SUNANTI
ABSTRAK
SUNANTI. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tunggal Bawang Putih (Allium sativum
Linn.) dan Rimpang Kunyit terhadap Salmonella typhimurium. Dibimbing oleh
MEGA SAFITHRI dan SURYANI.
Bawang putih dan kunyit memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini
menentukan daya hambat minimum bawang putih dan kunyit terhadap Salmonella
thypimurium, waktu simpan yang baik untuk bawang putih, serta penentuan
senyawa metabolit sekunder pada kunyit.
Bawang putih diambil filtratnya, sedangkan kunyit diektraksi dengan
metode maserasi menggunakan metanol 70 %. Metode difusi agar berlubang
digunakan untuk menentukan aktivitas antibakterinya. Konsentrasi yang
digunakan 1 % sampai 100 %. Bawang putih disimpan selama 3 dan 7 hari pada
suhu 10 C dan 27 C dan diuji aktivitas antibakterinya. Tetrasiklin 10 %
digunakan sebagai pembanding. Uji kualitatif fitokimia untuk mengetahui
metabolit sekunder pada ekstrak kunyit.
Rendemen ekstrak kunyit sebesar 7.31 %. Semakin tinggi konsentrasi
bawang putih dan ekstrak kunyit, maka semakin tinggi zona hambat yang
dihasilkan. Bawang putih memiliki aktivitas antibakteri yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ekstrak kunyit. Konsentrasi Hambat Tumbuh minimum
bawang putih dan ekstrak kunyit sebesar 2 % dengan zona hambat masing-masing
2.58 mm dan 0.52 mm. Zona hambat tetrasiklin 10 % sebesar 11.69 mm.
Efektivitas bawang putih 10 % (4.54 mm) dan ekstrak kunyit 10 % (3.38 mm)
hanya 38.84 % dan 28.91 % jika dibandingkan dengan tetrasiklin 10 %. Masa
simpan bawang putih optimum pada hari ke-3 suhu 10 C.
ABSTRACT
SUNANTI. Antibacterial Activity of Single Extract of Garlic and Curcuma to
Salmonella typhimurium. Under the supervisor MEGA SAFITHRI dan
SURYANI.
Garlic and curcuma have antibactery. The aim of this research determine
in minimum inhibitory zone of garlic and curcuma against to Salmonella
typhimurium, life storange of garlic, and secondary metabolite compound in
curcuma.
Garlic extract was obtained by grinding (filtrate) and curcuma was
extracted by maceration methode by methanol 70 %. Diffusion agar methode was
carried out to determinate antibacterial activity. With concentrate variation 1 % up
to 100 %. Garlic was stored for 3 and 7 days at temperature 10 C and 27 C and
antibacterial activity was examined. Tetracycline was used as comparison with
concentration 10 %. Fitochemistry assay was done in order to find secondary
metabolite in curcuma extract.
Curcuma extraction produced 7.31 % yield. The increasing garlic and
curcuma extract concentration resulted the increasing of inhibition zone. Garlic
has higher antibacterial activity than curcuma extract. Minimum Inhibitory
Concentration of garlic and curcuma extract is 2 % resulted inhibiton zone 2.58
mm and 0.52 mm sequently. Inhibition zone of tetracycline 10 % is 11.69 mm.
The efectivity of 10 % of garlic (4.54 mm) and 10 % of curcuma extract (3.38
mm) shower only 38.84 % and 28.91 % compered with 10 % of tetracycline. Life
storange og garlic at third day at temperature 10 C.
SUNANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia
Judul
Nama
NIM
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Suryani
Anggota
Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelasaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi
Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan November 2006 sampai April 2007 dengan judul
Aktivitas Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum Linn.) dan Ekstrak Tunggal
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap Salmonella typhimurium
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Mega Safithri, M. Si. dan Ibu Dr.
Suryani selaku pembimbing atas segala kesabarannya dan pengarahannya selama
penelitian dan penulisan skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Ibu Iis, Ibu Mery, Pak Arya, Pak Yadi, serta seluruh staf Laboratorium Biokimia
atas fasilitas dan kemudahan yang diberikan dan teman-teman penelitian Solina,
Ka Novan, Nuri, Nican, dan Adi atas bantuannya selama penelitian. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Mba Leni, Mba Ros, dan temanteman satu kos yang telah membantu dan memberi semangat dalam penulisan
karya ilmiah ini. Tak lupa ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua
orang tua tercinta, kakak, adik, dan seluruh keluarga atas segala materi, dukungan,
perhatian, kasih sayang, dan doanya.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat digunakan untuk
perbaikan. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan.
