Anda di halaman 1dari 10

Budidaya Semangka

Written by nin@
SUNDAY, 26 FEBRUARY 2012

I.

PENDAHULUAN
Semangka merupakan tanaman semusim berbatang merambat yang berasal
dari Benua Afrika. Semangka biasa dinikmati dalam bentuk segar.
Kandungan air pada buah semangka mencapai 94% dari total bobotnya,
sehingga buah ini sering dijadikan sebagai buah penghilang dahaga.
Semangka muda di pedesaaan sering digunakan sebagai bahan sayuran. Biji
buah semangka yang sudah tua juga sering dipakai sebagai obat cacing oleh
masyarakat pedesaan.

II.

EKOLOGI

2.1.

Ketinggian Tempat Tanam


Ketinggian 100-400 meter di atas permukaan laut (dpl) cocok untuk
menanam tanaman semangka. Namun, saat ini sudah ada beberapa varietas
semangka yang cocok ditanam di dataran tinggi hingga 900 meter dpl.

2.2.

Keadaan Tanah
Semangka sebaiknya ditanam di lahan bertekstur remah atau gembur, subur
dan banyak mengandung unsur hara. Semangka membutuhkan tanah dengan
keasaman (pH) berkisar 5-7. Penetralan tanah dilakukan dengan pengapuran.

2.3.

Sinar Matahari
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk
pertumbuhannya. Lahan penanaman sebaiknya tidak tertutupi naungan atau
tanaman lain yang dapat menghalangi pancaran sinar matahari.

2.4.

Suhu
Suhu ideal untuk pertumbuhan semangka, baik pertumbuhan vegetatif
maupun generatif adalah 24-30oC. Perbedaan suhu ekstrim antara siang dan
malam dapat mengganggu pertumbuhan semangka.

2.5.

Curah Hujan
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan semangka berkisar antara 40-50
mm per bulan. Curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan serangan
berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun cendawan.

III.

JENIS-JENIS SEMANGKA

Di Indonesia dikenal dua jenis semangka, yaitu semangka lokal dan


semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada semangka
berbiji dan semangka non biji.
3.1.
Semangka Lokal
a. Semangka Sengkaling
Berasal dari daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Berbentuk oval dan

memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah semangka ini
berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling merupakan
semangka open polineted (semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya
ditanam kembali).
b.

Semangka Bojonegoro
Berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan
bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini banyak,
berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan
kuaci.
3.2.
Semangka Hibrida
a. Sweet Beauty
Salah satu semangka unggulan Know You Seed. Beratnya 3-4 kg. Kulitnya
berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga
ujung buah. Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan
penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula 12-14%.
Semangka Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari sejak ditanam di lahan.
b.

Golden Crown
Diproduksi oleh Know You Seed. Berbentuk bulat memanjang, kulitnya
berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula
sekitar 12%, dan berbiji kecil.
c.

New Dragon
Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan bentuk bulat
memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah
tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya sangat
manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan tahan
terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).
d.

Farmer Giant
Sesuai namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit
buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer
Giant relatif tahan terhadap CMV.
e.

Yellow Baby
Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar 15 cm dan
berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan corak
memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah semangka ini
berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.
f.

Quality
Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya
mencapai 7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan
dengan corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat
manis dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan
untuk tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.
IV.
4.1.

PERSIAPAN BUDI DAYA


Pembukaan Lahan
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu,

sisa-sisa tanaman sela, ataupun tanaman palawija musim tanam sebelumnya. Hindari
penggunaan lahan bekas panen tanaman Solanacearum, seperti cabai atau tomat. Hal
ini untuk mencegah serangan cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas. Kedua
penyakit ini mampu bertahan didalam tanah hingga dua tahun, sehingga dapat
menyerang tanaman semangka.
4.2.

