Written by nin@
SUNDAY, 26 FEBRUARY 2012
I.
PENDAHULUAN
Semangka merupakan tanaman semusim berbatang merambat yang berasal
dari Benua Afrika. Semangka biasa dinikmati dalam bentuk segar.
Kandungan air pada buah semangka mencapai 94% dari total bobotnya,
sehingga buah ini sering dijadikan sebagai buah penghilang dahaga.
Semangka muda di pedesaaan sering digunakan sebagai bahan sayuran. Biji
buah semangka yang sudah tua juga sering dipakai sebagai obat cacing oleh
masyarakat pedesaan.
II.
EKOLOGI
2.1.
2.2.
Keadaan Tanah
Semangka sebaiknya ditanam di lahan bertekstur remah atau gembur, subur
dan banyak mengandung unsur hara. Semangka membutuhkan tanah dengan
keasaman (pH) berkisar 5-7. Penetralan tanah dilakukan dengan pengapuran.
2.3.
Sinar Matahari
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk
pertumbuhannya. Lahan penanaman sebaiknya tidak tertutupi naungan atau
tanaman lain yang dapat menghalangi pancaran sinar matahari.
2.4.
Suhu
Suhu ideal untuk pertumbuhan semangka, baik pertumbuhan vegetatif
maupun generatif adalah 24-30oC. Perbedaan suhu ekstrim antara siang dan
malam dapat mengganggu pertumbuhan semangka.
2.5.
Curah Hujan
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan semangka berkisar antara 40-50
mm per bulan. Curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan serangan
berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun cendawan.
III.
JENIS-JENIS SEMANGKA
memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah semangka ini
berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling merupakan
semangka open polineted (semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya
ditanam kembali).
b.
Semangka Bojonegoro
Berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan
bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini banyak,
berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan
kuaci.
3.2.
Semangka Hibrida
a. Sweet Beauty
Salah satu semangka unggulan Know You Seed. Beratnya 3-4 kg. Kulitnya
berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga
ujung buah. Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan
penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula 12-14%.
Semangka Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari sejak ditanam di lahan.
b.
Golden Crown
Diproduksi oleh Know You Seed. Berbentuk bulat memanjang, kulitnya
berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula
sekitar 12%, dan berbiji kecil.
c.
New Dragon
Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan bentuk bulat
memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah
tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya sangat
manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan tahan
terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).
d.
Farmer Giant
Sesuai namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit
buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer
Giant relatif tahan terhadap CMV.
e.
Yellow Baby
Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar 15 cm dan
berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan corak
memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah semangka ini
berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.
f.
Quality
Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya
mencapai 7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan
dengan corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat
manis dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan
untuk tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.
IV.
4.1.
sisa-sisa tanaman sela, ataupun tanaman palawija musim tanam sebelumnya. Hindari
penggunaan lahan bekas panen tanaman Solanacearum, seperti cabai atau tomat. Hal
ini untuk mencegah serangan cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas. Kedua
penyakit ini mampu bertahan didalam tanah hingga dua tahun, sehingga dapat
menyerang tanaman semangka.
4.2.
Pemupukan Awal
Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit semangka ditanam di bedengan.
Hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhannya, tanaman semangka
membutuhkan unsur hara lengkap. Pupuk awal yang diberikan berupa pupuk
kandang dari kotoran ternak dan pupuk buatan atau pupuk kimia berupa NPK, atau
campuran antara Urea, ZA, SP36, dan KCl.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang sebaiknya dilakukan dua minggu
sebelum penanaman. Pupuk yang digunakan bisa berupa kotoran sapi, kerbau,
kambing, ataupun kotoran ayam. Perlu diperhatikan bahwa kotoran ternak yang
digunakan adalah yang sudah matang atau sudah jadi pupuk. Pupuk kandang yang
sudah jadi tidak berbau dan suhunya sekitar 30 oC. Sebaliknya, pupuk kandang yang
belum jadi masih memiliki bau yang menyengat dan bersuhu tinggi. Pemakaian
pupuk kandang mentah dapat merusak akar tanaman, bahkan dapat membuat bibit
tanaman mati.
