Anda di halaman 1dari 23

BAB V

KONSEP PERENCANAAN

5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa


Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah
refresh yang berarti to give new freshness or brightness to; to become fresh again1,
dengan membuat perencanaan interior dengan konsep natural yang bertujuan untuk
merevitalisasi kondisi tubuh dan psikologi seseorang ketika memasuki interior dengan
suasana alami dan modern

(Gambar 5.1 Bagan Konsep)

http://www.thefreedictionary.com/refresh

106

5.2 Konsep Citra


Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan
menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun tetap menampilkan
kesan modern yang tentunya memotivasi seseorang untuk bergerak sesuai dengan
kedinamisan aktivitas di dalamnya. Keterbukaan atau open space juga sedapat mungkin
ditampilkan dalam perancangan ini karena dari keterbukaan ini diharapkan adanya
interaksi yang sehat antara alam dan penghuni ruang. Selain itu, kesan eksklusif juga
ingin ditampilkan pada ruang-ruang interior, sesuai dengan target market dari sport club
ini, yaitu kalangan menengah ke atas. Dengan adanya citra ruang tersebut, diharapkan
pengunjung dapat terevitalisasi baik secara fisik maupun psikologis.
1. Lobby / Reception Area
Sebagai tempat pertama yang dikunjungi, lobby harus diolah sedemikian
rupa dan harus menampilkan keseluruhan konsep desain dari sport club tersebut
yaitu Refresh. Lobby pada sport club ini diolah sedemikian rupa agar dapat
memberi kesan akan suasana alami yang menyegarkan serta modern dan ekslusif
sehingga pengunjung akan merasakan perbedaan suasana yang mempengaruhi
psikologisnya ketika memasuki ruangan.
Area lobby memiliki beberapa pembagian area yaitu, ruang tunggu,
resepsionis, serta enterance. Ruang tunggu atau ruang duduk merupakan salah satu
area yang perlu diperhatikan terutama dalam sisi kenyamanan pengunjung karena
tempat ini merupakan tempat dimana pengunjung menunggu atau sekedar
bersosialiasi satu sama lain sehingga pembentukan citra ruang yang nyaman dan
menyegarkan, didukung oleh intensitas cahaya alami dan penghawaan alami yang

107

masuk melalui bukaan-bukaan yang ada, permainan akustik yang bersifat


menenangkan seperti suara air, hingga penggunaan material alami yang mendukung
terciptanya suasana alami pada ruang.

(Gambar 5.2 Konsep Lobby)

2. Lounge & Restaurant


Lounge & Restaurant merupakan area dimana pada pengunjung sport
club dapat bersosialisasi dengan para pengunjung lainnya. Pada area ini, suasana
ruang yang terbuka dan eksklusif harus ditampilkan dengan baik, tentunya tetap
mengusung konsep natural modern yang digunakan. Kesan eksklusif
ditampilkan agar sesuai dengan target konsumen dari sport club itu sendiri yaitu
kalangan menengah ke atas.

(Gambar 5.3 Konsep Lounge)

3. Gym

108

Gym merupakan area dengan tingkat aktivitas yang tinggi dalam


bangunan. Terdapat 3 area dalam gym yaitu area aerobik, area fitness, dan area
locker dan shower. Area fitness dan aerobik memiliki tingkat aktivitas yang
tinggi dan juga berbeda. Suasana ruang yang ingin ditampilkan pada kedua area
tersebut adalah suasana ruang yang energic dan dinamis yang dapat memotivasi
seseorang untuk bergerak sesuai dengan kedinamisan aktivitas di dalamnya.

(Gambar 5.4 Konsep Gym)

4. Spa
Area spa terdiri dari ruang treatment yang meliputi ruang massage, dan
area berendam & sauna (wet area). Suasana ruang yang ingin dicapai pada
ruang-ruang perawatan tersebut adalah suasana yang tenang dan nyaman (calm
& relaxation) yang tentunya dapat memberikan efek tertentu bagi kondisi
psikologi pengunjung.

