PROSES PRODUKSI I
LAS OXY-ACETYLENE
Oleh :
YULLI HANDOKO
NIM : 1307113261
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan makalah
las
OXY-
ACETYLENE ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada segenap pihak karena telah banyak membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah las OXY-ACETYLENE ini disusun
berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari pembelajaran las OXY-ACETYLENE
serta dari berbagai referensi yang penulis dapatkan. Dengan tersusunnya makalah
ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis mengharapkan
bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat
disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan
sebagaimana mestinya. Akhirnya penulis sadar bahwa makalah ini belumlah
sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah yang akan dibuat
berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik
yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan semua itu
kesempurnaan makalah ini dapat tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1
Gambar 2. 2
Gambar 2. 5
Gambar 2. 8
Gambar 2. 9
Regulator Acetylene................................................................................. 10
iv
Regulator ................................................................................................. 24
Gambar 3. 4
Gambar 3. 5
Gambar 3. 6
Sikat Kawat.............................................................................................. 26
Gambar 4. 2
vi
DAFTAR NOTASI
= Panjang
= Lebar
= Luas
= Tebal
mm
= milimeter
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk
berbagai
proses
pengerjaan
industri
seperti,
pemotongan
logam
dan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari diadakannya praktikumlas OAW (OxyAcetylene Welding ) ini adalah sebagai berikut :
BAB IV PROSEDUR
Pada bab ini berisi tentang prosedur-prosedur kerja tantang bagaimana cara
pengelasan serta langkah-langkah kerja yang di gunakan dalam pengelasan
Oxy-Acetylene.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari prosedur yang menyangkut
perhitungan dalam las Oxy-Acetylene.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari analisis data dan
juga beris saran yang di dapat selama praktikum di laksanakan..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TEORI DASAR
2.1
Pengertian Las
Pengelasan (las karbit) lazimnya disebut OAW (Oxy Acetilene Welding) jika
menggunakan Acetylene dan sering disebut OFW (Oxy Fuel Welding) jika
menggunakan propan. Pengelasan jenis OAW (Oxy Acetylene welding) prosesnya
dilakukan dengan cara memanaskan logam yang akan dilas hingga bagian logam
mencair. Las menggunakan nyala api dari campuran dari gas Acetylene (C2H2)
sebagai bahan bakar dan gas Oxygen (O2). Pengelasan juga bisa dilakukan dengan
logam pengisi (kawat las). Pembakaran campurann gas-gas ini akan menghasilkan
panas yang dapat diatur tinggi rendahnya dengan mengatur proposisi campurancampuran gas tersebut
Optimalnya perbandingan gas yang akan dibakar sangat diperlukan untuk
menghasilkan pembakaran yang baik pada suatu pengelasan asitelin. Gas
Acetylene dapat menghasilkan temperatur pembakaran yang sangat tinggi. Gas
Acetylene memiliki jenis antara lain :
1.
Acetylene (C2H2)
Suatu hidrokarbon alkuna sederhana yang hanya terdiri dari dua atom karbon
dan dua atom hidrogen. Kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan
masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma.
Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus,
dengan sudut C-C-H sebesar 180.
2.
Propan (C3H8)
Salah satu gas minyak bumi cair (LP-gas atau LPG) yang ditemukan
bercampur di gas alam dan minyak bumi. Propana dipisahkan dari gas alam di
pusat pengolahan gas alam.
Sedangkan untuk pemotongan yang dibahas dalam laporan ini adalah cara
pemotongan logam yang di dasarkan atas mencairnya logam yang dipotong. Cara
yang banyak digunakan adalah pemotongan dengan gas Oxygen dan pemotongan
dengan busur listrik. Klasifikasi dari pemotongan ini ditunjukkan dalam potongan
sumber yang termasuk dalam potongan gas. Dismaping itu, pemotongan sumber
dapat dilakukan dengan busur. Karena itu, dalam pemotongan busur juga terdapat
pemotongan sumber.
2.3 Generator
Generator adalah tempat untuk mencampurkan bahan bakar karbid dengan air
yang akan menghasilkan gas Acetylene yang dapat digunakan untuk mengelas dan
untuk menampung gas pada saat pengerjaan las acetylene. Gas Acetylenen dapat
dibuat secara sederhana dengan cara mencampurkan karbid (Calcium Karbid ) di
tambah air dengan rumus kimia C2H2 + Ca(OH)2+kalor. pencampuran ini
dilakukan dalam sebuah tabung yang disebut Generator Acetylene.
i. Saringan gas.
System Celup
b. System Tetes
a. Air menetes keats permukaan butir yang ditempatkan pada lanci didalam retor.
b. Gas yang terjadi naik dan masuk keruang gas .
c. Dari ruang gas dengan melalui pembersih masuk ke kunci air
2.5.1
Jenis-Jenis Regulator
10
3. tangkai/gagang.
jauh melebihi titik lebur logam baja, yaitu 2680 10.000 derajat fahrenheit yang
membuat baja mencair dengan sangat mudah, oleh karena itu pada prisipnya nyala
api pada pengelasan harus diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan
pembakaran yang optimal. Pembakaran campuran gas terjadi pada ujung suatu
pencampur gas yang umumnya disebut torch. Di dalam torch ini gas pembakar
dan asam disalurkan melalui saluran yang sebelumnya terpisah dan dilengkapi
11
Nyala Netral
Nyala api memiliki perbandingan yang sama antara gas Acetylene dan gas
Oxygen yang menhasilkan api berwarna biru ke jingga pada kerucut luar dan
warna putih kemilau agak kehijauan pada inti.
Nyala Oksidasi
Nyala api memiliki perbandingan gas Oxygen lebih dominan dari pada gas
Acetylene sehingga menghasilkan api berwarna jingga keunguan pada kerucut luar
dan warna putih keunguan pada inti.
12
13
14
palang
disebut
cruciform
joint.
Sambungan
ini
dapat
menggunakan pengelasan fillet weld, grove weld, plug weld, seam weld.
15
16
17
1. Alur Zig-zag
18
4.
Alur Spiral
19
20
Gambar 2. 33 Apron
b. Kaca Mata Las
Kaca mata pengaman ini digunakan untuk melindungi mata operaornya saat
melakukan kerja pengelasan.
21
c. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak
ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
Gambar 2. 37 Respirator
22
f. Kamar las
kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las.
meja las harus bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari
kemungkinan terjadinya kebakaran karena percikan api las.
23
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pengelasan oxy-acetylene adalah :
1. Tabung acetylene
Gambar 3. 3 Regulator
24
4. Selang las
Selang las digunakan untuk menyalurkan masing-masing gas yang
dibituhkan menuju touch.
25
Gambar 3. 7 Tang
8. Gerinda Tangan
Gerinda tangan digunakan untuk membuat kampuh benda kerja yang akan
dilas agar diperoleh hasil las yang kuat.
26
Gambar 3. 11 Penggores
3.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam pengelasan oxy-acetylene adalh sebagai
berikut :
27
28
BAB IV
PROSEDUR
4.1 Prosedur umum
Berikut langkah kerja dalam prose las Acetylene:
1. Menyiapkan semua peralatan, bahan dan tempat yang akan digunakan.
2. Menggunakan peralatan pengaman (Safety).
3. Pemotongan plat berukuran 100 x 50 mm dua buah.
4. Membuat dua garis penanda alur las pada plat, yaitu alur las yang tidak
menggunakan kawat dan yang menggunakan kawat.
5.
6.
7. Memakai kaca mata las agar cahaya las tidak merusak mata dan
menggunakan apron untuk melindungi tubuh dari percikan api las.