Pencangkulan dan Pembersihan Lahan


Pencangkulan dilakukan hingga kedalaman sekitar 30 cm. Lahan dicangkul
agar strukturnya menjadi gembur. Setelah dicangkul, lahan dibiarkan sekitar satu
minggu.
4.3.

Pembuatan Bedengan dan Pengapuran


Bedengan dibuat untuk memaksimalkan hasil panen dan mengurangi
serangan hama serta penyakit, terutama penularan penyakit antar tanaman. Bedengan
dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang maksimum 12 m. Tinggi ideal bedengan 40
cm. Pada musim hujan tinggi, bedengan bisa dinaikkan hingga 60 cm. Jarak ideal
antar bedeng adalah 60 cm. Bedengan sebaiknya dibuat sejajar dengan arah sinar
matahari, yaitu memanjang dari arah Timur ke Barat.
Pengapuran dapat dilakukan saat membuat bedengan. Kapur yang digunakan
sebaiknya kapur pertanian (dolomit). Pengapuran dilakukan dengan cara
menyebarkan di permukaan bedengan, kemudian bedengan dicangkul kembali
hingga kapur tercampur merata dengan media tanam. Dosis rata-rata kapur yang
diberikan di Pulau Jawa adalah 1,5 ton per hektar.
4.4.

Pemupukan Awal
Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit semangka ditanam di bedengan.
Hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhannya, tanaman semangka
membutuhkan unsur hara lengkap. Pupuk awal yang diberikan berupa pupuk
kandang dari kotoran ternak dan pupuk buatan atau pupuk kimia berupa NPK, atau
campuran antara Urea, ZA, SP36, dan KCl.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang sebaiknya dilakukan dua minggu
sebelum penanaman. Pupuk yang digunakan bisa berupa kotoran sapi, kerbau,
kambing, ataupun kotoran ayam. Perlu diperhatikan bahwa kotoran ternak yang
digunakan adalah yang sudah matang atau sudah jadi pupuk. Pupuk kandang yang
sudah jadi tidak berbau dan suhunya sekitar 30 oC. Sebaliknya, pupuk kandang yang
belum jadi masih memiliki bau yang menyengat dan bersuhu tinggi. Pemakaian
pupuk kandang mentah dapat merusak akar tanaman, bahkan dapat membuat bibit
tanaman mati.
Budidaya semangka intensif menggunakan ajir memerlukan pupuk kandang
sebanyak 1,5 kg per tanaman. Teknik pemberian pupuk yang ideal untuk penanaman
dengan sistem mulsa adalah dengan menebarkan pupuk di lahan bedengan secara
merata, kemudian tanah bedengan diaduk menggunakan cangkul sampai pupuk
tercampur merata. Takaran pupuk mengikuti pola dan jarak tanam yang digunakan.
Bila pola penanaman berjajar dua baris dalam satu bedeng dengan jarak dalam baris
90 cm, tiap jarak 90 cm ditebarkan 3 kg pupuk kandang.
Pupuk kimia yang digunakan untuk pemupukan awal tanaman semangka
adalah Urea, ZA, SP36, KCl, dan Borat. Selain itu, bisa juga ditambahkan pestisida
seperti Furadan atau Indofuran. Budidaya semangka secara intensif membutuhkan
pupuk Urea 14 gram, ZA 36 gram, SP36 26 gram, KCl 22 gram, Borat 1 gram, dan
Furadan atau Indofuran sebanyak 5 gram per tanaman.
Pemberian pupuk kimia pada budidaya tanaman semangka dengan
menggunakan mulsa dilakukan tepat sebelum pemasangan mulsa. Waktunya satu

minggu setelah pemberian pupuk kandang atau satu minggu sebelum penanaman.
Pemberian pupuk kimia dilakukan dengan cara ditaburkan di atas permukaan
bedengan dengan dosis 200 gram campuran pupuk per 90 cm panjang bedengan.
Setelah pupuk ditaburkan, bedengan dicangkul hingga pupuk tercampur rata dengan
tanah. Kemudian bedengan disiram dan dipasangi mulsa plastik.
4.5.

