Anda di halaman 1dari 4

Andi Mochamad A.I.

M / 13108067

BAB IV
Analisis Data

Praktikum ini dilakukan dengan standar ASTM E 143. Perbandingan sifat-sifat mekanik
pada ST37 dari literature dan hasil praktikum :
Sifat Mekanik
Modulus Elastisitas Geser (G)
Koefisien Strain Hardening (n)
Konstanta kekuatan (K): Tresca
Koefisien kekuatan (K): Von Misses

Literatur
79,3 GPa
0,15-0,4
500-1200 MPa
500-1200 MPa

Praktikum
36,571 GPa
0,141
15739.83 MPa
13365.96 MPa

Dari table perbandingan nilai sifat-sifat yang kami peroleh saat praktikum dan dari
literature terlihat perbedaan yang cukup banyak dan besar. Tidak bada satupun nilai hasil
praktikum yang tepat sesuai dengan literature. Perbedaan ini dapat diakaibatkan oleh beberapa
kesalahan yang terjadi pada saat praktikum. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah :
1. Kesalahan Praktikan
Pada saat praktikum keadaan praktikan sangat berperan dalam keakuratan data yang
dihasilkan. Mereka bisa saja melakukan kesalahan dalam memasang specimen, menyalakan
alat uji, mengukur dimensi, dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena keadaan fisik prakikan,
keadaan lingkungan, dan prilaku praktikan yang sambil bercanda saat melakukan
praktikum. Ini dapat berpengaruh dalam pengolahan data yang dilakukan. Nilai-nilai yang
diperoleh memiliki kesalahan-kesalahan masing-masing lalu semuanya terangkai
membentuk error propagation.
2. Kesalahan alat uji
Mesin Tarno-Grocki yang digunakan dalam praktikum ini sudah tergolong tua. Alat ini
sudah berkurang ketelitiannya. Kesalahan alat uji sangat berpengaruh terutama dalam
pengambilan data untuk membuat grafik yang digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai
sifat mekanik specimen. Mesin ini juga sudah lama todak dilakukan kalibrasi sehingga nilai
yang diberikan alat ini tidak begitu tepat.
3. Kesalahan specimen
Kesalahan ini terlihat dengan letak patahannya yang berada di ujung specimen. Seharusnya
bila ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, letak patahan harus berada di tengahtengah specimen. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan specimen yang tidak homogen,
kesalahan dalam pemasangan specimen, dan yang paling utama adalah specimen yang
pejal. Bila specimen ini pejal maka pada specimen tersebut akan timbul buckling, ini dapat
membuat ukuran specimen berubah dan tegangan yang bekerja pada specimen tidak hanya
tegangan geser tetapi juga ada tegangan normal.

Andi Mochamad A.I.M / 13108067

Pada awal sebelum praktikum kami melakukan pengukuran dimensi dan kekerasan dari
specimen uji puntir serta member tanda garis dengan mengunakan tipe-ex. Dengan tanda ini
kami dapat melihat pergeseran specimen saat diberi beban puntir. Setelah 3,3 putaran akhirnya
specimen tersebut patah. Dari sinilah kami dapat menentukan tegangan geser maksimum dan
tegangan geser luluhnya. Kekuatan geser luluh yang kami dapat adalah 4688.222885 MPa
sedangkan kekuatan geser maksimumnya 8153.431105 MPa.
Untuk modulus elastisitas geser yang kami dapat memiliki perbedaan yang cukup jauh dari
literature, angkanya dapat dilihat pada tabel di atas. Angka tersebut berbeda 54 % lebih kecil dari
literature. Ini bisa disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang telah dibahas di awak analisis.
Untuk koefisien Strain hHardening berbeda 0,09 HRA dari batas minimal range nilai
koefisien ini. Untuk konstanta kekuatan (K) memiliki perbedaan yang sangat jauh dari literature.
Hal ini disebabkan karena kesalahan paralaks dan runtutan kesalahan di awal yang
mengakibatkan nilai sifat yang diperoleh terakhir sangat jauh berbeda.
Selain besaran mekanik, pada pengujian ini terjadi juga strain hardening. Ini dapat dilihat
dari nilai kekerasan Rockwell sebelum pengujian sebesar 37,67 HRA dan setelah pengujian nilai
kekerasannya 51,17 HRA. Ini disebabkan karena adanya deformasi plastis yang terjadi di
specimen.
Bentuk patahan dari specimen membentuk sudut hamper 900 dan ada serabut pada bidang
patahannya. Ini menunjukan bahwa specimen ini merupakan material ulet. Berbeda dengan
material getas yang akan membentuk sudut 450 jika diberikan beban puntir murni.

BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan

Ada beberapa standar yang digunakan dalam pengujian puntir :


1. ASTM A938-97 - Torsion Testing of Wire
2. ASTM E143-01 - Standard Test Method for Shear Modulus at Room Temperature
3. ASTM F543-02/ISO 6475 - Standard Specification and Test Methods for Metallic
Medical Bone Screws
4. ASTM D3198-97 - Standard Test Method for Application and Removal Torque of
Threaded or Lug-Style Closures.
Bila suatu material diberi tegangan geser, maka material tersebut akan mengalami
deformasi plastis dan akhirnya patah. Dari sini kita akan mengetahui sifat mekanik
material karena tegangan ini akan berpengaruh terhadap sifat-sifat ini. Sifat tersebut
adalah Modulus Elastisitas Geser, Modulus of Rupture, dan Kekuatan Luluh Geser.
Nilai sifat mekanik yang diperoleh :

Andi Mochamad A.I.M / 13108067

1. n = 0,141 (Tresca maupun Von Mises).


2. K (Tresca) = 15739.83 MPa ; K(Von Visses) = 13365.96 MPa
3. Modulus Elastisitas Geser = 36,571 GPa
4. Modulus of Rupture = 8153.431105 MPa
5. Kekuatan Luluh Geser = 4688.222885 MPa
Mekanisme terbentuknya patahan pertama kali adalah dengan adanya deformasi plastis.
Setelah diberi beban puntir, untuk material getas bila setelah patah akan membentuk
sudut 450 sedangkan untuk material ulet akan membentuk sudut 900
B. Saran
Pengujian puntir ini harus terus dikembangkan metode dan standarnya agar kita bisa
memperole hasil yang lebih akurat. Dengan itu kita dapat lebih tepat memilih material
untuk konstruksi mesin kita.

BAB VI
Daftar Pustaka

Dieter, G.E. Mechanical Metallurgy SI Metric Edition McGraw-Hill Book Co. 1982
Callister, William D. Materials Science And Engineering An Introduction, 6th edition

John Willey & Sons, Inc. 2003


Davis. E. Harmer, Goerge Earl Troxell, George F.W.Hauck, The Testing of Engineering
Materials, Edisi ke-4, chapter 12 halaman 164-178

BAB VII
Lampiran

Tugas setelah praktikum :


1. Buat kurva momen torsi dengan , kemudian buat juga kurva antara momen torsi dengan.
Hitunglah tegangan geser dan regangan geser sebenarnya dengan menggunakan
persamaan 8. Ambil 8 titik di setiap kurva untuk mendapatkan tegangan dan regangan
gesernya. Setelah itu dengan kriteria tresca dan von Mises buat kurva tegangan dan
regangan sebenarnya.
Semua hrafik ada dipengolahan dat.
2. Hitung modulus elastisitas geser, kekuatan geser maksimum, serta cari nilai K dan n dari
material yang diuji.

Andi Mochamad A.I.M / 13108067

Terlampir di analisis
3. Apa kelebihan dan kekurangan uji puntir dibandingkan dengan uji tarik dalam
mendapatkan besaran sifat mekaniknya? Jawab dengan baik dan tepat!
Uji puntir lebih akurat ketimbang uji tarik.
4. Analisis bentuk patahan dari hasil uji puntir ini. Apa bedanya bentuk patahan uji puntir
untuk material ulet dan getas?
Getas membentuk sudut 450 dan ulet membentuk sudut 900
5. Standar uji puntir?
ASTME 143

Anda mungkin juga menyukai