(Gambar 5.5 Konsep Spa)

5.3 Konsep Bentuk

109

Konsep bentuk yang akan diterapkan adalah bentuk yang dinamis sesuai dengan
aktivitas yang terjadi di dalam bangunan. Bentuk dinamis yang organis digunakan agar
tidak menimbulkan kesan kaku dalam sebuah ruangan. Bentuk geometris juga
digunakan pada ruang-ruang tertentu disesuaikan dengan kegiatan yang ada di
dalamnya. Bentuk geometris itu sendiri digunakan selain untuk ke-efisiensian, juga
bertujuan untuk memberi kesan luas dan rapih.
Pengaplikasian konsep bentuk:
1. Bentuk Layout
Layout disusun dinamis semi terbuka untuk memudahkan para pengunjung
dalam beraktivitas, namun tetap menerapkan bentuk semi terbuka agar tetap
menjaga privasi para penggunanya terutama pada ruang-ruang tertentu.
2. Bentuk Dinding
Bentuk dinding berupa bentuk-bentuk yang dinamis sesuai dengan konsep
layout. Tentunya tidak seluruh layout dapat diaplikasikan menggunakan bentuk
organis, oleh karena itu bentuk geometris juga digunakan. Selain untuk segi
fungsional, hal ini juga untuk menciptakan variasi pada ruang.

(Gambar 5.6 Konsep Bentuk Dinding)

3. Bentuk Ceiling

110

Bentuk ceiling mengikuti bentuk layout dan dinding, yaitu bentuk yang dinamis
dan tinggi. Ruangan dengan ceiling yang tinggi selain dapat memberi kesan luas,
juga dapat memberi kesan sejuk karena ceiling yang tinggi menyebabkan
sirkulasi udara berjalan dengan baik.

(Gambar 5.7 Konsep Bentuk Ceiling)

4. Bentuk Lantai
Bentuk lantai dapat menunjukkan arah sirkulasi bagi para pengunjung. Bentuk
lantai yang digunakan disesuaikan dengan bentuk layout yang ada.

(Gambar 5.8 Konsep Bentuk Lantai)

111

5.4 Konsep Warna


Konsep warna yang digunakan adalah warna-warna natural yang juga
dipengaruhi oleh penggunaan material-material alami yang ada seperti warna abu-abu
dan krem dari batu alam atau warna coklat dari kayu dan lain sebagainya. Penggunaan
warna-warna natural tersebut bertujuan untuk memberikan kesan nyaman dan
menyejukkan pada ruangan.

Selain warna-warna natural, penggunaan warna yang

memberi kesan menyegarkan juga diaplikasikan pada ruang seperti warna hijau, dan
silver untuk memberi kesan modern. Penggunaan warna-warna ini disesuaikan dengan
jenis ruang dan kegiatan yang ada di dalamnya.

(Gambar 5.9 Konsep Warna)

5.5 Konsep Material


Pusat kebugaran dan rekreasi merupakan public space yang dikunjungi oleh
banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda serta penggunaan fasilitas yang
berbeda-beda pula. Oleh karena itu material yang digunakan harus memiliki karakter
yang mudah dalam perawatan, kuat, dan tahan lama. Penggunaan material yang bersifat
meredam suara seperti kayu, karpet hingga baffle digunakan khususnya pada area yang
memiliki tingkat aktivitas yang tinggi seperti gym. Selain itu material yang digunakan
harus sesuai dengan konsep citra ruang yang ingin menampilkan suasana alami yang
nyaman, modern dan eksklusif .

112

(Gambar 5.10 Konsep Material)

Pengaplikasian konsep material :

Material
Rubber

Kelebihan

Kekurangan

Dapat meredam suara

Mudah tergores

Tidak Licin

Harga cukup tinggi

Keterangan

Tahan Api
Mudah perawatan
Dapat daur ulang

Parquette/ Panel
Kayu

Mudah dibersihkan

Muai susut kayu

Mudah instalasi

Menimbulkan
pantulan suara

113

Pertumbuhan jamur
Dana yang tinggi

Marmer

Perawatan mudah

Licin

Mudah dibersihkan

Tidak

Tahan lama

meredam

suara

Kuat

Kaca

Mudah dibersihkan
Anti noda
Tahan api

Tidak

meredam

suara
Kurang

menjaga

privasi
Tidak mudah tergores

MCeramic Tile

Mudah dibersihkan

Licin

Tahan lama

TIdak

meredam

suara

114

Kuat
Tahan api

Stainless Steel

Mudah dibersihkan

Harga tinggi

Tahan lama

Memberi

kesan

dingin pada ruang

Kuat

Batu Andesit

Menyerap air

unfurnished

Ekonomis
Mudah

Permukaan
kasar
dalam

Berat

pengaplikasian
Baffle

Menyerap bising
Mudah dalam
pengaplikasian
Berbentuk: PVC,
Poly, Sailcloth,
FDA, sound
curtain, and foam
(Tabel 5.1 Jenis Material)

