Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Definisi
Infeksi yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti.
Epidemiologi
Filariasis tersebar luas di daerah yang beriklim di seluruh dunia. Banyak di pedesaan, tapi
bisa juga diperkotaan. Banyak menyerang usia dewasa muda, sosial-ekonomi rendah, dan
pria.
Etiologi
Filariasis disebabkan salah satunya oleh nematoda jaringanWuchereria bancrofti, dari
filum nematoda dan kelas phasmidia.
Parasitologi
Ukuran dan bentuk cacing dewasa (makrofilaria) betina adalah 65 100 mm x
0,25 mm dengan bentuk halus seperti benang, dan berwarna putih susu. Sementara
makrofilaria jantan berukuran 40 mm x 0,1 mm dengan bentuk ekor melingkar. Cacing
betina dewasa menghasilkan 50.000 mikrofilaria setiap harinya. Mikrofilaria adalah larva
imatur yang ditemukan di darah/kulit dan mencapi tingkat infektif di dalam tubuh
nyamuk. Mikrofilaria memili ciri-ciri sebagai berikut : ukuran 250 300 mikron x 7 8
mikron; ruang kepala panjang sama dengan lebar; badan mempunyai inti teratur; ujung
ekor kosong; lekuk badan halus; dan memiliki sarung pucat.
Larva stadium I memiliki panjang 135 375 mikron, bentuk seperti sosis, ekor
panjang dan lancip, dan masa perkembangan - 5 hari. Larva stadium II memiliki
panjang 310 1370 mikron, bentuk lebih panjang dari stadium I dan gemuk, ekor
panjang dan lancip, dan masa perkembangan 6 - 9 hari. Sementara larva stadium III
memiliki panjang 1300 2000 mikron, bentuk langsing, ekor
mempunyai 3 papil
Periodik nokturna
Subperiodik diurna
Subperiodik nokturna
Hospes
Hospes definitif parasit ini adalah manusia sementara hospes perantara/vektor adalah
nyamukAnopheles yang menggigit pada malam hari dan banyak terdapat di pedesaan,
Culex yang menggigit pada malam hari dan banyak di perkotaan, serta Aedes yang
menggigit pada siang hari dan banyak terdapat di pedesaan.
Siklus Hidup
Gejala Klinis
Gejala klinis disebabkan oleh mikrofilaria dan cacing dewasa baik yang hidup maupun
yang mati. Dibagi dalam beberapa stadium yaitu :
1. Stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis
Ditandai dengan demam tinggi, menggigil, lesu, sakit kepala, dan muntah.
Limfangitis dan limfadenitis lebih sering pada ekstremitas bawah, dapat
mengenai alat kelamin dan payudara. Berlangsung 3 15 hari dan bisa terjadi
selama beberapa kali / tahun. Limfangitis dapat meluas ke daerah distal dari
kelenjar yang terkena tempat cacing ini tinggal. Pada pria dapat terjadi
funikulitis ditambah penebalan dan nyeri, epididimitis, orkitis, pembengkakan
skrotum, saluran sperma membengkak menyerupai tali serta nyeri pada saat
perabaan.
Terjadi selama beberapa bulan tahun, bervariasi dari ringan berat dan
diikuti dengan berkembangnya penyakit obstruksi kronis akibat penurunan
fungsi limfe. Gejalanya adalah hidrokel, limfedema, elefantiasis yang
mengenai seluruh lengan, testis, payudara, vulva. Kadang terjadi chyluria
yaitu urin berwarna putih susu trjadi akibat dilatasi pembuluh limfe pada
sistem ekskretori dan urin.
Tingkat 1 : edema pitting pada tungkai yang reversible bila tungkai diangkat.
Tingkat 4 : edema non-pitting dengan jaringan fibrosis & verukosa pada kulit
(elefantiasis).
Diagnosis
1. Diagnosis parasitologi dan imunologi
Ditemukan mikrofilaria dalam darah, cairan hidrokel, dan cairan chyluria.
Pemeriksaan menggunakan metode pewarnaan Giemsa atau Wright, dan sediaan
darah tebal/tipis. Pengambilan darah dilakukan pada malam hari setelah pukul
20.00. PCR dilakukan untuk mendeteksi DNA parasit. ELISA dan ICT untuk
deteksi antigen parasit yang bersirkulasi.
2. Diagnosis radiologik
USG Doppler di skrotum menggambarkan pergerakan aktif cacing (filaria dance
sign). Selain itu, dapat dilakukan limfoskintigrafi dengan menggunakan dextran
atau albumin yang ditandai dengan zat radioaktif, akan menunjukkan
abnormalitas sistem limfatik .
Diagnosis Banding
Infeksi bakteri
Tromboflebitis
Trauma
Sarkoidosis
Lepra
Pengobatan
1. Perawatan umum
Pasien diharuskan istirahat di tempat tidur dan pindah tempat ke daerah yang
lebih dingin. Berikan antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses. Lakukan
pengikatan pada daerah bendungan untuk mengurangi edema.