Pemasangan Mulsa
Mulsa yang biasa digunakan dalam penanaman semangka adalah mulsa
jerami atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna perak yang terdapat pada
permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar untraviolet ke permukaan bawah
daun, yang biasanya ditempati oleh berbagai hama, seperti aphid, thrips, tungau, ulat,
dan pathogen berupa cendawan.
Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari
sedang bersinar terik, tujuannya agar mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang
secara maksimal.
V.

PEMBIBITAN

5.1.

Mempersiapkan Media Tanam


Pembibitan dapat dilakukan di dalam polybag ataupun plastik bening dengan
diameter 4-5 cm. Media tanam dapat berupa campuran tanah gembur atau humus dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Untuk melengkapi unsur hara, NPK
sebanyak satu sendok makan dapat ditambahkan ke dalam 20 kg campuran media
tanam. Sebelum media dipergunakan, sebaiknya diayak dulu untuk menghilangkan
kotoran.
Serangan hama dan penyakit pada bibit semangka bisa dicegah dengan
pemberian pestisida di media tanam sesuai dosis pada kemasan. Cara lain melalui
sterilisasi media tanam dengan cara disangrai. Setelah siap, masukan media tanam ke
dalam polybag sampai 2/3 bagian.
5.2.

Pembenihan
Biji semangka mempunyai kulit yang keras sehingga sulit berkecambah.
Untuk merangsang pertumbuhannya, biji semangka harus "dibangunkan" dari masa
dormansinya. Caranya dengan merendam bji semangka ke dalam air hangat bersuhu
sekitar 40oC sejak pagi hingga sore hari. Setelah direndam, biji ditiriskan dan
dibungkus menggunakan kain basah selama semalam. Keesokan paginya biasanya
kulit semangka sudah retak dan biji mudah berkecambah. Perendaman juga bagian
dari sortasi, biji yang mengambang berarti biji yang jelek.
5.3.

Penanaman Benih
Sebelum benih semangka dimasukkan ke dalam polybag, terlebih dahulu
dibuat lubang tanam menggunakan kayu atau bambu bulat dengan diameter dan
kedalaman sekitar 0,5 cm. Setelah itu, benih semangka ditanam lalu ditutupi dengan
pupuk kandang halus.
Untuk menghindari hama dan penyakit, serta untuk mempertahankan
kelembaban, bedengan pembibitan ditutup rapat menggunakan plastik bening yang
diberi rangka bambu berbentuk setengah lingkaran. Ukuran bedengan untuk 16.00017.000 benih semangka memiliki panjang 23-24 meter, lebar 110-125 meter, dan
tinggi sekitar 75 cm. Pada hari ketiga biasanya lembaga biji sudah keluar, kemudian
diikuti dengan tumbuhnya daun beserta sulur. Lahan seluas 1 ha membutuhkan benih
semangka sebanyak 650 gram yang akan menghasilkan sekitar 9000 tanaman.

5.4.

Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan dilakukan antara lain dengan penyiraman setiap kali terlihat
kering. Setelah tumbuh dua helai daun, tudungan plastik dibuka sebelum pukul 9
pagi dan sesudah pukul 5 sore agar tanaman terkena sinar matahari langsung. Sejak
hari ke-15, tudungan dilepas agar tanaman mudah beradaptasi terhadap sinar
matahari. Bibit siap dipindahkan apabila sudah berumur 20 hari atau sudah
mengeluarkan empat helai daun.
VI.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN

6.1.

Penanaman
Lahan penanaman atau bedengan yang akan ditanami sebaiknya diairi
terlebih dahulu satu hari sebelumnya. Caranya dengan merendam bedengan dengan
air pada areal lahan sawah. Perendaman lahan tegalan dilakukan dengan cara
menyiram bedengan menggunakan selang di setiap lubang tanam. Hal ini biasanya
dilakukan pada musim kemarau, untuk mencegah kekeringan.
Penanaman bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik,
dilakukan dengan cara menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada
mulsa sebatas leher akar. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka
tidak menempel di mulsa plastik, karena dapat terbakar dan gosong, bahkan bibit
semangka dapat mati.
6.2.
6.2.1.