5.6 Konsep Pencahayaan


Konsep pencahayaan yang diterapkan pada bangunan ini berusaha untuk
memaksimalkan potensi pencahayaan alami terutama pada pagi hingga sore hari.

115

Pencahayaan alami pada interior bertujuan untuk memberi kesan fresh ketika
pengunjung memasuki ruangan. Selain merasa segar, cahaya matahari yang diolah
sedemikian rupa hingga menimbulkan efek-efek tertentu juga dapat menciptakan nilai
estetis tersendiri pada interior. Pemaksimalan pencahayaan alami didukung oleh
keadaan bangunan yang merupakan bangunan open space atau bangunan terbuka.
Sedangkan untuk malam hari, konsep pencahayaan yang diterapkan adalah pencahayaan
yang terkesan elegan, eksklusif dan menenangkan pada ruang-ruang tertentu seperti
lounge, spa hingga pencahayaan landscape.

(Gambar 5.11 Konsep Pencahayaan)

5.7 Konsep Penghawaan


Konsep penghawaan yang digunakan adalah penghawaan alami pada sebagian
besar ruang. Penggunaan penghawaan alami didukung oleh potensi bangunan yang
terbuka (open space). Penghawaan buatan tetap digunakan untuk area-area tertutup
seperti, lounge dan gym mengingat tingkat kelembapan yang tinggi pada ruang-ruang
tertutup dan kondisi iklim tropis. Iklim tropis yang cenderung bersuhu tinggi tentunya
menyebabkan udara terasa panas ditambah dengan sengatan matahari yang terik dapat
membuat seseorang tidak betah berlama-lama berada pada situasi tersebut. Oleh karena
itu pendinginan atau penurunan suhu ruang perlu dilakukan dengan cara memperbanyak
penghijauan di sekitar bangunan sehingga penghawaan alami yang terjadi di dalam
bangunan terasa sejuk dan dingin.

116

(Gambar 5.12 Konsep Penghawaan)

5.8 Konsep Akustik


Konsep akustik yang diterapkan pada bangunan adalah tranquilty yang berarti
ketenangan di dalam suasana alami. Hal ini dicapai dengan memperbanyak penghijauan
di sekitar bangunan. Penghijauan seperti pepohonan dan landscape yang ada, dapat
mereduksi kebisingan di dalam bangunan. Seperti misalnya vegetasi yang diletakkan
berdekatan dengan dinding bangunan dapat mereduksi kebisingan antara 0-5 desibel
atau maksimal 5 desibel. Sedangkan untuk ruang-ruang tertentu yang memerlukan
penanganan akustik khusus seperti ruang gym maupun aerobik, peredaman kebisingan
dilakukan dengan penggunaan material karet, parquet, dan lain sebagainya yang diolah
dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat meredam kebisingan pada ruang.

(Gambar 5.13 Konsep Akustik)

117

5.9 Konsep Furniture


Penggunaan furniture pada keseluruhan interior bangunan mengutamakan
furniture-furniture yang menggunakan material alami seperti kursi rotan dengan bantal,
maupun meja kayu dengan finishing natural, untuk lebih menonjolkan kesan alami
sesuai dengan konsep interior yang ingin menampilkan suasana alami. Selain itu,
furniture yang berkesan modern juga diaplikasikan pada interior ruang seperti furniture
pada ruang gym yang menggunakan material stainless steel yang dimodifikasi dengan
kayu dan lain sebagainya sehingga furniture yang digunakan pada interior mendukung
konsep yang ada.

