Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN
1.1.1 Maksud
Mengetahui pengertian peta topografi
Mengetahui cara membuat grafik berdasarkan konturnya
Mengetahui cara menghitung IK
1.1.2 Tujuan
Praktikan mampu memindahkan peta topografi ke dalam grafik
Praktikan mampu mengetahui bagian kontur naik dan kontur turun
Praktikan mampu mengetahui kondisi kontur, ketinggian dan
morfologinya suatu daerah
1.2 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari
: Jumat
Tanggal : 4 November 2011
Tempat
: GS 102

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Macam-Macam Peta :

a. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan


horizontal tanda-medan yang tidak dapat bergerak di atas permukaan
bumi. Isi peta tersebut mencakup empat hal, yaitu :
a) Relief ( bentuk muka bumi )
b) Perairan ( sungai, danau, sawah )
c) Tumbuh- tumbuhan ( semak, bambu, kelapa, dll )
1

d) Hasil budaya manusia ( bangunan, jalan raya, rel KA, kuburan , dll )
Peta Topografi dapat digolongkan sbb :
a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi :
1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 )
2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000 )
3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000 dan yg lebih kecil lagi )
b) Berdasarkan Kenampakan :
1) Peta Garis
2) Peta Foto
c) Berdasarkan tingkat ketelitian
1) Peta topografi sistimatis
2) Peta bagan tofografi
3) Bagan Tofografi
4) Bagan Pemandangan
5) Oleat Medan
d) Berdasarkan Proyeksinya
1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut
3) Proyeksi silinder atau tabung
b. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema
khusus, biasanya disusun berdasarkan data statistik. Macam Peta Tematik :
a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang menggambarkan rute jalur
penerbangan.
b) Peta Administrasi, yaitu peta yang di dalamnya yang berisi tanda tanda yang hanya untuk memperlihatkan perbedaan wilayah.
c) Peta Curah Hujan.
d) Peta Penyebaran Penduduk.
c. Peta Teknis (skala besar) : peta yang dipergunakan untuk keperluan teknis
seperti perencanaan jalan, irigasi dll. Skala dalam peta ini digunakan skala
yang cukup besar yaitu : 1:1000 atau 1:2000
2

d. Peta Ikhtisar/geografi/wilayah : peta yang biasa kita pakai dalam pelajaran


sekolah, biasanya skala kecil :1:250000
2.2 Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi atau gambar
geografi diatas bidang datar dengan ukuran kecil bersifat selektif serta yang
dapat di pertanggung jawabkan secara matematis maupun secara visual.
2.2.1 Unsur - Unsur Peta Topografi
1. Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera
mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta
tersebut. Contoh:
- peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
- peta bentuk muka bumi Asia.
- peta Indonesia.
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya,
sebelum pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul
yang dibacanya. Judul peta hendaknya memuat / mencerminkan
informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan
sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya
di letakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga di
letakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakan dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta
Selain judul Anda juga akan menemukan skala pada peta. Skala
merupakan ciri yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala
peta sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Bila ingin
menyajikan data secara rinci, maka gunakanlah skala besar, (1 : 5.000
sampai 1 : 250.000). Sebaliknya bila ingin menunjukkan data secara
umum, gunakanlah skala kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau
lebih). Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di
peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Contoh: skala 1 :
3

500.000 artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm ( 5Km)


