D. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah keserasian hubungan
kerja, kemampuan dan tingkat penggunaan alat, jam kerja yang tersedia dan

produksi alat. Faktor pengisian alat, waktu edar alat muat dan alat angkut, jam
kerja efektif, kondisi fisik dan mekanis alat muat dan alat angkut.
E. DASAR TEORI
1

Produksi Alat- Muat dan Alat Angkut


a. Pemuatan
Salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk mengetahui baik dan
buruknya hasil kerja (keberhasilan) suatu alat pemindahan mekanis termasuk
alat-alat muat adalah besarnya produksi yang dapat dicapai oleh alat tersebut.
Oleh sebab itu usaha dan upaya untuk dapat mencapai produksi yang tinggi
selalu menjadi perhatian yang khusus.
Untuk pengambilan dan pemuatan material ke atas alat angkut,
dipergunakan alat-alat muat yang sangat banyak macamnya, karena keadaan
lapangan kerjanyapun sangat bermacam-macam. Yang saat ini alat muat
yang digunakan di PT. Varia Usaha Beton adalah Wheel Loader jenis
Caterpillar 950
Wheel loader adalah salah satu alat muat yang dipergunakan di PT.
Varia Usaha Beton dan merupakan salah satu alat muat yang kini banyak
digunakan karena gerakannya yang lincah dan gesit.
Sebuah mangkuk dipergunakan untuk menggali, mengangkat dan
mengangkut ke suatu tempaat yang tidak jauh atau langsung dimuatkan ke
alat-angkut yang letaknya sama tinggi dengan tempat wheel loader bekerja.

Untuk mengetahui produksi alat muat, sebagai pendekatan dilakukan


pengamatan meliputi waktu edar pemuatan, waktu kerja efektif dan
perhitungan faktor pengisian.
b. Produksi Alat Muat
Produksi alat muat dihitung dengan rumus :
Pnm

= 60/Ct x Km x Ea x We x D1 x F , ton / hari

Di mana :
Pnm = produksi alat muat, (ton / hari)
Km = kapasitas mangkuk munjung, (menit )
Ea

= Kondisi fisik dan mekanis alat saat ini, (%)

We

= Waktu kerja efektif alat muat, (jam/hari)

D1

= bobot isi loose batu andesite

c. Pengangkutan
Pengangkutan batuan, endapan bijih, karyawan, waste dan barang-barang
keperluan sehari-hari (supply) merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi
kelancaraan operasi penambangan. Untung-ruginya suatu perusahaan tambang
terletak juga pada lancar tidaknya sarana pengangkutan yang tersedia.
Ada bermacam-macam alat-angkut yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
pemindahan material, sedangkan alat angkut yang digunakan di PT. Varia Usaha
Beton adalah dump truck mercedez benz jenis 917 K.

Kapasitas truck yang dipilih harus berimbang dengan alat pemuatnya (loader),
jika pembandingan ini kurang proporsional, maka ada kemungkinan alat pemuat ini
banyak menunggu atau sebaliknya. Pembandingan tersebut juga akan berpengaruh
terhadap waktu pemuatan.

Akan tetapi sebagai pegangan (rule of tumb) dapat

dikatakan bahwa kapasitas minimum dari truck kita-kira 4 5 kali kapasitas alat
muatnya.
Alat angkut truck ini banyak dipakai pada jarak dekat dan sedang, karena
kecepatannya yang tinggi (kalau jalur baik), truck juga memiliki produksi yang
tinggi, sehingga ongkos per ton material menjadi rendah.
d. Produksi alat angkut
Produksi alat angkut dihitung dengan rumus sebagaai berikut :
Pna = 60 / Ct x n x Km x F x We x Ea x D1 ,
Dimana :
Pna

= Produksi alat angkut , (ton / hari)

Ct

= Waktu edar alat angkut, (menit)

Km

= Kapasitas mangkuk munjung, (m3)

= Faktor pengisian mangkuk ,

Jumlah pengisian alat angkut sampai penuh

(%)

We

= waktu kerja efektif alat angkut, (jam/hari)

Ea

= Kondisi fisik dan mekanis alat saat ini, (%)

D1

= bobot isi looser batu andesite.

Geometri Jenjang

( ton/hari)

a. Tinggi Jenjang
Tinggi jenjang tergantung dari alat muat yang digunakan. Dari hubungan
kemampuan alat muat dan faktor pengembanngan batu andesite, maka
ketinggian jenjang dapat dihitung sebagai berikut :
L = Lm x Sf
Dimana :
L

= tinggi jenjang , (m)

Lm = tinggi penggalian maksimum alat muat.