Amin.
Bogor, Mei 2007
Sunanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 18 Juli 1985 dari pasangan
Abdurahim dan Sadiyah. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2003 penulis berhasil menyelesaikan sekolah di SMU Negeri 1
Lemahabang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Biokimia,
Jurusan Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Tahun 2006, penulis melaksanakan Praktek Lapangan di Balai Besar
Industri Agro (BBIA), Bogor. Tema yang diambil adalah Pengujian Kebutuhan
Oksigen Kimiawi (KOK) Pada Contoh Limbah Cair Secara Refluks Terbuka.
Tahun 2006/2007 penulis menjadi guru privat di Lembaga Bimbingan Belajar
Nurul Ilmi sebagai guru Matematika. Selama kuliah, penulis aktif di Himpro
Crebs periode 2005/2006.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR . ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
PENDAHULUAN . ..................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Kandungan Senyawa Kunyit (Curcuma domestica Val.) ........................
Kandungan Senyawa Bawang Putih (Allium sativum Linn.) . .................
Antibakteri ...............................................................................................
Mekanisme Kerja Antibakteri ................................................................
Salmonella typhimurim ...........................................................................
Tetrasiklin .................................................................................................
2
3
3
4
4
5
7
8
8
9
10
12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Rimpang kunyit.............................................................................................
6 Perbandingan daya hambat filtrat bawang putih dan ekstrak metanol rimpang
kunyit terhadap tetrasiklin 0.1mg/mL ......................................................... 10
7 Konsentrasi hambat tumbuh minimum S. typhimurium ............................. 11
8 Aktivitas antibakteri bawang putih selama penyimpanan ............................ 13
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Bagan alir penelitian
............................................................................... 18
.............................................................. 25
10
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sangat
kaya akan flora dan fauna. Bahkan kekayaan
alam Indonesia menjadi salah satu yang
terbesar di dunia. Di antara kekayaan flora
(tumbuh-tumbuhan) tersebut, banyak di
antaranya yang termasuk kategori tanaman
obat dan ini sudah dimanfaatkan oleh nenek
moyang kita sejak berabad-abad lalu.
Pemanfaatan tanaman untuk mengobati suatu
penyakit sudah bukan menjadi rahasia lagi.
Ramuan tradisional, termasuk jamu adalah
salah satu bukti konkritnya, selain itu banyak
ramuan tradisional yang sudah dihasilkan dan
dimanfaatkan.
Penggunaan obat tradisional sudah
semakin meningkat dan bukan lagi menjadi
obat alternatif. Saat ini telah diketahui bahwa
tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat
tersebut mengandung zat-zat kimia aktif yang
memiliki potensi besar, salah satunya adalah
untuk menghambat aktivitas bakteri. Namun,
produksi obat-obatan tradisional, memiliki
beberapa kelemahan salah satunya adalah
belum banyaknya pengetahuan dan penelitian
mengenai kandungan kimia dan senyawa yang
bertanggung jawab terhadap
aktivitas
biologisnya. Oleh karena itu, hal tersebut
membutuhkan pengetahuan dan penelitian
lebih mendalam. Seperti contohnya, tata cara
pengolahan yang tepat, proses dan mekanisme
untuk dapat menghasilkan produk yang lebih
berkualitas tinggi. Hal tersebut membutuhkan
banyak kajian tentang pengolahan simplisia
menjadi obat tradisional yang bermutu tinggi.
Pengembangan yang lebih lanjut dilakukan
agar dapat dihasilkan suatu produk
fitofarmaka. Salah satu tanaman obat yang
dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
salmonellosis adalah bawang putih dan
rimpang kunyit. Salmonellosis merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri
salmonella.
Salmonellosis
menimbulkan
berbagai dampak yang merugikan. Pada
peternakan ayam, salmonellosis menyebabkan
penurunan produktivitas ayam dan kematian.
Salmonellosis juga sangat merugikan ditinjau
dari
kesehatan
masyarakat,
karena
salmonellosis bersifat zoonosis yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia,
sehingga pengendalian salmonellosis perlu
dilakukan (Dirjen Peternakan 1982).
