BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.
Karena keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur
utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat.
Sama halnya dengan perkembangan teknologi dibidang produksi.Khususnya
metrologi industri.Ilmu pengukuran ini, sangat berperan penting dalam
perindustrian. Produk- produk yang akan dihasilkan nantinya, harus sesuai dengan
standar yang berlaku. Cakupan kecil saja, aplikasi metrology industry di bidang
pengukuran kekasaran permukaan. Kita tidak bisa menyatakan nilaik kekasaran
suatu permukaan benda hanya dengan caramemanfaatkan indra perasa atau cara
visual saja. Akan terjadi perbedaan pengukuran untuk setiap individu.
Untuk itu, perlu sebuah alat ukur yang mampu menyamakan persepsi
terhadap pengukuran kekasaran permukaan tersebut. Pada pratikum pengukuran
kekasaran permukaan ini, penulis menggunakan tiga alat ukur yang dirangkai
secara bersamaan, yaitu: pick up, drive units, amlifire.Penggunaan alat ini tidak
bisa dipelajari hanya dengan teori saja. Kalaupun bisa, tidak akan bisa semaksimal
pemahaman saat melakukan pengukuran lansung. Demi pencapaian yang
maksimal itulah pratikum pengukuran ini perlu dilakukan.
1.2.Tujuan
Dalam pratikum kali ini tujuan yang ingin dicapai oleh para pratikan adalah:
1. Memahami prinsip dasar proses dasar proses pengukuran kekasaran
permukaan
92
2. Mampu
menggunakan
dan
mengoperasikan
alat
ukur
permukaan
3. Mengetahui parameter-parameter kekasaran permukaan
4. Mampu mngaalisis hasil pengukuran kekasaran permukaan
1.3.Alat Ukur
Pada pratikum kali ini kita menggunakan alat :
1. Meja rata
2. Pick up
Gambar 1. 2 Pick Up
(Lab. Pengukuran Metrologi Industri. UR.2014)
3. Drive units
kekasaran
93
Gambar 1. 4 Amplifire
(Lab. Pengukuran Metrologi Industri. UR.2014)
1.4.Benda Ukur
Benda ukur berbentuk balok baja pejal, dengan dimensi 100mm x 50mm x 10
mm. pada pengukuran kekasaran permukaan ini, penulis menggunakan sisi
tegak ( sisi yang terbentuk dari pertemuan panjang dan tinggi dari balok).
94
BAB I Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, tujuan, alat, bahan dan sistematika penulisan
BAB II Teori Dasar
Berisi tentang pengertian kekasaran permukaan dan alat ukur kekasaran
permukaan
BAB III Data Pengamatan
Pada bab ini terdiri dari data grafik dan pengolahan data
BAB IV Analisa
Pada bab ini berisikan tentang analisa yang telah didapat pratikan
BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari pratikan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
95
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Permukaan
Menurut istilah keteknikan, permukaan adalah suatu batas yang memisahkan
benda padat dengan sekitarnya.Dalam prakteknya, bahanyang digunakan untuk
benda kebanyakan dari besi atau logam. Olehkarena itu, benda-benda padat yang
bahannya terbuat dari tanah, batu,kayu dan karet tidak akan disinggung dalam
pembicaraan mengenaikarakteristik permukaan dan pengukurannya.
Mikrogeometri adalah permukaan secara keseluruhan yang membuat bentuk /
rupa yang spesifik , misalnya permukaan poros,lubang sisi, dll. Dalam hal
perancangan toleransinya telah tercakup pada elemen geometric ukuran,bentuk
dan posisinya.
Karakteristik permukaan memegang peranan penting dalam perancangan
komponen mesin /peralatam. Banyak hal dimana permukaan dinyatakan misalnya
gesekan, keausan, pelumasan,tahanan kelelahan, perekatan dua atau lebih
komponen-komponen mesin, dll. Orang membuat berbagai parameter guna
menandai/ mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan.Parameter harus terukur
(bisa terukur dengan besaran atau unit tertentu), yang mungkin harus dilakukan
dengan memakai alat ukur khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut.
2.2Kekasaran permukaan
Ketidaksempuranaan alat ukur dan cara pengukuran maupun evaluasi hasil
pengukuran maka suatu permukaan sesungguhnya tidak dapat dibuat tiruan/
duplikatnya secara sempurna.Tiruan Permukaan hasil pengukuran hanya bisa
mendekati bentuk/ konfigurasi suatu celah atau retakan yang sempit pada
permukaan terukur (measured surface), contohnya suatu celah atau retakan yang
sempit pada permukaan tidak akan dapat di ikuti oleh jarum peraba ( stylus) alat
ukur karena dimensi ujung jarum ini lebih besar daripada ukuran celah.
Karena terjadinya berbagai penyimpangan selama proses pembuatan maka
permukaan geometric ideal ( geometrically ideal suface ) , yaitu permukaan yang
di anggap mempunyai bentuk yang sempurna, tidaklah dapat di buat.Dalam
96
suatu
permukaansecara
tiga
dimensi
maka
dilakukan
suatu
97
98
99
...........................................(2.1)
akan sama dengan jarak antara profil referensi dengan profil tengah.
c) Kekasaran Rata-rata Aritmatik (mean roughness indek/ center line
average, CLA ); Ra(m)
Adalah harga rata-rata aritmatik bagi harga absolutnya jarak antara profil
terukur dengan profil tengah .
