Katarak Senilis Matur
Katarak Senilis Matur
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang1
Katarak berasal dari bahasa latin cataraca dan bahasa yunani catarak yang
artinya adalah air terjun. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang
lain, namun dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan. Perubahan ini
dapat terjadi karena proses degenerasi, trauma mata, infeksi penyakit tertentu.
Katarak dapat pula terjadi sejak lahir, karena itu katarak dapat dijumpai pada
usia anak-anak maupun dewasa.
Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan didunia
mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk Indonesia,
survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai 1,5%
dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar karena
katarak senilis / ketuaan
Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal
terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari,
perubahan dalam persepsi warna, dan daya penglihatan berkurang hingga
kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa
bulan. Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena
merupakan perubahan yang berperingkat (progresif).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Katarak senilis sampai sejauh ini merupakan bentuk katarak yang paling sering
didapatkan. Menurut perhitungan kira-kira 90 % dari insiden katarak seluruhnya
adalah katarak senilis. 5 % dari orang berusia 70 tahun dan 10 % dari orang
yang berusia 80 tahun menderita katarak dan membutuhkan tindakan
pembedahan.
Etiologi
Penyebab pasti dari katarak senilis belum ditemukan, diduga ada hubungan
dengan keturunan, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui riwayat
keluarga. Pada katarak senilis sebaiknya disingkirkan penyakit mata lokal dan
penyakit sistemik seperti diabetes melitus yang dapat menimbulkan katarak
komplikata. Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak ditemukan bukti
bahwa radiasi ultraviolet merupakan faktor signifikan dalam timbulnya katarak
senilis.
Patofisiologi
c.
Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan
oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita
akan menyebabkan silau
d.
Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena
proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi
power mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retina
Gejala Obyektif :
a.
b.
Jika mata diberi sinar dari samping: Lensa tampak keruh keabuan atau
keputihan dengan latar hitam
c.
Pada fundus reflex dengan opthalmoskop : kekeruhan tersebut tampak
hitam dengan latar oranye. Dan pada stadium matur hanya didapatkan warna
putih atau tampak kehitaman tanpa latar orange, hal ini menunjukkan bahwa
lensa sudah keruh seluruhnya
d.
Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut
kamera anterior menyempit sehingga tekanan intraokuler meningkat, akibatnya
terjadi glaukoma
Stadium1
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien,
imatur,matur, dan hipermatur.
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah(air m
asuk)
Normal
Berkurang (air +
masa lensa keluar)
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Bilik
MataDepan
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Sudut
Bilik Mata
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow Tes
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopos
Penyulit
Glaukoma
Uveitis+glaukoma
Visus
<
<<
<<<
Bayangan iris
++<.span>
+/1.
Katarak Insipien
Pada stadium ini kekeruhan lensa tidak teratur, tampak seperti bercak-bercak
yang membentuk gerigi dangan dasar di perifer dan daerah jernih di
antaranya.Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior dan posterior.
Kekeruhan ini pada awalnya hanya nampak jika pupil dilebarkan. Pada stadium
ini terdapat keluhan poliopia yang disebabkan oleh indeks refraksi yang tidak
sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang menetap untuk waktu yang
lama.
2.
Katarak Imatur
Pada katarak imatur terjadi kekeruhan yang lebih tebal, tetapi belum mengenai
seluruh lapisan lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada
lensa. Terjadi penambahan volume lensa akibat meningkatnya tekanan
osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa yang mencembung
akan dapat menimbulkan hambatan pupil, mendorong iris ke depan,
mengakibatkan bilik mata dangkal sehingga terjadi glaukoma sekunder.Pada
pemeriksaan uji bayangan iris atau sahadaw test, maka akan terlihat bayangniris
pada lensa, sehingga hasil uji shadow test (+)
3.
Katarak Matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Proses degenerasi
yang berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama hasil disintegrasi
melalui kapsul, sehingga lensa kembali ke ukuran normal. Bilik mata depan
akan berukuran kedalaman normal kembali. Tidak terdapat bayangan iris pada
lensayang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif
4.
Katarak Hipermatur
Diagnosa dari katarak senilis dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan seluruh tubuh terhadap adanya kelainan-kelainan harus
dilakukan untuk menyingkirkan penyakit sistemik yang berefek terhadap mata
dan perkembangan katarak.
a.
Pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan yang dimulai dengan
ketajaman penglihatan untuk gangguan penglihatan jauh dan dekat. Ketika
pasien mengeluh silau, harus diperiksa dikamar dengan cahaya terang.
b.
Pemeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular dapat memberikan
petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya. Pemeriksaan
yang sangat penting yaitu tes pembelokan sinar yang dapat mendeteksi pupil
Marcus Gunn dan defek pupil aferent relatif yang mengindikasikan lesi saraf
optik atau keterlibatan difus makula
c.
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas
lensa. Tapi dapat juga struktur okular lain( konjungtiva, kornea, iris, bilik mata
depan).
Posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab
subluxasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya,
kelainan metabolik, atau katarak hipermatur
d.
Kepentingan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas
bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai
gangguan penglihatan.
Penatalaksanaan
Tidak ada satupun obat yang dapat diberikan untuk menyembuhkan katarak
senilis. Penggunaan obat-obatan selama ini bertujuan untuk memperlambat
penebalan katarak. Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan
tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan.
Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Hingga saat ini belum ada
obat-obatan, makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau
menyembuhkan seseorang dari gangguan katarak. Akan tetapi melindungi mata
terhadap sinar matahari yang berlebihan dapat memperlambat terjadinya
gangguan katarak. Kacamata gelap atau kacamata reguler yang dapat
menghalangi sinar ultraviolet (UV) sebaiknya digunakan ketika berada diruang
terbuka pada siang hari.
Pengobatan katarak senil yang pernah dipakai adalah :
Iodium tetes, salep, injeksi dan iontoforesis, tidak jelas efektif, sedang
beberapa pasien puas.
Kalsium sistein
Terapi definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Beberapa tahun
terakhir bermacam-macam teknik operasi telah dikembangkan dari tulisan teknik
kuno sampai teknik terbaru fakoemulsi. Berdasarkan integritas dari capsula
posterior lensa, 2 tipe utama bedah lensa adalah intracapsular catarak
extraction (ICCE) dan extracapsular cataract extraction ( ECCE).
Tindakan bedah pada pasien katarak dilakukan jika telah ada indikasi seperti:
Sebelum adanya instrumen bedah mikro yang lebih modern dan IOL yang baik,
ICCE merupakan metode yang lebih disukai untuk pengangkatan katarak. Teknik
ini melibatkan mengangkat seluruh lensa termasuk kapsula posterior. Dalam
melakukan teknik ini tidak perlu khawatir terhadap perkembangan selanjutnya
dan penanganan dari opasitas kapsul. Teknik ini dapat dilakukan dengan alat
alat yang sedikit canggih dan di daerah dimana tidak terdapat mikroskop operasi
dan sistem origasi.
Bagaimanapun sejumlah kerugian dan komplikasi post operasi, insisi limbus yang
lebar sering 160o-180o dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang
mengikutinya seperti penyembuhan yang terlambat, keterlambatan perbaikan
visus, timbulnya astigmatismat, inkarserasi iris, luka operasi yang bocor,
inkarserasi vitreus. Edem kornea merupakan suatu keadaan yang umum terjadi
saat operasi dan komplikasi post operasi. Meskipun banyak komplikasi post
operasi, namun ICCE masih dapat digunakan pada kasus-kasus dimana zonular
rusak berat, sehingga dapat dilakukan pengangkatan lensa dengan sukses.
ICCE merupakan kontraindikasi absolut pada anak-anak dan dewasa muda
dengan katarak dan kasus-kasus dengan trauma ruptur kapsular. Kontraindikasi
relatif adalah miopia tinggi, sindrom marfan, katarak morgagni, dan adanya
vitreus di bilik mata depan.
b.
Insisi yang kecil pada ECCE dan sedikit trauma dari endotel kornea
Komplikasi cepat dan lambat dari vitreus sampai kornea, iris dapat
diminimalisasi atau dieliminasi
Tempat anatomi yang baik terhadap IOL bila kapsula posterior masih intak
Fakolitik
Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan
keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian
kapsul lensa.
Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan
bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi merabsorbsi
substansi lensa tersebut.
Fakotopik
3.
