Materi:
Pengelolaan Keuangan
Negara
Badan Pemeriksa
Keuangan
Kekuasaan Kehakiman
3.
LANJUTAN
Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan undang-undang. 3)
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan
undang-undang.4)
Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan
undang-undang.3)
Pasal 23D
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
independensinya diatur dengan undang-undang.4)
Lanjutan
walaupun tanpa suatu deking. Apabila pencetakan uang itu dijalankan dengan
kurang hati-hati, maka akibatnya akan kurang baik yaitu cenderung untuk
menimbulkan inflasi. Inflasi mempunyai pengaruh seperti halnya dengan
pajak. Oleh karena itu seringkali inflasi disebut sebagai pajak yang tidak
kentara, karena konsumen dengan jumlah uang yang sama akan dapat
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang semakin sedikit jumlahnya
berhubungan dengan turunnya nilai uang.
Hasil dari Undian Negara. Dengan undian negara, pemerintah akan
mendapatkan dana yaitu perbedaan antara jumlah penerimaan dari lembaran
surat undian yang dapat dijual dengan semua pengeluaran-pengeluarannya
termasuk hadiah yang diberikan kepada pemenang dan undian negara
tersebut. Undian negara ini adalah baik sifatnya karena harga surat undiannya
adalah sangat murah, sehingga mereka yang membelinya tidak
begitumerasakan rugi kalau tidak memperoleh kemenangan, tetapi sekedar
menyumbang kepada pemerintah, sedangkan yang menang akan sungguhsungguh merasa senang, tetapi seringkali usaha-usaha mengumpulkan dana
melalui sistem undian ini membawa pengaruh-pengaruh yang kurang baik
terhadap kehidupan rakyat kecil karena mereka ini kemudian berlomba-lomba
dalam mencari kemenangan, tanpa melihat kemampuannya dan kurang
mengadakan perhitungan. Hal ini memang masuk akal karena bila mereka
menang, status sosialnya akan meningkat dengan cepat sekali. Contoh:
Sumbangan Yayasan Dana Bantuan.
Lanjutan
Pinjaman. Pinjaman ini dapat berasal dari luar negeri
APBN;
mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah
ditetapkan dengan undang-undang;
melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN;
melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan
fiskal berdasarkan ketentuan undangundang.
dipimpinnya;
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang
dipimpinnya
melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan
menyetorkannya ke Kas Negara;
mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara
/lembaga yang dipimpinnya;
melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya
dipimpinnya;
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang
dipimpinnya
melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan
menyetorkannya ke Kas Negara;
mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara
/lembaga yang dipimpinnya;
melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya
APBD;
menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD;
melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
yang dipimpinnya;
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya;
melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
mengelola utang piutang daerah yang menjadi
tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya;
mengelola barang milik/kekayaan daerah yang
menjadi tanggung jawab satuan kerja
APBN
merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan
Fungsi APBN
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
negara lainnya
Kedudukannya tidak sama dengan kementerian
negara yang berada di luar pemerintahan
Mempunyai hubungan kerja dan koordinasi dengan
lembaga negara lainnya
Landasan Operasional
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15
Tugas BPK:
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai
dengan kewenangannya
Fungsi BPK:
Optatif: berupa pemeriksaan, pengawasan, dan
Wewenang BPK :
a. Menentukan objek pemeriksaan merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun
dan menyajikan laporan pemeriksaan.
b. Meminta keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan oleh lembaga
negara yang mengelola keuangan.
c. Melakukan pemeriksaan ditempat penyimpanan uang dan barang milik
negara yang berkaitan dengan penelolaan keuangan negara.
d. Menetapkan jenis dokumen atau lainnya tentang pertanggung jawaban
keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK.
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara .
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
g. Menggunakan tenaga ahli dan atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang
bekerja untuk dan atas nama BPK.
h. Membina jabatan fungsional pemeriksa.
i.
Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan.
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
pemerintah
Kekuasaan Kehakiman
Pasal 24
Mahkamah Agung
Pasal 24A
(1) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
meguji peraturan perundang-undangan di bawah undangundang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
(2) Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di
bidang hukum.
(3) Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
(4) Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan
oleh hakim agung
(5) Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara
Mahkamah Agung serta badan peradilan di bawahnya diatur
dengan undang-undang.
Organisasi
Jumlah hakim Agung maksimal 60 orang
Masa jabatan 5 tahun
Anggota Hakim Agung diusulkan oleh Komisi
Yudisial, disetujui oleh DPR dan diangkat/ditetapkan
oleh Presiden
Ketua dan Wakil ketua dipilih oleh para anggota
Pimpinan terdiri dari ketua wakil ketua dan ketua
muda.
Wakil Ketua ada dua, yaitu Wakil ketua yudisial yang
membawahi ketua muda di bidang pidana, perdata,
agama, militer dan tata usaha Negara. Wakil ketua
non-yudisial membawahi bidang pembinaan dan
pengawasan
Komisi Yudisial
* Pasal 24B
(1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang
Organisasi:
Terdiri dari tujuh anggota
Masa jabatan 5 tahun
Anggota diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
atas persetujuan DPR
Komisi Yudisial:
Dalam kewenangan
Mengusulkan
pengangkatan hakim
agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung kepada
DPR untuk mendapatkan
persetujuan
Menjaga dan menegakkan
kehormatan keluhuran
martabat dan perilaku
hakim
hakim;
Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan
pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim;
Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap
laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim secara tertutup;
Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim,
Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap
orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum
yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat
hakim.
Mahkamah Konstitusi
Pasal 24C
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undangundang terhadap UndangUndang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat
Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
(3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masingmasing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi.
(5) Hakim Konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara
serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan
undang-undang.
Organisasi
Terdiri dari Sembilan hakim
Kewajiban:
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas
Mahkamah
Agung
Komisi
Yudisial
Mahkamah
Konstitusi