Anda di halaman 1dari 8

Prinsip dari X-ray, & perangkat X-ray & CT Scan

Daftar isi
Pendahuluan :
-

Sejarah singkat
Pendefinisian
Pembangkitan dari radiasi ion
Pendeteksian radiasi
Instrumentasi untuk pendiagnosisan X-ray
Visualisiasi dari X-ray
Perangkat X-ray

Perangkat khusus :
-

Grids
Contrast Media
Angiography
Cardiac Chateterization
3-Dimensional Visualization
Computerized Axial Tomography (CAT) Scanners

Kualitas Citra Radiografi


Komponen Utama dari Perangkat X-ray :
-

X-ray Tube
High Voltage Generator
Switches
o Control of Exposure Time
Components and Controls pada X-ray Circuit
Electrical System dan Main Supply
Radiographic Tables
Electrical Safety

Prinsip dari X-ray, & perangkat X-ray & CT Scan


Pada tahun 1895, Conrad Rntgen, fisikawan Jerman, menemukan tipe radiasi yang tidak
diketahui keika bereksperimen dengan tabung gas-discharege. Tipe radiasi ini dapat
menembus benda padat dan menghasilkan citra dari struktur dalamnya. Karena
kemisteriusan fenomena cahaya radiasi ini, disebut X-ray. Rntgen menerima hadiah
Nobel pada tahun 1901 karena penemuannya.
Tidak lama setelah penemuannya, ternyata kegunaan penting lainnya ialah dalam
pendiagnosisan medis. Juga untuk terapi medis. Aplikasi dari X-ray disebut juga
Radiology. Perangkat X-ray menggunakan energi listrik untuk pembangkitannya.

Pendefinisian
Salah satu karakterisasi dari radiasi pada tabung X-ray atau pada material radioaktif ialah
ion tersebut mengionisasi gas yang juga menjadi medium penyebarannya. Sehingga
dibedakan antara istilah radiasi nonionisasi pada gelombang radio, cahaya tampak dan
radiasi infra merah dan radiasi ionisasi seperti pada X-ray.
Banyak ditemukan radioisotop, yang digunakan pada tabung X-ray dan radium sebagai
sumber radiasi. Kemampuannya untuk menembus material padat bervariasi yang dapat
pula digunakan pada penelitian medis, selain untuk pendiagnosisan. Juga untuk terapi
medis, seperti untuk kanker.
Ada 3 tipe radiasi, yaitu :
Alpha rays, berupa partikel bermuatan positif, terdiri atas inti Helium, dan dapat bergerak
dengan kecepatan 5-7 persen dari kecepatan cahaya. Kedalaman yang dapat ditembus
yaitu 2 inci untuk media udara.
Beta rays, berupa partikel bermuatan negatif. Kecepatannya bervariasi, dan dapat
mendekati kecepatan cahaya. Kemampuannya untuk menembus medium tergantung dari
kecepatannya, namun secara umum tidaklah besar.
Baik Alpha dan Beta rays bila bergerak melalui media udara, dapat berinteraksi dengan
molekul gas/udara sehingga mengionisasinya.
Gamma Rays dan X-rays, berupa gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang
gelombang yang lebih kecil daripada gelombang radio/cahaya tampak, sekitar 10 -6 hingga
10-10 cm, dan berfrekuensi 1010 hingga 1014, dengan X-rays berada pada range terendah
dan Gamma rays pada range tertinggi. Kemampuannya untuk menembus suatu benda
padat, tergantung pada panjang gelombang, semakin kecil panjang gelombangnya, maka
semakin besar daya tembusnya. Gamma rays tidak berinteraksi dengan molekul gas
secara langsung, namun dengan photoelectrons yang dilepaskan ketika berinteraksi
dengan benda padat.
Gamma rays biasanya tidak dikarakterisasi dengan frekuensinya, namun dengan energi,
yang besarnya proporsional.
E = hf
dengan E = energi, ergs
h = konstanta Planck = 6,624 x 10-27 ergs sec
f = frekuensi, hertz
Energi radiasi biasanya dituliskan dalam electron volts (eV), dengan 1 eV = 1,602 x 10 -12
erg
ADA GAMBAR

Pembangkitan radiasi ion


X-rays dibangkitkan ketika elektron bergerak cepat, secara tiba-tiba diturunkan
kecepatannya dengan menumbukkannya pada suatu target. X-ray tube merupakan dioda
vakum bertekanan tinggi yang berisi katoda yang dipanaskan dilokasikan berseberangan
dengan target yaitu anoda. Dioda ini dioperasian pada mode saturasi dengan temperatur
katoda yang cukup rendah sehingga arus melalui tabung tidak bergantung pada tegangan
anoda.