(Gambar 5.14 Konsep Furniture)

5.10 Implementasi Desain


5.10.1 Ruang Lobby
Lobby merupakan ruang yang pertama kali dikunjungi ketika pengunjung
memasuki suatu bangunan. Maka dari itu lobby harus mampu menampilkan gambaran
mengenai suasana alami yang ingin ditonjolkan sesuai dengan konsep yang telah

118

terpilih seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Citra ruang yang ingin
disampaikan pada ruang lobby ini adalah kealamian dan kesan menyegarkan, namun
tetap menampilkan kesan yang eksklusif. Implementasi desain dipaparkan melalui:
1. Konsep Citra
Citra pada ruang lobby yang menyegarkan (fresh), dan eksklusif di
tuangkan dalam pembentukan suasana ruang yang banyak menggunakan unsurunsur

alam

seperti

penggunaan

material

alami,

keterbukaan

ruang,

pemaksimalan pencahayaan dan penghawaan alami, bentuk furniture hingga


aplikasi interior seperti bentuk ceiling, wall panel yang menggunakan simbol
alam seperti bentuk ranting hingga pengadaan waterfall. Hal ini ditujukkan
untuk dapat menyegarkan pikiran seseorang ketika pertama kali memasuki
ruangan dengan merasakan dan melihat dengan panca inderanya akan suasana
alami yang tercipta.

(Gambar 5.15) Implementasi Lobby

2. Konsep Bentuk
Bentuk

yang diaplikasikan ke dalam ruang lobby merupakan

penggambaran akan suasana alami, yang tentunya terdapat sentuhan modern di


dalamnya untuk mendapakan kesan menyegarkan ketika memasuki ruang lobby.
Bentuk-bentuk dinamis juga diterapkan di dalam lobby seperti bentuk melingkar

119

dan natural karena bentuk melingkar cenderung mengarahkan sirkulasi


pengunjung. Selain ditunjukkan oleh bentuk layout, sirkulasi juga ditunjukkan
melalui pola lantai. Bentuk-bentuk furniture yang digunakan pada ruang lobby
merupakan furniture dengan bentuk geometris tetapi tetap terbalut unsur alami
seperti bench pada lobby yang menyerupai batang kayu atau meja resepsion
yang terbentuk dari batu dan kayu. Keterbukaan merupakan salah satu bentuk
yang dominan pada area ini, sehingga dengan adanya keterbukaan itu, alam dan
penghijauan yang ada menjadi bagian dalam desain itu sendiri.

(Gambar 5.16 Implementasi Bentuk Lobby)

3. Konsep Warna & Material


Warna-warna yang tercipta pada ruang lobby muncul dari penggunaan material
alami pada sebagian besar permukaan lobby seperti warna lantai yang didapat
dari penggunaan batu alam seperti slate stone dengan warna abu-abu muda atau
marmer yang memiliki warna krem, serta coklat yang muncul dari penggunaan
kayu untuk furniture dan wall panel. Penggunaan warna dan material alami
tentunya diaplikasikan untuk menunjang terciptanya suasana alami
4. Konsep Pencahayaan
Pada area lobby, untuk pagi hingga sore hari penggunaan pencahayaan alami
lebih dimaksimalkan karena banyaknya bukaan-bukaan pada ruang. Hal ini juga

120

ditujukkan untuk memaksimalkan suasana alami serta lebih menyehatkan bagi


pengguna ruang. Pencahayaan alami yang kondusif, dapat mempengaruhi psikis
seseorang untuk menjadi rileks. Sedangkan untuk malam hari, pencahayaan
yang berkesan elegan ditonjolkan pada ruang lobby seperti warm light pada
dinding, indirect light pada ceiling dan area reception, yang bertujuan untuk
mendapatkan suasana eksklusif.

(Gambar 5.17 Implementasi Pencahayaan Lobby)

5. Konsep Penghawaan
Penghawaan yang digunakan pada area lobby adalah penghawaan alami karena
lobby memiliki banyak bukaan-bukaan. Penggunaan penghawaan alami
ditunjang oleh penghijauan dan landscape diluar bangunan yang merupakan satu
kesatuan dari sport club ini. Selain ditunjang oleh penghijauan yang ada,
penggunaan material alami pada area lobby seperti batu alam juga ikut
membantu menurunkan suhu pada ruang seperti penggunaan marmer yang
bersifat dingin pada lantai serta batu alam pada sebagian dinding lobby. Dengan
keadaan udara alami yang baik pada area lobby diharapkan dapat memperbaiki
kondisi psikis seseorang untuk merasa lebih rileks.
6. Konsep Akustik