Pemeliharaan
Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut bibit semangka yang tumbuh
tidak sempurna atau mati pada umur kurang dari 1 bulan beserta media tanam
disekitarnya. Setelah itu disulam dengan bibit semangka yang sehat. Proses
penyulaman sama dengan proses penanaman bibit pada awal penanaman.
6.2.2.

Pemasangan Ajir (Turus)


Pemasangan ajir bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,
mengefisienkan lahan tanam, dan memudahkan perawatan. Ajir yang dibuat
sebaiknya dari bambu jenis betung. Ajir dibuat dengan cara membelah batang bambu
menjadi empat bagian dengan panjang sekitar dua meter. Salah satu ujung ajir
kemudian diruncingkan, agar mudah ditancapkan. Setelah jadi, ajir ditancapkan di
bedengan dekat batang semangka dengan kedalaman sekitar 25 cm. Bagian atas ajir
kemudian disatukan hingga membentuk huruf X, lalu diikat menjadi satu, jaraknya
sekitar 25 cm dari ujung ajir. Ikatan ajir yang satu dengan yang lain dapat diperkuat
dengan cara dihubungkan menggunakan bambu panjang dan tipis. Jika dilihat dari
ujung bedengan, turus akan dilihat seperti huruf A. Untuk menyangga buah
semangka, antar ajir dapat dibuat para-para dengan ketinggian sekitar 10 cm dari
bedengan.
6.2.3.

Pemangkasan dan Pembentukan Cabang


Pemangkasan bertujuan untuk membentuk percabangan dan meningkatkan
kualitas buah. Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 10 hari dengan memotong
ujung ruasnya. Pemangkasan kedua pada umur 35 hari untuk memilih dua cabang
utama yang sehat dan akan menghasilkan buah.
Untuk mencegah penularan penyakit pada saat pemangkasan, terutama yang
disebabkan oleh cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas, cutter atau gunting

yang digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida dengan
dosis 2 ml per 1 liter air.
Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah setelah pukul 8
pagi hingga pukul 4 sore agar luka bekas pemangkasan cepat kering. Untuk
mencegah serangan jamur di luka bekas pemangkasan, tanaman disemprot
menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, atau Preficur N sesuai dosis
anjuran.
6.2.4.

Perempelan Bunga dan Penjarangan Buah


Bunga yang dapat menjadi buah adalah bunga yang muncul dari cabang ke
delapan, sehingga yang dipelihara adalah bunga yang ada di cabang ke delapan dan
seterusnya.
Setelah bunga menjadi buah, lakukan penyortiran terhadap buah yang
bentuknya tidak sempurna atau terserang hama penyakit. Dalam satu cabang
sebaiknya hanya disisakan satu buah. Seleksi terhadap buah dilakukan pada umur 4050 hari.
6.2.5.

Penyiraman
Penyiraman perlu dilakukan dengan rutin. Semangka yang ditanam di lahan
pesawahan biasanya dialiri air hingga bedengan terendam. Sementara itu, semangka
yang ditanam di lahan tegalan dapat disiram menggunakan ember atau selang.

6.2.6.

Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan untuk mendukung masa pembentukan bunga,
buah, dan masa pembesaran buah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk akar atau
pupuk daun yang banyak mengandung unsur hara mikro.
a.
Pupuk akar
Pemupukan susulan pertama pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan yang
kedua pada umur 45 HST. Pupuk yang diberikan berupa 2 kg NPK 15:15:15
dan 1 kg KNO3dalam 200 liter air.
b.