Intensitas dari X-rays bergantung pada arus yang melalui tabung. Arus ini dapat
bervariasi dengan mengubah arus pemanas, yang mengontrol temperatur katoda. Panjang
gelombangnya tergantung pada target materialnya dan kecepatan dari elektron yang
menumbuk target, dapat divariaskan dengan mengubah tegangan target pada tabung.
Tegangan yang biasanya digunakan untuk diagnosis, membutuhkan 30-100 kV, sementara
arusnya memiliki rentang beberapa ratus miliampere. Tegangan tersebut didapatkan dari
transformator tegangan tinggi yang diletakkan pada tangki berisi minyak untuk
menghasilkan isolasi listrik. Ketika tegangan AC digunakan, tabung X-ray berkonduksi
hanya selama panjang gelombang, dan sisanya sebagai rectifier. Untuk perangkat terapi
X-rays, dibutuhkan energi radiasi yang lebih tinggi, linear atau circular partikel
accelerator digunakan untuk menghasilkan elektron berenergi tinggi. Ketika elektron
menumbuk target, hanya sebagian kecil dari energi dikonversikan ke X-rays, selebihnya
menjadi panas. Targetnya biasanya dibuat dari tungsteen, yang memiliki titik lebur yang
tinggi. Atau juga dari material yang berpendingin air atau udara, atau berasal dari kerucut
putar berpenggerak motor untuk meningkatkan pengurangan panas. Berkas elektron
dikonsentrasikan untuk membentuk titik kecil pada target. X-rays tersebut bergabung dari
berbagai arah pada titik ini, yang dapat disebut sebagai titik sumber radiasi.

Pendeteksian radiasi
Pierre dan Marie Curie menemukan bahwa radioaktivitas dapat dideteksi dengan 3
fenomena fisika :
- dengan pengemulsian fotografi
- dengan ionisasi gas
- kilatan cahaya ketika menumbuk material tertentu.
Untuk memvisualisasi konsentrasi radioisotop pada sampel biologi, digunakan suatu
metoda fotografi yang disebut autoradiography. Yaitu irisan tipis jaringan biologis
diletakkan pada pelat fotografi dan dibiarkan untuk membeku selama beberapa bulan.
Lalu pelat fotografi tersebut menunjukkan citra sebuah distribusi isotop pada jaringan
biologis tersebut.
Gas dilewatkan pada medan gaya listrik antara dua pelat kapasitor bermuatan, elektron
berpindah diantara pelat tersebut sehingga membentuk aliran arus. Diatas tegangan
tertentu, terbentuk semua ion berpasangan mencapai pelat yang berlawanan dan
meningkatkan tegangan yang malahan tidak meningkatkan arus (terjadi saturasi). Aliran
arus (biasanya sangat kecil) dapat digunakan untuk mengukur intensitas radiasi.
Perangkat ini disebut ionization chamber.
Jumlah ion berpasangan yang terbentuk tergantung pada tipe radiasi. Terbanyak pada
alpha dan terendah pada gamma. Jika tegangan ditingkatkan melewati suatu nilai tertentu,
ion-ion dipercepat sehingga dapat menionisasi molekul gas tambahan (amplifikasi gas,
proporsional counter). Jika tegangan ditingkatkan lagi, dapat terjadi ionisasi sempurna
pada tabung (Geiger Counter). semakin tinggi tegangannya, tidak akan meningkatkan
arus (plateau). Pembentukan ion merupakan suatu proses yang berkelanjutan sendiri dan
perlu diakhiri, biasanya dengan pengurangan tegangan secara singkat. Geiger Counter

