Teori Komposit ITS
Teori Komposit ITS
Abstrak
Dalam tugas akhir ini, dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik bahan komposit berpenguat
serat bambu dan serat glass sebagai alternatif bahan baku industri. Adapun penelitian ini terbagi dalam
beberapa tahapan. Tahap pertama pembuatan spesimen komposit dengan masing-masing penguat dengan fraksi
volume 2.5%, 5%, 7.5%, 10%, 12.5% dan spesimen tanpa penguat atau fraksi volume 0% sebagai pembanding.
Bahan polimer yang digunakan yaitu poliester BQTN 157-EX Yukalac sebagai matriksnya. Pembuatan spesimen
dengan menggunakan metode hand lay-up. Tahap kedua yaitu pengujian bahan komposit. Pengujian yang
dilakukan yaitu uji tarik dan uji densitas bahan komposit. Uji tarik dilakukan menggunakan standar ASTM D
638M-84 M-1. Tahap ketiga yaitu hasil analisa data dan pembahasan.
Dari hasil peneletian diperoleh kesimpulan pengaruh fraksi volume serat terhadap karakteristik sampel
komposit tidak menunjukkan tren yang seharusnya, hal ini dikarenakan banyaknya void pada sampel komposit,
baik komposit berpenguat serat bambu maupun berpenguat serat gelas diperoleh nilai karakteristik yang
mendekati ideal pada masing-masing fraksi volume 2,5%, komposit polimer berpenguat serat bambu pada fraksi
volume 2,5% memiliki karakteristik paling mendekati ideal yakni memiliki kekuatan tarik sebesar 38,57 MPa,
modulus elastisitas sebesar 1326,92 MPa dan densitas sebesar 1,203 gram/ml dan material komposit polimer
berpenguat serat bambu pada fraksi volume penguat 2,5% dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku
industri yaitu menggantikan bahan baja rolan untuk ketel sesuai standar JIS G3103.
Kata kunci: Karakterisasi, Komposit, Penguat, Bambu, Gelas, Alternatif, Industri
1.Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan teknologi bahan
semakin pesat. Pemenuhan kebutuhan akan bahan
dengan karakteristik tertentu juga menjadi faktor
pendorongnya. Berbagai macam bahan telah digunakan
dan juga penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk
mendapatkan bahan yang tepat guna, salah satunya
bahan komposit polimer. Kemampuannya yang mudah
dibentuk sesuai kebutuhan, baik dalam segi kekuatan
maupun keunggulan sifat-sifat yang lain, mendorong
penggunaan bahan komposit polimer sebagai bahan
alternatif atau bahan pengganti material logam
konvensional pada berbagai produk yang dihasilkan
oleh industri khususnya industri manufaktur.
Material komposit yaitu material yang tersusun
dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsurunsur utama yang secara makro berbeda di dalam
bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya
tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984). Kelebihan
material komposit dibandingkan dengan logam adalah
ketahanan terhadap korosi atau pengaruh lingkungan
bebas dan untuk jenis komposit tertentu memiliki
kekuatan dan kekakuan yang lebih baik. Oleh karena itu
penelitian yang berkelanjutan berbanding lurus dengan
perkembangan teknologi bahan tersebut khususnya
komposit. Perkembangan komposit tidak hanya dari
komposit sintetis tetapi juga komposit natural yang
terbarukan
sehingga
mengurangi
pencemaran
lingkungan hidup. Penelitian mengenai material
komposit maupun komponen yang terbuat dari material
...(2.2)
..(2.3)
Gambar2.1 Komposit partikel
Jika selama pembuatan komposit diketahui berat
penguat dan berat matrik, serta densitas penguat dan
densitas matrik, maka fraksi volume dan fraksi penguat B. Komposit serat (fibrous composites)
Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari
dapat dihitung dengan persamaan:
serat dan matriks. Fungsi utama dari serat adalah
sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga
tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung
dari serat yang digunakan, karena tegangan yang
.(2.4)
dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh matrik
akan diteruskan kepada serat, sehingga serat akan
dengan : W f = fraksi berat penguat
menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena
w f = berat penguat (gr)
itu serat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus
w c = berat komposit (gr)
-3
elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun
f = densitas penguat (gr.cm )
-3
komposit. Pemilihan serat atau penguat penyusun pada
c = densitas komposit (gr.cm )
komposit juga harus mempertimbangkan beberapa hal
v f = fraksi volume penguat
salah satunya harga. Hal ini penting karena sebagai
v m = fraksi volume matrik
pertimbangan bila akan digunakan pada skala produksi
V f = volume penguat (cm3)
besar.