121

Akustik pada area lobby tidak memerlukan penanganan yang khusus seperti area
gym, akustik yang ingin diciptakan pada area ini adalah tranquility yang berarti
ketenangan dalam suasana alami. Hal tersebut dicapai dengan adanya unsur air
pada lobby (waterfall) sehingga memunculkan suara gemericik air yang secara
psikologis membantu seseorang merasa rileks dan ditambah dengan banyaknya
bukaan dan penghijauan yang ada, memungkinkan masuknya suara seperti daun
yang bergesekan ketika angin berhembus atau suara makhluk hidup seperti
kicauan burung (mengingat banyak terdapat pepohonan pada luar bangunan)
dapat menunjang konsep tranquility yang ingin diciptakan.

5.10.2 Ruang Gym


Sebagai sarana rekreasi dan pusat kebugaran, ruang gym menjadi salah satu
ruang yang terpilih sebagai ruang khusus. Pengolahan desain pada ruang gym juga tetap
mengedepankan alam sebagai unsur utama suasana ruang. Selain memasukkan unsur
alam, desain dengan bentuk-bentuk dinamis juga diimplementasikan pada interior ruang
sesuai dengan aktivitas yang terjadi di dalamnya yang memiliki tingkat aktivitas tinggi.

1. Konsep Citra
Selain suasana alami, citra ruang yang ingin dibentuk pada ruang gym adalah
kesan modern dan energic yang direpresentasikan oleh bentuk-bentuk dinamis
pada ruang.

122

(Gambar 5.18 Implementasi Citra Gym)

2. Konsep Bentuk
Bentuk pada ruang gym merupakan bentuk-bentuk yang dinamis dan memiliki
sirkulasi yang terarah seperti adanya perbedaan ketinggian lantai dan pola lantai
antara jalur sirkulasi dengan masing-masing area pada ruang gym, serta bentukbentuk melingkar atau natural yang bersifat mengarahkan baik pada bentuk
ruang maupun pola lantai. Bentuk ceiling pada gym yang menyerupai ranting,
merupakan simbolis dari unsur alam yang beberapa diantaranya dijadikan
sebagai teritori suatu area pada ruang gym. Tentunya bukaan-bukaan juga
banyak terdapat pada sisi-sisi dinding ruang gym. Hal ini ditujukkan agar
pengunjung dapat berolahraga sambil menikmati alam dan penghijauan yang
ada.

(Gambar 5.19 Implementasi Bentuk Gym)

123

3. Konsep Warna & Material


Penggunaan warna pada ruang gym sama halnya dengan ruang lobby yang
mengikuti warna dasar dari penggunaan material yang ada seperti warna coklat
dari kayu, atau warna abu-abu dari batu alam. Penggunaan material seperti
karpet, rubber floor, acoustic tile merupakan material penting dalam gym
sebagai peredam suara mengingat tingginya tingkat aktivitas dan musik yang
ada di dalamnya. Kaca dan cermin banyak diaplikasikan pada ruang gym, selain
karena kebutuhan ruang, kaca dan cermin diaplikasikan bersama material lain
dan dituangkan ke dalam bentuk yang variatif seperti kaca dengan kayu yang
menyerupai bentuk ranting untuk menciptakan ruang yang dinamis dan energic
namun tetap merepresentasikan unsur alam.

(Gambar 5.20 Potongan Gym)

4. Konsep Pencahayaan
Pencahayaan pada ruang gym menggunakan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Bukaan-bukaan pada ruang gym hanya terdapat pada sisi
kiri dan kanan gym sehingga pemaksimalan pencahayaan alami hanya pada
beberapa bagian ruang saja seperti pada area treadmill, dan area free weight.
Sedangkan untuk sebagian besar ruang, menggunakan pencahayaan buatan
seperti downlight, dan juga indirect light yang mengikuti bentuk ceiling yang
ada, untuk memberikan kesan ceiling yang melayang dan menambah kesan
modern.

124

5.10.3 Ruang Spa


Spa merupakan salah satu fasilitas yang terdapat di dalam sport club yang juga
terpilih menjadi salah satu ruang khusus. Spa memiliki kegiatan yang membutuhkan
ketenangan dan tingkat relaksasi yang tinggi, yang mempengaruhi penciptaan suasana
di dalamnya. Kesan alami dan relaksasi ditonjolkan pada interior spa melalui
implementasi desain sebagai berikut:
1. Konsep Citra
Citra ruang yang ingin dicapai pada ruang spa ini adalah ruang yang
memberikan kesan relaks ketika pengunjung memasuki ruang dengan nuansa
alami serta sedikit sentuhan cantik mengingat pengunjung yang datang ingin
membuat dirinya merasa lebih baik setelah melakukan perawatan. Suasana alami
lebih terasa pada ruang spa dengan lebih menonjolkan penggunaan material
alami pada sebagian besar permukaan ruang, ditambah dengan adanya
penghijauan maupun bukaan-bukaan pada ruang dan waterfall serta kolam pada
ruang yang menghasilkan bunyi gemericik air yang menjadikan suasana alami
kental terasa pada ruang ini.

(Gambar 5.21 Implementasi Citra Spa)

125

2. Konsep Bentuk
Bentuk geometris yang melambangkan ketenangan dan keteraturan lebih
dominan diaplikasikan pada ruang spa. Kesan alami ditonjolkan melalui bentuk
ruang yang terbuka yang menonjolkan penghijauan di luar ruang. Bentuk ceiling
dan pola lantai mengikuti bentuk layout yang geometris bertujuan agar terdapat
keteraturan didalamnya. Bentuk furniture juga merupakan bentuk geometris agar
menjadi satu kesinambungan bersama dengan bentuk ruang secara keseluruhan.

(Gambar 5.22 Implementasi Bentuk Spa)

3. Konsep Warna & Material


Pada ruang spa, penggunaan material alami lebih dimaksimalkan pada hampir
setiap bagian permukaan ruang sehingga penggunaan warna sebagian besar
merupakan warna dasar dari material alami itu sendiri. Keseluruhan permukaan
ruang treatment dibalut oleh material alami mulai dari lantai, dinding, hingga
ceiling. Lantai menggunakan material batu alam andesit dan juga kayu yang
bersifat hangat untuk area sekitar massage bed, bertujuan agar pengunjung tidak
merasa dingin ketika menginjakkan kaki setelah bangun dari perawatan.
Penggunaan material pada dinding adalah slate stone dan wood plank yang
disusun secara vertical bertujuan untuk mmberi kesan mengangkat ruang. Warna

126

hijau didapat dari penghijauan diluar ruang yang melengkapi nuansa alami pada
ruangan.

(Gambar 5.23 Potongan Spa)

4. Konsep Pencahayaan
Untuk pagi hingga sore hari, ruang spa menggunakan pencahayaan alami yang
didapat dari bukaan-bukaan seperti jendela maupun skylight yang ada untuk
lebih menonjolkan suasana alami pada ruangan dan tentunya juga lebih
menyehatkan. Panas matahari diredam oleh penghijauan yang ada di luar ruang.
Selain menyehatkan karena membunuh jamur dalam ruang, pencahayaan alami
juga membuat seseorang merasa lebih fresh dan sehat. Untuk malam hari, ruang
spa tentunya menggunakan pencahayaan buatan seperti indirect light dan
hanging lamp yang redup dan tidak menggunakan downlight pada ruang
treatment, karena akan menyilaukan bagi pengguna ruang yang sedang
melakukan perawatan.
5. Konsep Akustik
Akustik pada ruang spa tentunya juga mengusung tranquility yang berarti
ketenangan dalam suasana alami. Unsur air yang bersifat menenangkan sudah

127

terasa ketika pengunjung memasuki ruang reception spa, dengan adanya


waterfall dan kolam dengan air mengalir di dalamnya. Penggunaan musik pada
ruang-ruang treatment dan reception spa yang juga bersifat menenangkan ikut
membantu dalam mempengaruhi keadaan psikologis seseorang menjadi lebih
tenang dan ketika pikiran seseorang lebih tenang, akan membuat perawatan dan
kegiatan yang dilakukan menjadi lebih baik.

128

Anda mungkin juga menyukai