Bawang putih (Allium sativum Linn.)
mengandung senyawa antimikrob yang telah
banyak digunakan oleh masyarat. Bawang
putih memiliki kandungan kimia seperti
karbohidrat, protein, sterol, saponin, alkaloid,
TINJAUAN PUSTAKA
Kandungan Senyawa Kunyit (Curcuma
domestica Val.)
Tanaman
kunyit pada mulanya
diperkenalkan ke dunia ilmu pengetahuan
dengan nama Curcuma longo koen. Valenton
(1918) mengusulkan nama baru, yaitu
Curcuma domestica, karena ternyata nama
tersebut telah digunakan untuk jenis rempah
lainnya. Awalnya tanaman kunyit berasal dari
India kemudian kunyit diperkenalkan ke
negara Asia lainnya seperti Asia Tenggara dan
Selatan. Tanaman ini juga menyebar dengan
cepat dari Asia Tenggara ke wilayah-wilayah
lain, seperti Cina, Kepulauan Salomon, Haiti,
Pakistan, Taiwan, dan Jamaika. Di Indonesia
sendiri tanaman kunyit menyebar secara
merata diseluruh wilayah. Karena itu, kunyit
dikenal dengan nama yang berbeda disetiap
daerah, seperti: kunyet (Aceh); kunyit
(Melayu); kunir, kunir bentis, temukuning
(Jawa); kunyir, koneng, konengtemen
(Sunda); dan kunit, janar (Kalimantan)
(Winarto 2003).
Kunyit (Gambar 1) diklasifikasikan ke
dalam kingdom Plantae (tumbuh-tumbuhan),
divisi (divisio) Spermatophyta (tumbuhan
berbiji),
anak
divisi
(sub-divisio)
Angiospermae (berbiji tertutup), kelas (class)
Monocotyledonae (biji berkeping satu),
bangsa (ordo) Zingiberales, suku (family)
Zingiberaceae (temu-temua), marga (genus)
Curcuma, dan jenis (species) Curcuma
domestica Val (Winarto 2003). Bagian
terpenting dalam pemanfaatan kunyit adalah
rimpangnya. Senyawa aktif yang terkandung
dalam rimpang kunyit adalah Curcuminoid
(zat pewarna kuning). Curcuminoid dalam
kunyit
adalah
curcumin
(75%),
demethoxycurcumin
(15-20%)
dan
bisdemethoxycurcumin (3%). Curcumin
merupakan senyawa fenolik yang dapat
mengubah permeabilitas membran sitoplasma
yang menyebabkan kebocoran nutrisi dari sel
sehingga sel bakteri mati atau terhambat
pertumbuhannya (Marwati dkk. 1996).
Kunyit merupakan jenis temu-temuan
yang mengandung senyawa kimia yang
memiliki aktivitas fisioiogi yaitu minyak atsiri
(mengandung
senyawa-senyawa
kimia
seskuiterpen
alcohol, turmeron,
dan
R1
HO
CH3
6
11
10
OH
5a
N(CH3)2
OH
4a 4
OH
12
11a
12a
OH
3
2
O
C
NH2
bobot bahan
10
14
12
10
8
6
4
2
0
1
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
Filtrat bawang putih
Tetrasiklin 10 %
Gambar 6 Perbandingan daya hambat filtrat bawang putih dan ekstrak metanol rimpang kunyit
terhadap tetrasiklin 10 %
8.75 mm dan pada konsentrasi 40 % sampai
100 %, aktivitas antibakteri filtrat bawang
putih tergolong kuat dengan zona hambat
sekitar 10.08 mm sampai 12.13 mm. Ekstrak
metanol rimpang kunyit dengan konsentrasi 2
% sampai 20 % memiliki aktivitas antibakteri
yang lemah dengan zona hambat sekitar 0.48
mm sampai 4.67 mm, sedangkan konsentrasi
30 % sampai 100 % ekstrak metanol rimpang
kunyit memiliki aktivits antibakteri yang
tergolong sedang dengan zona hambat sekitar
5.81 mm sampai 7.77 mm. Tetrasilkin
memiliki aktivitas antibakteri yang tergolong
kuat dengan zona hambat sebesar 11.69 mm.