2. Pengobatan spesifik
Dalam mengobati infeksi, dapat digunakan Dietilcarbamazine (DEC) dengan
dosis 6 mg/kgBB/hari slm 12 hari, dapat diulang 1 6 bln kemudian atau
Ivermektin dosis tunggal 400 mg/kgBB atau Albendazol dosis tunggal 400 mg.
3. Pengobatan penyakit
Terapi bedah yang dapat dilakukan adalah limfangioplasti, prosedur jembatan
limfe, transposisi flap omentum, eksisi radikal dan graft kulit, anastomosis
pembuluh limfe tepi ke dalam, bedah mikrolimfatik. Untuk menangani chyluria
perlu terapi nutrisi rendah lemak, tinggi protein dan cairan, suplemen tambahan.
Pencegahan
Pencegahan individu berupa obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dan
penggunaan insektisida. Pencegahan massal yaitu berupa 2 regimen obat albendazol 400
mg & ivermectin 200 mg/kgBB, dosis tunggal, per tahun atau DEC dalam bentuk garam
0,2 0,4 % selama 9 12 bulan.
Edukasi yang perlu diberikan kepada masyarakatan adalah pada ekstremitas yang
terkena, cuci dengan sabun dan air sebanyak 2 kali sehari, menaikkan tungkai yang
terkena pada malam hari, ekstremitas digerakkan teratur untuk melancarkan aliran,
menjaga kebersihan kuku, memakai alas kaki, dan mengobati luka kecil dengan krim
antiseptik atau antibiotik.
Prognosis
Prognosis kasus dini dan sedang cukup baik. Namun untuk kasus lanjut dengan edema
tungkai, prognosis buruk.
Microfilaria of B. malayi
Gejala klinis filariasis terdiri dari gejala klinis akut dan kronis. Pada dasarnya
gejala klinis filariasis yang disebabkan oleh infeksi Wucheria bancrofti, Brugia malayi
dan Brugia timori adalah sama, tetapi gejala klinis akut tampak lebih jelas dan lebih berat
pada infeksi oleh Brugia malayi dan Brugia timori. Infeksi Wuchereria bancrofti dapat
menyebabkan kelainan pada saluran kemih dan alat kelamin, tetapi infeksi oleh Brugia
malayi dan Brugia timori tidak menimbulkan kelainan pada saluran kemih dan alat
kelamin (Depkes RI, 2009d)
ketiak. Parut lebih sering terjadi pada infeksi Brugia malayi dan Brugia timori
dibandingkan dengan infeksi Wuchereria brancofti, demikian juga dengan timbulnya
limfangitis dan limfadenitis. Sebaliknya, pada infeksi Wuchereria brancofti sering terjadi
peradangan buah pelir (orkitis), peradangan epididimis (epididimitis) dan peradangan
funikulus spermatikus (funikulitis) (Depkes RI, 2009d).
Diagnosis
Pemeriksaan fisik merupakan cara diagnosis paling cepat dan murah dan dapat
digunakan dalam pelaksanaan rapid survey (Soeyoko, 2002). Untuk konfirmasi diagnosis
dipastikan dengan pemeriksaan (Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI, 2008) :
a. Diagnosis Parasitologi
Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairan hidrokel atau cairan
kiluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal dan teknik konsentrasi Knott. Pada
pemeriksaan hispatologi, kadang-kadang potongan cacing dewasa dapat dijumpai di
saluran dan kelenjar limfe dari jaringan yang dicurigai tumor. Deteksi biologi molekuler
dapat digunakan untuk mendeteksi parasit melalui DNA parasit dengan menggunakan
reaksi rantai polymerase (Polymerase Chain Reaction/PCR).
b. Radiodiagnosis
Pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar getah
bening inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak.
Pemeriksaan ini hanya dapat digunakan untuk infeksi filaria oleh Wuchereria bancrofti.
Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai
dengan zat radioaktif menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik sekalipun pada
penderita yang asimptomatik mikrofilaremia.
c. Diagnosis Imunologi
Brugia timori
Hospes dan nama penyakit
Distribusi geografik
B.timori hanya terdapat di Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan
beberapa pulau kecil di Nusa Teanggara Timur.
Cacing betina berukuran 21-23 mm x 0,1 mm dan yang jantan 13-23 mm x 0,08
mm.
Daur hidup parasit ini cukup panjang, tetapi lebih pendek daripada W.bancrofti.
Masa pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari dan pada manusia
kurang lebih 3 bulan.
Didalam tubuh nyamuk parasit ini mengalami dua kali pergantian kulit,
berkembang dari larva stadium I menjadi larva stadium II dan III.
Stadium akut: ditandai dgn serangan demam dan peradangan saluran dan kelenjar
limfe, yang hilang timbul berulang kali.
Limfadenitis biasanya berlangsung 2-5 hari dan dapat sembuh tanpa pengobatan.
Kadang peradangan pada kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, mengenai saluran
limfe dan menimbulkan limfangitis retrograd, yang bersifat khas untuk filariasis.
Peradangan pada saluran limfe ini dpat terlihat sebgain garis merah yang menjalar
ke bawah dan peradangan ini dapat pula menjalar ke jar. Sekitar, menimbulkan
infiltrasi pd seluruh paha atas
Pd st. Ini tngkai bawah ikut membengkak & menimbulkan gejala limfodema