2)
DISUSUN OLEH :
Nur Izzati Nabilah Binti Suriali
C 111 11 858
PEMBIMBING
dr. Balgis
SUPERVISOR
Dr. Hawaidah Sp.KJ (K)
BAGIAN ILMU PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
Definisi
suatu
tindakan mencuri
kompulsif barang tidak berharga
dan tidak dibutuhkan
kecenderungan yang tidak bisa
ditahan untuk mencuri, bukan
disebabkan karena kemiskinan
tetapi karena kelemahan jiwa
Epidemiologi
rasio
laki-laki-perempuan adalah
1:3.
Prevalensi kleptomania
diperkirakan sekitar 0,6 persen,
dimana 3,8-24 persen ditangkap
karena mencuri di toko
DSMIV menyebutkan bahwa
kleptomania muncul kurang dari
5% dari kasus pencurian toko
yang teridentifikasi
Etiologi
pada
Etiologi
Faktor
Psikososial
Etiologi
Faktor
Biologis
Etiologi
Faktor
Gambaran Klinis
onset
Gambaran Klinis
merasa
Diagnosis
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,
edisi keempat, teks revisi (DSM-IV-TR)
1. Kegagalan berulang dalam menahan impuls untuk
mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk
keperluan pribadi atau untuk nilai ekonominya.
2. Meningkatnya perasaan ketegangan segera sebelum
melakukan pencurian.
3. Rasa senang, puas, atau redanya rasa ketegangan
pada saat bersamaan melakukan pencurian.
4. Mencuri tidak dilakukan untuk mengekspresikan
kemarahan atau balas dendam, dan bukan sebagai
respon suatu waham atau halusinasi.
5. Mencuri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
gangguan konduksi, episode manik, atau gangguan
kepribadian antisosial.
Diagnosis
Kriteria untuk mendiagnosa kleptomania (curi
patologis) berdasarkan PPDGJ-III
1.
2.
3.
4.
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
Penatalaksanaan
Psikofarmaka
Antidepressant
Selective Serotonin Reuptake inhibitors
(SSRIs)
Fluoxentine
Fluvotamine
Proxetine
Mood
stabilizers
Naltrexone
Psikoterapi
Prognosis
Prgonosis
dengan pengobatan
bisa baik, tapi sedikit pasien yang
datang secara sadar untuk
mencari pertolongan.
SUPERVISOR
Dr. Hawaidah Sp.KJ (K)
BAGIAN ILMU PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
No RM : 142956
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jenoponto
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Balang Loe Arungkeke
Jeneponto
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama : Gelisah
Riwayat Gangguan Sekarang:
Keluhan dan Gejala:
Dialami memberat sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Pasien lari dan sembunyi di tengah sawah apabila melihat mobil
bergerak. Pasien mengamuk apabila dihalang oleh keluarganya.
Pasien tidak dapat tidur dan berjalan bolak balik sepanjang malam.
Perubahan perilaku dialami sejak 1 tahun yang lalu. Awal
perubahan perilaku pasien gelisah, pasien mondar-mandir di dalam
rumah, bicara sendiri dan mengamuk apabila keinginannya tidak
terpenuhi. Pasien merasa yakin ada yang ingin mengambil dan
ingin membunuhnya apabila melihat mobil bergerak dan
menyembunyikan dirinya. Pasien juga kadang tampak murung.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pasien tinggal bersama
isteri dan 4 orang anaknya. Pasien rajin beribadah di rumah dan di
masjid. Sebelum perubahan tingkah laku pasien, pasien bekerja
sebagai petani. Sejak parubahan perilaku pasien, pasien sudah
tidak lagi bekerja sebagai petani.
6. Riwayat Keluarga
Pasien anak kelima dari sepuluh bersaudara ( , , , ,
, , , , , ). Jarak usia pasien dengan saudarasaudaranya tidak berbeda jauh. Kesemua saudara pasien
sudah menikah dan tinggal di Jeneponto. Pasien dan
adiknya tinggal dengan orangtua dan membantu bekerja
di sawah. Kedua orang tua masih hidup, ayah pasien
seorang yang pendiam, ibu pasien seorang yang sabar
dan telaten mengurus rumahtangga, dan keduanya masih
aktif bekerja sebagai petani. Tidak ada anggota keluarga
atau kerabat yang diketahui menderita penyakit
gangguan jiwa.
B. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-),
Kernigs sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5
mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan
sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal,
tidak ditemukan refleks patologis.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek: Terbatas
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a) Halusinasi auditorik : mendengar suara perempuan bisik di
telinganya
b) Halusinasi visual : Bayangan orang kampong yang igin
mengambil dan menculik pasien saat lihat mobil bergerak.
2.
E. Proses Berpikir
3. Arus Pikiran
Produktivitas kurang, kontinuitas relevan, kadang ada
asosiasi longgar. Tidak ada hendaya bahasa.
4. Isi Pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran berupa :
Persecutory delusion : pasien yakin dirinya ingin
diambil dan diculik orang kampung
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial
: Terganggu
2. Uji Daya Nilai
: Terganggu
3. Penilaian Realitas
: Terganggu
4. Tilikan
: Pasien tidak merasa
dirinya sakit (Tilikan 1)
H. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
Pada
Aksis II
Dari informasi yang didapatkan, belum cukup
untuk memasukkan pasien ke salah satu ciri
keperibadian
Aksis III
Tidak ada diagnosa
Aksis IV
Tidak jelas
Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41 Gejala berat (serious),
disabilitas berat
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna,
tetapi karena terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter maka pasien memerlukan
psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realitas berupa halusinasi dan waham yang
menimbulkan gejala psikis sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial,
pekerjaan dan penggunaan waktu senggang
sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
PROGNOSIS
Dubia
RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi :
Risperidon 2 mg 2 x 1 tab
Clozapine 25mg 0-0-1
Psikoterapi
Suportif :
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada
pasien sehingga dapat membantu pasien dalam
memahami dan cara menghadapi penyakitnya,
manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek
samping yang mungkin timbul selama
pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau
minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang
terdekat pasien sehingga bisa menerima keadaan
pasien dan memberikan dukungan moral serta
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan dan keteraturan
pengobatan.
FOLLOW
UP
Memantau keadaan umum pasien
serta perkembangan penyakitnya,
selain itu menilai efektivitas dan
kemungkinan efek samping.
DISKUSI
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV edisi Text
Revision (DSM IV-TR) diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan Kriteria A yaitu
ditemukan dua atau lebih gejala karakteristik berupa waham, halusinasi, bicara
kacau, perilaku yang sangat kacau atau katatonik, serta gejala negatif, yang
masing-masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan.
Subtipe paranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria berikut : 1,3,4
Preokupasi terhadap satu atau lebih waham, atau halusinasi auditorik yang sering
Tidak ada hal berikut yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik,
atau afek datar atau tidak sesuai.
Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III),
skizofrenia paranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia, ditambah dengan : 3,4
1. Halusinasi atau waham harus menonjol, berupa suara-suara halusinasi yang
mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal, atau halusinasi penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual,
halusinasi visual mungkin ada namun jarang menonjol; dan waham dapat berupa
hampir setiap jenis tapi waham dikendalikan, dipengaruhi, passivity, atau kejar
adalah yang paling khas.
2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
1.
2.
3.
4.
TERIMA KASIH