jarak sebenarnya di permukaan bumi.
3. Proyeksi Peta
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam
ukuran (luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam
pembuatan peta digunakan proyeksi peta. Proyeksi peta adalah teknik
pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang
datar. Uraian mengenai proyeksi peta akan dibahas lebih rinci pada
modul 3 nanti.
4. Legenda / Keterangan Peta
Legenda merupakan komponen penting pada peta. Karena peta tanpa
legenda.keterangan petanya, sulit untuk dibaca. Jadi agar mudah
dibaca dan ditafsirkan, peta harus dilengkapi dengan legenda /
keterangan. Legenda menerangkan arti dari simbol - simbol yang
terdapat dalam peta. Contoh: legenda / keterangan peta. Legenda
biasanya di letakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta
dapat juga di letakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak
mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
5. Petunjuk Arah / Tanda Orientasi
Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk
menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi
perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk
arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke
arah Utara. Petunjuk ini
diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggnaggu
kenampakan peta.
6. Simbol dan Warna
Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang
perlu mendapat perhatian, yaitu simbol dan warna. Sebelum dibahas
mengenai simbol dan warna pada peta ini, silahkan Anda perhatikan

skema di bawah ini. Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi
satu mengenai pengertian simbol dan warna tersebut.
a. Simbol Peta
Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar
informasi yang disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol
dalam

peta

harus

memenuhi

syarat,

sehingga

dapat

menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat. Syaratsyarat tersebut adalah : sederhana, mudah di mengerti dan bersifat
umum (seperti disepakati oleh para kartografer). Macam-macam
simbol peta berdasarkan :
1) bentuknya
a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data
posisional, seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik
ketinggian) tempat dari permukaan laut. Contoh: simbol titik.
b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis
seperti

simbol sungai, batas wilayah, jalan.

c) Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan


kenampakan area seperti : padang pasir, rawa, hutan.Cont oh:
simbol luasan (area).
d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
e) Simbol

batang,

digunakan

untuk

menyatakan

suatu

harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya. Contoh:


simbol batang.
f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas
(jumlah) dalam bentuk prosentase.Contoh: simbol lingkaran.
g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume),
makin besar simbol bola menunjukkan isi (volume) makin

besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti isi


(volume) makin kecil. Contoh: simbol bola.
2) Sifatnya.
Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan
jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya,
simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu: simbol yang
bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif. Simbol berdasarkan
sifatnya.
a) Simbol yang bersifat kualitatif.
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda
yang digambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah
penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
b) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk
membedakan atau menyatakan jumlah. Contoh: simbol yang
bersifat kuantitatif.
3) Fungsinya.
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya, untuk
menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di
perairan atau bentuk-bentuk budaya manusia. Berdasarkan
fungsinya simbol peta dapat di bedakan menjadi: simbol
daratan, simbol perairan dan simbol budaya.
a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol simbol
permukaan bumi di daratan. Contoh: gunung,
pegunungan, gunung api.
b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk
perairan. Contoh: simbol perairan.
c) Simbol budaya, digunakan untuk simbolsimbol, bentuk
hasil budaya .Contoh: simbol budaya
b. Warna
Penggunaan warna pada peta harus sesuai maksud / tujuan si
pembuat peta dan kebiasaan umum. Contoh:
6

- laut, danau digunakan warna biru.


- temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
- curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
- dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari
permukaan laut digunakan warna hijau.
- daerah pegunungan tinggi / dataran tinggi( 2000 sampai 3000
meter ) digunakan warna coklat tua.
Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat
kualitatif dan bersifat kuantitatif.
2.2.2 Sayatan Peta Topografi
a. Garis kontur merupakan garis peta yang menghubungkan titik-titik
yang memiliki ketinggian ( elevasi ) yang sama.
b. Kelereng (slope) merupakan besarnya sudut yang terbentuk antara
permukaan daerah terhadap muka air laut ( MSL ).
c. Profil / penampang topografi untuk mengetahui kenampakan morfologi
dan kenampakan struktur geologi pada suatu daerah, maka diperlukan
suatu penampang tegak atau profil (section).
2.2.3 Manfaat Peta di bidang Geologi
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
3. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
4. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
5. Alat untuk mempelajari hubungan timbal - balik antara fenomena fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
3.3 Pengertian geologi foto adalah ilmu yang mempelajari gejala geologi dari
hasil interpretasi foto udara.
3.3.1 Faktor-faktor interprestasi foto udara
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau
citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti
pentingnya obyek tersebut. Jadi di dalam interpretasi citra, penafsir
7