tidak dapat membedakan tipe radiasi, namun memilik kelebihan yaitu menghasilkan
pulsa keluaran yang tinggi.
Konfigurasi fisis dari beberapa detektor didasarkan pada prinsip ionisasi gas. Mode
operasinya ditentukan oleh tegangan kerjanya.
Tipe lain dari Geiger counter ialah spark chamber , yang terdiri dari elektroda yang
letaknya berlawanan yang membutuhkan tegangan yang tidak terlalu tinggi untuk
mendischarge-nya. Ionisasi terjadi karena lintasan radiasi, yang memicu percikan yang
langsung men-discharge rangkaian dari kedua elektroda tersebut. Spark (percikan) dapat
dideteksi oleh metoda fotografi atau gelombang bunyi yang dihasilkannya.
Logam garam tertentu (contohnya zinc sulfida) menghasilkan cahaya yang berpendar
(fluorescence), ketika diradiasi dengan X-rays atau radiasi dari radioisotop. Ketika
diamati dengan mikroskop untuk beberapa kondisi, terjadi scintilasi (kilatan cahaya yang
cepat). Pada awalnya, scintilasi digunakan untuk mengukur radioaktifitas dengan
menghitungnya. Baik scintilasi maupun fluorescence merupakan fenomena cahaya yang
memiliki intensitas kecil, yang hanya dapat diamati dengan mata terlatih dalam gelap.
Namun sekarang ini digunakan perangkat elektronis untuk pengamatannya, sehingga
lebih baik.

Instrumentasi untuk X-ray diagnosis


Kegunaan dari X-rays sebagai salah satu cara pendiagnosisan didasarkan pada fakta
bahwa komponen-komponen tubuh memiliki densitas yang berbeda terhadap cahaya.
Ketika X-ray menembus tubuh, struktur dalam tubuh menyerap sejumlah radiasi. Radiasi
yang meninggalkan tubuh memiliki intensitas sisa yang bervariasi, yang mencitrakan
struktur dalam tubuh. Ketika intensitas sisa ini divisualisasikan dengan perangkat yang
sesuai, citra negatif (bayangan) dihasilkan yang terkait dengan densitas X-rays dari organ
tubuh. Tulang dan bagian luar dari tubuh menghasilkan citra yang lebih baik, karena
memiliki perbedaan densitas yang besar dengan jaringan tubuh sekitarnya. Namun untuk
organ lunak lainnya kurang baik hasil pencitraannya, kecuali bila digunakan teknik
khusus.

Visualisasi dari X-rays


X-rays secara normal tidak dapat dideteksi dengan mata normal, sehingga perlu
digunakan metoda yang tidak langsung, seperti pencitraan distribusi intensitas X-rays
yang telah melewati tubuh. Ada tiga teknik untuk visualisasi X-rays :
Fluoroscopy :
Rontgen menemukan X-rays ketika ia memperhatikan logam garam tertentu yang
menyala dalam gelap ketioka ditumbuk oleh radiasinya. Kecerahan dari fluorescence
merupakan fungsi dari intensitas radiasi. Fluoroscopi generasi awal hanya terdiri atas
cardboard funnel, terbuka pada bagian lainnya untuk dilihat oleh observer, sementara
bagian yang lebarnya untuk untuk diletakkan cardboardnya, yang telah dilapisi dengan

lapisan logam garam fluorescence. Citra yang dihasilkan agak buram, namun bila
intensitas X-rays nya ditingkatkan maka akan berbahaya bagi tubuh penderita dan
pengamat. Oleh karena itu, fluoroscopi secara langsung, dibatasi penggunaanya.
X-rays film :
Meskipun X-rays memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya
tampak, mereka bereaksi dengan emulsi fotografi dengan cara yang sama. Setelah
diproses dengan solusi yang masih terus dikembangkan, film tersebut diekspose ke Xrays yang menunjukkan citra dari intensitas X-rays. Sensitivitas X-rays dapat
ditingkatkan dengan intensifying screen. Screen ini diletakkan dekat dengan permukaan
film. X-rays film, dengan atau tanpa intensifying screen, dikemas dengan cassettes yang
ringan padat dengan satu sisi terbuat dari plastik yang mudah ditembus oleh X-rays.
Image intensifiers.
Citra yang buram dari fluoroscopy dapat ditingkatkan kualitasnya dengan bantuan image
intensifier elektronik. Tabung intensifier berisi fluorescent screen dan permukaannya
dilapisi oleh material yang bertindak sebagai photocathode. Citra elektron diproyeksikan
ke layar phosphor pada bagian pangkal dari tabung, sebagai sistem lensa elektrostatik.
Peningkatan kecerahan hasilnya tergantung dari percepatan elektron pada sistem lensa
dan citra keluaran lebih kecil daripada image fluorescent. Citra yang dihasilkan memiliki
kualitas kecerahan yang baik sehingga citra X-ray tersebut dapat dilihat pada ruangan
berpenerangan normal. Digunakan TV camera untuk memudahkan penglihatan dari
image intensified. Gambar dari TV ini direkam pada tape recorder.