Sf

= sweel faktor batu andesite

= 1/3 untuk cara corner cut dan untuk box cut


a. Lebar Jenjang Minimun
Yang dimaksud dengan lebar jenjang minimum adalah lebar daerah kerja
minimum untuk tempat pemuatan. Dengan menggunakan cara pemuatan
bentuk V Shape Loading, lebar jenjang yang digunakan untuk tempat
kegiatan pemuatan ditentukan berdasarkan jarak antara batas penyebaran
material dengan panjang radius putaran alat angkut.
Untuk menentukan lebar penyebaran material hasil peledakan dihitung dengan
menggunakan rumus :
1
Z = _________ 2y ( 1 - Sf

) +L

2 Sf x
Dimana :
Z

Lebar penyebaran material hasil peledakan , (m)

Sf

Faktor pemuaian

X =

Koefisien, untukl peledakan box cut dan 1/3 untuk peledakan


corner cut

= lebar jenjang yang diledakkan,

( m)

= tinggi jenjang yang diledakkan, (m)

b. Panjang Jenjang
Panjang jenjang yang diledakkan untuk setiap kali peledakkan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagaai berikut :
V

L x q x p

Dimana :
V = Volume batu andesite yang diledakkan setiap kali peledakkan.
L = tinggi jenjang, (m)
Q = lebar jenjang setiap kali peledakkan, (m)
3. Pola Pemuatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola
pemuatan juga harus diperhatikaan. Ada beberapa pola pemuatan antara lain :
a. Pemuatan Tipe I ( I type Loading)
Dalam proses pemuatan dari alat muat terhadap alat angkut, gerakan yang
dilakukan adalah untuk alat muat dan alat angkut bergerak maju dan mundur.
Kerjasama antara operator alat muat dan alat angkut sangat diperlukan untuk
menunjang dari proses pemuatan ini.
b. Pemuatan Tipe V ( V- type Loading)

Pola pemuatan type V Loading ini, alat angkut tidak melakukan gerakan
(gerakan dump truc tidak mempengaruhi proses pemuatan), sedangkan
alat muat setelah bucket terisi material kemudian bergerak mundur dan
maju menuju ke bagian samping alat angkut untuk menumpahkan
muatannya. Gerakan alat muat ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
dan keahlian operatornya.
c. Pemuatan Type Pass Loading
Metode pass loadingn diperlukan dua atau tiga alat muat untuk proses
pengisian terhadap alat angkut. Metode ini merupakan modifikassi dari
metode I-type loading dengan pertimbangan bahwa metode pemuatan type
pass loading akan lebih efisien daripada metode I- type loading.
Alat angkuat akan diisi oleh dua alat muat yang telah terisi material dan
telah melakukan gerak mundur, sehingga bila alat angkut tyelah terisi bisa
langsung bergerak maju untuk mengangkut muatannya.
F. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan penilitian ini, penulis menggabungkan antara teori
dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang
diperoleh dari :
-

Instansi yang terkait

Perpustakaan

Brosur-brosur

Informasi-informasi

Grafik, dan tabel.

2. Penelitian di lapangan
3. Pengambilan data
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat muat dan alat angkut.
1). Faktor pengisian
Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata
dengan kapasitas baku yang dinyatakan dengan prosen.
2). Jumlah pengisian
Jumlah pengisian tergantung dari perbandingan antara volume material
pada mangkok alat muat (loose) dan volume yang dapat dimuat alat
angkut dari peralatan yang telah tersedia, dengan memperhatikan
kemampuan menanggulangi beban muatan dan kondisi medan.
3). Waktu edar
Waktu edar dari alat muat adalah waktu yang diperlukan untuk satukali
pemuatan material ke alat angkut. Sedangkan waktu edar alat angkut
adalah waktu yang digunakan untuk melakukan satukali rangkaian
kegiatan yang terdiri dari pengisian muatan, pengangkutan, penumpahan
dan kembali kosong.
4). Effisiensi kerja

Effisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dan waktu


kerja yang tersedia dinyatakan dalam prosen.
5). Keselarasan kerja
Keselarasan kerja adalah nilai dari tingkat keselarasan kerja dari
kombinasi dua alat, disini alat muat dan alat angkut. Nilai terbaiknya
adalah satu, jika kurang atau lebih dari satu maka pada pekerjaan salah
satu alat tersebut terdapat waktu untuk menunggu.
6). Banyaknya pengisian
Kapasitas alat angkut ditentukan oleh banyaknya pengisian mangkuk
alat muat.
7). Jam kerja efektif
Untuk menghitung jam kerja efektif alat muat dan alat nagkut, terlebih
dahulu harus diketahui waktu yang tidak produktif pada jam kerja yang
tersedia, karena terjadi hambatan-hambatan yang terjadi selama jam
kerja.
8). Penyelarasan kerja alat muat dan alat angkut
Penyelarasan kerja alat muat dan alat angkut dilakukan dengan
menyamakan produksi dari masing-masing alat dan tingkat keselarasan
yang dicapai dapat dilihat dari match faktor.
9). Faktor alam (iklim) dan faktor manusia (kecakapan operator).

b. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari alat-alat mekanis adalah sebagai


berikut :
1). Waktu edar
-

Untuk alat muat : Wem = (A + B + C + D) menit


A = Waktu penggalian, menit
B = Waktu mengambil posisi, menit
C = Waktu untuk menumpahkan muatan, menit
D = Waktu untuk mengambil posisi menggali, menit

2). Faktor pengisian


Faktor pengisian adalah perbandingan kapasitas nyata dengan kapasitas
baku daripada alat, yang dinyatakan dalam prosen.
3). Jam kerja efektif
Jam kerja efektif dapat dihitung dengan rumus :
Wke = Wkt (Whd + Whtd), menit
Dimana :
Wke = Waktu kerja efektif, menit
Wkt = Waktu kerja yang tersedia di luar waktu istirahat, menit
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari, menit
Whtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari, menit
4). Produksi alat muat dan alat angkut
Untuk menghitung produksi alat muat dan alat angkut dapat digunakan
rumus :

Alat muat
IxH
P = E x Ct
Dimana :
P = Produksi alat muat, ton/jam
E = Efisiensi kerja, %
Ct = Waktu edar, menit
I = Swell faktor batuan, %
H = Volume bucket loose

Alat angkut
c x 60 x E
Ct
P =
Dimana :
P = Produksi alat angkut
c = Kapasitas alat angkut
E = Efisiensi kerja
Ct = Waktu edar
Dan diketahui :
c = n x q x Bj loose
c = Kapasitas alat angkut
n = Jumlah pengisian
q = Volume bucket alat muat

5). Keselarasan kerja alat muat dan alat angkut


Guna mengetahui keelarasan kerja antara alat-alat produksi dalam suatu
sistem kerja dapat dilihat dari angka match factor.
nH x cL
Match Faktor (MF) = nL x cH
Dimana :
nH = Jumlah alat angkut
nL = Jumlah alat mat
cH = Waktu edar alat angkut
cL = Waktu edar alat muat
6). Hubungan produksi dengan penggunaan alat
Produksi alat muat alat angkut dipengaruhi oleh waktu edar, efisiensi
kerja, faktor pengisian, kerapatan material dan kapasitas baku alat. Untuk
mengetahui berapa besar tiingkat penggunaan alat, yaitu dengan
membandingkan produksi teoritisdengan produksi nyata dari alat tersebut.
7). Kesediaan alat dan penggunaan alat
-

Kesediaan mekanis
W
MA = W R x 100%
Dimana :
MA = Kesediaan mekanis

W = Jam kerja
R = Jam reparasi
8). Jumlah alat
Q
Dicari dengan rumus : n = Qn
Dimana :
N = Jumlah alat yang dibutuhkan, unit
Q = Produksi yang akan dicapai, ton/jam
Qn = Produksi alat, ton/jam

Dilakukan dengan cara :


-

Melakukan pengamatan dan perhitungan.

Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung

Mencatat kejadian yang terjadi dan wawancara seperlunya.

4. Keakuratan/ Akuisisi Data


Akuisisi data ini bertujuan untuk :
-

Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa nantinya.

Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek pengamatan


mengetahui data, sehingga kerja menjadi efesien

5. Pengolahan data
6. Analisa hasil pengelompokkan data

Dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif guna memperoleh


kesimpulan sementara.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.

G. RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1.

Komatsu Ltd. , Spesification and Aplication Handbook, Edition 10,


Tokyo,
Japan, 1987.

2.

Partanto Prodjosumarto, Pemindahan Tanah Mekanis,


Teknologi Bandung, Bandung, 1989.

3.

Rochmanhadi, Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Badan Penerbit


Pekerjaan Umum, Jakarta, 1992.

Institut

4. Sudjana, Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung, 1992.


5.

Pfleider, E. P. , Surface Mining, First Edition, The American Institute


of Mining, 1972

6.

Peurifoy, R. L. , Controction Planning, Equipment, and Methods, Mc


Graw Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo, Singapura, Sydney, 1956

7.

K. Sweet, Quarrying , First Published, Pert, 1984.

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA


MENCAPAI SASARAN PRODUKSI DI KUARI BATU ANDESITE PT. VARIA
USAHA BETON, PASURUAN, JAWA TIMUR

Proposal Tugas Akhir

Oleh :
SUROTO
93.046 / TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
1998

Anda mungkin juga menyukai