Fakotoksik
BAB III
KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: jatim
Agama
: Islam
Pekerjaan
Anamnesis (autoanamnesia)
Keluhan Utama
Mata kanan tidak bisa melihat
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kanan tidak dapat melihat, keluhan
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya bisa melihat namun perlahan
penglihatan mata kanan menurun dan sekarang pasien hanya dapat melihat
adakah cahaya atau tidak. Nyeri (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Riwayat penyakit dahulu
Tidak pernah mengalami sakit mata seperti ini
Hipertensi disangkal
Diabetes disangkal
Riwayat pengobatan
Belum pernah berobat sebelumnya dan tidak pernah memakai kacamata
sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
20x/menit
: T=130/80 mmHg
N: 88x/menit
Status Generalis
1.
Pemeriksaan kepala
2.
Pemeriksaan Mata
Konjungtiva
: dbn
: anemis -/-
Sklera
: ikterus -/-
Pupil
3.
Pemeriksaan leher
: dbn
4.
Pemeriksaan thorax
: dbn
5.
Pemeriksaan Abdomen
6.
Pemeriksaan ekstremitas
: dbn
: dbn
Status Lokalis
Visus
, &nbrp; Entropion
Iris
: Radier +/+
Pupil
Lensa
:Keruh/jernih
Problem List
a.
b.
RR :
Assessment
Katarak Senilis Matur OD
Planning
a.
Informed consent
b.
c.
d.
Monitoring
a.
Keluhan
b.
Vital sign
Edukasi
a.
Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita katarak senilis ,
dimana katarak ini berhubungan dengan usia serta proses penuaan yang terjadi
didalam lensa
b.
Menjelaskan kepada pasien serta keluarga tentang tindakan operasi yang
akan dilakukan pada katarak senilis imatur dimana memiliki resiko post operasi
serta membutukan perawatan tertentu post operasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
yaitu usia diatas 50 tahun. Perubahan yang tampak adalah bertambah tebalnya
nukleus dengan berkembangnya lapisan korteks lensa. 3
Secara klinik, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi pengurangan
kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul
pada usia dekade 4 dalam bentuk keluhan presbiopia. Penyebab terjadinya
katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara pasti dan sampai sejauh
ini merupakan bentuk katarak yang paling sering didapatkan. 3
Fakoemulsifikasi
Inti lensa dihancurkan didalam kapsul dan sisa masa lensa dibersihka dengan
irigasi dan aspirasi
Adapun komplikasi tindakan operatif katarak2
1.
Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreousnya
dapat masuk ke dalam bilik mata depan yang merupakan resiko terjadinya
glaukoma atau traksi pada retina.
2.
Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protus melalui insisi bedah pada periode paska operasi
dini. Pupil mengalami distorsi.
3.
Endoftalmitis.
Komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius namun jarang terjadi (< 0,3%),
pasien datang dengan mata merah yang terasa nyeri, penurunan tajam
penglihatan, pengumpulan sel darah putih di bilik mata depan (hipopion).
4.
Ablasio retina.
Pada sekitar 20% pasien, kejernihan kapsul posterior berkurang pada beberapa
bulan setelah pembedahan ketika sel epitel residu bermigrasi melalui
permukaannya. Penglihatan menjadi kabur dan mungkindidapatkan rasa silau.
Dapat dibuat satu lubang kecil pada kapsul dengan laser sebagai prosedur klinis
rawat jalan.
BAB V
KESIMPULAN
Katarak senilis matur adalah katarak yang terjadi dimana kekeruhan lensa yang
terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun dan kekeruhan sudah
mengenai seluruh lensa, warna menjadi putih keabu-abuan, serta tajam
penglihatan menurun tinggal melihat gerakan tangan atau persepsi cahaya.
Adapun terapi dari katarak senilis matur ini adalah dilakukannya pembedahan
dengan tekhnik Intra Capsular Cataract Extraction, Extra Capsular Cataract
Extraction dan fakoemulsi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ilyas,Sidarta, HHB Mailangkay, dkk. Lensa Mata. Dalam: Ilmu Penyakit Mata
Untuk Dokter Umum Dan Mahasiswa Kedokteran. Sagung Seto, Jakarta.2002
2.
Setiohadji, B., Community Opthalmology., Cicendo Eye Hospital/Dept
of Ophthalmology Medical Faculty of,Padjadjaran University. 2006.
3.
SMF ilmu penyakit mata. Pedoman Dianosis dan Terapi Edisi III. RSUD
Soetomo. Surabaya. 2006
4.
http://lomboksehat.blogspot.com/2011/11/katarak-senilis.html