Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan
disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya
tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya.
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian
obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect
obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian obstetrik langsung
disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya. Di
negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan,
infeksi dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi
lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit
jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis
gravidarum.
Angka Kematian Ibu, salah satu indikator pembangunan kesehatan dasar,
masih memprihatinkan. Kematian perempuan usia subur disebabkan masalah terkait
kehamilan, persalinan, dan nifas akibat perdarahan. Direktur Bina Kesehatan Ibu
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Sri Hermiyanti
mengatakan, dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian ibu pada masa
kehamilan, persalinan, dan nifas terjadi hingga 4.692 pada tahun 2008.
Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan terutama
adalah perdarahan 28 %. Sebab lain, yaitu eklamsi 24 %, infeksi 11 %, partus lama 5
%, dan abortus 5 %. Perdarahan dapat terkait produksi cairan ketuban atau ketuban
pecah terlalu dini (sebelum proses persalinan). Adapun perdarahan pascapersalinan,
antara lain, karena gangguan pada rahim, pelepasan plasenta, robekan jalan lahir, dan
gangguan faktor pembekuan darah.
Menurut
data
WHO,
sebanyak
99%
kematian
ibu
akibat
sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% AKI akibat
komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.(WHO,2011)
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak
hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus
diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar mengandung anak dalam jangka
waktu sembilan bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus
memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis
juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah
hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan di saat
kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil
mengalami Hiperemesis Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi,
dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira kira 5%
dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi
ketidakseimbangan elektrolit. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring
perjalanan waktu, satu dari setiap seribu wanita hamil akan menjalani rawat inap.
Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi
penyembuhan berjalan lambat. Kondisi sering terjadi di antara wanita primigravida dan
cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai Hiperemesis
Gravidarum. Diharapkan juga dapat membantu memberikan pembelajaran khususnya
terhadap generasi muda untuk lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien Hiperemesis Gravidarum?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien
1.3.2
BAB II
LANDASAN TEORI
kehamilan
memegang
peranan
yang
cukup
penting
dalam
Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang
diminum dan kehilangan karena muntah menyebankan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain
itu juga adapt menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak
hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
2.1.4
Manifestasi Klinik
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi 3
(tiga) tingkatan yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b. Tingkatan II (sedang)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang
naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi
cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c. Tingkatan III (berat)
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan
tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan
diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
5
2.1.6
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Marilynn E. Doenges, 2001: 43):
a) Urinalisis: Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan atau dehidrasi
meliputi pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urine
b) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta.
6
Komplikasi
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
g. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga
h. Menarik diri dan depresi
2.1.8
Penatalaksanaan
a. Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan
adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin,
ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin
hidrokhloride atau khlorpromasin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat
yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan
penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam.
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
c. Terapin Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
d. Cairan Parenteral
7
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks
dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intravena.
e. Penghentian kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus,
anuria
dan
perdarahan
dalam
keadaan
demikian
perlu
indikator
konflik
interpersonal
persepsi
tentang
keluarga,
kondisinya,
kesulitan
kehamilan
tak
direncanakan.
status
kesehatan/stressor
Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan
vomitus
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus danasupan cairan yang tidak adequat.
c. Gangguan rasa nyaman: nyeri (perih) berhubungan dengan muntah
yangberlebihan, peningkatan asam lambung.
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan
denganketerbatasan informasi.
e. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
darah dannutrisi kejaringanjaringan sekunder akibat dehidrasi
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
energi sekunder.
2.3.2
Perencanaan Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nausea dan vomitus yang menetap.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
situasi potensial
asupan
karbohidrat,
keloasedosis
dan
kadar
hormon
Korionik
semua
kondisi.
gonadotropin
(HCG),
meminimalkan
mual/muntah
dengan
11
3) Yakinkan
pada
klien
bahwa
perawat
mengetahui
nyeri
yang
dan
pskologis
diri
sendiri
normal
yang
meningkatkankesehatan.
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi:
1) Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.
Rasional: Untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang
penyakitnya dan tentang penatalaksanaannya di rumah.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
Rasional:
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
pasien
tentang
hiperemesisgravidarum.
3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
Rasional: Peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan
antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadapkesehatan.
4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan
perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan
tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.
Rasional: Memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana keperawatan.
5) Klarifikasi kesalahpahaman.
12
bahaya
untuk
untuk
kerusakan
perlu
dan
untuk
mempertahankanaktivitas.
Rasional: Meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah
tekananlama pada jaringan.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
Rasional: Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.
(Doenges, 1999:433 -434).
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
energisekunder.
Tujuan: Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
13
relaksasi
kebutuhan
tidur.
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
I. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
14
1) Identitas Klien
Nama Pasien
: Ny.S
Umur
: 27 tahun
Suku / Bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: JL. Bratang binangun VB/26
Status Perkawinan
: Menikah
Diagnosa
: Hiperemesis Gravidarum
Pemberi Jaminan
: BPJS
Sumber Informasi
: Pasian dan keluarga
Identitas Keluarga
Nama Suami
: Tn.N
Umur
: 30 th
Suku / Bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: JL. Bratang binangun VB/26
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Klien mengatakan sering mual dan muntah sebanyak 4-6 kali sehari selama
kurang lebih 1 minggu.
b. Keluhan Sekarang:
Klien mengatakan selalu mual dan muntah. Mual dan muntah dirasakan saat
melakukan aktivitas. Mual dirasakan sangat menganggu aktivitas dan
terkadang tidurnya. Mual terjadi tidak menentu.
c. Kesehatan dahulu:
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AID, TBC dan penyakit menurun seperti hipertensi, DM, dan penyakit
menahun seperti jantung dan asma, dan tidak pernah operasi dan opname di
RS.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti HIV/AID, TBC dan penyakit menurun seperti hipertensi,
DM, dan penyakit menahun seperti jantung dan asma.
3) Pola Aktivitas Sehari-hari
1. Nutrisi
Aktivitas
Makan
Sebelum Sakit
3x1 hari ( 1 porsi habis
Saat Sakit
2x1 hari (porsi sedikit, nasi
pauk)
15
Keluhan
Minum
Keluhan
Sakit tenggorokan
2. Eliminasi
Aktivitas
BAB
Sebelum Sakit
1x/hari (warna kuning khas,
Saat Sakit
1x/hari dengan waktu yang
konsistensi lembek)
Keluhan
BAK
Keluhan
bening)
Tidak ada keluhan
bening)
Tidak ada keluhan
3. Personal Hygiene
Aktivitas
Mandi
Keramas
Gosok gigi
Sebelum Sakit
2x/hari
1x/2hari
2x/hari
Sakit Sakit
Diseka
1x/hari
Aktivitas
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Tidur
4. Istirahat tidur
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Olahraga
16
4) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Respirasi
Nadi
Suhu
Berat Badan
Tinggi Badan
:
:
:
:
:
:
:
:
Lemah
Compos Mentis
110/60 mmHg
18/mnt
110X/menit
37 C
68kg
160 cm
3) Telinga
Kedua telinga simetris tidak ada kelainan, tidak ada penumpukan serumen,
pendengaran normal.
4) Mata
Kedua mata simetris, penyebaran bulu mata merata, palpebra tidak ada
benjolan dan tidak odema, konjungtiva anemis.
5) Mulut, Gigi, Tonsil, Lidah dan Pharing
Mulut kotor, mukosa bibir kering, tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada
stomatitis, tidak ada pembengkakan gusi, lidah bengkak dan kering.
6) Leher dan Tenggorokan
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, warna kulit
sama dengan warna kulit sekitar, tidak ada nyeri tekan.
7) Dada
Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada bunyi nafas, gerakan singkron, tidak ada
kelainan bentuk, dan tidak ada lesi.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, pergerakan dada simetris dan tidak ada lesi
Auskultasi
Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
8) Payudara
Inspeksi
Payudara bersih, tidak ada kotoran, tidak ada lesi, bentuk payudara
simetris.
Palpasi
Teksturnya agak keras, dan ada nyeri tekan
9) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Bentuk abdomen simetris, tidak nampak lesi luka jaringan parut.
Auskultasi
Bising usus terdengar 15 kali/ menit
17
Palpasi
Ada nyeri tekan , distensi usus dan ada pembesaran janin.
10) Genetalia dan anus
Tidak ada kelainan
11) Ekstremitas(Integumen)
Turgor kulit
: Menurun/sedang
Warna kulit
: Ikterik
Kesulitan dalam pergerakan : Ya
12) Keadaan Psikologis
Kehamilan ini sangat diharapkan oleh ibu, suami, keluarga, dan tidak
mengharapkan jenis kelamin tertentu, yang penting ibu dan janin sehat.Tetapi
ibu cemas dan takut akan keadannya sekarang karena ini kehamilan
pertamanya.
13) Keadaan Sosial
Hubungan ibu, suami, keluarga dan tetangga baik
Ibu berharap yang menolong persalinan adalah bidan
Ibu tidak pernah merokok dan minum alcohol
14) Keadaan spiritual
Ibu dan suami beragama islam dan selalu berdoa agar ibu dan janinnya sehat.
15) Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu dan suami berasal dari suku jawa, selama hamil ibu tidak pernah minum
jamu, dan tidak ada pantangan makanan. Keluarga juga melakukan tradisi
adat jawa seperti mengadakan acara 3 bulanan dan 7 bulanan.