Perangkat X-rays
Untuk mendapatkan citra X-rays dari bagian tertentu dari tubuh, bagian tersebut harus
diekspose ke X-rays mesin dan perangkat pencitranya. Sinar dari X-rays yang menembus
tubuh, membentuk citra pada perangkat pencitranya. Untuk mendapatkan citra yang
baik, tubuh harus dekat dengan perangkat pencitranya dan jauh dari mesin X-rays.
Untuk portable X-rays, dengan pelat film yang ditempatkan dekat dengan pasien, dan
tabung X-rays diposisikan menggunakan suatu lengan. Untuk mengatur kualitas dari Xrays, digunakan suatu bukaan (shutter).
Untuk perangkat X-rays statis, tabung X-rays ditempatkan menempel pada dinding
ataupun atap ruang periksa, yang posisinya dapat diatur sedemikian rupa. Pelat filmnya
ditempatkan di atas ranjang periksa, namun di bawah pasien. Apabila menggunakan
image intensifyer tabung X-rays ditempatkan di bawah meja periksa sedangkan
intensifyer-nya ditempatkan di atas pasien. Untuk beberapa model, image intensifyer dan
tabung X-rays diletakkan sejajar, membentuk lengan C, sehingga saling berhadapan.
Tegangan tinggi
yang dibutuhkan untuk pengoperasian X-rays, diperoleh dari
transformer, yang biasanya ditempatkan dalam wadah yang berisolasi minyak, yang
dihubungkan lewat kabel ke tabung X-rays. Panel kontrol X-rays biasanya terdiri atas 3
panel yang berbeda. Tegangan tabung, biasanya dituliskan dalam kilovolts peak (kVp),

menentukan daya tembus dari berkas X-rays. Arus berkas, biasanya dituliskan dalam
miliampere, menentukan intensitas dari berkas X-rays, Pengontrol yang ketiga hanya
berfungsi untuk mengatur durasi waktu selama penembakan (bisanya dalam orde detik,
atau pecahan dari detik). Biasanya disediakan sebuah tabel untuk mempermudah dalam
pengontrolan X-rays, sehingga dapat diperoleh suatu citra yang baik dari suatu bagian
tubuh, namun terkadang perlu ada koreksi tertentu.

Perangkat Khusus
Bagian sebelumnya menjelaskan mengenai prinsip dari perwujudan citra X-rays, tetapi
beberapa perangkat khusus perlu digunakan untuk mendapatkan ciitra yang lebih baik
dari bagian tubuh.
Grids
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya beberapa berkas dari X-rays memasuki
tubuh pasien, dan sisanya menyebar dan tidak menjalar dalam suatu garis lurus lagi. Jika
suatu bagian tubuh hendak diperiksa ternyata tebal, dan jika penampang X-rays lebar,
maka X-rays yang menyebar dapat menyebabkan citra yang dihasilkan menjadi kabur.
Hal ini dapat diperbaiki denga menggunakan grid atau Bucky diaphragm ( sesuai dengan
nama penemunya, Gustav Bucky ). Perangkat ini terdiri atas suatu struktur grid terbuat
dari batangan timah tipis yang ditempatkan di bagian X-rays. Grid ini akan menghalangi
berkas X-rays yang bergerak menyebar dan hanya meneruskan berkas yang bergerak
lurus. Untuk menghindari bayangan yang akan ditimbulkan grid terhadap film, maka grid
harus dipindahkan bergantian dengan suatu motor.
Media kontras
Bagian tubuh luar dan tulang menyerap X-rays lebih baik daripada jaringan tubuh yang
lunak. Untuk mendapatkan citra yang baik dari jaringan tubuh lunak, maka digunakan
suatu media kontras. Media kontras tersebut diisikan ke suatu organ tertentu untuk
mendapatkan citra X-rays yang lebih baik. Contohnya ialah pneumoencephalogram,
ventrikel dari otak, dapat dilihat lebih jelas dengan mengisinya dengan udara, yang
menyerap kurang X-rays daripada struktur otak. Seperti juga struktur gastrointestinal
yang dapat dilacak keberadaannya dengan barium sulfate yang diberikan dengan cara
diminum, yang memiliki daya serap X-rays lebih baik daripada jaringan tubuh di
sekitarnya.
Angiography
Pada prosedur angiografi, garis-grasi dari pembuluh darah dapat terlihat X-rays, dengan
menyuntikkan suatu media kontras langsung menuju aliran darah pada bagian yang
hendak diamati. Karena media kontras tersebut mudah larut dan hilang dalam aliran
darah, maka proses pengambilan citra harus dilakukan secepat mungkin. Proses ini dapat
dilakukan secara otomatis, dengan penggunaan power operated syringe dan electrical
cassette charger.