Pupuk daun
Pemupukan pada daun dimaksudkan untuk menyuplai unsur hara mikro yang
tidak dapat diserap akar. Pupuk daun yang dapat diberikan anatara lain
Gandasil, Growmore, dan Multimicro yang bisa ditambahkan ZPT atonik.
Bagian daun yang disemprot adalah seluruh permukaan daun. Untuk mengatasi
terhambatnya resapan pupuk akibat permukaan daun semangka dapat
digunakan perekat, seperti Citowett.

VII.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

7.1.

Hama

a.

Kutu Putih
Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan
dan tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih
menyerang tanaman semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang
manis dapat mendatangkan semut. Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi
keriting dan merana. Bunga dan buah dapat menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi

penyebar penyakit embun jelaga. Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan
juga pemberantasan semut yang menjadi alat penyebarannya. Pemberantasan
dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.
b.

Thrips (Thrips parvispinus)


Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak keperakan pada daun
semangka. Daun yang terserang menjadi keriting karena cairannya diisap. Thrips
dapat menjadi vektor berbagai virus, seperti TMV dan PMV. Perkembangbiakan
Thrips secara aseksual (tak kawin) sehingga penyebarannya sangat cepat.
c.

Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp))
Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa
tulang daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat
fotosintesis terhambat.
Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau
dengan cara kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga
sanitasi kebun dan menggunakan perangkap ulat.
d.

Kutu Daun (Myzus percicae)


Kutu daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan
daun, menyebabkan daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang
terserang menjadi kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga,
virus dan mendatangkan semut. Pengendalian dilakukan dengan cara
menyemprotkan insektisida berbahan aktif imidalkloprid, fipronil, dan protiofos
secara bergantian.
e.

Semut dan Belalang


Semut dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di
persemaian. Kedua jenis hama ini memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat
ditanam kembali atau hingga bibit mati. Serangan semut dan belalang bisa
ditanggulangi dengan menggunakan insektisida racun kontak atau perut atau dengan
menyebarkan insektisida berbahan aktif karbofuran seperti Furadan 3G, Petrofur, dan
Curater di media persemaian.
7.2.

Penyakit

a.

Layu Fusarium
Cendawan Fusarium menyukai daerah lembab dan sering menyerang saat
musim hujan. Penyakit ini menyerang mulai daerah dengan ketinggian sedang hingga
tinggi. Tanaman semangka yang terserang akan layu, mengering, kemudian mati.
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pemakaian
surfaktan (perata dan perekat) pada musim hujan sangat dianjurkan. Tanaman yang
terserang sebaiknya disingkirkan dan dimusnahkan agar penyakit tidak menular.
Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang dapat dilakukan untuk memutus
siklus hidup cendawan ini.
b.

Layu Bakteri
Layu bakteri pada tanaman semangka disebabkan oleh bakteri Pseudomonas.
Bagian tanaman yang terserang layu bakteri ketika dipotong dan dimasukkan ke
dalam air bersih akan mengeluarkan cairan berwarna putih. Serangan layu bakteri
biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang kondisinya lembab dan panas.
Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui air, angin, dan peralatan yang digunakan.
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida Agrept 20 WP atau

Agrimycin. Lahan yang terserang penyakit ini sebaiknya ditaburi kapur pertanian dan
selama dua tahun tidak ditanami tanaman yang bisa menjadi inang Pseudomonas.
c.

Busuk Daun (Phytophthora infestans)


Penyakit ini dikenal juga dengan nama cacar, terlihat dari munculnya noda
hitam di daun dan buah. Bagian yang terserang menjadi kering, keras, dan busuk.
Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kelembaban kebun, melakukan
pemangkasan secara teratur, dan menjaga sanitasi kebun. Busuk daun dapat
diberantas menggunakan Bubur Bordeaux 1-3%, Akofol 50 WP, Preficur N, Prufit
PR 10/56 WP, Ridomil, Dhitane, dan Antracol.
d.

Busuk Buah (Colectroticum sp.)