V m = volume matrik (cm3)
Jenis komposit serat terbagi menjadi 4 macam
Berdasarkan bentuk penguatnya, secara garis
besar komposit diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu
Continous fiber composite (komposit diperkuat
(Jones, 1975), yaitu: komposit partikel, komposit serat
dengan serat kontinue),
dan komposit lapis.
Woven
fiber composite (komposit diperkuat
A. Komposit partikel (particulate composites)
dengan
serat
anyaman),
Merupakan komposit yang menggunakan partikel
Chopped fiber composite (komposit diperkuat
serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara
serat pendek/acak),
merata dalam matriknya. Komposit partikel banyak
Hybrid composite (komposit diperkuat serat
dibuat untuk bahan baku industry. Proses produksi yang
kontinyu dan serat acak).
mudah juga menjadi salah satu pertimbangan bila
komposit akan diproduksi massal. Kelayakan bahan
komposit partikel yang telah dibuat dapat diketahui
dengan melakukan pendekatan uji validitas. Adapun
pendekatan yang dimaksud yaitu dengan mengetahui
modulus elastisitas komposit dalam rentang batas atas
(upper bound) dan batas bawah (lower bound). Berikut
ini persamaan matematis yang digunakan :
Upper bound
(a)
(b)
(c)
=
EmVm
Ec
E f V f .......................................(2.5)
Lower bound
Ec
=
(E m E f
)/(V m E f
V f E m )........................(2.6)
(d)
+ Gambar2.2 Jenis komposit serat (a) Continous fiber
composite , (b) Woven fiber composite, (c)
Chopped fiber composite, (d) Hybrid
composite.
+ C. Komposit lapis (laminates composites)
Jenis komposit ini terdiri dari dua lapis atau lebih
yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya
memiliki karakteristik sifat sendiri. Contoh komposit
ini yaitu bimetal, pelapisan logam, kaca yang dilapisi,
dan komposit lapis serat.
2.2.2 Katalis
Metyl Etyl Keton Peroksida (MEKPO) yaitu bahan
kimia yang dikenal dengan sebutan katalis. Katalis ini
termasuk senyawa polimer dengan bentuk cair,
berwarna bening. Fungsi dari katalis adalah
mempercepat proses pengeringan (curring) pada bahan
matriks suatu komposit. Semakin banyak katalis yang
dicampurkan pada cairan matriks akan mempercepat
proses laju pengeringan, tetapi akibat mencampurkan
katalis terlalu banyak adalah membuat komposit
menjadi getas. Penggunaan katalis sebaiknya diatur
berdasarkan kebutuhannya.
2.3 Bambu
Bambu merupakan tanaman yang mudah
ditemukan di daerah tropis terutama bambu yang
memiliki genus Bambusa. Hal ini didasarkan pada
survei statistik oleh ilmuwan yang bernama Ucimura
(1980) yang menyatakan 80% bambu dunia berada di
kawasan di Asia Selatan dan Asia Tenggara dan jenis
bambu dari genus Bambusa adalah yang paling banyak
dan mudah ditemukan di daerah tropis. Tanaman
bambu sebagai salah satu tanaman yang jumlahnya
melimpah di Indonesia, merupakan salah satu tanaman
yang seratnya dapat digunakan sebagai bahan dasar
material komposit. Bambu yang memiliki bentuk
batang yang terdiri dari serat-serat panjang dan beruasruas memungkinkan bambu untuk dapat berdiri tegak.