Cardiac Catheterization
Cardiac Catheterization merupakan suatu teknik untuk mendiagnosa gangguan katup,
septal dan kondisi lain pada jantung yang ditandai dengan perubahan hemodinamika.
Untuk mendiagnosanya, dilakukan dengan menyusupkan kateter khusus melalui
pembuluh arteri, vena atau terkadang langsung melalui dada menuju jantung. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dengan fluoroskopi dengan image intensifier,
kateter tersebut dimasukkan hingga ujungnya terletak pada posisi tertentu. Dengan
menggunakan suatu kateter, dapat kita lakukan pengukuran tekanan jantung bagian
dalam, dengan memposisikan kateter pada bagian tertentu. Gangguan septal dapat
dideteksi dengan mengambil sampel darah dari beberapa bagian jantung, dan mengukur
konsentrasi darah pada darah tersebut. Efisiensi pompa dapat dilakukan dengan
mengukur tekanan pada ventrikel pada titik-titik tertentu pada siklus jantung. Dengan
memasukkan suatu indikator pada kateter, maka dapat dilakukan pengukuran tersebut.
Dengan menyuntikkan suatu media kontras ke bagian yang tepat melalui kateter jantung,
(selective angiography), dapat divisualisaikan struktur pembuluh darah pada jantung
termasuk pembuluh-pembuluh arteri.
Visualisasi 3 dimensi
Keterbatasan dari citra X-rays ialah hanya dapat memvisualisikan dalam dua dimensi saja
walau ogan tubuh yang dilihat berupa 3 dimensi. Suatu organ yagn terrletak di samping
orang yang hendak kit amati, terkadang memberikan suatu informasi untu organ di
sampingnya. Pada stereography, dua foto X-rays yang diambil dari sudut yang berbeda,
yang bila dilihat dengan stereo viewer, maka akan didapat citra 3 dimensi. Dengan
tomografi, foto X-rays menunjukkan struktur dari irisan bagian tubuh. Beberapa foto
yang merepresentasikan irisan tersebut dengan level yang berbeda, maka akan didapat
visualisasi 3 dimensi. Foto X-ray tomografi didapatkan dengan menggerakkan tabung Xray dan pelat film pada arah yang berlawanan selama pengambilan gambar. Prosedur ini
mengakibatkan citra pada struktur tersebut menjadi kabur karena pergerakan tersebut.
Perangkat tomografi khusus yang dapat men-scan bagian tubuh dengan berkas X-ray tipis
dan menentukan penyerapan X-ray dengan detektor radiasi telah dikembangkan. Citra
yang didapatkan dari bagian tubuh ini akan direkonstruksi dari beberapa citra denngan
bantuan komputer.
Computerized Axial Tomography (CAT) Scanners
Merupakan suatu perangkat diagnosa medis yang terintegrasi dengan komputer. Prosedur
pelaksanaannya ialah dengan mengkombinasikan pencitraan X-ray dengan aplikasi
komputer sehingga menghasilkan visualisasi organ dalam dan struktur tubuh dengan
kualitas yang lebih baik yang tidak dapat diraih dengan hanya menggunakan metode
konvensional.
Prinsip dasar dalam pencitraan X-ray konvensional telah dibicarakan sebelumnya, yang
intinya ialah foto X-ray merupakan bayangan dari semua organ dan struktur tubuh. Jika
terdapat suatu obyek yang radioopaque, satunya berada di belakang yang lainnya, obyek
yang memiliki ukuran yang lebih kecil akan tidak terlihat. Untuk mengatasinya maka
digunakan metode tomografi linier, yang dikembangkan dengan mengkombinasikan
tabung X-ray dan pelat film digerakkan secara bersama-sama dalam arah yang berbeda.