Serangan cendawan ini ditandai dengan munculnya bercak coklat yang
semakin melebar di buah semangka. Pada serangan yang parah, buah akan menjadi
kering, busuk dan keriput. Penyakit ini biasanya menyerang buah semangka muda,
sehingga mengurangi hasil panen hingga 75%.
Serangan penyakit busuk buah dapat diatasi dengan mengatur jarak tanam
agar tidak terlalu rapat, melakukan pemangkasan secara teratur dan melakukan
penyemprotan fungisida sistemis atau fungisida kontak yang berbahan aktif
karbendazim fenorimol secara teratur.
e.

Busuk Leher (Phytium ultimum)


Biasanya menyerang bibit, tapi kadang-kadang juga menyerang tanaman
dewasa. Gejala yang terlihat adalah munculnya bercak warna hitam yang basah di
pangkal batang, lama-kelamaan tanaman yang terserang akan roboh.
Serangan busuk leher dapat dicegah dengan menjaga kelembaban lahan dan
memberikan fungisida pada benih.
f.

Virus (Cucumber Mozaik Virus)


Daun yang terserang virus ini akan keriting, berkerut dan tampak bercak
kuning. Tanaman yang terserang menjadi tidak normal pertumbuhannya. Buah pun
menjadi abnormal atau kerdil. Penyakit akibat virus tidak dapat disembuhkan. Cara
menanggulanginya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang. Cara
mencegahnya dengan menjaga kebersihan lahan.
g.

Kudis (Cladosporium cucumerinum)


Serangan dapat menimbulkan bercak hijau kecoklatan pada buah, kemudian
akan muncul lekukan. Sepintas serangan terlihat seperti kudis pada manusia. Dari
bercak akan keluar cairan seperti getah karet. Selain menyerang buah, kudis juga
menyerang daun. Pada daun yang terserang akan muncul bercak berwarna kuning.
Pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari gulma, menanam
varietas yang tahan terhadap penyakit, dan melakukan rotasi tanaman. Untuk
menghambat serangan kudis digunakan fungisida Manzate atau Ridomil MZ.
h.

Busuk Batang (Botryodiploida theobromae)


Busuk batang menyerang cabang dan tangkai tanaman. Bagian yang
terserang menjadi berwarna coklat. Setelah itu cendawan akan membentuk miselium
di kulit buah. Bagian tanaman yang terluka sangat rentan terhadap penyakit busuk
batang. Membersihkan lahan dari sampah dan gulma dapat dilakukan untuk
mencegah perkembangan penyakit ini. Fungisida yang dianjurkan untuk
menanggulangi penyakit ini adalah Delsene MX 200 atau Derosal 500 SC.
i.

Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)

Serangan embun tepung menghebat pada musim kemarau, sedangkan pada


suhu rendah cendawan membentuk konidium. Gejala serangan penyakit ini ditandai
dengan munculnya bercak berwarna putih berbentuk bulat di permukaan bawah
daun. Semakin lama bercak semakin melebar hingga seluruh daun tertutupi tepung
berwarna putih. Setelah itu daun menjadi berwarna coklat dan keriput. Tanaman yang
terserang lama-kelamaan akan mati. Tanaman yang terserang penyakit ini harus
dicabut dan dimusnahkan. Pengendalian penyakit ini dapat menggunakan pestisida
Afugan 300 EC atau Calixin 750 EC.
j.

Antraknosa (Colletotrichum lagenarium)


Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak bulat berwarna
kecoklatan pada daun. Bercak semakin lama semakin membesar, menyatu, dan
muncul bercak kehitaman dengan bagian tengah berwarna putih dan spora yang
berwarna kemerahan. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan sanitasi lahan dan
pengaturan jarak tanam menjadi agak renggang. Serangan Antraknosa bisa
dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Dithane M-45 atau Derosal 60 WP.

VIII.