Efektivitas filtrat bawang putih 10 (4.54
mm) dan ekstrak metanol rimpang kunyit 10
% (3.38 mm) hanya 38.84 % dan 28.91 % jika
dibandingkan dengan tetrasiklin 10 %. Uji
statistik (P<0.05) menunjukkan bahwa
tetrasiklin 0.01 mg/mL dengan filtrat bawang
putih konsentrasi 50 % sampai 100 %
menghasilkan zona hambat yang tidak
berbeda, artinya filtrat bawang putih dengan
konsentrasi 50 % sampai 100 % setara dengan
tetrasiklin 10 %. Akan tetapi, ekstrak metanol
rimpang kunyit sampai konsentrasi 100 %
menghasilkan zona hambat yang berbeda
dengan tetrasiklin 10 %. Analisis statistik
dapat dilihat pada Lampiran 14.
Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh
Minimum (KHTM)
Penentuan konsentrasi hambat tumbuh
minimum dan maksimum dilakukan untuk
mengetahui konsentrasi terendah dan tertinggi
dari filtrat bawang putih dan ekstrak metanol
rimpang kunyit
yang masih dapat
menghambat pertumbuhan bakteri uji.
Konsentrasi yang digunakan bervariasi antara
1 sampai 100 %. Hasil pengamatan zona
bening dapat dilihat pada Gambar 7. Pada
gambar 7 dapat dilihat bahwa KHTM yang
dihasilkan oleh filtrat bawang putih dan
ekstrak metanol rimpang kunyit berbeda.
Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh
kandungan senyawa aktif yang terdapat pada
filtrat bawang putih dan ekstrak metanol
rimpang kunyit berbeda.
Secara umum diameter zona hambat zat
antibakteri filtrat bawang putih lebih besar
bila dibandingkan dengan ekstrak metanol
rimpang kunyit, hal ini dapat dilihat dari
tinggi diagram pada Gambar 7, sehingga dapat
disimpulkan bahwa S. typhimurium lebih peka
terhadap filtrat bawang putih dibandingan
ekstrak metanol rimpang kunyit. Gambar 7
juga memperlihatkan bahwa pada konsentrasi
1 % dari filtrat bawang putih dan ekstrak
metanol rimpang kunyit mempunyai daya
hambat sebesar 0 mm. Hal ini menunjukkan
bahwa baik filtrat bawang putih maupun
ekstrak metanol rimpang kunyit
tidak
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S.
typhimurium.
Filtrat bawang putih dengan konsentrasi 2
% sampai 10 % memiliki aktivitas antibakteri
yang tergolong lemah dengan zona hambat
sekitar 2.58 mm sampai 4.87 mm, sedangkan
pada konsentrasi 20 % dan 30 %, filtrat
bawang putih mempunyai aktivitas antibakteri
yang sedang dengan zona hambat 7.54 mm
dan 8.75 mm dan pada konsentrasi 40 %
11
14.0000
12.0000
10.0000
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
1
20
40
60
80
100
Konsentrasi (%)
filtrat bawang putih
12
13
16.0000
14.0000
12.0000
10.0000
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
0
3 (27C)
3 (10C)
7 (27C)
7 (10C)
14
DAFTAR PUSTAKA
Achyad DE, Rasyidah R. 2000. Kunyit
(Curcuma Domestica Val.). [terhubung
berkala].
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/kun
yit_curcumaedomstica.htm.
[12
September 2006].
Ankri S, Mirelman D. 1999. Antimicrobial
properties of allicin from garlic.
Microbes and Infection. 1: 25-129.
Bidura GNG. 1999. Penggunaan tepung
jerami bawang putih (Allium sativum)
dalam ransum terhadap penampilan itik
bali. Majalah Ilmiah Peternakan. 2: 4853.