Untuk kombinasi kecepatan tertentu, maka akan didapatkan satu citra yang tegak lurus
terhadap berkas X-ray.
Prinsip dari pembuatan citra X-ray dari beberapa titik juga digunakan dalam CAT, namun
dengan cara yang berbeda. Titik-titik tersebut diambil secara axial dari tubuh. Berkas Xray dikirimkan secara kecil (seperti batangan pensil) sehingga dapat men-scan irisan yang
tegak lurus denga axis tubuh. Dengan men-scan beberapa irisan, maka akan didapatkan
citra 3 dimensi. Selain mendiagnosa dengan bantuan film, dapat digunakan cara
mengukur intensitas X-ray yang telah menembus tubuh dengan bantuan detektor kristal
sodium iodide, xenon atau calcium chloride, yang berscintilasi. Cahaya scintilasi dapat
diukur dengan tabung photomultiplier. Pada CAT, sumber berkas X-ray yang seukuran
pensil diputar secara axial mengelilingi tubuh. Pada waktu yang sama detektor tersebut
bergerak dengan arah yang sama, namun berseberangan tempat. Pengambilan gambar
dilakukan setiap 1 0 hingga mencapai 180 0. Data-data tersebut diumpankan ke komputer,
yang akan mengkombinasikan antara pola densitas dan rekonstruksi dari densitas anatomi
dari citra 2 dimensi. Dengan mengulang proses ini untuk beberapa irisan, maka akan
didapatkan representasi 3 dimensi.
Untuk mengurangi durasi waktu, CAT modern telah menggunakan sumber X-ray yang
memproduksi fam beam dan berbagai detektor untuk mengukur secara simultan densitas
yang melewati porsi irisan yang lebih besar. Untuk instrumen yang memiliki kinerja yang
lebih cepat, memiliki fam beam yang dapat melingkupi seluruh bagian irisan. Beberapa
ratus detektor dibutuhkan untuk mengukur pola densitas dari irisan dengan resolusi yang
cukup untuk memenuhi standar interpretasi dokter. Untuk mempercepat durasi kerja CAT,
dapat dilakukan dengan mengurangi titik yang akan diambil citranya. Contohnya untuk
15 scan, digunakan 12 0 setiap pengambilan citranya, atau 18 scan, digunakan 10 0 setiap
pengambilan citranya. Sehingga durasi kerjanya dapat dikurangi sedikitnya 2,5 detik.
Scanner dengan durasi kerja 100 mdet masih dalam pengembangan. Namun bila durasi
kerja dipercepat, maka resolusi menjadi berkurang. Juga berlaku sebaliknya.
Laju scanning yang lebih tinggi memungkinkan untuk men-scan seluruh bagian dari
tubuh, bilamana pasien diminta untuk menahan nafasnya dan tidak bergerak untuk
beberapa detik. Dengan mensinkronisasi proses dengan instrumen ECG, memungkinkan
untuk merekonstruksi irisan dari hati untuk beberapa fase pada siklus jantung.
Beberapa teknik matematika yang berbeda dapat digunakan untuk merekonstruksikan
citra dari beberapa pola densitas selama pengambilan gambar. Sebagian besar melibatkan
transformasi Fourier, dan beberapa membutuhkan operasi iteratif, yang kesemuanya
dapat dilakukan oleh komputer. Filter digital ruang (spatial digital filter) digunakan untuk
menghilangkan efek blurring pada citra X-ray yang dihasilkan. Pada gambar dapat dilihat
contoh dari citra rekonstruks dari irisan otak. Pada beberapa sistem, efek kontras pada
beberapa daerah dengan densitas yang berbeda dapat ditingkatkan kualitas perbedaannya
dengan menggunakan TV monitor yang akan menambilkan perbedaan warna. Proses ini
disebut color enhancement. Proses ini sangat membantu untuk meninterpretasi deteksi
tumor atau keganjilan-keganjilan lain pada tubuh.

Anda mungkin juga menyukai