mengkaji citra dan berupaya mengenali obyek melalui tahapan


kegiatan, yaitu:
Deteksi
Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global baik yang
tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan
ada tidaknya suatu obyek. Misalnya obyek berupa savana.
Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali obyek yang
tergambar pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang
terekam oleh sensor dengan alat stereoskop.
a. Unsur dasar Interprestasi Geologi
1. Relief
Relief merupakan beda tinggi antara puncak timbulan
dan dasar lekukan, juga curam landainya lereng-lereng yang
ada didaerah tersebut. Dilihat dari kenampakan foto udara
dengan menggunakan stereoskop. Biasanya topografi pada
batuan yang lebih keras maka akan tampak batuan yang lebih
menonjol

daripada

batuan

yang

strukturnya

lunak

disekitarnya. Beberapa batuan yang memiliki relief tinggi


antara lain konglomerat, breksi, batuan beku intrusi, batupasir
dan batuan metamorf. Selanjutnya jenis batuan yang berelief
rendah yaitu batulempung / clay, dan batulanau / shale.
2. Pola penyaluran
Pola penyaluran dapat dikatakan sebagai gambaran
mengenai macam tanah, batuan induk, dan struktur geologi
pada setiap daerah. Pola penyaluran ini dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian pola dasar dan pola termodifikasi
(ubahan) yaitu :
a. Pola penyaluran, merupakan suatu kumpulan dari

suatu

pola pengaliran dan penyaluran, tidak mempertimbangkan


permanen atau tidak.
8

b. Pola dasar, memilki ciri yang dapat dibedakan dengan


yang lain.
c. Pola termodifikasi, pola penyaluran yang berbeda dengan
tipe pola dasar pada beberapa aspek regional, tetapi masih
memiliki ciri-ciri pola dasar tersebut.
3. Bentang Alam Budaya ( Land Use )
Kebudayaan dipakai untuk menafsirkan kondisi
geologi suatu daerah, beberapa contoh antara lain :
a. Sawah, biasa dikelola oleh manusia di dataran
alivial, tanah residual atau didataran gunung api
b. Waduk atau Bendungan, dibuat orang pada batuan
kedap air utuk menampung air. Digunakan sebagai
irigasi dan sumber mata air
c. Hutan buatan, dibuat oleh manusia untuk mencegah
adanya longsor dan gerak tanah pada lereng yang terjal,
sehingga dapat mencegah ataupun mengurangi.
d. Pemukiman, biasanya berkembang pada daerah yang
mengandung cukup air.
4. Tetumbuhan
Pada setiap foto udara pasti mengandung vegetasi
yang dari setiap daerah itu berbeda, walaupun tidak
semuanya nampak begitu jelas. Vegetasi dari setiap foto,
memberikan kondisi berupa kondisi geologi suatu daerah,
misalnya :
a. Tumbuhan berpola sistematik akan

memperlihatkan

kondisi geologi dari foto udara berupa struktur geologi.


b.

Tumbuhan berpola sejajar dan melengkung akan

memperlihatkan kondisi geologi dari foto udara berupa


antiklin.
c. Tumbuhan yang subur akan mencerminkan

bahwa

daerah tersebut banyak mengandung air.


9

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat:
Penggaris
Kalkulator
Alat tulis ( Pensil dan Penghapus)
2. Bahan:
Milimeter Blok 3 lembar
HVS 2 lembar
Peta Topografi
3.2 Diagram alir
mulai
Sayatlah peta topografi daerahYogyakarta
Buatlah kontur naik dan turun pada kertas HVS
10

Hitung nilai kontur naik dengan + 12,5 dan hitung kontur


turun dengan 12,5

Pindahkan pada milimeter blok dengan model grafik

selesai

11

Anda mungkin juga menyukai