Dasar-dasar
Ke-2. Jakarta:
15
16
17
LAMPIRAN
18
Bawang putih
Rimpang kunyit
Filtrat
Ekstraksi
Uji aktivitas
antibakteri
Penyimpanan
3 dan 7 hari
Uji fitokimia
KHTM
Uji aktivitas
antibakteri
Dikupas
Ditimbang
sebanyak X gram
Dihaluskan
Disaring
19
Dicuci
Dikupas
Dihaluskan
Ditimbang
Maserasi 24 jam
dengan metanol
Disaring
Filtrat
Epavorasi 40 C
sampai pekat
Ekstrak metanol
rimpang kunyit
Ditimbang
Rendemen
20
Media
cair (NB)
50 L
NA
Biarkan sampai padat
diukur
Inkubasi 24 jam 27C
21
Bobot sampel
(g)
191.87
200.14
160.45
Bobot kosong
labu (g)
220.33
79.14
79.20
Bobot labu+
ekstrak (g)
238.56
92.14
88.71
Ekstrak
(g)
18.23
13.00
9.51
Rendemen
(%)
9.50
6.50
5.92
Contoh perhitungan
Rendemen metanol simplo
Rendemen = (Bobot labu+ekstrak) - (Bobot kosong labu) x 100 %
Bobot sampel
= 1238.56-220.33 x 100%
191.87
= 9.50 %
Ulangan 1
0.00
2.88
3.25
3.25
4.38
3.50
6.12
4.75
6.12
4.25
7.50
8.88
8.25
8.25
8.50
7.72
9.50
10.38
10.50
Rerata (mm)
0.00 0.00
0.59 0.51
2.88 0.76
3.40 0.30
3.75 0.63
3.75 0.55
4.62 1.50
4.46 0.40
4.87 1.19
4.54 0.32
7.54 0.19
8.75 0.13
10.08 1.70
10.79 2.77
11.54 2.63
10.53 2.71
11.42 1.70
12.13 1.69
12.08 1.38
22
Ulangan 1
Replikasi 1
Replikasi 2
0.00
0.00
1.00
2.12
1.12
1.75
2.25
1.62
2.25
2.75
3.25
2.25
1.75
1.00
1.38
1.88
1.50
2.38
2.75
1.75
5.62
3.38
6.00
5.38
7.25
3.62
5.75
5.38
9.62
10.75
7.25
5.75
7.38
7.12
7.12
7.88
7.38
9.50
Rerata (mm)
Ulangan 3
Replikasi 1
Replikasi 2
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4.50
4.12
6.50
4.12
6.38
4.62
7.88
5.62
5.50
5.50
5.00
5.75
7.38
6.00
7.38
8.50
7.75
5.75
7.75
8.00
0.00 0.00
0.52 0.88
0.48 0.77
0.65 1.02
0.83 1.30
1.77 1.41
1.25 1.10
1.27 1.15
1.52 1.29
3.38 1.00
4.67 1.38
5.81 0.70
5.90 1.51
7.23 2.70
7.73 2.24
6.98 1.67
7.35 1.00
7.10 1.01
7.77 1.13
23
Suhu penyimpanan
(C)
10
27
10
27
Rerata (mm)
16.69 0.27
17.88 0.88
14.82 0.80
14.50 0.54
6.19 1.32
Rerata (mm)
11.69 0.44
24
Lampiran 13 Foto zona hambat tetrasiklin dan filtrat bawang putih selama
penyimpanan
Keterangan
AQ
: Akuades
TR
: Tetrasiklin
BP0
: Filtrat bawang putih tanpa penyimpanan
BP3
: Filtrat bawang putih hari ke-3 pada suhu 10 C
BP4
: Filtrat bawang putih hari ke-3 pada suhu 27 C
BP7
: Filtrat bawang putih hari ke-7 pada suhu 10 C
BP8
: Filtrat bawang putih haru ke-7 pada suhu 27 C
25
Filtrat
bawang
Putih
Ekstrak
metanol
rimpang
kunyit
Between
groups
Within
groups
total
Between
groups
Within
groups
total
Sum of
squares
866.599
df
19
Mean
square
45.610
76.465
39
1.961
943.064
1101.336
58
19
57.965
172.211
96
1.794
1273.547
115
sig
23.263
.000
32.313
.000
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
0.00
2.58
2.88
3.40
3.75
3.75
3.75
3.75
4.46
4.54
4.62
4.87
7.54
7.54
8.75
10.08
10.53
10.79
11.42
8.75
10.08
10.53
10.79
11.42
11.54
11.69
12.08
12.13
26
N
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
2
1
0.00
0.48
0.52
0.65
0.83
1.25
1.27
1.52
1.77
0.83
1.25
1.27
1.52
1.77
3.38
3.38
4.67
5.81
5.90
4.67
5.81
5.90
6.98
7.10
7.23
7.35
5.81
5.90
6.98
7.10
7.23
7.35
7.73
7.77
11.69
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
168.366
3.523
171.889
df
4
5
9
Mean Square
42.091
.705
F
59.731
Sig.
.000
Lampiran 17 Analisis tukey diameter zona hambat filtrat bawang putih selama
penyimpanan
Hari ke7
7
3
0
3
Suhu (C)
27
10
27
10
N
2
2
2
2
2
1
6.19
16.69
17.88
27
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Tanin