PANEN DAN PASCA PANEN

Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau varietasnya dan
pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin lambat waktu
panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100 HST.
Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan dengan cara :
1. Memukul-mukul buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap
panen akan mengeluarkan bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda.
2. Melihat kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna
terang dan sudah tidak dilapisi lilin.
3. Melihat batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya
berwarna coklat kekuningan. Tangkai muda berwarna hijau dan berbulu halus.
Cara memanen buah semangka yang baik adalah dengan memotong batang
buah tepat di pangkal batang yang berbatasan dengan cabang. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik embun hilang dan pada saat tidak hujan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya cendawan penyebab penyakit yang
akan merusak buah semangka pada saat diangkut atau disimpan.

Semangka merupakan tanaman menjalar yang memerlukan lebih banyak ruang daripada sayuran lainnya,
semangka dibudidayakan dengan cara yang sama seperti mentimun. Untuk pengusahaan komersil,
penanaman dalam bedengan sangat dianjurkan, karena tanamannya terutama buahnya tidak tahan terhadap
genangan air. Manisnya buah tergantung dari jumlah hari cerah selama perkembangan buah dan pada
kecukupan pupuk kalium, terutama sulfat kalium.
Budidaya semangka akan lebih baik jika :
1. Ditanam dalam kantong plastik berlubang-lubang atau kantong yang dapat terurai secara hayati
(biodegradable) (yang dapat ditanam seluruhnya) dengan ukuran 12x10 cm. Ini untuk mencegah kehilangan

benih oleh burung, tikus, atau hama lain dan memudahkan penyulaman tanaman-tanaman yang mati setelah
penanaman.
2. Pemberian mulsa yang menutupi bagian atas bedengan juga bermanfaat dan mencegah padatnya
permukaan tanah pada hari-hari yang panas. Untuk menghindari terbakarnya daun tanaman sebaiknya disiram
pada sore hari atau dini hari. (suatu dasar perlakuan yang baik untuk semua sayuran)
3. Berikan pupuk dasar dengan 400 kg pupuk 12:12:17:2 + UM dan 200 kg urea yang diberikan dalam 6 dosis
yang sama sampai 6 minggu.
Perlindungan Tanaman
Semangka
lebih
rentan
terhadap hama dan
penyakit
daripada
anggota-anggota
genus Cucurbita. Penyakit yang lazim adalah antraknosa (Colletotrichum legenarium), yang mungkin paling
berat dan menyerang daun dan buah. Suatu infeksi dini, tak pelak menyebabkan penurunan besar dalam hasil.
Penyakit lain yang lazim adalah Cercospora citrullina (bercak daun) dan busuk batang berlendir (Didymella
bryoniae), yang menyerang batang dan menyebabkannya terbelah membuka, kadang-kadang membunuh
tanamannya. Semuanya dapat dikendalikan dengan Dithane M-45, Benlate, Daconil, dan lain-lain. Jika
menggunakan pestisida sistemik, seperti Benlate, adalah bijaksana untuk menyelanginya dengan fungisida
bersprektrum lebar agar supaya mengurangi resiko terjadinya kekebalan jamur terhadap fungisida sistemik
tersebut.
Kerugian besar hingga 80% dapat terjadi apabila buah-buahan tergenang air selama 24 jam. Jamur
penyebabnya adalah Corticium rolfsii, tetapi dapat diatasi dengan cara sederhana tapi bijaksana, yaitu dengan
mengangkat buah di atas kerangka tongkat kaki tiga. Hal ini juga akan memperbaiki bentuk dan kualitas buah
dan meniadakan kerusakan oleh serangga tanah, siput dan lain-lain.
Perlindungan terhadap lalat buah sebagai hama utama adalah hal yang mutlak dilakukan. Tidak adanya
tindakan dapat mengakibatkan kerugian besar jika mereka diserang pada stadia muda dan cacat bentuk yang
berat jika mereka ditusuk ketika lebih tua. Dimecron ternyata lebih baik tetapi banyak insektisida sistemik lain
mungkin akan lebih efektif. Sekali buah telah tumbuh selama dua atau tiga minggu, kulit luarnya akan menebal
dan buah tidak mudah mengalami kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai