Anda di halaman 1dari 11

LOG IN SIGN UP

PEMBUATAN BATUBARA CAIR MELALUI PROSES HIDROGENASI

Uploaded by
W. Teknik Kimia
Trending
top 2%
Views
1,960
Info
more

Download
Research Interests:
Https://www.academia.edu/4248247/Historia_Clinica_de_Otorrinolaringologia_3

sebagai bahan bakar atau media bahan kimia. Adanya proses dekomposisi
tersebut kandungan karbonnya akan meningkat dan sebaliknya kandungan gas
terbangnya akan berkurang. Pada temperatur tinggi, hasilnya berupa residu
padat (Kokas) dan mengandung gas, sedangkan pada temperatur rendah,
hasilnya berwujud cairan yang banyak mengandung unsur Hidrogen (
Tar
). Tar dapat diapaki secara langsung dan dapat diubah menjadi minyak mentah
sintetik melalui proses
HydroTreatment
. 4.

Hidrogenasi
. Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen bertekanan
tinggi. Reaksi ini diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria
bahan baku) agar dihasilkan senyawa hidrokarbon sesuai yang diinginkan,
dengan spesifikasi mendekati minyak mentah. Sejalan perkembangannya,
hidrogenasi batubara menjadi proses alternatif untuk mengolah batubara
menjadi bahan bakar cair pengganti produk minyak bumi, proses ini dikenal
dengan nama
Bergius proses
, disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction). 5.

Ekstraksi (Solvent Extraction)


. Merupakan metode konversi batubara yang melarutkan sebagian atau
seluruhnya batubara sehigga kemurnian batubara menjadi tinggi. pelarut yang
digunakan dapat berupa hidrogen atau bahan organik yang berasal dari
batubara tersebut. Jika tidak digunakan katalisator maka hasilnya berupa bahan
bakar padat atau bahan bakar cair berat. Jika digunakan katalisator, maka
hasilnya berupa
Liquid Fuel Oil, Syntetic Crude Oi
l atau Minyak Nafta.
2.8

Proses Pengolahan Batubara Cair


Likuifaksi Batubara adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara dan
menghasilkan bahan bakar cair sintetis. Batubara yang berupa padatan diubah
menjadi bentuk cair dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen pada
temperatur dan tekanan tinggi. Proses likuifaksi batubara secara umum
diklasifikasikan menjadi
Indirect Liquefaction Processdan
dan
Direct Liquefaction Process.
2.8.1.

Indirect Liquefaction Process/ Indirect Coal Liquefaction


(ICL)

Prinsipnya secara sederhana yaitu mengubah batubara ke dalam bentuk gas


terlebih dahulu untuk kemudian membentuk Syngas (campuran gas CO dan H2).
Syngas kemudian dikondensasikan oleh katalis (proses Fischer-Tropsch) untuk
menghasilkan produk ultra bersih yang memiliki kualitas tinggi.

Gambar 1. Dua konfigurasi proses dasar untuk produksi bahan bakar cair dengan
Indirect Liquefaction Process
2.8.2.

Direct Liquefaction Process/ direct coal liquefaction (DCL)


Proses ini dilakukan dengan cara menghaluskan ukuran butir batubara, kemudian
Slurry
dibuat dengan cara mencampur batubara ini dengan pelarut.
Slurry
dimasukkan ke dalam reaktor bertekanan tinggi bersama-sama dengan hidrogen
dengan menggunakan pompa.
Slurry
kemudian diberi tekanan 100-300 atm di dalam sebuah reaktor kemudian
dipanaskan hingga suhu mencapai 400-480C. Secara kimiawi proses akan
mengubah bentuk hidrokarbon batubara dari kompleks menjadi rantai panjang
seperti pada minyak. Atau dengan kata lain, batubara terkonversi menjadi liquid
melalui pemutusan ikatan C-C dan C-heteroatom secara termolitik atau hidrolitik,
sehingga melepaskan molekul-molekul CO
2
,H
2

S, NH
3
, dan H
2
O. Untuk itu rantai atau cincin aromatik hidrokarbonnya harus dipotong dengan
cara dekomposisi panas pada temperatur tinggi (
thermal decomposition
). Setelah dipotong, masing-masing potongan pada rantai hidrokarbon tadi akan
menjadi bebas dan sangat aktif (
free-radical
). Supaya radikal bebas itu tidak bergabung dengan radikal bebas lainnya (terjadi
reaksi repolimerisasi) membentuk material dengan berat molekul tinggi dan
insoluble
, perlu adanya pengikat atau stabilisator, biasanya berupa gas hidrogen.
Hidrogen bisa didapat melalui tiga cara yaitu: transfer hidrogen dari pelarut,
reaksi dengan fresh hidrogen,
rearrangement
terhadap hidrogen yang ada di dalam batubara, dan

menggunakan katalis yang dapat menjembatani reaksi antara gas hidrogen dan
slurry (batubara dan pelarut). Negara yang telah mengembangkan teknologi
Direct Liquefaction Process
adalah Jepang, Amerka Serikat dan Jerman. Bagi Indonesia, teknik konversi
likuifaksi batubara secara langsung (
Direct Liquefaction Process
) dinilai lebih menguntungkan untuk saat ini. Selain prosesnya yang lebih
sederhana, likuifaksi relatif lebih murah dan lebih bersih dibanding teknik
gasifikasi. Teknik ini juga cocok untuk batubara peringkat rendah (lignit), yang
banyak terdapat di Indonesia. Banyak negara mengembangkan teknologi
Likuifaksi Batubara. Di Amerika Serikat berkembang berbagai proyek
pengembangan seperti pada gambar 2. Dan Jepang, sebagai salah satu negara
pengembang teknologi Likuifaksi Batubara terkenal dengan salah satu proyeknya