19.11
0.69
Kering tanur
16.42
0.58
Penelitian
mengenai
komposit
yang
mengabungkan antara matrik dan penguat yang berupa
serat harus memperhatikan beberapa faktor. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi performa fibermatrik composites antara lain:
a. Faktor Serat
c.
d.
Gambar 2.6 Pembuatan komposit dengan metode hand
lay-up
3.Metodologi Penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini dapat dijelaskan b. Alat
Beberapa peralatan yang digunakan pada
secara sederhana oleh diagram proses alur penelitian
penelitian ini sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
a. Timbangan digital merek Mettler Toledo tipe
PB 3002.
b. Gelas Ukur
c. Gelas dan sendok pengaduk
d. Alat bantu lain
Alat Bantu lain yang digunakan, meliputi
cutter,gunting, kuas, pisau, spidol, kit mobil,
penggaris, gergaji, kaca, malam atau lilin
mainan, pipet tetes, kuas, palu dll.
e. Cetakan Spesimen
Cetakan spesimen terbuat dari kaca sebagai
alas dan malam atau lilin mainan sebagai
pembentuk rongga yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga spesimen hasil cetakannya nanti
memenuhi standart ASTM D 638M 84 M-1
Test Method For Tensile Properties of
Plastics.
Untuk L o dalam penelitian ini dibuat lebih dari
ukuran yang terdapat pada standar karena
untuk bagian tepi saat dilakukan uji tarik
digunakan sebagai pegangan di holder mesin
Gambar 3.1 Diagram alir proses penelitian
sehingga ukuran untuk L o = 200 mm.
R
3.1 Persiapan Bahan dan Alat
Sebelum
pembuatan
komposit
dilakukan
persiapan beberapa hal. Seperti persiapan bahan dan
W
W
alat yang digunakan. Adapun dalam penelitian ini
bahan dan alat yang perlu disiapkan antara lain :
a. Bahan
G
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
L
a. Serat gelas
Serat gelas yang digunakan berjenis E-Glass
dengan bentuk chopped strand mat (CSM).
D
Bentuk CSM dibuat dengan cara memotong
serat gelas yang masih berbentuk roving atau
serat panjang menggunakan gunting hingga
L
ukuran panjang serat menjadi kurang lebih
1,5cm.
b. Serat bambu
Gambar 3.2 Spesifikasi cetakan ASTM D
Serat bambu yang digunakan dibuat dari
638M-84
bambu apus (Gigantochloa apus Kurz).
Tabel
3.1
Ukuran
cetakan
ASTM
D 638 M-84 M-I
Langkah-langkah untuk mendapatkan serat ini
,T=4mm
antara lain memotong bambu apus dengan
...(3.1)
Prediksi
(MPa)
60
Hasil
50
40
30
(a)
(b)
Gambar 4.1 Komposit yang sudah di uji tarik (a).
komposit berpenguat serat bambu dan
(b). komposit berpenguat serat gelas.
Tabel 4.1 Data hasil karakteristik untuk penguat serat
bambu.
20
10
0
0
2.5
Grafik 4.1
(MPa)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0
2.5
Modulus Elastisitas
1000
500
0
0 2.5 5 7.5 10 12.5 Fraksi Volume (%)
Grafik 4.3
Modulus
1000
800
600
400
200
0
0 2.5 5 7.5 10 12.5 Fraksi Volume (%)
Grafik 4.4 Modulus elastisitas komposit polimerberpenguat serat gelas.
Hasil Pengukuran
Teori
(gr/ml)
Hasil Pengukuran
1.4
1.35
1.3
1.25
1.2
1.15
1.1
0
2.5
(gram/m
1.35
l)
1.3
1.25
1.2
1.15
1.1
1.05