Budidaya semangka intensif menggunakan ajir memerlukan pupuk kandang
sebanyak 1,5 kg per tanaman. Teknik pemberian pupuk yang ideal untuk penanaman
dengan sistem mulsa adalah dengan menebarkan pupuk di lahan bedengan secara
merata, kemudian tanah bedengan diaduk menggunakan cangkul sampai pupuk
tercampur merata. Takaran pupuk mengikuti pola dan jarak tanam yang digunakan.
Bila pola penanaman berjajar dua baris dalam satu bedeng dengan jarak dalam baris
90 cm, tiap jarak 90 cm ditebarkan 3 kg pupuk kandang.
Pupuk kimia yang digunakan untuk pemupukan awal tanaman semangka
adalah Urea, ZA, SP36, KCl, dan Borat. Selain itu, bisa juga ditambahkan pestisida
seperti Furadan atau Indofuran. Budidaya semangka secara intensif membutuhkan
pupuk Urea 14 gram, ZA 36 gram, SP36 26 gram, KCl 22 gram, Borat 1 gram, dan
Furadan atau Indofuran sebanyak 5 gram per tanaman.
Pemberian pupuk kimia pada budidaya tanaman semangka dengan
menggunakan mulsa dilakukan tepat sebelum pemasangan mulsa. Waktunya satu
minggu setelah pemberian pupuk kandang atau satu minggu sebelum penanaman.
Pemberian pupuk kimia dilakukan dengan cara ditaburkan di atas permukaan
bedengan dengan dosis 200 gram campuran pupuk per 90 cm panjang bedengan.
Setelah pupuk ditaburkan, bedengan dicangkul hingga pupuk tercampur rata dengan
tanah. Kemudian bedengan disiram dan dipasangi mulsa plastik.
4.5.
Pemasangan Mulsa
Mulsa yang biasa digunakan dalam penanaman semangka adalah mulsa
jerami atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna perak yang terdapat pada
permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar untraviolet ke permukaan bawah
daun, yang biasanya ditempati oleh berbagai hama, seperti aphid, thrips, tungau, ulat,
dan pathogen berupa cendawan.
Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari
sedang bersinar terik, tujuannya agar mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang
secara maksimal.
V.
PEMBIBITAN
5.1.
Pembenihan
Biji semangka mempunyai kulit yang keras sehingga sulit berkecambah.
Untuk merangsang pertumbuhannya, biji semangka harus "dibangunkan" dari masa
dormansinya. Caranya dengan merendam bji semangka ke dalam air hangat bersuhu
sekitar 40oC sejak pagi hingga sore hari. Setelah direndam, biji ditiriskan dan
dibungkus menggunakan kain basah selama semalam. Keesokan paginya biasanya
kulit semangka sudah retak dan biji mudah berkecambah. Perendaman juga bagian
dari sortasi, biji yang mengambang berarti biji yang jelek.
5.3.
Penanaman Benih
Sebelum benih semangka dimasukkan ke dalam polybag, terlebih dahulu
dibuat lubang tanam menggunakan kayu atau bambu bulat dengan diameter dan
kedalaman sekitar 0,5 cm. Setelah itu, benih semangka ditanam lalu ditutupi dengan
pupuk kandang halus.
Untuk menghindari hama dan penyakit, serta untuk mempertahankan
kelembaban, bedengan pembibitan ditutup rapat menggunakan plastik bening yang
diberi rangka bambu berbentuk setengah lingkaran. Ukuran bedengan untuk 16.00017.000 benih semangka memiliki panjang 23-24 meter, lebar 110-125 meter, dan
tinggi sekitar 75 cm. Pada hari ketiga biasanya lembaga biji sudah keluar, kemudian
diikuti dengan tumbuhnya daun beserta sulur. Lahan seluas 1 ha membutuhkan benih
semangka sebanyak 650 gram yang akan menghasilkan sekitar 9000 tanaman.
5.4.
Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan dilakukan antara lain dengan penyiraman setiap kali terlihat
kering. Setelah tumbuh dua helai daun, tudungan plastik dibuka sebelum pukul 9
pagi dan sesudah pukul 5 sore agar tanaman terkena sinar matahari langsung. Sejak
hari ke-15, tudungan dilepas agar tanaman mudah beradaptasi terhadap sinar
matahari. Bibit siap dipindahkan apabila sudah berumur 20 hari atau sudah
mengeluarkan empat helai daun.
VI.
6.1.
Penanaman
Lahan penanaman atau bedengan yang akan ditanami sebaiknya diairi
terlebih dahulu satu hari sebelumnya. Caranya dengan merendam bedengan dengan
air pada areal lahan sawah. Perendaman lahan tegalan dilakukan dengan cara
menyiram bedengan menggunakan selang di setiap lubang tanam. Hal ini biasanya
dilakukan pada musim kemarau, untuk mencegah kekeringan.
Penanaman bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik,
dilakukan dengan cara menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada
mulsa sebatas leher akar. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka
tidak menempel di mulsa plastik, karena dapat terbakar dan gosong, bahkan bibit
semangka dapat mati.
6.2.
6.2.1.
Pemeliharaan
Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut bibit semangka yang tumbuh
tidak sempurna atau mati pada umur kurang dari 1 bulan beserta media tanam
disekitarnya. Setelah itu disulam dengan bibit semangka yang sehat. Proses
penyulaman sama dengan proses penanaman bibit pada awal penanaman.
6.2.2.
yang digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida dengan
dosis 2 ml per 1 liter air.
Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah setelah pukul 8
pagi hingga pukul 4 sore agar luka bekas pemangkasan cepat kering. Untuk
mencegah serangan jamur di luka bekas pemangkasan, tanaman disemprot
menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, atau Preficur N sesuai dosis
anjuran.
6.2.4.
Penyiraman
Penyiraman perlu dilakukan dengan rutin. Semangka yang ditanam di lahan
pesawahan biasanya dialiri air hingga bedengan terendam. Sementara itu, semangka
yang ditanam di lahan tegalan dapat disiram menggunakan ember atau selang.
6.2.6.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan untuk mendukung masa pembentukan bunga,
buah, dan masa pembesaran buah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk akar atau
pupuk daun yang banyak mengandung unsur hara mikro.
a.
Pupuk akar
Pemupukan susulan pertama pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan yang
kedua pada umur 45 HST. Pupuk yang diberikan berupa 2 kg NPK 15:15:15
dan 1 kg KNO3dalam 200 liter air.
b.
Pupuk daun
Pemupukan pada daun dimaksudkan untuk menyuplai unsur hara mikro yang
tidak dapat diserap akar. Pupuk daun yang dapat diberikan anatara lain
Gandasil, Growmore, dan Multimicro yang bisa ditambahkan ZPT atonik.
Bagian daun yang disemprot adalah seluruh permukaan daun. Untuk mengatasi
terhambatnya resapan pupuk akibat permukaan daun semangka dapat
digunakan perekat, seperti Citowett.
VII.
7.1.
Hama
a.
Kutu Putih
Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan
dan tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih
menyerang tanaman semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang
manis dapat mendatangkan semut. Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi
keriting dan merana. Bunga dan buah dapat menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi
penyebar penyakit embun jelaga. Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan
juga pemberantasan semut yang menjadi alat penyebarannya. Pemberantasan
dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.
b.
Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp))
Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa
tulang daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat
fotosintesis terhambat.
Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau
dengan cara kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga
sanitasi kebun dan menggunakan perangkap ulat.
d.
Penyakit
a.
Layu Fusarium
Cendawan Fusarium menyukai daerah lembab dan sering menyerang saat
musim hujan. Penyakit ini menyerang mulai daerah dengan ketinggian sedang hingga
tinggi. Tanaman semangka yang terserang akan layu, mengering, kemudian mati.
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pemakaian
surfaktan (perata dan perekat) pada musim hujan sangat dianjurkan. Tanaman yang
terserang sebaiknya disingkirkan dan dimusnahkan agar penyakit tidak menular.
Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang dapat dilakukan untuk memutus
siklus hidup cendawan ini.
b.
Layu Bakteri
Layu bakteri pada tanaman semangka disebabkan oleh bakteri Pseudomonas.
Bagian tanaman yang terserang layu bakteri ketika dipotong dan dimasukkan ke
dalam air bersih akan mengeluarkan cairan berwarna putih. Serangan layu bakteri
biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang kondisinya lembab dan panas.
Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui air, angin, dan peralatan yang digunakan.
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida Agrept 20 WP atau
Agrimycin. Lahan yang terserang penyakit ini sebaiknya ditaburi kapur pertanian dan
selama dua tahun tidak ditanami tanaman yang bisa menjadi inang Pseudomonas.
c.
VIII.
Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau varietasnya dan
pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin lambat waktu
panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100 HST.
Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan dengan cara :
1. Memukul-mukul buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap
panen akan mengeluarkan bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda.
2. Melihat kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna
terang dan sudah tidak dilapisi lilin.
3. Melihat batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya
berwarna coklat kekuningan. Tangkai muda berwarna hijau dan berbulu halus.
Cara memanen buah semangka yang baik adalah dengan memotong batang
buah tepat di pangkal batang yang berbatasan dengan cabang. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik embun hilang dan pada saat tidak hujan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya cendawan penyebab penyakit yang
akan merusak buah semangka pada saat diangkut atau disimpan.
Semangka merupakan tanaman menjalar yang memerlukan lebih banyak ruang daripada sayuran lainnya,
semangka dibudidayakan dengan cara yang sama seperti mentimun. Untuk pengusahaan komersil,
penanaman dalam bedengan sangat dianjurkan, karena tanamannya terutama buahnya tidak tahan terhadap
genangan air. Manisnya buah tergantung dari jumlah hari cerah selama perkembangan buah dan pada
kecukupan pupuk kalium, terutama sulfat kalium.
Budidaya semangka akan lebih baik jika :
1. Ditanam dalam kantong plastik berlubang-lubang atau kantong yang dapat terurai secara hayati
(biodegradable) (yang dapat ditanam seluruhnya) dengan ukuran 12x10 cm. Ini untuk mencegah kehilangan
benih oleh burung, tikus, atau hama lain dan memudahkan penyulaman tanaman-tanaman yang mati setelah
penanaman.
2. Pemberian mulsa yang menutupi bagian atas bedengan juga bermanfaat dan mencegah padatnya
permukaan tanah pada hari-hari yang panas. Untuk menghindari terbakarnya daun tanaman sebaiknya disiram
pada sore hari atau dini hari. (suatu dasar perlakuan yang baik untuk semua sayuran)
3. Berikan pupuk dasar dengan 400 kg pupuk 12:12:17:2 + UM dan 200 kg urea yang diberikan dalam 6 dosis
yang sama sampai 6 minggu.
Perlindungan Tanaman
Semangka
lebih
rentan
terhadap hama dan
penyakit
daripada
anggota-anggota
genus Cucurbita. Penyakit yang lazim adalah antraknosa (Colletotrichum legenarium), yang mungkin paling
berat dan menyerang daun dan buah. Suatu infeksi dini, tak pelak menyebabkan penurunan besar dalam hasil.
Penyakit lain yang lazim adalah Cercospora citrullina (bercak daun) dan busuk batang berlendir (Didymella
bryoniae), yang menyerang batang dan menyebabkannya terbelah membuka, kadang-kadang membunuh
tanamannya. Semuanya dapat dikendalikan dengan Dithane M-45, Benlate, Daconil, dan lain-lain. Jika
menggunakan pestisida sistemik, seperti Benlate, adalah bijaksana untuk menyelanginya dengan fungisida
bersprektrum lebar agar supaya mengurangi resiko terjadinya kekebalan jamur terhadap fungisida sistemik
tersebut.
Kerugian besar hingga 80% dapat terjadi apabila buah-buahan tergenang air selama 24 jam. Jamur
penyebabnya adalah Corticium rolfsii, tetapi dapat diatasi dengan cara sederhana tapi bijaksana, yaitu dengan
mengangkat buah di atas kerangka tongkat kaki tiga. Hal ini juga akan memperbaiki bentuk dan kualitas buah
dan meniadakan kerusakan oleh serangga tanah, siput dan lain-lain.
Perlindungan terhadap lalat buah sebagai hama utama adalah hal yang mutlak dilakukan. Tidak adanya
tindakan dapat mengakibatkan kerugian besar jika mereka diserang pada stadia muda dan cacat bentuk yang
berat jika mereka ditusuk ketika lebih tua. Dimecron ternyata lebih baik tetapi banyak insektisida sistemik lain
mungkin akan lebih efektif. Sekali buah telah tumbuh selama dua atau tiga minggu, kulit luarnya akan menebal
dan buah tidak mudah mengalami kerusakan.