yaitu NEDOL (lembaga kajian teknologi Jepang) memiliki 2 metode likuifaksi


batubara yaitu
Bituminous Coal Liquefaction
dan
Brown Coal Liquefaction
.
2.9

Bituminous Coal Liquefaction


Dalam proses
Bituminous Coal Liquefaction
, Proyek NEDOL berhasil menggabungkan 3 proses, yaitu:
Solvent Extraction Process, Direct Hydrogenation Process,
dan
Solvolysis Process
. Spesifikasi proses NEDOL adalah sebagai berikut:

Tidak memerlukan batubara dengan spesifikasi tertentu. Batubara yang


digunakan bisa dari low grade sub-bituminous sampai low grade bituminous.

Yield Ratio bisa mencapai 54% berat, lebih besar dari medium atau light oil.

Temperatur standar reaksi adalah 450C dan Tekanan standar 170 kg/cm
2
G.

Membutuhkan katalis yang sangat aktif namun tidak mahal.

Sebagai pemisah antara fasa cair-gas, digunakan sistem distilasi pengurang


tekanan.

Digunakan pelarut terhidrogenasi yang dapat digunakan kembali untuk


mengawasi kualitas pelarut agar dapat meningkatkan Yield Ratio dari
batubara cair dan mencegah fenomena
cooking
pada tungku pemanas.

Proses NEDOL

Slurry dibuat dengan mencampurkan 1 bagian batubara dengan 1.5 bagian


pelarut,lalu ditambahkan 3% katalis yang mengandung besi (
ferrous catalyst
)

Slurry dipanaskan sampai suhunya mencapai 400C dalam


preheating furnace.

Reaksi likuifaksi terjadi dalam kolom reaktor berjenis


suspension bed foaming
pada kondisi standar (Temperatur 450C, Tekanan 170 kg/cm
2
G)

Batubara dikonversi menjadi bentuk cair oleh reaksi antara hidrogen dan
pelarut.

Setelah melewati pemisah fase gas-cair, kolom distilasi bertekanan normal, dan
kolom distilasi isap, batubara cair dipisahkan menjadi naphta,
medium oil, heavy oil,
dan residu.

Distilat medium oil


dan
heavy oil
dipindahkan ke kolom reaksi berjenis
fixed bed
yang berisi katalis Ni-Mo. Pada kolom reaksi ini, distilat dikonversikan menjadi
distilat ringan pada Temperatur 320C dan Tekanan 100 kg/cm
2
G, dan digunakan kembali dalam reaksi sebagai pelarut (solvent) Gambar 2:
Diagram alir proses
Bituminous Coal Liquefaction
2.10

Brown Coal Liquefaction


Proses pada
Brown Coal Liquefaction
, secara umum terdiri atas 3 proses, yaitu:
Coal Pretreatment Process, Slurry Preheating Process, Primary hydrogenation
process
dan
Secondary hydrogenation process
. a)

Pretreatment Process
merupakan proses peremukan raw brown coal, pengeringan, dan pembuatan
Slurry. Slurry dibuat dengan mencampurkan 1 bagian batubara brown coal
dengan 2.5 bagian pelarut, lalu ditambahkan

katalis yang mengandung besi (iron catalyst). Lalu Slurry diproses ke


preheating process
. b)

Primary hydrogenation process


dilakukan dengan mengalirkan gas hidrogen pada Temperatur 430-450C dan
tekanan 150-200 kg/cm
2
G agar dapat terjadi proses likuifaksi. c)

Produk yang dihasilkan dikirim ke kolom distilasi dan didistilasi menjadi naphta,
light oil dan medium oil. d)

Kolom distilasi bawah yang mengandung padatan dialirkan menuju kolom


pemisah padatan-cairan pada proses pengeringan pelarut. Distilat cair kemudian
dibawa ke proses
Secondary hydrogenation
dan padatan dibuang. e)

Reaktor jenis fixed bed yang diisi katalis Ni-Mo agar proses hidrogenasi dapat
terjadi pada temperatur 300-400C dan tekanan 150-200 kg/cm
2
G. f)

Kemudian dilakukan distilasi kembali agar dapat dipisahkan menjadi nephta,


light distillate
dan
medium distillate.
g)

Setelah proses selesai, dihasilkan 3 barrel batubara cair dari 1 ton batubara
brown coal kering Gambar 3. Diagram alir proses
Brown Coal Liquefaction
2.11

Manfaat Likuifaksi Batubara


Likuifaksi batubara memiliki sejumlah manfaat: a)

Batubara terjangkau dan tersedia di seluruh dunia, memungkinkan berbagai


negara untuk mengakses cadangan batubara dalam negeri -dan

Close
Log In

Log In with Facebook


Log In with Google
or
Email:
Password:
Remember me on this computer

or reset password

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

Need an account? Click here to sign up


Job Board
About
Press
Blog
People
Terms
Privacy
Copyright
We're Hiring!
Help Center
Find new research papers in:

Physics
Chemistry
Biology
Health Sciences
Ecology
Earth Sciences
Cognitive Science
Mathematics
Computer Science
Engineering
Academia 2015

Anda mungkin juga menyukai