8. Penyalaan api pada las asitelin dengan cara memutarkan katup pembuka
gas Acetylene dan menhidupkan api dengan korek api.
9.
Pengaturan nyala api dengan memutar katup gas Acetylene dan gas
Oxygen hingga nyala api yang optimal didapatkan.
10. Jika semua persiapan sudah lengkap, dekatkan las dengan benda kerja
(plat) untuk melakukan proses pengelasan.
11. Pengelasan plat dengan menggunakan teknik maju dan dengan alur bulat
pada alur. Pengelasan dilakukan pada alur yang tanpa menggunakan kawat
terlebih dahulu.
12. Pengelasan plat pada garis alur pengelasan kedua dengan alur bulat dan
menggunakan kawat las.
13. Jika proses pengelasan sudah selesai, alat las dimatikan dengan cara
mengecilkan gas Acetylene dan gas oksigen sampai habis.
14. Sikat ujung penyemprot las dengan menggunakan sikat baja untuk
mencegah penyumbatan katup.
15. Rapikan kembali ruang kerja.
29
Gambar 4. 3 Katub
4. Nyalakan gas tersebut dengan korek api.
5. Buuka katub touch oxygen untuk mengalirkan oksigen diujung nozel.
30
4.2.2
31
Rapikan kembali alat-alat yang sudah selesai di gunakan, agar tidak rusah
32
33
34
35
36
37
10
38
12
14
Letakkan benda kerja diatas meja kerja dengan posisi penandaan diatas.
16
39
Gambar 4. 31 Penandaan
17
20
22
Tutup keran tekanan isi dan tekanan kerja Acetylene di tutup dengn
memutar keran pada regulator.
41
Tutup tekanan kerja dan isi oxygen dengan memutar keran pada
regulator.
42
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan pengelasan
Menentukan jarak antara rigi-rigi las.
10 mm
50 mm
BENDA KERJA
100 mm
Diketahui : p = Panjang
L = Lebar
L = Luas
Jarah antar rigi las : 10 mm
Ditanya : jumlah rigi las yang bisa di buat?
Jawab : L = p x l
= 100 mm x 50 mm
= 5000 mm
= 5 jarak
Jadi rigi las yang bisa di buat adalah 4 buah karena 5 bagian di kurang 1
bagian tepi untuk stand, jadi jumlah rigi las yang bisa di buat adalag 4 buah.
43
5.2 Analisa
Pada saat pengelasan berlangsung terjadi letusan itu diakibatkan karena nyala
api terlalu kecil pengecilan ini biasanny terjadi karena ujung tourch terganggu
oleh kotoran dari pengelsan.
Pada pengelasan yang bagus diperlukan keterampilan daari juru las dan juga
persiapan yang cukup. Karena pada saat proses pengelasan memerlukan
keterampilan dan konsentrasiyang tinggi untuk menghasilkan las yang baik.
Permasalhan yang sering muncul pada ssat proses pengelasan adalah :
1. Terbentuknya lubang di plat
Disebabkan karena terlalu lama pada saat pemanasan pada bagian plat.
2. Kekeliruan pda alur las.
Disebabkan karena keterampilan dari juru las yang kurang menguasai teknik
pengelasan secara sempurna.
44
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau
lebih. Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las,
dikarenakan proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan
konsenterasi yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.
6.2 Saran
Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah
keselamatan (safety first), dengan menggunakan pengaman mata, tangan dan
tubuh. dan juga menjaga dan merawat semua peralatan las yang digunakan agar
tidak rusak dan tahan lama (awet)
45
DAFTAR PUSTAKA
http://aditm11.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-las-listrik.html
http://monangcidakkal.blogspot.com/2013/07/laporan-las-liatrik.html
http://kamuslistrik.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-las-listrik-dan-cara.html
http://ebookguide.aws.af.cm/read/elektro-teknik-las-listrik-dan-rangkaian-las-listrik/
46
LAMPIRAN
47