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
Lekosit
14 g/dl
8000/mm3
13,0-16,0
4.000-10.000
Hematokrit
45%
40-50
Trombosit
Eritrosit
194 /mm3
5 juta
150.000-440.000
4,5 5 juta
Trombosit
160.000
150.000-450.000
17) Terapi
Bufantacyd syr 3 x 1 cth ( jam sebelum makan)
Caviplex 1 x 1 tab (sesudah makan)
Sanmol 3 x 1 tab
Therapi Parenteral:
18
ETIOLOGI
MASALAH
Kehamilan
KEPERAWATAN
Kurang volume cairan dan
Pasien Mengatakan
Mual Dan muntah
elektrolit
Perubahan Fisiologis
berlebih 3 hari:
TTV
TD: 110/60 mmHg
N:110x/mnt
S : 37 Derajat Celcius,
R: 18x/menit
DO:
Mukosa bibir kering,
badan lemas, turgor
Mual muntah
Cairan elektrolit keluar
DS:
Pasien Mengatakan
Mual Dan muntah, tidak
nafsu
Kehamilan
Perubahan Fisiologis
Gangguan Kebutuhan
Nutrisi
Cemas
Perubahan Fisiologis
DS:
Pasien Mengatakan
DO:
TTV
S : 37 Derajat Celcius.
Ekspresi klien tampak
kandungan
tidur
Cemas
III.
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus dan asupan cairan yang tidak adequat.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan
vomitus yang menetap.
3. Cemas berhubungan dengan takut keadaan janin terganggu
IV.
Perencanaan Keperawatan
No
.
1.
Perencanaan
Dx
1
Tujuan
Tupen:
Intervensi
1. Kaji suhu badan dan
Rasional
1. Sebagai indikator
Kebutuhan cairan
dalam membantu
terpenuhi
mengevaluasi tingkat
Tupan:
Setelah dilakukan
bandingkan dengan
asuhan keperawatan
standar
2. Membantu dalam
meminimalkan
jam kebutuhan
cairan dan elektrolit
terpenuhi, mukosa
bibir lembab, turgor
kulit baik, dan badan
tidak lemas, dan
kelopak
#mukosa bibir
:lembab
mual/muntah dengan
2. Anjurkan peningkatan
menurunkan
asupan minuman
keasaman lambung
berkarbonat, makan
Mempermudah
pengenceran secret.
#turgor:baik
#badan klien tampak
segar
#kelopak mata :tidak
tampak hitam
2.
Tupan:
1. Mencegah muntah
Kebutuhan nutrisi
yang diprogramkan
serta memelihara
terpenuhi
keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Tupen:
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
dalam waktu 324
jam kebutuhan
3. Makanan selingan
nafsu makan
makan habis.
Dapat mencukupi
berlemak
nutrisi terpenuhi,
meningkat, Porsi
2.
menghindari rangsang
mual muntah yang
21
berlebih
4. Meningkatkan stamina
3
Tupan:
Rasa cemas
menghilang
Tupen: Setelah
dilakukan asuhan
keperawatan 3x24
2. Untuk menjaga
3. Berikan support
psikologis
3. Untuk menurunkan
kecemasan dan
menghilang, klien
dapat tidur dengan
intergritas psikologis
menghilang.
4. Untuk meringankan
pengaruh psikologis
akibat kehamilan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
22
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat
mengganggu aktivitas sehari hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan
kehilangan berat badan.
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Beberapa faktor
pendukung yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yaitu: Primigravida,
mola hidatidosa, dan kehamilan ganda, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal, alergi, dan faktor psikologis.
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi d
alam 3 (tiga) tingkatan yaitu : Tingkatan I (ringan), Tingkatan II (sedang), dan
Tingkatan III (berat).
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi Urinalisis, USG, Kadar
hemoglobin (HB) dan hematokrit (Ht), Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan
diduga terjadi muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida dan
protein, Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar
asam, TSH untuk menentukan penyakit pada tiroid, CBG, amilase, lipase, keadaan hati
atau jika diduga terjadi infeksi sebagai penyebab, Foto abdomen jika ada indikasi
gangguan abdomen akut, Kadar HCG jika diduga kehamilan multiple atau mola
hidatiformis.
Komplikasi yang dapat terjadi di antaranya Dehidrasi berat, Ikterik, Takikardia,
Suhu meningkat, Alkalosis, Kelaparan, Gangguan emosional yang berhubungan dengan
kehamilan dan hubungan keluarga, Menarik diri dan depresi.
4.2 Saran
Penulis berharap setelah pembaca membaca makalah ini, pembaca dapat
mengambil manfaat dari isi makalah. Penulis mengakui bahwa pembuatan makalah ini
jauh dari sempurna. Penulis mengakui sumber kepustakaan masih kurang lengkap.
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui apa itu
hiperemesis gravidarum, tanda dan gejala hiperemesis gravidarum serta bagaimana diet
yang bisa dilakukan untuk pasien dengan hiperemesis gravidarum.
23
DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC
Rukiyah, Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info
Media.
Sastrowinata, Sulaiaman (2004), OBSTETRI PATOLOGI, EGC, Jakarta.
24
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-fatmawatig-6322-1-babi.pdf
25