........................................(2.2)
.........................................(2.3)
............(2.4)
100
gelombang (profil terukur) yang berdekatan pada suatu panjang sampel lw.
Lw disebut panjangsampel gelombang (waviness sampeling length),
dimensinya lebih panjang daripada panjang sampel gelombang l ( yang
biasa dipakai untuk mengukur kekasaran). Maksud pemakaian lw adalah
untuk memisahkan efek gelombang dari parameter kekasaran.
b) Lebar kekasaran (roughness width) ; Ar (mm)
Adalah rata-rata aritmatik bagi semua jarak
(mm)
101
Pertama tama marilah kita tinjau dua buah profil permukaan yang
istimewa seperti salah satu profil mempunyai celah celah yang sempit. Bila
diukur, kedua profil ini akan memberikan harag Ra yang kurang lebih sama.
Demikian pula halnya dengan harga Rt - nya. Perbedaan kedua profil ini hanya
terletak pada harga Rp-nya. Oleh karena itu, untuk memberikan informasi yang
lebih lengkap mengenai konfigurasi permukaan. dikemukakan suatu parameter
baru yang disebut dengan parameter bentuk yang dapat dinyatakan dengan
memakai salah satu dan dua cara pernyataan berikut:
Koefisien lekukan, ku
Adalah kekasaran peralatan dibagi dengan kekasaran total
Ku =
Rp
Rt ...................................................(2.6)
Koefisien kelurusan, kv
Adalah merupakan komplemen satuan koefisien lekukan
Kv = 1
Rp
1 ku
Rt
........................................(2.7)
102
1
Rti kekasaran.................................(2.9)
n
103
Secara
teoritik
dapat
dimisalkan
bentuk
suatu
profil
permukaan.
Alat ukur permukaan dengan prinsip kerja yang dijelaskan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
104
105
Alat ukur kekasaran permukaan memiliki kapasitas ukur dengan terbatas (0,1
mm). Kapasitas pengukuran dapat diperpanjang dengan membuat batang
pengubah intensitas cahaya sama dengan batang skala inductosin (kapasitas ukur
panjang skala dikurangi panjang slider). Pengubah intensitas cahaya dapat berupa
batang skala terbuat dari gelas (transparan). Dengan teknik photoligrafi garis-garis
skala dibuat dipermukaan gelas dengan kecermatan yang sangat tinggi (pits; P=
0,008 mm) dan dinamakan sebagai skala ukur.
Reaksi fotosel atas cahaya yang datang pada permukaan aktifnya dapat
dianggap sebagai dua kondisi, yaitu: kondisi ON (satu) dan kondisi OFF (nol).
a) Kondisi ON
Skala pada slider akan menempati posisi yang sama dengan skala pada
batang skala dan berkas cahaya dapat melewati celah-celah antar garis.
b) Kondisi OFF
Garis-garis skala pada slider menempati posisi yang persis pada celah
antara garis-garis pada batang skala sehingga berkas cahaya tidak bisa
lewat.
106
107
108
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Grafik Hasil Pengukuran
Keterangan grafik:
t
= kekasaran total ( m)
= kekasaran perataan ( m)
ls
lp
Pgi
Ptgh
= profil tengah
Pa
= profil alas
Pt
= profil terukur
109
3.2 Data
Tabel 3. 1 Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan
NO Y(TITIK) H(TITIK) R(TITIK)
1
26
2
38
2
26
2
42
3
19
5
48
4
10
14
28
5
23
1
40
6
33
9
13
7
13
11
15
8
6
18
0
9
21
3
21
10
26
2
11
11
3
21
12
25
1
13
29
5
14
21
3
15
9
15
16
17
7
: Titik Maksimum = 48
Titik Minimum = 0
Jarak antara titik= 5
Panjang sampel = 76 titik
Ditanya
Penyelesaian
110
B. Rp
]
Rp=867,92
C. Ra=[
]
Ra=348,08
D. Rg=
(76)
Rg=39,93
E. Rt =
Rt = 5,12 m
F. Ku=
Ku= 180,82 m
G. Kv=(1-180,82) m
Kv= -172,82 m
111
BAB IV
ANALISIS
112
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan :
1. Jika tinggi bukit pada grafik (nilai puncak gelombang yang dihitung dengan
satuan titik) atau semakin rendah lembah pada grafik maka semakin
kasarlah permukaan benda ukur.
2. Berbanding lurus juga dengan banyak gelombang yang dihasilkan dari
grafik nilai kekasaran permukaan, semakin banyak gelombang pada grafik
maka semakin kasar permukaan benda ukur
3. Sama halnya juga dengan bentuk dari gelombangnya (interval gelombang)
yang dihasilkan, semakin besar interval antar gelombang, semakin besarlah
nilai kekasaran permukaan benda kerja/ukur.
4. Dengan kata lain, semakin rapat gelombang-gelombang pada grafik maka
tingkat kekasaran permukaan benda ukur semakin rendah.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pratikan ialah :
1. Dalam pratikum baiknya ikuti peraturan yang berlangsung
2. Bersikap serius selama melakukan pengukuran
3. Pengukuran harus dilakukan dengan cermat